
Sebuah Perjalanan Panjang Bernama Pernikahan (3) – Detik-detik Pernikahan
arievrahman
Posted on April 3, 2016
Pagi itu, tak biasanya Mama cemberut. Padahal, hari itu merupakan hari spesial untuk kami, atau khususnya untuk saya yang sedang berulang tahun dan akan melangsungkan pernikahan pada hari yang sama. Namun, bukannya ucapan selamat atau kecupan yang saya dapatkan dari Mama, melainkan…
“TADI MALAM DARI MANA?”
Aduh, gawat, sepertinya saya akan kena amuk sebentar lagi. Menghadapi seorang wanita yang sedang emosi, apalagi gemini, saya setuju dengan Slank yang bilang ‘ngebohong salah, jujur malah tambah salah’, namun berbekal pelajaran PMP yang saya dapatkan sewaktu kecil, saya memilih untuk jujur “Nganu…nganu, Mah. Semalam aku tidur sama Galang.”.
Jujur, bahwa saya tidur dengan pria lain di malam sebelum pernikahan saya.
“KAMU ITU…”
“Ganteng?” Saya berbisik.
“…BUKANNYA TIDUR SAMA MAMA, MALAH SAMA GALANG!”
Oh, ternyata Mama cemburu. Saya menunduk dan membatin, wajar bila Mama kesal, karena saya lebih memilih tidur bersama pria yang baru saya kenal tiga tahun dibanding bersamanya yang sudah membesarkan saya selama 3o tahun. Di hari terakhir saya melajang, mungkin Mama berpikir bahwa saya seharusnya meluangkan lebih banyak waktu bersamanya, bukan malah tidur dengan pria brengsek seperti Galang.
Klik untuk membaca cerita sebelumnya, juga tentang hal-hal yang harus disiapkan menjelang pernikahan.
“Maaf Ma, aku pikir semalam kamarnya ramai.” Saya beralasan, karena memang ada banyak saudara yang menginap di Hotel Wirton ini. “Jadi aku tidur sama Galang deh di bawah.”
“YA UDAH, BURUAN MANDI, TERUS DI-MAKE UP-IN!“
Perjalanan di Hari Pernikahan – 14 Februari 2016
06.20
Saya menyelesaikan mandi sunnah, tanpa sempat buang air besar karena diburu-buru keadaan. Berikutnya, saya berpakaian dengan segera. Setelan jas menjadi pilihan saya untuk akad, supaya terlihat rapi dan profesional. Bukan setelan jas yang dijahit custom sesuai ukuran badan, namun setelan jas yang dibeli di mal karena diskon.
“Ayo kalau sudah buruan dibedakin.”
“Aduh.”
06.30
Proses bedak-membedak ini ternyata berlangsung singkat, tidak sakit, dan tidak menimbulkan trauma masa kecil bagi saya. Setelah selesai, saya tampak seperti seorang eksekutif muda dengan wajah yang putih dan leher yang hitam muda.
“Sebentar, pakai lipstick dulu, Mas.”
Saya pasrah, ketika sebuah lipstick mendarat di bibir saya yang ranum. Tanpa peduli apakah itu lipstick 50.000 atau 500.000, saya menikmatinya.

Pesan, jodohnya satu, ya Allah.
07.10
Saya telah siap, Mama dan keluarga pengiring calon pengantin pria telah selesai didandani dan dibedaki. Tidak sepucat mayat, dan tidak seputih Sinta, riasan hari itu terasa pas di wajah. Apalagi di wajah Mama yang sudah tidak cemberut, riasan tersebut sangat terlihat cantik.

Ready to ho’oh!
“Kalau sudah siap, langsung kumpul di bawah ya.” Pinta salah seorang kru dari wedding organizer yang bertugas pada hari itu.
Aduh, mana belum sarapan pula. Untung saja semalam saya sudah cukup puas melahap sepasang ayam McDonald’s.
