backpackstory
  • Home
  • Domestic
    • Aceh
    • Bali
    • Banten
    • DKI Jakarta
    • Jawa Barat
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
    • Kalimantan Timur
    • Kalimantan Utara
    • Kepulauan Bangka Belitung
    • Kepulauan Riau
    • Lampung
    • Maluku
    • Maluku Utara
    • Nusa Tenggara Barat
    • Nusa Tenggara Timur
    • Papua
    • Papua Barat
    • Riau
    • Sumatera Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Utara
    • Sulawesi Selatan
  • Foreign
    • Armenia
    • Australia
    • Azerbaijan
    • Belgium
    • Bhutan
    • Brunei Darussalam
    • Cambodia
    • China
    • England
    • France
    • Georgia
    • Hong Kong
    • India
    • Iran
    • Italy
    • Japan
    • Kenya
    • Laos
    • Macau
    • Malaysia
    • Myanmar
    • Nepal
    • Netherlands
    • North Korea
    • Philippines
    • Russia
    • San Marino
    • Singapore
    • Scotland
    • South Korea
    • Taiwan
    • Tanzania
    • Thailand
    • Timor Leste
    • Turkey
    • United States of America
    • Uzbekistan
    • Vietnam
  • Mamacation
  • Events
  • Miscellaneous
    • Accommodation
    • Culinary
    • Others
    • Survival Kit
    • Transportation
  • Visa
    • Visa Amerika
    • Visa Armenia
    • Visa Australia
    • Visa Azerbaijan
    • Visa Cina
    • Visa Georgia
    • Visa India
    • Visa Iran
    • Visa Jepang
    • Visa Kenya
    • Visa Korea Selatan
    • Visa Myanmar
    • Visa Nepal
    • Visa Rusia
    • Visa Schengen
    • Visa Taiwan
    • Visa Tanzania
    • Visa Timor Leste
    • Visa Turki
    • Visa UK
  • About
    • Achievements
    • Clients Portfolio
    • Country List
    • Stage Performance

Posts from the “Maluku Utara” Category

Kisah di Balik Uang Kertas Seribu Rupiah

arievrahman

Posted on November 14, 2014

Uang kertas seribu rupiah, adalah pecahan uang kertas Indonesia terkecil saat ini yang masih digunakan sebagai alat pembayaran sah. Namun pernahkah kamu memperhatikan lukisan yang terdapat pada uang kertas tersebut? Bukan, bukan lukisan Kapitan Pattimura yang mengenakan baju berkancing dengan logo smiley, melainkan lukisan dua buah gunung yang terdapat di baliknya. Bukan, bukan gunung kembar pula yang saya maksudkan. Melainkan sepasang gunung yang disebutkan sebagai Pulau Maitara dan Tidore pada uang kertas tersebut. Dua buah pulau yang memegang peranan penting pada sejarah Indonesia. Sejarah yang bermula dari jenis tumbuhan yang sering disebut sebagai rempah-rempah. Semuanya berawal pada abad ke-16, ketika bangsa Portugis pertama kali masuk ke wilayah Kepulauan Nusantara lepas menaklukkan Malaka pada tahun 1512. Pada mulanya, mereka bermaksud mengadakan koalisi dan perjanjian damai dengan…

Categories: Domestic, Maluku Utara

Tagged: Cengkih, Gemah Rempah Mahakarya Indonesia, Maitara, Maluku, Pala, Rempah-rempah, Ternate, Tidore

86 Comments

+Read more

Sigofi Ngolo, Ritual Bersih Laut a la Jailolo

arievrahman

Posted on September 26, 2014

Saya menggapai ponsel yang terletak di lantai dan mematikan alarm yang berbunyi nyaring. Sudah pukul 05:30 pagi, yang berarti setengah jam sebelum Sigofi Ngolo dijadwalkan berlangsung. Bergegas saya menuju kamar mandi, meninggalkan Mas Yudas yang masih terlelap di ranjang yang sama akibat pertempuran semalam, sementara rintik hujan masih terdengar garang dari luar homestay yang kami tempati. Setelah siap, saya menuju teras homestay, menunggu bus yang biasa digunakan untuk menjemput tim media Festival Teluk Jailolo. Langit masih gelap, dengan gerimis yang tak kunjung reda. “Belum ada kabar.” Ujar salah satu rekan media lain yang tinggal satu atap bersama saya tanpa ikatan pernikahan. “Jadi kita menunggu kabar nih?” Sahut saya sebelum kembali ke kamar. Entah mengapa, paduan hawa dingin dan hujan pagi hari, selalu membuat kasur menjadi lebih…

