
Pada suatu pagi yang dingin di bulan September 2015, seperti biasa, saya terbangun karena suara alarm yang berisik dari handphone. Sebagai seseorang yang tumbuh di era millenium, wajar rasanya kalau hal pertama yang dilakukan setiap bangun pagi adalah mengecek notifikasi di handphone, apalagi saat itu saya belum menikah, sehingga belum mempunyai ‘kesibukan lain’ selepas ‘bangun’ tidur.
Mata saya tertuju pada beberapa notofikasi yang muncul, beberapa mention di Twitter, beberapa likes di Instagram, beberapa love yang tak terbalas di Path, beberapa comment di Facebook, dan beberapa SMS yang masuk.
Wait, SMS? Seingat saya, hanya ada sedikit kemungkinan SMS yang masuk ke handphone saya, dan beberapa di antaranya adalah:
- SMS Banking pertanda gajian. Tapi saat itu bukanlah hari gajian saya.
- SMS Mama minta pulsa. Namun Mama saya tak pernah meminta pulsa, melainkan meminta supaya saya segera menikah.
- SMS penawaran KTA dan penutupan kartu kredit. Sepertinya tak mungkin lah, mereka mengirimkan SMS di tengah malam dan mengganggu tidur calon konsumen, bisa langsung di-block nanti kontaknya.
- SMS pemberitahuan adanya transaksi online yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Ya, memang saya sering bertransaksi online, apalagi kalau menyangkut kebutuhan traveling seperti membeli tiket penerbangan dan memesan penginapan, tapi semalam kan saya tidur cepat, dan sepertinya saya belum melakukan transaksi online lagi di beberapa hari terakhir.
Karena merasa ada yang janggal, saya langsung membuka notifikasi SMS tersebut, dan benar saja, ada empat buah SMS yang mencurigakan, dikirim pada tengah malam.
Saya mendapati SMS atas transaksi kartu kredit milik saya, di sebuah perusahaan travel (sebut saja namanya Mawar Travel --bukan nama sebenarnya), dengan total nilai transaksi lebih dari lima juta Rupiah. Semuanya transaksi yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya.

Ilustrasi diperagakan oleh model profesional.
Panik, saya langsung menelepon bank penerbit kartu kredit saya (sebut saja Bank Melati –bukan nama sebenarnya juga) untuk langsung memblokir kartu kredit akibat adanya transaksi yang mencurigakan, sekaligus meminta untuk mengirimkan kartu kredit penggantinya.
“Wah, ini pasti fraud atau penipuan nih.” Geram saya. Menurut definisi Wikipedia, fraud atau penipuan adalah sebuah kebohongan yang dibuat untuk keuntungan pribadi tetapi merugikan orang lain, dan yang termasuk di dalamnya antara lain adalah: pencurian identitas, tagihan palsu, juga pemalsuan dokumen atau tanda tangan.
Sambil menelepon call center Bank Melati, yang dalam kasus ini bisa menghabiskan pulsa beberapa puluh ribu Rupiah dan waktu lebih dari sepuluh menit, saya mulai menganalisa kemungkinan apa sajakah yang dapat menyebabkan saya terkena fraud semacam ini.
A. Pembajakan Akun di Mawar Travel
Ya, saya memang memiliki akun di Mawar Travel, yang memungkinkan saya untuk melakukan transaksi dengan cepat, karena data-data transaksi saya sebelumnya sudah tersimpan di sana. Apalagi tanpa adanya 3-D Secure Feature –yaitu perlindungan tambahan yang diterapkan oleh bank penerbit kartu kredit, yang biasanya berupa pengiriman PIN atau kode unik ke handphone pemilik kartu. Nantinya kode itu akan di-input di layar transaksi online— yang saat itu tidak diimplementasikan oleh Mawar Travel, dengan alasan demi kemudahan konsumen.

Ilustrasi: Mawar Travel
Saya berpikir, apabila akun saya dibajak, maka pembajaknya bisa dengan mudah melakukan transaksi dengan menggunakan akun saya. Namun, setelah berkoordinasi dengan Mawar Travel beberapa hari setelah kejadian, pihak Mawar Travel menegaskan bahwa data-data konsumen dipastikan aman di sana, sehingga pembajakan akun tidak mungkin dilakukan.