07.30
Tak berapa lama, dan tanpa drama, kami telah siap di lobi Hotel Wirton. Dengan para pria yang mengenakan setelan jas gelap semua, kami lebih mirip serombongan mafia dibanding rombongan pengantar pengantin. Untung saja, para wanitanya mengenakan pakaian muslimah, sehingga kami menjadi terlihat seperti rombongan mafia syariah.
“Kalau sudah foto-fotonya, langsung bergerak menuju lokasi ya. Semua sudah siap semua di sana.”
07.40
Sebenarnya, Masjid Nurul Jamil yang menjadi lokasi resepsi pernikahan saya saat itu dapat dicapai dengan berjalan kaki dari hotel, namun berhubung banyak yang bilang “Masa pengantin kok jalan kaki.”, akhirnya kami bergerak menuju masjid dengan menggunakan mobil pengantin.
Ya kami, saya, Mama, Om Nono sebagai wali menggantikan Papa, dan Rico sebagai sopir tembak.
07.50
DHEG!
Untuk pertama kalinya dalam hari itu, jantung saya berdetak lebih kencang dari biasanya. Aneh, padahal saya tidak ngopi pagi itu, dan tidak sedang menatap wajah Dian Sastro. Ataukah ini yang dinamakan sindrom pernikahan? Entahlah.
Perlahan, mobil memasuki pelataran parkir Masjid Nurul Jamil. Saya semakin dag-dig-dug. “Is this the day? The day when I end my single and miserable life?”
Seperti Leonardo DiCaprio yang baru saja tiba di malam Oscar, pagi itu saya turun dari mobil dengan sambutan kamera para fotografer pernikahan.
“Maaf Mas, ulang lagi Mas, turun dari mobilnya. Yang tadi kurang ganteng.”
Asem.
08.00
Dengan diapit Mama dan Om Nono, saya menaiki undakan tangga kecil ke arah tempat akad. Pada halaman masjid yang telah disulap dengan dekorasi serba putih tersebut, telah menanti Mamam dan Daddy yang sudah tidak terlihat gahar lagi. Kali ini, raut haru dan bahagia terpancar di wajah mereka, menyambut kedatangan keluarga saya.
Berikutnya, Mamam mengalungkan rangkaian melati ke leher saya. Kami bersama-sama bergerak menuju tempat duduk yang telah disediakan.

Untuk saya dan Neng, Masjid Nurul Jamil adalah sebuah venue yang tepat untuk melangsungkan hajat pernikahan kami. Masjid merupakan tempat suci bagi umat Islam, sementara halamannya yang hijau dan mungil, sangat cocok dengan konsep white garden party yang diimpikan Neng.
Guna mewujudkan impiannya itu, Neng memilih vendor Putih Putih Decoration untuk mendekorasi lahan yang ada. Semuanya serba putih, seputih wajah saya hari itu.
PS: Jika ingin mendapatkan diskon dari Putih Putih Decoration, bilang saja dapat referensi dari Backpackstory, atau katakan kalau temannya Ariev dan/atau Gladies.

08.15
Berikutnya, acara dilanjutkan dengan pidato penyampaian maksud kedatangan keluarga saya pada acara ini, –termasuk penyerahan kotak serah-serahan secara simbolis– yang disambut dengan baik oleh keluarga Neng.
Disambut dengan baik, belum tentu diterima nikahnya. Karena masih ada tahapan yang harus saya lakukan, yaitu melangsungkan akad nikah. Setelah acara serah terima selesai, saya digiring ke sebuah meja putih dengan beberapa buah kursi dan sepasang microphone.
Meja putih dengan papan-papan kecil bertuliskan: calon pengantin pria, calon pengantin wanita, saksi 1, saksi 2, wali nikah, dan penghulu.
DHEG! Rintangan apalagi yang harus saya hadapi kali ini?