Categories: Domestic, Maluku Utara

Tagged: Festival Teluk Jailolo, Jailolo, Pulau Babua, Sigofi Ngolo, Sultan Jailolo

32 Comments

+Read more

Parade Kuliner di Festival Teluk Jailolo

arievrahman

Posted on August 4, 2014

Begitu menginjakkan kaki di Jailolo, saya dan rombongan media Festival Teluk Jailolo langsung digiring masuk ke dalam bus kecil milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Saya masih tak tahu akan dibawa ke mana –sambil berharap akan dibawa ke kost-kostan putri, hingga akhirnya bus tersebut berhenti pada pelataran sebuah bangunan besar yang nampak seperti sebuah gudang penyimpanan. Berikutnya, kami dituntun ke sebuah rumah yang terdapat pada ujung gang. Sebuah rumah kayu dengan kolam-kolam yang surut dan pemandangan laut Halmahera di kejauhan yang dilengkapi beberapa ekor burung nuri yang bertengger pada rumahnya. “Ini rumah milik Ibu Fauziah.” Salah seorang pemandu menjelaskan. “Ini akan jadi basecamp kalian selama di Jailolo.” dan dia pun menujuk ke arah meja panjang tempat beberapa wadah makanan lokal disajikan. “Ayo makan…

Categories: Culinary, Domestic, Events, Maluku Utara

Tagged: Festival Teluk Jailolo, Gelar Kuliner Halmahera, Jailolo, kuliner, Maharasa, Orom Sasadu, Pisang Mulut Bebek

35 Comments

+Read more

Para Pencari Senja di Jailolo

arievrahman

Posted on June 27, 2014

“Of course, sunset. Sunrise is overrated.” Jawab Matthew, ketika saya menanyakan manakah yang lebih dia suka, antara sunset atau sunrise. Dan apabila saya menambahkan satu variabel lagi, yaitu wanita Indonesia, mungkin jawaban Matthew akan berbeda. Memang, untuk melihat sunrise, kita harus bangun lebih pagi, meninggalkan kenikmatan duniawi, memakai pakaian hangat, sebelum menuju spot sunrise, seperti yang saya lakukan di Bromo. Sedangkan untuk menikmati sunset, tak perlulah bangun pagi, cukup tahu di mana lokasi sunset-nya, lalu tinggal berangkat menuju ke sana pada sore hari, dengan pakaian seadanya. Namun ternyata tidak demikian halnya dengan sunset di Jailolo, yang untuk mendapatkannya membutuhkan lebih dari perjuangan dan doa anak saleh. Kamis – Hari Pertama Pukul lima sore. Saya bersama rombongan media Festival Teluk Jailolo telah tiba di pemandian air panas Desa Gamtala, yang merupakan starting point untuk menuju pantai Lako…

Categories: Domestic, Maluku Utara

Tagged: Festival Teluk Jailolo, Gamtala, Jailolo, Marimbati, Saria, sunset

45 Comments

+Read more

  

Banners for Blog Indonesia Terbaik 2019


Travel Blogs Award 2018

Travel Blog Awards 2017 – Winners

Top Posts & Pages

  • Sebuah Perjalanan Panjang Bernama Pernikahan (4) - Malam Pertama dan Sebuah Epilog
  • 12 Benda yang Harus Dibawa Saat Liburan Musim Dingin
  • Panduan Suntik Vaksin Meningitis di KKP Halim Jakarta
  • Panduan Lengkap Mengurus Sendiri Visa Turis Australia
  • 8 Alasan Mengapa Harus Memakai XL Pass di Luar Negeri

Archives

Blog Stats

  • 4,728,022 serious hits

Donate to Backpackstory

Donate Button with Credit Cards

Enter your email address to become a serious reader and receive notifications of new posts by email.