Wah, pasti Mawar Travel belum kenal hacker seperti Neo di film The Matrix nih. Bukan, bukan yang nyanyi “Borju”.
B. Pencurian Data Kartu Kredit ketika Transaksi Offline
Sebetulnya, ini adalah kemungkinan yang paling saya khawatirkan. Bagaimana tidak, apabila melakukan pembayaran dengan kartu kredit di restoran, saya sering memberikan begitu saja kartu kredit saya kepada para pegawai restoran yang bertugas ‘menggesek’ anu, kartu kredit saya.
Padahal, bisa saja mereka (semoga saja tidak) mencatat data-data yang ada pada kartu kredit saya, yang meliputi: Nomor kartu kredit, jenis kartu kredit, nama yang tertera pada kartu kredit, masa berlaku kartu kredit, bank penerbit kartu kredit, dan kode CVV yang terletak di balik kartu kredit.

Ilustrasi: Kartu Kredit untuk Transaksi Offline
Atau kalau mau lebih simpel, tidak perlu dicatat, cukup difoto, dan voila! Data kartu kredit sudah di tangan, dan dapat digunakan untuk bertransaksi online pada beberapa merchant yang tidak menerapkan 3-D Secure Feature dalam proses transaksinya.
C. Phishing dan Pencurian Identitas Kartu Kredit
Kemudian, saya jadi menerka-nerka kemungkinan yang lain, yaitu phishing. Memang beberapa minggu sebelum kejadian, saya sempat menerima sebuah email dari “PayPal” yang mengatakan “Your Account Has Been Limited” sehingga saya harus melakukan registrasi ulang, termasuk memasukkan data-data kartu kredit saya melalui tautan yang ada di email tersebut.
Bodohnya, –mungkin juga karena panik akibat kemungkinan yang akan terjadi apabila saya tidak menuruti email tersebut yang akhirnya dapat mengakibatkan akun PayPal saya tidak dapat digunakan untuk: Send or receive money, Withdraw money, Remove any bank account, Remove credit card, hingga Close your account– saya menuruti apa yang dikatakan oleh email tersebut dan memasukkan data-data yang diminta.
Selanjutnya, saya sadar bahwa saya telah melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam hidup saya. Bukan, ini bukan berbicara mengenai pernikahan. Setelah memberikan data-data tersebut, saya kemudian menyadari bahwa akun yang mengirimkan email adalah bukan akun resmi PayPal, dan saya pun lemas seketika.

Waspadai email yang mengatasnamakan entitas tertentu!
"Jangan-jangan, saya memang kena phishing? Sepertinya sih demikian."
Kriminalitas di Bidang Perbankan
Secara umum, tindak kriminalitas di bidang perbankan dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelompok utama –yang bukan hanya dapat menimpa pengguna kartu kredit seperti saya, yaitu:
- Skimming: Tindak pencurian data dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan mesin EDC yang biasa digunakan di toko-toko favorit kamu. Potensi terjadinya skimming dapat ditanggulangi, salah satunya dengan menggunakan kartu ATM atau kartu debit yang menggunakan chip.
Ilustrasi: Pemakaian Mesin EDC untuk transaksi.
- Phishing: Upaya pencurian informasi nasabah berupa user ID, kata sandi (password), hingga data kartu kredit. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada artikel ini, namun sekadar informasi, phishing dapat juga terjadi pada kartu debit yang dapat menggunakan tanda tangan untuk otorisasinya. Solusinya, dapat menggunakan kartu debit dengan kode PIN untuk otorisasinya.
- Malware: Program atau software yang diciptakan oleh oknum yang tidak bertanggung-jawab untuk menyusup atau merusak sistem komputer, sehingga memungkinkan oknum tersebut mendapatkan data pribadi nasabah, seperti User ID atau Password.
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya belum pernah (knock on wood!) menjadi korban kriminalitas di bidang perbankan melalui mesin ATM dan kartu debit tapi pada dasarnya, phishing juga bisa terjadi pada kartu debit dan kartu ATM yang mempunyai kode CVV dan pemakaiannya untuk transaksi dapat menggunakan tanda tangan saja.
Selanjutnya, saya akan mengulas lebih lanjut mengenai phishing yang pernah menimpa saya.