08.30
Dengan tertunduk, saya mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran yang dilantunkan seorang bapak berpeci tinggi yang membuatnya mirip pengawal Ratu Elizabeth yang mengenakan batik. Di hadapan saya telah duduk Daddy sebagai wali nikah bersama seorang penghulu dari KUA, sementara di kanan kiri kami duduk dua orang saksi, dengan Pakde Wid sebagai saksi dari keluarga saya.
Saya semakin deg-degan ketika Neng belum juga kelihatan batang hidungnya, apa jangan-jangan dia ketiduran tadi malam sehabis party? Atau dia sedang bersembunyi di bawah meja putih ini? Damn, where are you when I need you the most?
“Sudah siap ijab kabul?” Tiba-tiba pak penghulu membuyarkan lamunan saya tentang Marshanda.
DHEG!
Apakah ini saatnya saya untuk menikah? Apakah saya sudah siap hidup dengan seorang wanita pisces yang suka berdiam diri kalau ngambek seumur hidup saya? Apakah Newcastle akan bertahan di Premier League musim ini? Apakah Cinta akhirnya menikah dengan Rangga di AADC2? Apakah Risty Tagor jadi cerai dengan suaminya yang tak mampu menafkahinya 20 juta per bulan?
Berbagai pikiran muncul di otak saya, sementara Daddy menatap saya tajam. Anjir, kok jadi garang lagi wajah Daddy?
Pak Penghulu menyerahkan sebuah microphone kepada saya, sementara microphone satunya diberikannya kepada Daddy. Gawat, saya belum pernah ijab kabul sebelumnya dan belum latihan apa-apa tentang akad nikah ini. Bagaimana kalau tiba-tiba saya salah sebut nama mantan, atau nama Galang?
DHEG!
Berikutnya, Pak Penghulu menyerahkan sebuah kertas kecil kepada saya yang diiringi kedipan sebelah matanya. “Dibaca saja.”
Sambil bersalaman dengan Daddy, saya membaca tulisan tangan Pak Penghulu di kertas tersebut. Hmm, sebenarnya ini penghulu apa dokter sih?
“SAYA TERIMA NIKAHNYA POETRY GLADIES KARINA DEWI BIN MOCH. TABRONI DENGAN MAS KAWIN PERHIASAN DIBAYAR TUNAI.”
Sebuah perkataan lantang, yang langsung dibalas dengan kalimat Daddy berupa kesediannya menikahkan putrinya dengan saya.
“BAGAIMANA, SAH PENONTON?” Teriak MC akad kepada semua yang hadir.
“SAAAAAHHHHHHHHHH!” Teriak semua yang hadir kompak dan bersamaan.
“Alhamdulillah, sekarang kita keluarkan mempelai wanitanya.”
09.00
Sambil mengenakan kebaya putih yang serasi dengan bedak saya, Neng berjalan ke meja akad untuk kemudian duduk di samping saya. Ini kali pertama kami duduk bersama sebagai suami istri yang sah secara agama, dan sudah halal untuk melangsungkan sebuah hubungan. Hubungan pernikahan.
Saya menyalami tangan Neng, yang ternyata sangat dingin. Aduh Neng, kamu habis mainan es balok di belakang panggung?
Berikutnya, Pak Penghulu menyerahkan sepasang buku nikah dan surat-surat yang harus kami (saya dan Neng, bukan saya dan Daddy yang berkumis tebal) tanda tangani supaya pernikahan ini sah dan diakui oleh negara, juga supaya boleh bulan madu ke Aceh. Pada sesi yang sama pula, kami saling memasangkan cincin yang telah kami beli sebelumnya. Wedding ring, bukan suffe ring.
Acara selanjutnya, adalah prosesi sungkeman kepada orang tua dan sesepuh, yang dilanjutkan oleh saweran. Bukan, saweran yang dimaksud di sini adalah bukan saya goyang kayang dan Neng pole dancing kemudian penonton yang hadir nyawer, melainkan menyebarkan rezeki dan kebahagiaan secara simbolis dalam wujud koin dan permen kepada teman-teman yang hadir.
Sekarang, kami bukan lagi dua, melainkan satu. Satu keluarga, yang pelaporan SPT Tahunan-nya boleh digabung.