Join 55,949 other followers

Follow backpackstory on WordPress.com

Recent Comments

Nana on Langkah-langkah Mudah Membuat…
Anthex Herlianti on Serba-Serbi Bertamasya ke…
Rijalul Haqqi on Dengan Ditemani XL GO IZI, Ini…
Erlina M on Panduan Suntik Vaksin Meningit…
gia on Huru-Hara Mengurus Visa Scheng…

Instagram

Tiga makanan yang akan kerap kamu temukan kalau traveling ke Maroko: Tajin, sejenis semur yang bisa diisi dengan berbagai macam daging seperti ayam, sapi, hingga unta. Unta paling enak. Couscous, sejenis makanan pokok yang terbuat dari gandum, yang nanti akan disiram dengan kuah gulai dan dinikmati bersama acar timun serta wortel. Kebab, sudah paham lah ya, daging ditusuk tusuk dipanggang. Kalau gosong namanya kebab lasan. Maaf, gak ada nasi putih, rendang, dan sambal terasi di sana.
Just a typical Moroccan landscape to cheer your Sunday and remind you that tomorrow is Monday. Have a nice one!
Kalau mau jadi traveler, apakah harus ke tempat yang jauh? Kalau mau jadi travel blogger, boleh gak kalau gak ke luar negeri? Well, traveling gak harus yang jauh-jauh, menulis perjalanan pun gak harus tentang destinasi luar negeri. Kamu bisa memulai menulis dari tempat terdekatmu saat ini, seperti misalnya, Jakarta. Personally, I have love & hate relationship with Jakarta, benci namun juga cinta sama kota ini. Penuh, padat, namun selalu punya cerita tersendiri di setiap sudut kotanya. Di tengah hiruk pikuknya, Jakarta, selalu menyuguhkan tempat baru dan menarik untuk warga dan pendatangnya. Momen-momen berharga pun banyak gue dapatkan di sini. Seperti misalnya momen yang satu ini, yang diabadikan pada suatu sudut di Jakarta menggunakan kamera Ultra-wide dari iPhone 11 Pro Max. Sebuah fitur yang sangat membantu dalam mengabadikan setiap momen, karena semua hal dapat tertangkap lengkap, dan sempurna. Omong-omong tentang gadget, tahu gak kalau @digimap_id sudah launching iPhone 11 dengan promo-promo menarik seperti cicilan hinggal 24 bulan, free proteksi selama 12 bulan, dan juga point MAP 5 kali lipat. Iya, kamu bisa juga membeli iPhone pakai voucher MAP di sana! Selain itu, juga ada kesempatan buatmu untuk memenangkan iPhone 11 di photo competition di sana, so buruan deh ke Digimap store sekarang juga!
Ada dua macam penjual yang kerap gue temukan di pinggiran jalan ketika roadtrip di Maroko selama semingguan di bulan lalu: 1. Penjual kerajinan lokal, seperti kain, pernak-pernik, magnet, dan teman-temannya. 2. Penjual batu-batuan alam, di mana yang paling sering dilihat adalah jenis amber, yang bukan amber-amber pisang. Kedua jenis barang dagangan tersebut unik, di mana satunya adalah buatan manusia sementara yang satu lagi adalah buatan Tuhan. Walaupun ya cuma kamu yang buatan surga.
Inilah Kasbah Ait-Ben-Haddou, sebuah perkampungan alami Suku Berber yang dibuat dari tanah liat dan jerami yang dieratkan dengan air dan doa supaya gak hancur Ya Allah. Pada tahun 1940an, puluhan keluarga tinggal di sini, namun sekarang hanya kurang dari sepuluh keluarga yang menempati “benteng” raksasa ini. Mungkin inilah yang dinamakan perubahan zaman. Hari gini, mending juga cari perumahan yang modern, ada akses LRT, bisa internetan setiap saat, duh rasanya jadi ingin pindah ke Meikarta. Kalau jadi dibangun. Pada abad ke-17, tempat ini adalah titik perhentian para pedagang di jalur perdagangan Marrakech - Sahara, yang biasa beristirahat di tempat ini, sambil ngadem di oasis, walaupun tidak ditemani Liam Gallagher. Sekarang, tempat yang masuk ke dalam daftar UNESCO World’s Heritage Site sejak 1987 ini kerap dijadikan lokasi syuting film dan series seperti The Mummy, Gladiator, dan Game of Thrones. Selain dijadikan ajang selfie pengunjung yang datang ke sana, tentunya.
