
.
[DISCLAIMER: KISAH INI TERJADI BEBERAPA TAHUN SILAM]
BRAK!!!
Saya membuka mata sejenak, namun kesadaran saya yang masih belum kembali dan ditambah suara yang berdenging begitu kencang di telinga memaksa saya untuk menutupnya lagi, sampai akhirnya saya mendengar suara teman-teman yang berteriak mengumpat kesakitan –juga sebagian berdzikir–, dan mencium bau asap yang mulai merasuk ke hidung. Saya berharap bahwa ini cuma mimpi, namun rasa nyeri yang menjalar di seluruh tubuh membuat saya tersadar. Saya memaksakan membuka mata, dan mendapati mobil APV yang kami gunakan menabrak sebuah pohon di sisi kanan jalan, yang membuat kap mobil tersebut terbelah dan menyangkut ke pohon tersebut. Asap mengepul tanpa henti dari kap mobil yang terluka.
Adi, teman kami yang mendapat giliran menjadi supir mendapati kepalanya tersandar di kemudi. Ainul, yang duduk di sampingnya terus memegang kepalanya yang menerpa kaca depan mobil, dan darah bercucuran dari batoknya. Mario yang duduk di belakangnya, mengerang setelah kakinya terjepit di bawah jok dan bengkak hebat karena menghantam dongkrak yang tersimpan di situ. Di sampingnya, ada Wulan yang hidungnya terus mengucurkan darah, dan Handa yang langsung sesak napas karena kaget setelah guncangan hebat tersebut. Di barisan belakang, terdapat Ika, Petty, dan saya, yang memar-memar karena benturan tersebut.
Sejurus kemudian, saya dan Adi –yang paling sadar di antara semuanya– membantu mengevakuasi teman-teman dari mobil nahas itu, dan meminggirkannya di warung yang telah tutup di pagi buta tersebut. Tak berapa lama, mobil kami telah menjadi tontonan orang yang lewat di daerah tersebut, dan kemudian polisi pun datang.
— Malam Sebelumnya —
Sekitar pukul sepuluh, mobil APV telah membawa kami menembus kemacetan Jakarta untuk bertolak menuju Sukabumi sebelum melanjutkan perjalanan ke Ujung Genteng. Kami berniat untuk menyusul rombongan rekan sejawat yang telah berangkat sore harinya, namun karena ada kuliah malam, maka kami memutuskan untuk menyusul di malam harinya setelah kuliah. Saya mengendarai mobil tersebut dari Jakarta, dan menyerahkan kuncinya ke Adi, ketika mobil telah berhasil tiba di Sukabumi –setelah tersesat di tepian hutan dan jurang, dan kembali ke rute yang benar setelah bertanya ke pos polisi setempat yang masih buka– beberapa jam kemudian. Saat itu, saya tak tahu kejutan apa yang telah menanti di Ujung Genteng.
Adzan subuh mulai bergema di telinga, ketika kami memasuki Pantai Ujung Genteng.
Di ujung jalan yang berangsur-angsur tertimpa cahaya matahari, kami menemukan lokasi penginapan yang dicari yaitu Mama Losmen, yang entah apakah ada hubungannya dengan Mama Lauren dan Mama Lemon.
Pagi harinya, kami telah berkumpul bersama rombongan besar yang telah tiba terlebih dahulu malam hari kemarin. Rencananya kami akan mengunjungi dua curug (Air Terjun) yang terkenal di Ujung Genteng. Yang satu bernama Curug Cikaso, dan satunya bernama Curug Cigangsa. Selepas sarapan, berangkatlah kami menggunakan bus berukuran sedang yang sudah dicarter dari Jakarta oleh rombongan besar. Saat itu, kami tak tahu kejutan apa yang telah menanti di Ujung Genteng.
Curug Cikaso
Kurang lebih satu jam perjalanan, sampailah kami di pintu gerbang kemerdekaan masuk objek wisata Curug Cikaso, yang di pinggir kanan kirinya terdapat kios yang menjual cinderamata khas sana, termasuk kaus yang bertuliskan “CURUG CIKASO”. Setelah melihat sejenak, dan berkomentar “AH MAHAL.” Saya berkumpul bersama rombongan kecil dan melanjutkan perjalanan ke curug dengan menggunakan perahu kecil.