09.25
Setelah prosesi akad selesai, selanjutnya kami diberikan waktu untuk beristirahat sebentar, coffee break sebelum berganti baju dan mengenakan riasan kembali untuk acara resepsi.
Ternyata, perjalanan hari itu masih panjang.
Pada hari spesial ini, saya juga meminta bantuan kepada dua sahabat saya Sutiknyo dan Wira Nurmansyah yang sudah tak suci untuk mendokumentasikan acara suci ini dalam bentuk video dan foto.

With the videographer & Photographer (disclaimer, bukan gue yang ngancingin kancing jas bawah)
10.20
Di belakang panggung pelaminan, saya dan Neng didandani lagi untuk acara resepsi. Kali ini Neng memercayakan Wickky Halim yang juga tergabung dalam tim Barli Asmara (I don’t know who s/he is) untuk memoles wajahnya secara natural. Sementara untuk urusan busana, kami mengenakan kebaya nasional dengan warna biru muda, seperti warna Backpackstory.
Dengan beskap yang slim fit yang muat pada badan saya, saya cukup senang karena hasil diet empat bulan saya menunjukkan hasilnya. Di belakang panggung itu pula, saya dirias kembali, masih dengan riasan yang sama, yaitu wajah yang putih dan leher yang hitam muda.

“Ayo, kalau sudah langsung masuk mobil lagi.”
Deja vu. Sepertinya tadi sudah pernah seperti ini.
11.11
Seperti kejadian beberapa jam sebelumnya, mobil kembali diparkir di pelataran masjid Nurul Jamil dengan Rico masih sebagai sopir tembak. Namun kali ini hanya ada saya dan Neng di belakang, sebagai suami istri.
Dengan slow motion, saya turun dari mobil.
“Maaf Mas, ulang lagi Mas, turun dari mobilnya. Istrinya diajak juga dong.”
Eh iya ding!

Saya kembali melewati jalan setapak yang sama seperti yang saya lewati tadi pagi menuju meja akad, namun bedanya kali ini ada Neng yang menggamit lengan saya, sebagai suami istri.
Pada kanan kiri jalan, terlihat teman-teman yang mengenakan busana putih sebagai dresscode, memegang balon berwarna putih yang melambangkan kesucian (Kesucian saya lah, siapa lagi). Mereka menyambut ketibaan kami di halaman masjid dengan bahagia di wajah dan kamera di tangannya.
Semua bahagia, di hari bahagia saya dan Neng, sebagai suami istri.

Pelepasan balon-balon bahagia.
11.30
Kami berjalan ke atas panggung pelaminan dengan diiringi lantunan lagu yang manis dari Gail Satiawaki, seperti Yovie & Nuno, ternyata Gail juga memiliki bandnya sendiri yang menghibur teman-teman pada hari itu. Walaupun lagu request saya yaitu ‘God Only Knows‘ tidak dinyanyikan pada hari itu, namun saya tetap bahagia dengan adanya Neng di samping saya.
Selain alunan musik yang merdu, kemeriahan hari itu juga tidak lepas dari bantuan teman kami, yaitu Steny Agustaf yang meluangkan waktunya untuk bertugas sebagai Master of Ceremony pada acara kecil ini. We owe you a lot, bro! Juga terima kasih Mbak Fara yang telah menghubungkan kami, jasa-jasa lu kayak Nokia Mbak, connecting people!
12.01
Setelah kami siap untuk dipajang di panggung pelaminan, teman-teman yang hadir pun siap untuk menikmati aneka hidangan yang disajikan pada hari itu, termasuk salah satunya Brownies Dapur Gladies yang fenomenal itu.
*kirim invoice ke istri*
Yang membuat momen hari itu lebih bahagia adalah ketika kami mendapati teman-teman naik ke atas panggung pelaminan, untuk menyalami kami, mengucapkan selamat dan mengiringkan doa-doa baik, juga untuk menyelipkan bingkisan serta amplop!
