
.
[PARENTAL ADVISORY: EXPLICIT CONTENT]
Asap mengepul deras di ruangan berukuran 5×5 meter tersebut, tampak beberapa pria sedang asik berendam di kolam kayu yang berisikan air panas alam dan beberapa diantaranya sedang mandi sambil duduk di atas bangku kecil. Semuanya telanjang tanpa sehelai benang pun, termasuk saya dan Osa.
FAAAKKKKK!!!!
—
Onsen, berarti sumber air panas dalam bahasa Jepang (tidak termasuk termos dan dispenser. -red) yang dalam perkembangannya mengalami pergeseran sedikit arti menjadi sumber air panas yang dijadikan pemandian umum (dan biasanya dipadukan bersama dengan penginapan), dan untuk menikmatinya kita mesti telanjang dan benar-benar bersih.
Berikut adalah tahapan untuk menikmati onsen (gambar diambil dari onsen modern yang terdapat di Kaneyoshi Ryokan, Osaka):
- Masuk Onsen, karena kalau ga masuk bagaimana mau menikmati onsen. #okesip Untuk harga masuk onsen bervariasi, rata-rata mulai dari ¥500 (Kurs 1 Yen saat tulisan ini dibuat, adalah sekitar 120 rupiah) hingga harus menginap di penginapan tertentu untuk merasakan sensasi onsen yang dimiliki.
- Telanjang, adalah syarat wajib bagi pengunjung onsen. Di sini, kita harus menanggalkan semua yang dikenakan di badan hingga hanya tersisa sedikit cinta dan hati nurani. Mungkin awalnya kamu malu telanjang di antara orang-orang asing, namun lama kelamaan akan
enakterbiasa jugamelihat biji-biji berseliweran. Taruh pakaian kamu di keranjang, atau loker yang telah disediakan pemilik onsen. Lalu masuklah ke dalam ruangan onsen dengan telanjang, percaya diri, dan gagah berani. - Membasuh badan, adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika sudah telanjang di dalam ruangan onsen. Hal ini dilakukan untuk menetralkan suhu tubuh setelah beraktivitas, juga membersihkan kotoran luar yang menempel. Setelah basah basah basah, masuk
mandi madulah ke dalam onsen. - Setelah rileks dan otot-otot mengendur, kembalilah ke
jalan yang benartempat membasuh badan lagi, namun kali ini mandilah di situ. Yang unik dari mandi di sini, adalah dilakukan dengan cara duduk di atas bangku kecil. Caranya adalah bawa bangku ke tempat mandi, duduk, nyalakan shower, keramas, pakai sabun, bilas. As simple as that, not so complicated like love. Jangan khawatir, peralatan mandi seperti syampo dan sabun di sini gratis. Asal jangan dibawa pulang sebotol-botolnya. - Setelah selesai bilas, nikmatilah onsen kembali. Lakukan sampai puas, dan lemas.
Yang perlu diperhatikan adalah, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan di dalam onsen. Hal tersebut terangkum dalam onsen etiquette berikut:
- Jangan letakkan handuk yang dibawa ke dalam kolam onsen, hal ini dipercaya akan merusak kadar mineral yang terdapat dalam onsen.
- Pelan-pelanlah ketika memasuki onsen, dan disunnahkan kaki kanan terlebih dahulu sambil mengucap “Bismillah, semoga yang lain lebih kecil burungnya!”. Jangan memasuki kolam dengan gerakan akrobat khas loncat indah, juga jangan berenang di dalam onsen.
- Jangan membawa makanan dan minuman ke dalam onsen, hal ini diakibatkan ga enak rasanya kalau makan sambil mandi.
- Jangan mencuci pakaian di dalam onsen, juga dilarang mencuci piring maupun mobil.
- Beberapa onsen melarang orang yang memiliki tato untuk masuk, karena dikhawatirkan orang tersebut adalah anggota Yakuza. Namun kalau kamu (wanita, single, dan mempunyai penampilan menarik) ingin membuat tato, bisa menghubungi saya untuk sebuah tato di hati.
—
Perjalanan saya mencari onsen campur untuk pria dan wanita, akhirnya membawa saya ke ketinggian 2.450 meter di atas permukaan laut. Inilah Mikuragaike, onsen tertinggi di Jepang dan mungkin juga di dunia (karena yang namanya onsen cuma ada di Jepang, bukan? Bukan). Terletak di Murodo, yang merupakan puncak dari Alpen Route; di mana cara mencapai tempat ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Gampang karena transportasi di Jepang mudah dengan waktu yang jelas, dan susah karena untuk menuju tempat ini diperlukan biaya yang tidak sedikit sehingga kita perlu ekstra menabung lagi.