Ya, perahu kecil. Perjalanan menuju lokasi air terjun harus ditempuh dengan perahu kecil selama beberapa kecil. Hal yang menyenangkan, berperahu sambil berimajinasi sedang berada di Amazon tanpa perlu merisaukan akan adanya anaconda, maupun bagaimana cara shipping barang ke Indonesia. Setelah perahu menepi, ternyata kami masih harus berjalan lagi sejenak, mendaki gundukan-gundukan kecil, dan melintasi sungai berbatu yang dangkal namun licin. Dan setelah perjalanan yang cukup menantang, tibalah kami di Curug Cikaso yang terkenal itu.
Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Luhur, namun dikenal dengan nama Cikaso, karena mengalir dari salah satu anak sungai Cikaso. Curug ini sendiri merupakan gabungan dari tiga buah curug, yaitu Curug Asepan, Curug Meong, dan Curug Aki dengan tinggi sekitar 80 meter dan lebar total 100 meter. Saking derasnya air dan kencangnya angin saat itu, baju yang saya gunakan pun basah oleh Cikaso. Sayang, sedang tak ada wet shirt contest di situ, padahal kans untuk menang cukup terbuka sempit.
Karena baju yang basah dan cadangan baju yang saya bawa kurang, maka saya memutuskan untuk membeli kaus suvenir bertuliskan “CURUG CIKASO” di kios tadi. Saat itulah ucapan “AH MAHAL.” direvisi menjadi “AH GAK PAPA MAHAL SEKALI-KALI MUMPUNG DI SINI, KAPAN LAGI BROH.”
Saat itu, saya masih belum tahu kejutan apa lagi yang telah disiapkan oleh Ujung Genteng.
Curug Cigangsa
Perjalanan ke curug ini ditempuh selama kurang lebih satu jam dari Curug Cikaso dengan menggunakan bus berukuran sedang yang berjalan dengan kecepatan sedang-sedang saja yang penting dia setia. Dari hentian bus, yang diparkir pada rumah penduduk, kami masih harus berjalan kaki untuk menuju curug ini. Untungnya, saat itu langit cerah, dan pemandangan sepanjang perjalanan pun cukup menarik, yaitu melintasi sungai yang berwarna kecokelatan dan melewati sawah-sawah yang hijau yang berpadu cantik dengan langit biru dan awan putih yang beriring.
Setelah beberapa kali terpeleset batu kali, dan terperosok lumpur sawah, kami semakin mendekati ujung jalan setapak tersebut. Di ujung jalan yang semakin menurun, kami menemukan sungai yang mengalir ke batuan hitam di bawahnya. Dan itulah yang disebut Curug Cigangsa. Menariknya, Curug ini bertipe versatile, yaitu bisa dinikmati dari atas (melihat batuan hitam yang menjadi landasan air terjun) dan dari bawah (menikmati air yang terjun bebas dari sungai berwarna cokelat tersebut). Jika Curug Cikaso berwarna hijau karena lumut, maka Curug Cigangsa berwarna cokelat karena lumpur.
Salah satu hal yang agak mengesalkan di sini adalah, ketika sampai bawah, balik lagi ke atasnya malas dan capai, bro! Oleh karena itu, kami memanfaatkan dengan sungguh-sungguh kesempatan untuk mengambil beberapa gambar di lokasi ini. Klik!
Setelah perjuangan panjang, kami pun berhasil kembali ke dalam bus dengan selamat sentosa. Saat itu, kami masih tak menduga bahwa masih ada kejutan selanjutnya dari Ujung Genteng.
Pantai Ujung Genteng
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, kami pun menjadikan bus sebagai tempat beristirahat sebelum tiba di penginapan. Ada yang tertidur pulas, ada yang asyik mengobrol, ada yang karaoke di dalam bus, dan ada yang bermesraan.
Jalan yang bergelombang menandakan bahwa kami telah dekat dengan Mama Losmen, dan akhirnya perjalanan mengunjungi dua curug di Ujung Genteng pun usai. Setelah beristirahat sejenak di penginapan, kami memutuskan untuk bersantai di pantai yang terletak tepat di seberang penginapan. Pantai Ujung Genteng sendiri merupakan pantai dengan garis pantai yang panjang membentang, dengan pasir putih, namun tidak semulus paha Cherrybelle karena terdapat banyak batuan di pasirnya.