Alhamdulillah.
Siapa sangka, berawal dari menulis buku cinta-cintaan yang merupakan awal perjumpaan saya dan Neng, kini kami dapat menulis buku berdua, yaitu buku pernikahan.
Yeah, my life just begins at 30. Literally.

Life begins at 30
Marriage, is a journey without turning back point, and I am glad that, I do it together.
15.30
Sebuah Mazda 2 berwarna abu-abu tua dengan hiasan bunga, yang berisikan sepasang suami istri nampak melaju meninggalkan Hotel Wirton, menuju ke sebuah tempat rahasia. Mereka berencana untuk menikmati malam pertama sebagai suami istri.
Bersambung…
Tagged: Akad Nikah, Bandung, Nurul Jamil, Pernikahan
“Sambil mengenakan kebaya putih yang serasi dengan bedak saya…”
😂😂😂😂😂😂😂😭
* aseeem ngakak g udah-udaaah… *
😂😂😂
LikeLiked by 1 person
LAAFFFFFFTTTT ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
LikeLike
Duh terharu beb…aku merelakanmu bahagia…selamat yo pakdhe. Maap kalo videonya ala ala 🙂
LikeLike
Makasih yo beb, videone ciamik iki, I owe you a lot pokoke mas.
LikeLike
Hitam muda, baru nemu warna ini
LikeLike
Yoih, hanya ada di Backpackstory.
LikeLike
doakan aku cepat menyusul masnyaaaaaaaa *ngelap aer mata*
*lebih krn ketawa, bukan terharu*
LikeLike
LHO AKU PIKIR KAMU UDAH NIKAH KAAAKKKK!
LikeLike
LOHHHHHHHHHHHHHHHH… ayo keluarin stock yang mau dikenalin ke aku maz =))
LikeLike
HAHAHAHA KAMU MAU CARI YANG GIMANA CIIIKKKK? 😛
LikeLike
Tulisannya antara bikin terharu dan ngakak kepingkel ngguyu :))) Videonya apiiikk, haru diawal, senyum2 ditengah sampai terakhir. Kebawa suasana bahagianya. Langgeng selalu untuk kalian
*Kok yooo Risty Tagor sempet2e dilebokno :))))
LikeLike
Hihihihihi, suwun yo mbaaak, sampeyan yo sing langgeng karo si mister yooo.
Risty Tagor yoi yaaa~
LikeLike
Kirain bakal terharu, malah banyakan ngakaknya gara gara wajah putih dengan leher hitam muda, jyahahahahahaha.
Dekornya cakep yaa, bikin adem walaupun acaranya siang siang gitu, dan untungnya di bandung. outdoor siang siang di jakarta kayaknya bakal meleleh saking teriknya
LikeLike
Hahahaha, terharu kenapaaa? Di sini mah tempatnya senang-senang :))))))
Iyah ternyata cakep pilihan si Neng. Nah iya Jakarta panas sih yah.
LikeLike
Videonya ketje abis!
LikeLike
MAKASEEHHHHH~
LikeLike
Mamanya mas ariev cantik, di foto terakhir makin keliatan cantiknya, mungkin karena saking bahagianya ❤
LikeLike
Iya, kalau orang bahagia mah pasti jadi lebih berbinar-binar ya wajahnyahhh ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
LikeLike
hah jadi Risty Tagor biaya hidupnya 20jt per bulan? masa segitu doank sihhh *ini kenapa fokusnya kesitu ya* x)))))
Kak Bolang keterlaluan laahh, video kece kayak gini masa dibilang video ala-ala huh!!
LikeLike
IYAAAA! Sementara si Stu cuma bisa kasih 3 juta per bulan karena lagi nganggur. *eh kok malah hosip*
Iya si Om Bolang emang suka merendah gitu huh!
LikeLike
Selamat mas atas pernikahannya, kece abiess
LikeLike
terima kasih mas yusuf!