Kami disambut suhu sekitar tujuh derajat celsius ketika memasuki Murodo, aneh padahal saat itu bukanlah musim dingin sementara waktu telah menunjukkan pukul satu siang. Mungkin saat itu ada yang lupa menyalakan penghangat, atau cinta ini telah membeku.
“Wah, Udin Petot!” Kata saya saat itu.
“Hah, apaan tuh Udin Petot?” Timpal Osa.
“Udara Dingin Pengin Telanjang di Onsen Tertinggi.”
“…”
Lalu tibalah kami di resepsionis Mikurigaike, yang meminta uang masuk sejumlah ¥ 600 per orangnya. Dan karena kami bukanlah orang susah (yang lupa membawa handuk) maka kami membayar lagi ¥ 300 untuk selembar handuk kecil penutup aurat.
Untuk mencapai onsen yang terletak di ujung bangunan, kami harus berjalan melewati restoran terlebih dahulu. Tenang, masih pakai baju kok. Belum pakai gaun. Sesampainya di ruang ganti onsen, saya dan Osa bertatap-tatapan.
“Lu dulu deh yang masuk, ntar baru gue nyusul.”
“Ah, lu dulu aja.”
“Oke deh, tapi jangan ngintip ya.” Jawab saya sambil melepaskan balutan busana yang melekat. “WOY, LIHAT BELAKANG WOY!”
Dengan gerakan sedikit binal, satu persatu pakaian saya lemparkan ke dalam keranjang yang kemudian saya letakkan di rak yang telah disediakan. Lalu dengan semangat Laksamana Maeda masuklah saya, ke dalam ruangan onsen tersebut. Hanya saya, dan handuk kecil untuk menutupi sesuatu yang besar. Perut.
Asap mengepul deras di ruangan berukuran 5×5 meter tersebut, dan dengan jarak pandang 1/1000 Kilometer saya mengamati beberapa hal di sana. Ada dua kolam rendam, enam buah shower duduk lengkap dengan peralatan mandi, dan beberapa biji yang bergelantungan. Lalu ke manakah para wanita Jepang yang tersohor di film-film DVD anak muda masa kini?
Seakan menjawab pertanyaan saya, dari arah samping terdengar suara perempuan. Dan saya pun menoleh.
DEG!
Suaranya imut banget seperti anak kecil.
DEG! DEG!
Kulitnya putih bersih.
DEG! DEG! DEG!
“Papaaaa.” Anak itu memanggil Papanya, meminta supaya tubuhnya dibilas. Ternyata anak bayi, sob. Dia mandi bersama papanya di sini.
FAAAKKKKK!!!!
Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata onsen tersebut bukanlah onsen campur. Sementara onsen untuk wanita sendiri terletak di samping onsen pria, dan hanya dibatasi tembok kayu setinggi dua meter, tanpa lubang untuk mengintip. Terkadang terdengar suara-suara cekikikan dan desahan wanita dari sebelah yang bisa membuat kami -para pria- berimajinasi nakal seperti mengambil uang arisan mereka.
Setelah membilas badan, saya menceburkan diri ke dalam kolam tersebut. Dan reaksi awal yang saya dapatkan adalah: PANAS! Hal ini wajar mengingat Mikurigaike menggunakan air belerang yang diambil dari sumber di dekatnya yaitu Jigokudani (Hell Valley), yang saat ini ditutup untuk umum karena racun dan uap yang dihembuskan dianggap berbahaya.
Sensasi mandi di sumber mata air belerang alami sangat berbeda dengan mandi air panas biasa, di sini mineral yang terkandung dalam air sangatlah tinggi dan mengakibatkan air berwarna cenderung keruh. Jadi buat kalian yang memiliki ukuran kecil, tak usah minder jika berendam di sini. Ketika merendamkan seluruh badan ke dalam air, saya merasakan badan seperti ditusuk-tusuk duri kecil. Entahlah apakah ini khasiat onsen, atau ada ikan bandeng yang mati ketika berenang di sini lalu meninggalkan durinya (Ingat pepatah: Bandeng mati meninggalkan duri, kan? kan).
Tak berapa lama, Osa pun datang dan kami pun berendam bersama sambil bercengkerama tentang ukuran orang Jepang. Ukuran sepatu. Seakan menikmati onsen, dia pun cekikikan sendiri.