Pose, Smile, and Action! Salah satu add-on service ketika menjadi Trip Buddy @whatravel kemarin adalah menjadi pengarah gaya sekaligus juru foto omak-omak peserta trip tiga benua ini. Menjadi pengarah gaya, tidaklah susah karena omak-omak ini sudah pandai bergaya semua, cukup mencari frame yang pas, setting camera di continuous shot, sesuaikan aperture, dan click! Hasilnya bisa dilihat pada slide foto Sahara’s Next Top Model berikut ini. Tanpa filter, tanpa editan, straight out of the camera. Thanks to pemandangan yang menawan, cahaya Ilahi, beserta @fujifilm_id X-T3 & @fujishopid lens 16-55mm F2.8 yang cangcing ini.
Orang-orang Maroko kayak gimana sih bentuknya? Ya kayak kita juga, berjalan di atas dua kaki, bernapas dengan hidung, cuma gak makan nasi saja, karena banyakan makan couscous sama tajin. Walaupun secara geografis berada di benua Afrika, namun Maroko yang berada di bagian utara, memiliki mayoritas penduduk dengan bentuk fisik seperti orang Timur Tengah, bukan seperti orang Africa yang hidup di bagian tengah ke selatan benua hitam tersebut. Gede, cokelat, berbulu. Kira-kira itulah gambaran penduduknya. Overall orang-orang yang kami temui cukup ramah, walaupun ada beberapa yang menolak untuk difoto, mungkin karena belum terbiasa menjadi model. Di Maroko, hambatan terbesar untuk berkomunikasi adalah bahasa, karena penduduk di sana mayoritas berbahasa Arab atau Perancis, dan hanya sebagian kecil yang mengerti bahasa Inggris, apalagi bahasa Uganda. Ada yang bilang hati-hari scam di Maroko, ya ada benarnya juga karena beberapa orang yang ditemui kemarin meminta bayaran lebih atas servis yang telah mereka lakukan, tapi tak masalah, mungkin karena ekonomi di sana susah, sehingga mereka harus berjuang lebih keras daripada keluarga Kardashian.
Gurun Sahara, bukanlah tempat untuk semua pejalan. Lokasinya yang jauh dari kota besar membuat kita harus menempuh berjam-jam perjalanan untuk tiba di basecamp-nya. Setibanya di basecamp, hanya ada tiga pilihan untuk menjelajah gurun. Naik onta yang membuat pantatmu tepos, naik jeep yang membuat perutmu terguncang, dan berjalan kaki yang bisa membuatmu masuk daftar pencarian orang hilang. Debu-debu dan pasir yang memenuhi salah satu gurun terluas di dunia dengan luasnya yang mencapai 9 juta kilometer persegi (jangan dibandingkan dengan kamar kostanmu) juga merupakan tantangan tersendiri apabila kamu memiliki masalah pernapasan atau sensitivitas terhadap debu dan partikel kecil lainnya. Belum lagi perubahan cuaca ekstrim yang dapat kamu temui di sini, seperti panas terik di siang hari, dan suhu minus di malam serta pagi harinya. Gue belum lagi berbicara masalah penginapan, yang terbatas di sana, belum membahas toilet yang terletak beberapa puluh meter dari pintu basecamp, yang digunakan beramai-ramai dengan tamu lain, dengan pintu-pintu toilet yang hanya tertutup tirai seperti di kuis Super Deal. Tentu saja terkadang ada hadiahnya di balik tirai. Namun di balik semua kesusahan, akan selalu ada kepuasan, bagi yang berani mengunjungi Gurun Sahara. Sunset yang syahdu, malam berbintang yang tenang, dan sunrise yang hangat, adalah ganjaran bagi kamu yang berani datang ke Gurun Sahara. Tentunya bersama @whatravel.