LikeLike
jadi om bolang sama om wira udah nggak suci? tapi tinggal wudhu aja sih ya.
sepertinya next story bakal lebih seru nih.
next story bakal ada kayak Riana Rara Kalsum nggak mas? xD
LikeLike
Iya mz mereka sudah gak suci karena bergumul bersama dalam satu kamar. Next story ditunggu yaaa!
Aku takut euy kalau masukin tante riana, nanti aku dijadikan bahan postingan IG dia, mz.
LikeLike
Asiik ada gw juga ikut kefoto :)))
LikeLike
YOIH! POKOKNYA HARUS ADA HANI DI SITU!
LikeLike
Semoga vendor pernikahannya siap untuk tidak kelabakan karena calon konsumennya mengaku sebagai teman Arev Rahman / backackstory! Tapi bawa berkah hahaha 😀
Sekali lagi, lewat fesbuk tak cukup, saya ucapkan selamat untuk pernikahannya Mas Arif dan istri. Yang sakinahlah, mawaddah-lah, warrahmah-lah. Amin 🙂
LikeLike
Ahahahaha, semoga vendornya makin laku haha.
Aamiin aamiin mas, terima kasih ya atas ucapan dan doanya, aamiin aamiin!
LikeLike
Selamat ya Mas Ariev dan Mbak Gladies, diberkati langgeng, salam bahagia
LikeLike
Aamiin aamiin! Terima kasih yaaa!
LikeLike
Aamiin aamiin terima kasih yaaa~
LikeLike
Ihiy! Selamat ya Mas Ariev yang ngehits seantero sosmed. Hahaha. Semoga sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
Duh jadi pengen cepet-cepet ketemu jodoh. 😂
LikeLike
(((NGEHITS SEANTERO SOSMED))) aamiin semoga lekas ketemu yaaa haha!
LikeLike
Selamaaaat atas pernikahannya. Semoga langgeng sampe kakek nenek 👍
LikeLike
Terima kasih banyaaaak! Aamiin doanyaaa!
LikeLiked by 1 person
Ihiy! Yang anniversarynya beda dua hari sama akuuu :))) Daddy kece banget, setelan dan blangkonne apik. Laf! Salam buat Daddy ya :)) Videone apik pol kak!
LikeLike
Ahahaha hai cicipin! Iyaaa kece dan gahar yah :))
Yuk kapan kita ketemuaaan? Double date gitu hahahaha.
LikeLike
Ngucapinnya sekali mas? Keren dah mentalmu ehhehehhe. Kdang orang grogi mau ngucapinnya 😀
LikeLike
Haha kan tinggal mbaca mas, untunge lancar :))
LikeLike
selamat menempuh hidup baru Ariev dan Gladies, semoga jadi pasangan traveler samawa yaaa
LikeLike
aamiin aamiin! Semoga diberikan banyak waktu untuk jalan-jalan bersamaaaa~
LikeLike
Jadi kamau juga menjalin hubungan dengan galan ??? Hmmmm boleh dicontoh hahaha
LikeLike
Kalau masalah itu aku yakin kamulah ahlinya kaaak 😛
LikeLike
hahaha kocak tulisane.
selamat menempuh hidup baru Ariev dan Gladies. Bahagia selalu.
LikeLike
Aamiin Wid! Suwun yaaaa.
LikeLike
Adem, Kak bacanya… 😊
Selalu sehat dan diberkati ya, Kak. Malam pertamanya ga usah terlalu detail nanti, terima kasih.
LikeLike
Aamiin aamiin makasih kak alonk!
Cerita malam pertamanya sih kayak gini: https://backpackstory.me/2016/04/08/sebuah-perjalanan-panjang-bernama-pernikahan-4-malam-pertama-dan-sebuah-epilog/ 😛
LikeLike
*nungguin cerita horny moon nya *teteup *persisten *kayak ngejer gebetan 😛
LikeLike
Hahahaha udah adaaaaa https://backpackstory.me/2016/04/08/sebuah-perjalanan-panjang-bernama-pernikahan-4-malam-pertama-dan-sebuah-epilog/ 😛
LikeLike
Pantesan takut-takut gimana ya waktu pertama kali ketemu. Si Daddy kumisnya bikin nyali ciut hihihi.