Saking capeknya akan aktivitas hari itu, kami menolak untuk menyaksikan pelepasan tukik (bayi penyu) yang terletak jauh dari situ –harus ditempuh dengan menggunakan ojek dengan biaya Rp. 50.000,00– dan memilih untuk menikmati sunset di pinggir pantai.
Kami merasa bahwa sepertinya kejutan dari Ujung Genteng telah usai.
— Malam Harinya —
“Kamu yakin, mau balik malam ini juga?” Tanya Mas Ali, sang ketua rombongan.
“Iya Mas.” Jawab saya seraya membereskan barang bawaan dalam tas punggung.
“Gak capek? Besok pagi aja pulangnya habis subuh. Kan tadi habis jalan-jalan seharian.” Tambahnya.
“Ya lumayan sih, tapi barusan udah ngopi kok biar gak ngantuk.” Saya menjelaskan. “Lagian, besok pacar Adi ke Jakarta. Jadinya dia pengin buru-buru pulang buat pacaran. Maklumlah, insan LDR.”
“Benar gak papa?”
“Iya, gak papa.” Saya menjawabnya, yakin. “LDR itu gak papa kok, namanya juga cinta.”
***
Saya menepikan APV yang saya bawa di pinggir jalan yang entah di mana dirimu berada, aktivitas yang saya lakukan hari itu benar-benar menguras stamina saya. Dan hanya berselang satu jam sejak saya mengemudikan dari Pantai Ujung Genteng, saya sudah merasa capai dan mengantuk. Saya pun menyerahkan tugas mulia tersebut ke Adi, membangunkannya untuk berganti tugas. Saya dan Mario yang sebelumnya berada di depan, bertukar dengan Adi dan Ainul.
“Kamu gak ngantuk kan, Di?”
“Enggak Mas, tenang saja.” Adi menjawabnya yakin.
“Oke Di, alon-alon wae yo. Ati-ati.” Saya berpindah ke bangku belakang paling pojok, karena posisi menentukan prestasi. “Nul, ditemanin tuh, si Adi.”
Setelah mobil melaju dalam gelapnya jalanan yang mulai menurun, saya pun terlelap dengan nyenyaknya. Sama seperti semua orang di mobil tersebut, termasuk Adi. Hingga …
BRAK!!!
Saya memaksakan membuka mata, dan mendapati mobil APV yang kami gunakan menabrak sebuah pohon di sisi kanan jalan, yang membuat kap mobil tersebut terbelah dan menyangkut ke pohon tersebut. Asap mengepul tanpa henti dari kap mobil yang terluka. Tak berapa lama, mobil kami telah menjadi tontonan orang yang lewat di daerah tersebut, dan kemudian polisi pun datang.
Kami dilarikan ke Rumah Sakit Sukabumi, dan langsung masuk ke bagian UGD. Sementara mobil yang menyangkut di pohon, digelandang ke kantor polisi setempat. Saat itu pukul dua pagi, dan dokter yang bertugas jaga cuma sedikit. Sementara yang lain mendapat penanganan serius, saya menemani Adi membuat laporan ke pihak polisi. “Mengantuk” adalah keterangan yang dia berikan. Bukan karena LDR.
Esoknya, setelah kesadaran kami pulih dan kesehatan berangsur membaik, kami memutuskan untuk pulang kembali ke Jakarta dengan menggunakan mobil carteran. Niat ingin hemat karena berwisata ramai-ramai, namun kami malah tekor karena harus membayar ongkos ekstra untuk pengobatan, biaya derek ke Jakarta, juga biaya ganti rugi atas kerusakan mobil yang kami sewa. Sampai Jakarta, kami langsung menuju RS Fatmawati untuk pengobatan lanjutan, dan juga ke Panti Pijat (sungguhan) Haji Naim untuk memijat tubuh kami yang lebam juga beberapa tulang yang bergeser. Jika kebanyakan orang menghabiskan tiga ratus ribu untuk ke Ujung Genteng, kami termasuk yang beruntung karena bisa membuang lebih dari satu juta rupiah.
Sungguh Tuhan telah memberikan kejutan yang sangat besar dalam perjalanan ke Ujung Genteng ini.
Traveling, is not about emotion at all, because you still have to follow your logic.