Di @whatravel, permintaan konsumen adalah yang utama, termasuk ketika membuat private custom trip seperti ini, destinasi yang tidak umum, karena menggabungkan tiga negara yang terletak pada tiga benua dalam sekali perjalanan. Permintaan awalnya, hanya ke Maroko saja, namun begitu melihat bahwa Maroko dekat dengan Spanyol, maka permintaan berubah lagi menjadi Maroko plus Andalusia —wilayah selatan Spanyol yang kaya dengan sejarah kejayaan Islam di masa lampau. Cukup sampai di situ? Tentu tidak, karena ketika mengetahui bahwa maskapai yang digunakan adalah Qatar Airways, maka rencana perjalanan pun bertambah dengan memasukkan Qatar dalam daftar. Aman. Namun apalah artinya Maroko kalau tidak mengunjungi Gurun Sahara, dan berdandan a la Zakia Zakia, penari gurun pasir ternama versi Ahmad Albar ini? Satu rangkaian perjalanan, dua minggu petualangan, tiga benua dikunjungi. Terima kasih omak-omak, sudah bergabung menjadi keluarga besar alumni Whatravel.
Salah satu travel hack yang sedang gue lakukan adalah membawa kartu kredit UOB PRIVI Miles ke dalam setiap perjalanan gue. Kartu kredit yang akan membuat gue berjalan lebih jauh lagi, karena konversi milesnya sangatlah aduhai. Bayangkan, kamu akan mendapat 1 airline miles untuk setiap transaksi lokal sebesar IDR 8.000,- dan IDR 4.000,- untuk setiap transaksi internasional yang kamu lakukan. Dari miles tersebut, kamu bisa tukar dengan tiket pesawat gratis, atau upgrade kelas bisnis yang berlaku untuk Krisflyer, Garuda Miles, Asia Miles, dan Air Asia Big Points! Baiknya lagi, apabila kamu adalah pengguna baru, maka kamu bisa mendapatkan bonus hingga 4.500 airline miles dengan minimal transaksi IDR 5.000.000,- per bulan, selama tiga bulan, setelah kartu disetujui! Asyik bukan? Untuk info lengkapnya, kamu bisa follow @uobcards.id dan cek website www.uob.co.id/privi, lalu kumpulin milesnya, supaya kita bisa jalan-jalan pakai tiket gratis bareng! #UOBcardsid #kartukredituob #UOBprivimiles #passporttoflyfree #uobngasihlebih #uobgooddeals
Strolling around Fez Market with only one lens. Setelah lima tahun lebih pakai kamera @fujifilm_id, bisa gue bilang bahwa salah satu lensa favorit saat ini adalah lensa 16-55mm F2.8 yang versatile karena cocok digunakan untuk nyetrit tanpa perlu gonta-ganti lensa lagi. Hasilnya tajam, bukaannya cukup besar, dan focal lengthnya pas buat jalan-jalan blusukan. Cuma kurangnya adalah, lensa ini gede banget dimensinya, mirip 18-135mm namun lebih berat lagi. Kalau kamu cukup perkasa, dan gak keberatan bawa lensa yang bulky, maka lensa ini dapat menjadi pilihan. Omong-omong, lensa ini lagi ada promo Black Friday ga sih di @fujishopid?
So far, bagaimana Maroko? Kalau pertanyaan ini ditanyakan, maka jawaban gue adalah cukup menyenangkan, walaupun mungkin ada beberapa hal kecil yang sedikit mengganggu, namun tidak mengurangi kesenangan traveling di negara ini. Orang-orangnya ramah, ya walaupun kadang ada yang marah kalau difoto, wajar. Penginapannya bagus, ya walaupun ada beberapa hal esensial yang tidak ada ketika menginap di hotel bintang tiga —sebut saja Ibis, seperti layanan porter yang sigap, tisu di kamar selain tisu toilet, semprotan pantat, juga air minum gratis di kamar. Ya mungkin karena kita bisa minum langsung dari keran, tapi orang Indonesia mana bisyaaaa. Transportasi okelah, bus cukup nyaman dan jalanan sudah banyak yang mulus, semulus langkah anak-anak konglomerat yang sekarang duduk jadi staf khusus Presiden Jokowi. Walaupun ada beberapa bagian jalanan yang berlubang dan tidak rata, masih cukup wajar karena ini bukan negara maju. Maroko, tidak akan cukup dikunjungi dalam waktu singkat, karena jarak antar kota yang cukup jauh, namun kalau memang mau singkat dan padat, @whatravel bisa mengaturkannya. Taken with iPhone XS.