Setelah puas berendam, saya pun keluar dan berganti pakaian kembali. Di luar saya bertemu para wanita yang telah menyelesaikan kegiatan onsen-nya, pada umumnya mereka … BERUSIA 50 TAHUN KE ATAS! Seketika pudarlah imajinasi liar yang telah saya bangun tadi. Sedih, sob.
Sambil menunggu Osa menyelesaikan kegiatan onsennya, sebuah ide judul buku melintas di pikiran saya yaitu: “How To Recognize A Japanese From His Balls.”
FAAAKKKKK!!!!
Tak berapa lama keluarlah Osa, dengan handuk kecilnya.
“Airnya enak ya?” Tanya saya.
Dia cekikikan.
“Iya, enak tadi badan serasa ditusuk-tusuk jarum gitu.”
“Hihihi.”
“Eh, lu gila ya? Dari tadi cekikikan melulu?”
“Hihihi. Gue tadi kencing pas berendam sob. Di depan lu.”
WUASSUUUUUUU!!!!
***
Buat yang penasaran seperti apa tampak dalam Onsen Mikurigaike, berikut adalah sedikit penampakannya. (Sumber gambar: sini)
Tagged: Alpen Route, Cara Menikmati Onsen, Japan, Murodo, Onsen
Perpaduan sempurna antara cerita backpack sama stensilan tentang pemandian air panas di Jepang. Keren deh kamu. *kabur*
LikeLike
You can run, but you can’t hide Miss! *kejar ke garis finish*
Thanks for reading, kakaaak! Jangan lupa diet yah :’)
LikeLike
BAHAHAHAHANGKEEEE! *rahang pegel*
UDIN PETOT, FTW! :))
LikeLike
Thanks udah mampir, Bung Drivo!
😀
LikeLike
Asli ngakak2!! Sementara ke Cipanas Garut dulu aja ah untuk memuaskan hasrat… 😀
LikeLike
Wah, makasih udah mampir ngakak!
Iya di Cipanas juga enak, cuma ga bisa telanjang rame-rame. Hahaha.
LikeLike
THERE ARE NO BALLS IN THIS POST AND YOU LIED! #soundswrong
LikeLike
OKAY, SO YOU WANNA SEE BALLS HAH? HAH?
*releasing pants* *yours* :3
LikeLike
Lucu banget gaya penulisannya….aselinya ngakak…. =)) ntar2 ada cerita pengalaman seru apalagi yaa….
LikeLike
Wah, thanks udah mampir bro!
Ada kok cerita-cerita lainnya di postingan sebelumnya 😀
LikeLike
wahahaha asli nahan ngakak gue, boss di meja sebelah masa 😦
great article! i like it. eh by the way Riev, itu seriusan si Osa pipis disono X) kalo beneran hanjir banget tuh orang.
again lucuk banget nih article yet so informative.
LikeLike
Ih si Om ngakak-ngakak mulu, pantesan jomblo. #eh
Iya banget, dan ngakunya sambil malu-malu. Emang bangke tuh orang, hahahaha.
Thanks udah baca Ooom!
LikeLike
ga tau mau komen apa cuma bisa nahan ketawa di malam sunyi sepi sendiri disini
huahahahahahaha
lucuk tulisannya
LikeLike
Wah, pasti jomblo ya? Ayo ngaku!
*kalau gitu toss*
LikeLike
Tuhan ampuni aku karena baru menemukan blog sebangke iniiii. haha
LikeLike
Kata Tuhan: “Akan diampuni kalau semua postingannya sidah dibaca.”
Aamiin.
LikeLike
Qiqiqqiiqiqiq, kereenn nih reportasenya..tengah malem baca bgini, tp sebenernya bikin nyesel,.bulan mei kemarin ke jepang juga, tapi ga sempet ngerasain onsen, hih!!next harus nyebur ah..
LikeLike
Ke Jepang ga ngerasain onsen? Sama aja di Indonesia ga makan Indomie goreng. Haha!
Lain kali harus dicoba onsennya, seru!
Thanks udah mampir tengah malam 😀
LikeLike
Di Jepang kemana aza?
LikeLike
Tokyo – Kawaguchiko – Hiroshima – Osaka – Kyoto – Nara – Mie – Toyama
LikeLike
ga kebayang kalo pemandian air panas di indonesia begitu -.-
LikeLike
Iyasih, tapi kalau di Jepang, onsen sudah menjadi budaya turun-temurun. Jadi yaaa, gitu deh.
LikeLike
oia, meskipun pada terbuka gitu, tp gada kasus pelecehan atau apapun kan?
LikeLike
Jarang ditemukan kasus pelecehan, karena di sana memandang tubuh orang lain di onsen adalah hal yang tabu.