Tagged: Cigangsa, Cikaso, Jawa Barat, Sukabumi, Ujung Genteng
Wah turut prihtain riev *suara SBY*, btw kok koyoke rak menarik yak Ujung Genteng 😐 *mancing ning mberok*
LikeLike
Menarik nek rono wong loro mbek bojomu trus krukupan selimut.
Makasih atas keprihatinanmu, rakyatku.
LikeLike
aahh, lain kali hati-hati, kak. 😀 Curug cigangsa bagus ya, tapi sayang airnya berlumpur. Btw, itu Ainul yg sering ada di blog bang Roid juga ya? #salahfokus ^^
LikeLike
Hihi, saya sih hati-hati, yang lain kan Tuhan yang mengatur. Iya Cigangsa bagus, baru kali ini lihat yang model semacam itu di Indonesia.
Yap, Ainul yang itu, masih jomblo loh ^^
LikeLike
turut prihatin…
LikeLike
Iya, makasih Mbak. Ini kejadian sekitar 3 tahun lalu kok, hihihi.
LikeLike
Oow kiraiiiin baru2 ini 🙂
LikeLike
turut prihatin …. udah baikan ?
LikeLike
Itu kejadian lama kok, Mas. Hehehe.
LikeLike
Gak sia-sia perjuangannya. Air terjunnya cakeeep.
LikeLike
One of the best waterfall in Indonesia, so far 😀
LikeLike
Itu kalo ke pijat patah tulang, memangnya beneran tulangnya bisa bener lagi ya? *maap OOT*
Abis penasaran, baru beberapa hari lalu suami cerita, temennya yang patahtulang cuma dielus-elus aja eh sembuh dan pas dirontgen ya tulangnya nyambung lagi. Benarkah?
LikeLike
Iya, benar Mbak, memang ada beberapa sendi yang bisa nyambung lagi kalau ditangani dengan benar. Tempat yang kami datangi saat itu, salah satu yang direkomendasikan. Tapi, harus tahan sakitnya. Hehehe.
LikeLike
Oowwww… soalnya aku di tinggal di deket rumah Bu Siti, salah satu yang ngetop bener di Semarang buat urusan patah tulang. Sampe kalo naik taksi, tinggal bilang “Deket rumah Bu Siti” mayoritas sopir tau loh 😀
LikeLike
Wah, di mana ituuu? Aku malah ndak tahu. Dulu pernah di daerah Gunung Pati situ. Ya kalau kayak gini emang percaya gak percaya sih, tapi kalau mau yakin ya di RS Orthopedi gitu, cuma biasanya mahal dan lebih lama.
😀
LikeLike
Ah, terlalu lebay ya kalo dibilang se-Semarang 😀
Ralat deh, paling ngetop se-Banyumanik aja sepertinya, hihihi. Jujurnya sih asli penasaran, soalnya belum pernah ada kenalan langsung yang nyoba, selalu temennya anu, sodaranya inu, dll. Buat jaga-jaga aja sih, maklum punya dua anak cowok yang becandanya brutal 😀
LikeLike
Ya kalau gak sakit, jangan dipaksain penasaran ke sana, ntar malah aneh-aneh lagi, hahaha.
Aku malah belum nikah, Mbak.
*laaah, malah curhat* 😀
LikeLike
Hahahaaaaa…
Maaf ya, rumahku deketnya sama pijat patah tulang, bukan biro jodoooohhh 😀
LikeLike
bhaaaaahaaaaa haaaaa moddddiarrrrr
LikeLike
Baiklah, thanks infonya ya. Soalnya kadang kalo denger kayak gini, antara percaya nggak percaya gitu, hehehe.
LikeLike
Sama2
LikeLike
Trus si adi jadi ketemuan sama pacarnya gak? *kepo salah fokus 🙂
LikeLike
Jadi, tapi minggu malam, hahaha. Padahal kalau nurut balik abis subuh, minggu siang udah di Jakarta.
LikeLike
Untung kamu nggak apa-apa, RIev.
LikeLike
Makasih, Mol.
LikeLike
*elus pipi*
You’re my nemesis.
LikeLike
Nanti kalo ada apa-apa lagi sudah punya dokter yang bisa ditelpon kapan aja kok. #ehem
LikeLike
Siap, bu dokter!
