
Perjalanan Berliku Mencari Hunian Idaman (1) – Dari Kostan, Apartemen, Hingga Perumahan!
arievrahman
Posted on June 17, 2021
Selama 30 tahun lebih hidup, saya sudah berpindah hunian kurang lebih sebanyak tujuh kali. Diawali dengan rumah kontrakan orang tua di Kota Semarang sebelum akhirnya berpindah ke rumah dinas yang kemudian menjadi hak milik setelah dicicil puluhan tahun di Kabupaten Semarang, yang berlanjut indekos di Bintaro semasa kuliah dan dua kali berpindah kostan di Slipi ketika awal-awal bekerja di Jakarta, sebelum akhirnya tinggal pada sebuah apartemen di pinggiran Jakarta Selatan dan sekarang menempati rumah kontrakan di daerah Bintaro.
Bagi saya, menemukan hunian idaman, atau hunian yang cocok untuk ditempati adalah sebuah perjalanan yang berliku. Hunian tersebut harus menyesuaikan kebutuhan aktual saya, harus dekat dengan lokasi tempat belajar atau kerja, serta nyaman untuk ditinggali setidaknya selama beberapa tahun. Bukankah begitu definisi hunian idaman?
Dalam perjalanan mencari hunian idaman, saya juga telah melakukan banyak sekali riset dan survei, baik secara daring melalui situs jual beli properti, bertanya ke pada sahabat dan khalayak, hingga datang langsung ke lokasi properti yang sedang saya incar untuk ditempati.

Sejak dulu, manusia dikenal sebagai bangsa yang nomaden, yang selalu berpindah tempat tinggal dengan menyesuaikan musim dan kebutuhan hidup, yang mungkin baru akan berdiam di suatu tempat setelah mendapatkan kenyamanan atau hal-hal baru yang menguntungkan. Dimulai dari para pengembara di gurun Afrika dan Timur Tengah, lalu berlanjut ke pedagang lintas benua dari keturunan Cina dan Arab, sebelum bangsa Eropa memulai ekspedisinya untuk mencari daerah-daerah yang lebih hangat dan kaya akan sumber daya yang tidak dimiliki di negaranya yang dingin.
Selayaknya Christopher Colombus yang berlayar ke perairan Amerika untuk menemukan dunia baru pada 1492, Cornelis de Houtman yang datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah pada 1596, hingga James Cook yang tiba di Australia pada 1770 untuk mencari tanah yang subur, perjalanan saya mencari hunian idaman juga penuh liku-likunya sendiri.