Sesuai rekomendasi @fujishopid, akhirnya gue jalan-jalan bawa lensa Fujinon XF 50-140mm lagi. Sebuah pilihan yang tepat, dan gue gak menyesal, karena hasilnya tajam, setajam omongan orang tua kalau dibantah. Lalu jarak fokusnya pun gak terlalu jauh, sekitar 1 meteran jadi bisa ambil foto yang dekat-dekat macam begini, tinggal atur titik fokus dan aperture saja. Yang ini adalah bapak-bapak penjual batu, gue foto dari pintu bus, di mana si bapak ini mendekat, menawarkan dagangannya —dari 300 Dirham, lalu turun ke 200 Dirham, hingga akhirnya ke 100 Dirham, namun tak ada yang membelinya. C’est la Vie. Batu ini namanya Amber, yang kalau kata 311, ini adalah the color of the energy. Energi terbarukan tanpa sawit dan batubara kalau kata SJW. Btw kemarin juga ada yang tanya, kalau amber-amber pisang, kenapa pisangnya belum masak? _ 📸: @fujifilm_id X-T3 tanpa edit-edit lagi, karena tone warna sudah paten.
Destinasi pertama yang dikunjungi di Casablanca, selain Kokas dan terowongan, adalah Masjid Hassan II yang merupakan masjid terbesar, terindah, dan termegah di Casablanca. Pengin cerita sedikit tentang masjid ini tapi lagi malas googling, jadi kalian cari tahu sendiri ya. Yang jelas, halaman dalam masjid ini bisa untuk main bola sore-sore ketika sunset, tuh lihat ada Mustapha Hadji lagi gocek bola.
Jangan sakit kalau tugas, kalau tugas jangan sakit. Sepertinya sudah seperti mantra yang selalu gue dengungkan setiap ada penugasan untuk jadi trip buddy @whatravel. Ini adalah trip terlama yang akan gue handle, trip private dengan peserta terbanyak, dan juga trip dengan destinasi yang agak uncommon, karena mengunjungi tiga negara dan tiga benua dalam waktu dua minggu. 🇲🇦 🇪🇸 🇶🇦 Perjalanan dari negara berkembang, ke negara maju, lalu ke negara kaya. Tiga hari sebelum jalan, gue meriang, dan sempat ragu akan bisa membaik ketika bawa trip ini, ditambah padatnya aktivitas kala itu. Pada hari keberangkatan, pagi hari gue ngantor, sore hari gue menjadi pembicara di @smwjakarta, dan malam harinya gue langsung ke bandara untuk berangkat bersama rombongan. So, tolong abaikan kemeja yang belum ganti dua hari, karena hell yeah, I made it 🤘🏻thanks to istirahat yang cukup, minum vitamin C, mindset yang sehat, dan oles-olesan essential oils dari @youngandglad.

Twitter Updates

  • Mz @garandra tolong dibantu~ twitter.com/bernardls/stat… 8 hours ago
  • Just a typical Moroccan landscape to cheer your Sunday and remind you that tomorrow is Monday. Have a nice one!… twitter.com/i/web/status/1… 21 hours ago
  • Ternyata ada yang lebih bodoh dari Newcastle malam ini. Huhu. twitter.com/premierleague/… 1 day ago
  • Whoa! twitter.com/nufc/status/12… 1 day ago
  • RT @NUFC: Arriving at a very windy Turf Moor... 💨 Team-news at 2pm! #NUFC | #BURNEW https://t.co/CwiCyhmOQh 1 day ago
Follow @arievrahman

Official Facebook Page

Official Facebook Page
  • View arievrahman’s profile on Facebook
  • View arievrahman’s profile on Twitter
  • View arievrahman’s profile on Instagram
  • View arievrahman’s profile on LinkedIn

Return to top

© Copyright Backpackstory 2012-2019

Powered by WordPress.com.