LikeLike
Dulu juga pernah masuk jurang waktu mau ke Loksado…untungnya semua penumpang semua selamat.. ini kisah lengkapnya: http://www.backpackerborneo.com/2012/11/ketika-traveling-berubah-menjadi-bencana.html
LikeLike
Wih, untung semua selamat ya bro. *langsung mampir*
LikeLike
Post nie memang betul2 bermanafaat… mungkin tidak pada yg lain… tapi amat pada saya… terima kasih admin…
LikeLike
Sy ada niat untuk ke pantai ujung genteng tapi medan jalan nya sy tidak tau sma sekali gambaran pun sy tidak tau
LikeLike
Jalan relatif bagus kok, cuma mungkin agak bergelombang di sepanjang pantainya.
LikeLike
Bagus ya panorama ujung genteng…
Sunsetnya pasti indah tuh…
Masih banyak yang belum sempat dijelajahi ya di sana?
Mantap…
travelling need stamina bro….
LikeLike
Iya bro, sunset di pantainya bagus. Hehehe.
Butuh semingguan biar bisa puas jelajah semua objek di sana.
LikeLike
Ujung genteng itu bagus banget,cuma saranku klo travelling jangan mikir in irit,yg ada malah penyakit
LikeLike
Iya ada benarnya juga bro, tapi kalau traveling beramai-ramai memang agak susah buat nyamain persepsi. Hehehe.
LikeLike
Mgkin lain x lebih hati2 lagi. Memang prjalananny luar biasa jauh dan tikungan yg lama habisnya. Dbutuhkan stamina yg fit, terutama untuk Bpk supir
LikeLike
Siap, faktor stamina memang penting ketika traveling. Apalagi kalau nyupir sendiri. Terima kasih sarannya, Pak.
LikeLike
salah satu pantai favorit kalo pulang kampunggg hehe
LikeLike
Wah, emang sekarang di mana Mas?
Saya juga pengin ke sana lagi nih. Hehehe.
LikeLike
oh..kejadianya udah lumayan lama ya?, tapi sebelumya saya turut prihatin atas kejadian tersebut.
mungkin saran dari saya hati – hati karna musibah itu bukan takdir..mungkin itu di sebabkan oleh kelalayan kita sendiri, …. lain kali kalo ke ujung genteng lagi nginap nya 2 malam biasanya sih di daerah sana suka di kasih discount. dan mungkin bisa lihat air terjun ci kanteh yg berada di kawasan ci eumas… di jamin lebih keren dari cigangsa dan cikaso… 🙂
LikeLike
Iya, ini kejadiannya beberapa tahun lalu dan sekarang pasti lebih hati-hati kalau traveling.
Wah, aku belum pernah ke Cikanteh? Keren banget kah? Jadi penasaran, dan semoga bisa ke sana lagi nantinya.
Thanks infonya Mbak Anna 😀
LikeLike
thank infonya.. mungkin next lebih persiapan ygmatang…
LikeLike
Siap, terima kasih mas.
LikeLike
good share.
LikeLike
Thanks Steve.
LikeLike
Wahh…..kisah yg menarik broo…..
Perjalanan jauh yang sangat mengasikkan broo…..
Ente gak berenang broo di curug itu??
Kira-kira rute dari Bekasi ke Ujung Genteng lewatnya mana aje broo??
Trus kalo bawa motor kira-kira safety gak nihh menurut ente??
LikeLike
biaya penginapan di mama losmen itu berapa semalemnya ? ada penginapan lain gak di situ ?
LikeLike
Waktu itu aku dibayarin temen sih, mungkin sekitar 200 ribu kali ya. Penginapan lain banyak sepanjang pantai.
LikeLike
Turut prihatin y gan,,,btw
Makasih infonya,giliran gw skrng yg OTW ujung genteng.
LikeLike
HUWOW, Hati-hati gan!
LikeLike
Pengen ke ujung genteng, tapi pernah tour kesana gara2 supirnya ga kuat sama perjalannya jadi balik lg. Eh jadinya ke plabuhan ratu 😦 . Emang bener ya mas jalannya jauh dan naik turun kayak jalanan puncak?
#ngarep bgt liburan semester 3 ini bisa ke pantai itu..
LikeLike
Iya, emang jauh banget sih perjalanannya dan butuh stamina ekstra untuk nyupir ke sana. Jalanannya lebih berkelok dari puncak hehehe.