Tentang Phishing dan Pencurian Identitas
Menurut Wikipedia, phishing atau pengelabuan adalah adalah suatu bentuk penipuan yang dicirikan dengan percobaan untuk mendapatkan informasi, seperti kata sandi dan kartu kredit, dengan menyamar sebagai orang atau bisnis yang tepercaya dalam sebuah komunikasi elektronik resmi, seperti surat elektronik atau pesan instan.
DHEG! Keterangannya sangat cocok dengan apa yang saya alami. Mendapatkan email yang tidak resmi dari pihak yang menyamar sebagai bisnis yang terpercaya, yaitu PayPal.

Phishing (Image Source: Google Images)
Sekadar informasi, istilah phishing berasal dari bahasa Inggris yaitu fishing atau ‘memancing’ (bukan dari bahasa Jawa), yang dalam hal ini berarti memancing informasi keuangan seperti data kartu kredit, serta informasi tentang akun PayPal yang saya miliki, termasuk kata sandi yang saya gunakan.
Berikutnya, phishing akan mendorong terjadinya pencurian identitas, dalam hal ini adalah identitas saya. Ya walaupun saya tidak seterkenal Young Lex dan Awkarin, namun ternyata ada juga yang mau mencuri identitas saya.
Beberapa Contoh Metode Phishing
Dari hasil penelitian, saya mendapati ada beberapa metode phishing yang umum digunakan para pelaku tindak kriminal kartu kredit, yaitu:
- Melalui Link: Pelaku mengirimkan sebuah email yang mirip dengan email resmi dari satu institusi, di mana kamu akan diminta untuk meng-klik link yang diberikan dan nantinya kamu harus mengisi data pribadi dalam suatu formulir. (Ini yang terjadi kepada saya)
- Klaim Hadiah: Pelaku mengirimkan informasi melalui email, SMS, telepon, sosial media, dan lain-lain, yang mengatakan bahwa kamu mendapatkan hadiah dari suatu institusi seperti bank atau produk seperti makanan ringan. Kemudian, untuk klaim hadiah tersebut, kamu akan dipandu untuk membuka rekening dan/atau melakukan registrasi melalui internet banking atau mobile banking dan harus mengisi data pribadi. (Yang ini saya sudah paham, sehingga tidak pernah tertipu)
- Halaman Situs Palsu: Pelaku mengarahkan ke halaman yang mirip dengan situs internet banking yang resmi, dan diminta untuk mengisi data misalnya User ID, Password, Kode Token, Nomor Telepon dan data pribadi lainnya, seperti nama ibu kandung dan ukuran sepatunya. (Berhati-hatilah dengan situs palsu semacam ini, karena akan terlihat sangat nyata seperti aslinya, layaknya sulam alis)
Tips Menghindari Phishing
Pertanyaan berikutnya, apabila kejahatan phishing sudah semakin menjamur, bagaimanakah cara menghindarinya? Simak beberapa tips di bawah ini.
- Kenali halaman-halaman situs yang dibuka, pastikan bahwa situs tersebut resmi (official website). Cara memastikannya adalah perhatikan dengan cermat alamat situs dan domain yang digunakan. Beda domain .com dan .co saja dapat membawamu ke halaman situs yang berbeda.
- Jangan klik link situs, email, SMS maupun media luar lainnya yang mengarahkan untuk memperbarui/mengisi data pribadi. Sekali lagi, jangan! Karena ini yang terjadi terhadap saya, begitu mudahnya percaya dengan pihak lain, dan menyerahkan segala yang saya miliki. Maafkan saya yang polos ini, ya Tuhan.
Perhatikan selalu alamat pengirim email.
- Jaga kerahasiaan User ID, Password, Kode Token, Kode Aktivasi Mobile Banking atau Internet Banking. Ingat selalu bahwa bank tidak pernah meminta data tersebut. Apabila diminta pun, sebaiknya tidak langsung memberikan, tapi mengkonfirmasi ulang ke Bank yang bersangkutan. Jadilah nasabah yang cerdas, walaupun saldo tabungan mungkin minim.
- Pastikan kebenaran sumber informasi baik terkait dengan hadiah maupun promosi yang ditujukan, sebelum memberikan informasi pribadi. Hal itu bisa dilakukan dengan mengecek situs yang tertera pada pengumuman tersebut. Apabila pihak pemberi hadiah adalah sebuah institusi ataupun produk, namun memberikan tautan dengan alamat domain yang mengandung embel-embel WordPress atau Blogspot, dapat dipastikan itu adalah phishing!