Suka sama konsep pestanya. Ternyata di halaman masjid bisa jadi cantik dan sweet gini yaa!
LikeLike
Yoihhhh, gahar yak daddy? Hahahaha.
Iyaaa maksimalin space ruang terbuka di masjid aja kak itu.
kalau kamu gimana nanti konsepnya? 😀
LikeLike
selamat Mas Ariev dan Mbak Gladies… barakallah ya.. bahagia selamanya
pengen kasih doa yang serius tapi pecah konsentrasi pas baca ” Aduh Neng, kamu habis mainan es balok di belakang panggung?” (( YA KALI ))
sering2 cek masa kerja lampu kamar ya, pasti sering dinyalain dimatiin kan ya ^o^
semoga segera bikin tulisan “babymooncation” ihiyyyy
LikeLike
Aamiin aamiin, terima kasih doanyaaa~
Hahahaha kok jadi pecaaahhh 😂😂😂😂😂
Hihi iyaa kalau sudah redup nanti aku ganti lampunyaaa.
Tulisan pertamanya ada dooong https://backpackstory.me/2016/04/08/sebuah-perjalanan-panjang-bernama-pernikahan-4-malam-pertama-dan-sebuah-epilog/ 😛
LikeLike
ternyata di videonya kamu terlihat tegang ya kaakkkkk.. :p
LikeLike
Hahaha actingku bagus berarti 😛
LikeLike
aiisshhh romantisnyaa….:D.. walo ga bisa kebayang mukamu putih dengan leher hitam muda mas hihihihi ;p. Suka ngeliat kalian berdua mas.. cocok bgt. moga langgeng ampe kakek nenek yaa ;). Ga nunda2 punya momongankan?
Udh pas bgt lah nikah di umur segitu… ga usah terlalu muda memang.. aku juga nikah pas 29 jalan 30 :D..
LikeLike
Hihihi emang romantis yaaa? Ihik. Aamiin doain aja biar keluar momongannyaaa hehehehe.
Iyaaa, emang mungkin bagi beberapa orang idealnya ya di umur segini, pas sudah bisa ngatur keuangan hehe.
LikeLike
Pas ngeklik tulisan ini ngebayangin yang serem-serem dan menegangkan. Eh malah senyum-senyum sendiri ngga henti-henti. Hahaha..
LikeLike
Huahahaha! Emang yang serem dari pernikahan apa mz? 😛
LikeLike
Tulisan bagus….hampir mirip sama pas nikan kami dulu …seorang sanguinis pasti akan gini juga heu
LikeLike
Eh masa aku sanguinis sih? :)))))
LikeLike
slamet ya yang udah menikah, gak mau ke bali nih bulan madunya ? hehehehehehe . di bali banyak tempat romantisnya juga loh.
LikeLike
Ehehehe, nanti yaaa kalau ada sponsor :p
LikeLike
hmmm.. mestinya jalan kaki aja ke tempat akad.. masa kalah ama Gibran #eh
LikeLike
Hahaha, ini kan buat lucu-lucuan aja 😛
LikeLike
Selamat ya Mas Ariev, semoga menjadi keluarga SaMaRa. Nuansa pernikahannya sama neh kayak saya 4 tahun yang lalu, biruu.
Salam kenal dari Keluarga Biru di Malang.
LikeLike
Salam kenal ya mas!
Iya, biru dipilih karena nuansanya adem dan bikin tenang hehehe. Terima kasih atas doanya mas 😀
LikeLike
Ulasan yang Menarik.. TOP BANGET
LikeLike
Ya makasih.
LikeLike
Selamat mas atas pernikahannya, keren abies…
LikeLike
terima kasih banyak mas!