LikeLike
wuah, jaga pandangan gitu dong? nunduk.
LikeLike
Justru tetap percaya diri dengan menatap lurus ke depan, hahaha.
LikeLike
tapi menarik kak, kok bs ya ada aturan jaga pandangan gtu, padahal kabarnya angka pemerkosaan di jepang lumayan tinggi. giliran naked pada jaga pandangan, giliran yang berbusana malah dibabat abis
LikeLike
ya kan … itu bukan onsen campur, kak.
LikeLike
Eh itu boleh foto-foto ya? Bukannya dilarang? 😕
LikeLike
Yang foto dalam onsen, itu ambil dari foto orang lain (ada sumbernya) dan emang gak sopan sih ambil foto di onsen.
LikeLike
ajib….
salam kenal…. ijin jalan2 di blog nya ya oom…
LikeLike
Salam kenal juga, Mas.
Selamat jalan-jalan ya!
LikeLike
Sumpah ngakak waktu baca nih artikel. Minggu minggu gini beruntung banget nemuin artikel kayak gini. Thanks ya rief..
LikeLike
Ahaha, thanks udah ngakak bacanya. Senang bisa menghibur di hari minggu. Have a nice Sunday, Irma.
LikeLike
Ternyata nggak boleh berenang ya di Onsen. Onsennya juga di dalam ruangan, gue kira kayak yang sering gue liat gambarnya di google. Pemandian air panas di bukit dengan batu-batu di sekelilingnya.
LikeLike
Iya, gak boleh berenang, kan dangkal soalnya.
Yang outdoor juga ada, Kev. Cuma tempatnya biasanya secluded dan harus nginap gitu di gunung-gunung. Emang lebih seru, tapi mahal.
LikeLike
Kapan-kapan kalo ke Jepang, harus nyobain tuh haha. Sensasinya pasti beda \o/
LikeLike
Pastik! Lihat biji-biji seliweran dan berwarna-warni itu rasanya gimana gitu!
LikeLike
keren kapan ke jepang lg om ayo bareng? ane ke sana november 2014
LikeLike
Masih belum mampu broh, nabung dulu. Soalnya bakal habis banyak di Jepang 😀
LikeLike
jadi berapa ukuran sepatunya? *eh
LikeLike
41 MAS!
LikeLike
HAHAHAHHA..
lha pie,, wes kebelet nguyuh..
cerito rico disumbang mbah2 ora mbuk critakke? wkwk
LikeLike
Kosek nda, rung ono wektu nulise hahaha.
Ceritake ning blogmu lah : )))
LikeLike
Kok nggak selfie di onsen? MANA SELFIE-nya? *jangankasihfotoFrankySahilatua!
LikeLike
Zaman dulu belum ada tongsis 😦
*timpukin kaset Rama Aiphama*
LikeLike
halah masss.. Onsen ya? ..
LikeLike
iya mbak.
LikeLike
Ancuuurrrr..wkwkwkwkkw…batal ga sih puasaku baca giniannn 😀 itu yg pipis lgs ngakak aku hahahha
LikeLike
nggak bataaal, kan imannya kuat, hahaha.
LikeLike
Reblogged this on My Archive and commented:
jepang :3
LikeLike
gyahahahaha ampun dah pas baca yg paling terakhir. nyampe hotel mandi lagi ga tuh?
LikeLike
Dan waktu itu…gak balik ke hotel, tapi langsung ke Tokyo!
:’)
LikeLike
hiiiiii pesing
LikeLike
wakakakakak…. ngakak pollll!!
Jadi pengen ke Jepang!
LikeLike
Yeeaaaay! Ayo ke Jepang bareng bareng!
LikeLike
hahahaaaaa….next nya cobain jimjilbang di Korea tuh, kolam 7 rasa plus gua berpuluh2 rasa…pas berendam nya lbh rame dan ‘jelas’ 😀
LikeLike
SIAAAPPPP!
*masukin ke list kalau ke Korea*
LikeLike
Enak ini abis onsen pegel berasa ilang. Pernah cobain yang di Odaiba.
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
LikeLike
Yang di Odaiba campur apa pisah kak? Hahahaha!
LikeLiked by 1 person
Pisah ruangan kaaaa 😀
LikeLike
Thanks for the post!
LikeLike
you’re welcome!
LikeLike
Your style is really unique in comparison to other people I’ve
read stuff from. Many thanks for posting when you have the
opportunity, Guess I will just book mark this blog.
LikeLike
thank you!
LikeLike