- Saat menggunakan Wi-Fi publik, hindari untuk melakukan transaksi akun perbankan secara online karena bisa jadi jalur Wi-Fi tersebut digunakan untuk mengambil (hack) data. Nah, inilah kemungkinan yang sering kali luput dari pengamatan anak-anak Millennials seperti saya. Yang penting ada Wi-Fi gratis, maka bisa download games, nonton film gratisan, hingga bermain Bigo Live tanpa perlu ingat kuota. Padahal yang gratis, belum tentu yang terbaik. Pastikan juga kredibilitas penyedia Wi-Fi tersebut; biasanya jaringan Wi-Fi di coffee shop ternama sudah cukup aman, namun apabila nama jaringan Wi-Fi tersebut adalah nama-nama seperti “Cieee, cari Wi-Fi gratis, kapan cari wife-nyaa?” ataupun “Ariev Ganteng” maka kamu patut waspada.
Solusi Apabila Kartu Kredit Terkena Phishing
Kemudian, bagaimana solusinya, apabila kamu sudah terlanjur tertipu dan terkena phishing seperti saya? Berikut saya berikan beberapa langkah yang telah saya lakukan dan berhasil:
- Tetap tenang, jangan panik, karena semua ini akan segera berlalu. Istighfar dan baca Yaasin bila perlu.
- Telepon bank penerbit kartu kredit supaya segera dilakukan pemblokiran kartu kredit tersebut untuk menghindari pemakaian yang berlebihan dari si pelaku. Minta juga kartu kredit pengganti, untuk mengganti kartu kredit lama yang sudah diblokir.
- Lakukan konfirmasi ke merchant tempat kartu kreditmu dibobol, apabila memungkinkan. Katakan bahwa kartu kreditmu telah disalahgunakan oleh beberapa pihak pada tanggal sekian dan jam sekian, berdasarkan SMS atau bukti lain yang kamu terima.
- Buat surat sanggahan atas transaksi-transaksi yang tidak kamu lakukan, dan kirimkan ke bank penerbit kartu kredit. Pembuatan surat sanggahan ini cukup mudah dan tidak sakit, sementara untuk contoh formatnya dapat kamu minta ke bank terkait.
- Sit back and relax! Pihak bank dan merchant terkait akan melakukan investigasi mengenai kasus yang kamu alami; apabila mereka mendapat bukti dan mampu meyakini bahwa kamu memang tidak melakukan transaksi tersebut, maka transaksi tersebut akan dibatalkan, dan hak-hak kamu akan dikembalikan.
- Apabila tagihan kartu kredit sudah keluar, bayarlah hanya sejumlah yang kamu yakini atas transaksi yang kamu lakukan saja. Sisanya, biar waktu (dan hasil investigasi) yang akan menjawab.
Ilustrasi: Pembayaran bill dengan menggunakan kartu debit
Saat ini, kehadiran produk perbankan telah mempermudah banyak hal dalam kehidupan, apalagi bagi saya yang seorang traveler, karena hampir tidak dapat dipisahkan dari produk-produk ini. Seperti misalnya penggunaan kartu kredit untuk membeli tiket penerbangan dan memesan penginapan secara online, penggunaan kartu debit untuk membayar tagihan di restoran, serta penggunaan mesin ATM untuk mengambil dana tunai di dalam dan luar negeri.
Pada dasarnya, semua produk perbankan itu aman digunakan, namun prinsip kehati-hatian tetap harus dipegang dalam penggunaannya dan selalu waspada dengan kriminalitas di bidang perbankan, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti phishing dan pencurian identitas yang pernah menimpa saya.
Karena cukup saya saja yang menjadi korban phishing, kamu jangan.
Tagged: Identity Theft, Kartu Kredit, Phishing
Soal token, jaga kerahasiaan kode yang ada di belakangnya. Kadang kita mengira itu kode tanpa makna
LikeLike
Wah, ada kode di balik token yaaa? 😨
Just realized, itu buat apakah gunanya?
LikeLike
itu semacam pin kalau di ATM
LikeLike
ohhh begitu! Terima kasih infonyaaa.
LikeLike
Wah. Makasih infonya mbak. Baru tahu euy~
LikeLike
Yoih, sama-sama, semoga bermanfaat yhaaa~
LikeLike
Sangat bermanfaat kartu kreditnya Mas. Eh, infonya 😀
LikeLike
ahahaha aseemmm!