Semoga bisa ke sana ya 😀
LikeLike
Lesson learned! kalau capek, jangan dipaksain nyetir, mending istirahat dulu dari pada nabrak 🙂 apalagi kalau naik sepeda motor, 1-2 jam nyetir minimal ada 10-20 menit istirahat. biar lah lemot atau lambat, yang penting selamat 😀
LikeLike
Iya kak, iya!
*tertunduk*
*keplakin yang dulu maksain nyetir malam demi cinta*
LikeLike
mau tanya dong, masih simpen contact telp nya mama losmen kah?
LikeLike
Wah, waktu itu ke sana dipesanin sama teman, jadinya gak simpan kontaknya.
LikeLike
di ujung genteng bisa snorkling juga gk ya mas ?
LikeLike
wualah sampe segitunya yak. turut prihatin.
LikeLike
hehe, thanks gan!
LikeLike
Wah cukup mengenaskan bagi saya…kalau sya yang menjadi pemeran utamanya :D..tetapi yang penting pengalaman kayak gini belum tentu semua orang punya ya,saya aja dari dulu pengen banget ke ujung genteng,tp belum kesampean..baru ampe sawarna doamh…beruntungnya kamu mas…btw blognya menarik…pengen saya ikutin tp gak punya blog…saya cek aja terus lah ni blog 🙂
LikeLike
Ahaha, iya yang penting semua selamat akhirnya. Saya malah belum pernah ke Sawarna loh, hehehe.
Thanks sudah baca blog ini, kalau mau bisa subscribe kok dengan ninggalin alamat email, nanti bakal diemail tiap ada postingan baru di sini 😀
LikeLike
wuiihhh, serem mas… tp memang loh jln ke ujung genteng itu bahaya… sempit, trs mobil2 dari arah berlawanan ngebut2 ….. aku aja ama suami pas kesana dulu jd serem… kita ngalah aja deh..drpd ditabrak dr depan.. mana berkelok2 gitu jlnnya kan…
LikeLike
Iya, jalanannya kecil kan yaaa. Enaknya emang siang-siang jalan di sana, gak malam.
Masih lubang-lubang gak jalannya, Mbak?
LikeLike
MAMPIR JUGA YAA..KE PANTAI SANTOLO DAN PANTAI SAYANGHEULANG PAMEUNGPEUK GARUT….DANI SABILA PENGINAPAN KARANGLAUT….HP 082129705000
LikeLike
ok
LikeLike
curug cigangsa keren banget ya mas
LikeLike
Iya mas keren! Pengin sih ke Ujung Genteng lagi.
LikeLike
Kayaknya setiap kabupaten di Indonesia itu pada punya Air Terjun/curug mas. 😀
LikeLike
Iya juga sih, haha. Dan unik-unik air terjunnya, walaupun gak ada yang se-grand Niagara gitu sih.
LikeLike
Salam Wisata untuk para bloger..,
Yap memang benar berkunjung ke pantai yang satu ini membutuhkan perjuangan yang SUperr..! tapi ibarat kata “Satu kali Tepuk 2 lalat dapat” sebenarnya lokasi wisata ujunggenteng sendiri bukan hanya pantai yang menjadi objek, baru-baru ini telah di temukan wisata alam GEOPARK ciemas yang jarak tempuh dari Ujunggenteng sekitar 20km.
Untuk yang butuh informasi tentang ujunggenteng atau cari Hotel dan penginapan cal:0858-60-555-177
atau kunjungi situs website kami http://www.turtlebeachesresort.com dan http://www.ujung-genteng.info
terimakasih salam wisata…
LikeLike
maaf…menurut saya peristiwa kecelakaan ini kesalahan terletak pada supir dan sang pengambil keputusan harus pulang malam itu juga… kenapa ? karena udah main seharian full… cape.. tepar… sang supir adi harus nyetir pula… pulang dari ujung genteng malam hari sama saja dgn misi bunuh diri !!
karena menyalahi aturan liburan…
pulang dari ujung genteng ke suka bumi memang butuh fisik dan kondisi yg prima .. sekali ngantuk masuk jurang atau nabrak pohon…karena jalan2nya rusak dan berbahaya .. banyak tikungan apalagi di hutan…
semua pengunjung wisata kalo mau pulang check out dari hotel jam 8 atau jam 9 , terus ke curug cigangsa dan terakhir ke curug cikaso….jadi langsung pulang .. jadi ke curug2 itu acara terakhir… ga bisa dicampur dgn urusan ke pantai..
jangan kapok ke ujung genteng hehe…
LikeLike
Yak betul! Memang dalam sebuah perjalanan hendaknya jangan terlalu menuruti emosi, dan tidak dipaksakan. Menjaga kondisi supaya selalu prima, itu nomor satu demi keselamatan bersama.