LikeLike
eh Loh.
saya juga hadir diLokasi ini Loh.
asLi
tapi..mungkin pengantennya berbeda. dengan waktu yg tak sama pula.
hehehe
LikeLike
Jadi gimana datang ke lokasi itu? Bagus gak lokasinya? Hehehe.
LikeLike
wahwahhh cerita yang seru. jadi pengen nikah juga hahaaa.
overall saya paling suka video nya, bikin haru juga yah .
LikeLike
Ahahaha, ayo nikah! 😛
Videonya yang bikin mas bolang lostpacker, kece ya?
LikeLike
Alhamdulillah, selamat mas “meski udah telat, tapi tidak mengurangi ikhlas dan tulusnya” hahahaha
LikeLike
Ahahahaha makasih loohhhh!
LikeLike
tulisannya bagus,, serius tpi ad lucu”nya
LikeLike
Yay! Makasih apresiasinya 🙂
LikeLike
Pas baca ini “oh my God, she is owner dapur gladies yang hits zaman saya kuliah itu?” ternyata baru tau mukanya Teh Gladies. Anyway, saya bersyukur banget sepagi ini nyampe kantor nemu blognya Kang Ariev senyum-senyum sendiri dipojokan. What a ngakak banget, suka alurnya, suka bahan banyolannya hahaha
Bahkan cuma dari baca blog aja i know you loves her so much, Kang.
Good luck, Akang dan Teteh.
LikeLike
Wahahaha (((hits zaman kuliah))) iya itu Gladies yang itu, makasih banyak ya sudah suka dengan cerita ini, karena ada juga yang ngomong ga enak di belakang perkara ini hahaha.
Thanks teh! Semoga bahagia selalu yaaa.
LikeLike
wah keren yah acara pernikahannya, aku juga ada cerita tentang pernikahan aku nih guys, awalnya aku pikir persiapan pernikahan itu gak rumit, tapi ternyata gak semudah yang ku bayangkan, apalagi aku dan calonku sama-sama sibuk di pekerjaan masing-masing akhirnya kami memutuskan untuk cari venue di daerah jakarta selatan. karena aku tinggal di daerah depok dan calonku tinggal di daerah tangerang, jadi kita putuskan untuk cari lokasi di tengah-tengah yaitu Jakarta selatan. kita memutuskan sama-sama untuk cuti 2 hari untuk menyiapkan semua persiapan pernikahan kita. mulailah kita mencari gedung pernikahan karena aku dan calonku memang prefer untuk menikah di gedung. Satu dan dua hari berlalu belum juga kita mendapatkan gedung yang sesuai keinginan kita, belum lagi kita cari-cari vendor dll. Akhirnya aku dan calonku memutuskan untuk mencari gedung lagi di hari libur, tetapi ternyata byk yang tidak ada stafnya karena mereka libur, aku pun dan calonku hampir hopless karena kita belum juga mendapatkan gedung. Akhirnya kita mampir ke graha elnusa karena kita dengar disana masjid yang bagus dan sekalian kita mau sholat ashar disana, iseng-iseng masuk ke dalam ternyata aku langsung jatuh cinta dengan layoutnya yang unik dan aksesnya yang mudah karena ballroomnya di lobby dan ternyata mereka juga sudah menyiapkan paket pernikahan all in ditambah lagi aku diberikan bonus hooneymoon dan wedding car, alhamdulillah aku merasa sangat terbantu sekali dan aku bersama pasanganku bisa fokus bekerja dan persiapan pernikahanku dibantu oleh tim his graha elnusa, pelayanannya juga oke dan ramah guys, dan pada hari h acara pernikahanku dapat terwujud sesuai dream wedding aku dan dikerjakan sangat profesional sekali dengan tim his graha elnusa. waktu itu aku dibantu oleh mba alvie, ini kontaknya guys 0821.4151.7535/wa 0822.9919.2138. Terima kasih guys.. semoga bermanfaat yah 😉
LikeLike
siap kakaaa~
makasih atas sharingnya, sukses selalu yaa!
LikeLike