Semoga bermanfaat ya Kang.
LikeLike
Yang paypal itu aku juga kena. Agak sedikit beda metodenya, saat itu aku komplain mengenai paypal di twitter, dibalas dan dikasih sebuah link. Dari sana, disuruh untuk update data termasuk memasukkan CC.
Tak lama kemudian, setelah sadar, langsung blokir CC. Itu kejahatan di dunia maya udah macam cewek di dunia nyata. Penuh muslihat. :p
LikeLike
Huhuhuhu, iya nih waktu itu kita sama-sama innocent dan mudah ketipu ya om. Jadi yang ngebalesin di Twitter bukan akun resmi PayPal dong?
Makanya sama cowok aja ooom, jarang yang nipu nipuuu. Eeeehhhhh 😛
LikeLike
Kayaknya kasus yang dikirimi email dari Paypal itu hampir semua dapat mas. Kudu hati-hati memang, semoga tidak terulang lagi. Beberapa teman juga kena gara-gara email tersebut.
LikeLike
He eh, kayaknya waktu itu marak deh.
Feeling aku hackernya orang Indonesia sih hahaha.
LikeLike
Terima kasih atas informasi berharganya Mas Ariev, sangat bermanfaat. Ijin share juga ya….
LikeLike
Siap mbak, semoga bermanfaat. Silakan dishare sebanyak-banyaknya yaaa 🙂
LikeLike
Kalau transaksi emang sekarang mesti liat2 sih, ada gambar gemboknya ga ya, di samping alamat web nya. Dan baru ngeh ternyata backpackstory.me ada gemboknya! Wah!
LikeLike
WAH!
…itu sih buat ngegembok kak timo biar ndak kabur dari sini.
LikeLike
kalau pi-phishing gimana mas? enak gak? #eh
LikeLike
Kalau sekarang enak, Daeng, kan udah halal. Eh.
LikeLike
kenyang.
LikeLike
kenyang apaan daaahhh? *tendang*
LikeLike
Indeed jaman sekarang ngeri banget, tapi enaknya disini kalau transaksi kita gak admit duitnya balik. Di Indonesia, jarang banget bisa begini 😦
LikeLike
Alhamdulillah, punyaku bisa balik semua ini, setelah beberapa kali kebobol. Temenku ada yang cuma dibalikin 50% cobaaa padahal transaksinya belasan-puluhan juta.
LikeLiked by 1 person
kalo aku, tiap dapet sms.. selalu dunkin donut beli 6 gratis 6 mz.. atau promo paha ayam cfc… watir!
LikeLike
btw, infonya bener-bener manfaat.. tfs ya mas…
LikeLike
Siap! Semoga berguna ya kaaak!
LikeLike
LOLLLL! Inget diet cikkkkk :)))))))
LikeLike
makasih untuk informasinya mas
LikeLike
sama-sama mas 🙂
LikeLike
phising sih manfaatin kelemahan user, usahain email paypal beda sama email publik. Kalau travel yang ngak pake 3DS, biasanya udah males makenya aku. Ngeri bobol aja~
LikeLike
Nah ituuu, kebetulan emailnya kemarin sama, dan anehnya aku juga main percaya aja, padahal juga hampir gak pernah pakai PayPal.
He eh, agak ngeri-ngeri sedap kalau gak pakai 3DS untuk transaksi ya.
Temenku kemarin ada yang data hapenya yang kena hack, jadi si pencuri bisa pakai 3DS dia buat transaksi. KREZI HAHAHA.
LikeLike
infonya kece, meski ujungnya salah fokus sama foto2 ilustrasi yang sungguh hits sekali 😀 😀
LikeLike
Wahahaha, makasih loh sudah terpesona dengan ilustrasinya 😛 😛 😛
LikeLike
Nah aku sering dapat email dari PayPal itu juga, cuma aku cuekkin dan entah kenapa yakin banget kalau email itu niatnya ndak bener. Jadi aku mark as spam aja 😀
LikeLike
Wahahahaha, nice job! Aku waktu itu terlalu innocent kayaknya hahaha.
LikeLiked by 1 person
Dan aku yakin kamu sekarang udah gak innocent lagi 😀
LikeLike
serem harus hati2
LikeLike
iyeeess! Apalagi kalau sering transaksi kartu kredit.