Siap, semoga bisa ke Ujung Genteng lagi.
LikeLike
Bln agustus ini gw sama tmn” backpacker gembel dari depok mw ke ujung genteng..mungkin tmn” disini ada yg mw ikut trip kita,,skalian silaturahmi biar bnyk tmn backpacker hehehe
kemal diavolo
cp : 081282541707
thanx yang punya blog
LikeLike
Yuk, yang mau ke Ujung Genteng lagi yuk!
*sundul*
LikeLike
Turut prihatin dengan kejadiannya mas…
memang kita tidak bisa meremehkan seorang driver, bagaimana pun ketika berkendara nyawa kita ada di tangan driver…
LikeLike
Iya betul, driver memegang peranan penting pada keselamatan penumpangnya.
LikeLike
kalau ingin mendirikan tenda di sekitar pinggiran pantai boleh gak ya disana mas? lebih enak pakai tenda sepertinya.. hihihi
LikeLike
Harusnya boleh kok, atau kalau gak boleh sewa tempat aja sama yang punya penginapan, hehe.
LikeLike
Ka klo tiket masuk ke curugnya sama pantenya brpa??
LikeLike
Aduh aku lupa tepatnya berapa karena memang sudah lama ke sananya, yang jelas gak mahal kok.
LikeLike
KE PANTAI SANTOLO SAYANGHEULANG…? JANGAN LUPA MAMPIR KER PENGINAPAN KARANGLAUT …PENGINAPAN DENGAN VIEW PANTAI LANGSUNG…082129705000..082214538055..7EAC865A….
LikeLike
Kirain hati2 kenapa.. 🙂
Ujung genteng mmng keren.. sudah pernah kesana dan sangat mantep sunsetnya..
LikeLike
Hehe iya hati-hati di perjalanannya, maksudnya.
Setuju, di Ujung Genteng memang keren!
LikeLike
Awesome,, rencana besok malam saya dan teman teman juga mw ke Ujung Genteng ,, dengan adanya blog ini jadi saya agak merasa dapat pencerahan akan keselamatan. Terima kasih
LikeLike
Yeay, selamat berlibur, dan hati-hati selalu ya 😀
LikeLike
Mantab… Keren banget Pantai Ujung Genteng, bisa di jadikan refrensi untuk di kunjungi saat liburan… salam Wisata…
LikeLike
Salam wisata 🙂
LikeLike
Saya dan teman-teman kantor yang tergabung dalam Colliers Adventurers baru kembali dari Ujung Genteng weekend yang lalu. Kami tidak mampir ke Curug Cikaso maupun Curug Cigangsa (berhubung musim kemarau yang panjang, membuat kedua curug itu kering). Namun kami menyempatkan diri mampir di Goa Gunung Sungging, yang benar-benar amazing…
Sayang kamu nggak menyempatkan melihat pelepasan tukik di Pantai Pangumbahan ya. Padahal menarik lho.
Mungkin next time kalau ke Ujung Genteng, menginaplah semalam sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Supaya tenaganya bisa pulih, dan tidak celaka di jalan.
LikeLike
Wah, saya baru tahu ada Goa Gunung Sungging itu, jadi penasaran seperti apa? 😀
Waktu itu sudah kehabisan tenaga untuk melihat pelepasan tukik, padahal ada beberapa kawan yang melihat. Maklum kecapaian habis nyetir di malam sebelumnya, hehe.
Aamiin, terima kasih untuk sarannya. Semoga perjalanan berikutnya akan aman dari musibah.
LikeLike
hikmah dari cerita ini adalah…kalau ngantuk dan sedang menjalin hubungan LDR, jangan jadi supir alias bawa mobil sendiri…Ba…Ha..Ya…!!! hahaha
LikeLike
Wahahaha iya kalau ngantuk ya tidur, jangan malah nyupir kaaan.
LikeLike
Haha…seru dan serem 🙂 tapi pengen nyoba juga nih jadi petualang ke goa gunung sungging
LikeLike
Goa Gunung Sungging mana sihhh? 😀
LikeLike
Nice Artikel
Bagi Para Traveller yang mau berepergian ke Destinasi Wisata Favorit Indonesia ada baiknya baca :
ENSIKLOPEDI INDONESIA
LikeLike
Oke!
LikeLike
Keren! tapi kalau airnya lebih jernih pasti lebih keren 🙂
Berharap bisa kesana juga suatu hari nanti 😀
LikeLike
Iya airnya kadang keruh gitu hehe, aamiin ayo ke sana mas! 😀
LikeLike
Sy sbg warga jampangsurade sangat berterimakasih atas kunjungannya. Dan jgn lupa kalo kesana mampir ke wisata sungai Ciseureuh..yang ada dibalik bukit. Dan sangat indah sekali. Bila dipandang diatas bukit. Air yg jernih serta ada air terjunnya juga. Masih alami banget.
Ada juga wisata muara cikaso di kecamatan tegal buleud. Masih 1 wilayah dgn surade. Mungkin anda butuh waktu 1 minggu tuk ke jelajah semua wisata alam di sukabumi selatan ini
LikeLike
Salam kenal mas, terima kasih juga atas kunjungannya ke blog saya ini.
Terima kasih pula untuk informasi yang diberikan, dan saya akan sangat senang sekali apabila dapat berkunjung ke tempat-tempat indah di sukabumi selatan 🙂
Aamiin!
LikeLike
saya abis lebaran mau tour ke sana, kalo jln pada mlm hari bagaimana kondisi jalannya? mohon pencerahannya
LikeLike
Kalau dulu sih penerangan gak banyak, entah kalau sekarang. Saya juga belum ke sana lagi.
LikeLike
Ya itu pengalaman yg akan membuat lebih hati hati dan menghindari jalan malam di tengah hutan,Jadi berapa lama dari jakarta ke Ujung Genteng?Apakah pake bus besar ukuran 50 seater bisa ke Ujung Genteng,Terima kasih Bro,pasti sdh sembuh.
LikeLike
Wow.. bakal menjadi pengalaman yang gak bakal terlupakan tuh
Sudah lama yah, tapi semoga tidak mengalami lagi yang seperti itu
LikeLike
Hehe iya, sudah lama, dan jadi pelajaran banget pengalamannya hingga saat ini.
LikeLike
Penginapan murah persis dipinggir pantai dari teras anda bisa langsung melihat sunset disore hari dan pemandangan pantainya yang sangat…
Kami juga menyediakan fasilitas antar jemput dari kota anda cukup hubungi kami di 085724887545 wa/sma dapatkan liburan murah dan hemat dengan berbagai pesona keindahan pantai cibuaya ujunggenteng sukabumi
#villasunset #ujunggenteng #pantaicibuaya #penginapanmurah
LikeLike
Nice info bos 👍🏼
LikeLike
iya pak arievrahman makasih
LikeLike
semoga bermanfaat yaaa~
LikeLike
amin
LikeLike
Thx infonya ..
dulu thn 2010 pernah ke ujung genteng (pantai sama curug cikaso) emang perjalanan jauh (gw dari cikarang 9 jam nyampe penginapan)
yg bisa nyetir 2 orang (gantian) . sekali istirahat.. untungnya selamat sampai tujuan..
sayangnya kemarin gk sempat ke pantai pasir putihnya .. sama cuacanya juga kurang mendukung (hujan).
ini ada rencana mau kesana lagi, sebelum puasa.
LikeLike
Iya, kalau perjalanan jauh sih yang penting hati-hati di jalan, dan kalau capek jangan dipaksakan menyetir, akan lebih bagus lagi kalau ada gantian nyetir juga.
Semoga perjalanannya lancar terus!
LikeLike
cocoknih jadi pilihan selain ke wisata lembang . nice post 🙂 thanks
LikeLike
bole boleee~
LikeLike
Bersyukur ya mas masih dikasih keselamatan & kebersamaan.
LikeLike
Alhamdulillah yaaa 🙂
LikeLike
I enjoy the info on your internet site. Much thanks.
LikeLike
Your welcome, hope it helps.
LikeLike
Really such a helpful online site.
LikeLike
Thank you!
LikeLike