LikeLike
Wiihh baru kemaren transaksi pake paypal, dan bener loh, kadang kita suka lengah buat ngecek alamat email si pengirim, udah langsung fokus sama nama. Sama perhatiin baik baik yg ngegesek debit di restoran/dept.store, kadang kita suka ngga ngeh
LikeLike
IYA KAAANNN! Lain kali dicek yang teliti sih kalau ada email dari PayPal, supaya gak kejadian begini.
Nah iya, makanya aku lebih sering bayar pakai debit kalau sekarang. Agak seram kalau pakai CC dan gak diawasi.
LikeLike
*sisirin kumis modelnya
LikeLike
Dirapihin aja a’, kalau jenggotnya dipotong abis aja. Nuhun.
LikeLike
Bekuin kartu kredit di freezer ah!
LikeLike
Ngga ditinggal di Alaska aja?
LikeLike
taro di glacier yak haha
LikeLike
Aku pernah kena nih kartu kredit. Untung limitnya dikit. Dipake buat beli barang pakai paypal di Singapore. Tapi duitnya balik sekitar 3 bulan kalau gak salah…
LikeLike
Lho kok lama 3 bulan? Aku biasanya sebulan udah beres sih hehe. Lebih gampang ngurus ini daripada nutup kartu kredit.
LikeLike
Gak tau, udah lama juga sih ini. Mungkin karena beda bank jadi beda prosedur…
LikeLike
Wah informatif banget 🙂
Salam,
jokka2traveller.com
LikeLike
Terima kasih, salam kenal juga mas 🙂
LikeLike
Terimakasih atas Infonya kak , , , Salam
LikeLike
Siap! Semoga bermanfaat infonya 🙂
LikeLike
yg kalo makn di restoran, kita biasanya ksh gitu aja kartunya, sampe skr aku jg kdg msh ngelakuin mas -__-.. pdhl aku org bank, tau jg ttg bahay begitu, tp kok ya msh aja sesekali ngasih kartu ke pelayannya,. alhamdulillah sih ampe skr msh blm pernah di fraud..
kalo utk ccv, aku udh tutupin angkanya sampe ga bs kliatan.. tp sbnrnya memang msh blm nutup kemungkinan ini bisa dihack. lah kmrn aja, bank aku kerja ngasih training ttg keamanan security device utk smua staff.. salah satu trainer, itu ahli banget nge hack kartu.. awalnya kita ga percaya, apalagi, bank tempatku kerja trmasuk yg slalu meng-upgrade sistem keamanannya.. jadi si hcker ini minta 1 sukarelawan yg kartunya bakal dia bobol.. dan bener loh, gampang aja, dia bisa membobol data2 dari kartu sukarelawan.. jgn tanya gmn caranya ya 😀 Tetep sih, saran dia, sbnrnya klise banget, selalu ganti pasword, jgn pernah klik link ga dikenal, dan poin2 yg mas sebut diatas juga..
intinya, ga pduli secanggih apa keamanan bank issuer, hacker mah bisa aja nemuin caranya.. selama si pemegang kartu ceroboh.
LikeLike
Nah iyaaa, aku sekarang biasanya ngikut ke kasir kalau pas bayar di restoran, buat jaga-jaga aja sih hehe. Ya alhamdulillah mbak kalau gak pernah kena fraud, amit-amit deh hahaha.
Nah, yang CCV, aku udah setahunan ini kuplester pakai post it gitu, jadi kalau perlu ya kudu ngelepas post it nya hahaha.
Buset, beneran gampang ngebobolnya? Gila juga sih, itu metodenya gimanaaaa? *malah penasaran* :)))))
Semoga ke depannya, kita jadi gak ceroboh lagi hehehe. Btw, enak mbak kerja di bank? 😛
LikeLike
Duh makin canggih ya penipuan saat ini, mau tutup cc tapi suka butuh saat booking online serba salah #laguraisa
LikeLike
He euh, aku malah tutup yang kurang penting, atau yang limitnya dikit dan ganti yang servisnya bagus haha.
Buat traveler, penting banget ini kartu kredit.
LikeLike
email saya juga sudah tercemar di dunia maya nih, banyak bgt email2 sejenis yang masuk, tapi untungnya di spam semua, hehe.. infonya sangat bermanfaat mas..
LikeLike
Siap mas! Semoga gak kejadian kayak yang saya alami ya, sakit deh pokoknya hahaha.
LikeLike
kemarin juga cc saya sempet ada yang menyalahgunakan, untungnya limitnya cuma 100rb lagi sisanya jadi failed hahaha, dan ga lama orang bank tlp saya langsung nanya apa saya barusan melakukan transaksi tersebut tapi gagal ? saya jawab tidak, dan akhirnya pihak bank jelasin dan saya langsung minta di blokir dan dikirim baru. Agak serem ya.. huhu.. waspada aja lain kali berarti ya.
LikeLike
Waaahh hahaha, untung gak kenapa-napa ya sis! Itu serem amat limitnya tinggal cepeeeek hahaha, dibuat beli apaan aja tuhhhh :))))
Iyaaa, harus waspada banget sih kalau sama kartu kredit. Biasanya bank akan telpon kalau ada transaksi yang mencurigakan. Biasanya.
LikeLike
hahahhahaha iya lebih serem liat sisa limit sih, Limit cc cuma 6 juta sih ada cicilan beli tiket sama cicilan hp, aku mah apa atuh hp aja nyicil hahahhaa :))))))))))))
LikeLike
Wahahahaha gapapa aku dulu juga nyicil henpon Nokia 3660, malah ditambah ngutang pulaaaa :))))))))
LikeLike
Ngeri amat yaaa sampai 5 jutaan kena nya. Eh tapi temen ku juga pernah kena bank nya mbak siti sampai 17 juta dan akhir nya di investigasi sampai 3 bulan
LikeLike
Iya kak, aku pernah kena juga belasan juta juga untungnya semua beres dan gak pakai ribet. Investigasinya sekitar sebulan aja.
LikeLike
Ah, saya sering banget pake wifi publik dan lakuin transaksi online. Duh, mulai stop deh ya.
LikeLike
Iyes, lebih baik sih supaya lebih berhati-hati. Jangan distop, nanti malah rugi sendiri kalau memang ternyata penting.
LikeLike
manggut-manggut takzim sambil ketok2 meja. jangan sampai kenaaa! jangan sampai kenaaa! thanks tipsnya gan! pertamax. jadi pengingat untuk lebih berhati-hati transaksi online. apalagi kadang kartu kreditku dipakai berjamaah sama temen2 kantor.
LikeLike
Aamiin aamiin! Jangan sampai kena lah mz! Yang bikin males sebenarnya ngurusnya sih, harus blokir kartu, nelponin CS, minta kartu baru dsb.
Semoga jangan sampai kena!
LikeLike
Info yang menarik. Bantu view dan likenya ya teman teman, makasihh https://youtu.be/kIRmXleH_FU
LikeLike
makasih sudah mampir 🙂
LikeLike
informatif banget tris ata infonya
LikeLike
siap, semoga bermanfaat ya!
LikeLike
Terima kasih banyak atas informasinya, sangat membantu
LikeLike
Sama-sama semoga bermanfaat yaaa 😀
LikeLike
Halo saya mau tanya ,
Saya hampir kena tipu.. untungnya saya sudah blokir dan ganti nomor kartunya.
Apakah dengan memblokir dan mengganti kartu tersebut, kartu kredit baru saya sudah aman ? Dan tidak bisa lagi digunakan oleh penipu sebelumnya? Karena kepada penipu sebelumnya saya sudah memberikan data pribadi saya secara lengkap..
Terimakasih..
Semoga terjawab..
LikeLike
Halo, iya, kalau sudah ganti kartu maka seharusnya kartu yang baru tidak dapat digunakan oleh penipunya.
Kecuali kalau si penipu juga memiliki data kartu kredit yang baru seperti nomor kartu, masa berlaku, dan kode CVV yang terletak di belakang kartu.
LikeLike
Informasi yang bermanfaat ! 🙂
LikeLike
terima kasih! 😀
LikeLike
Kalo data kita sudah dicuri sedangkan saya belum buat kartu kredit apapun.. itu tindakannya gimana mas??
LikeLike
Ya berarti mungkin perbarui data atau gunakan password yang berbeda. Memangnya gimana kasusnya tuh mas?
LikeLike
Wah, makasih banyak infonya,aku kadang suka ngetak-gletek kal taruh dompet di kantor.
LikeLike
Wadaaaw hati-hati kak!
LikeLike