backpackstory
  • Home
  • Domestic
    • Aceh
    • Bali
    • Banten
    • DKI Jakarta
    • Jawa Barat
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
    • Kalimantan Timur
    • Kalimantan Utara
    • Kepulauan Bangka Belitung
    • Kepulauan Riau
    • Lampung
    • Maluku
    • Maluku Utara
    • Nusa Tenggara Barat
    • Nusa Tenggara Timur
    • Papua
    • Papua Barat
    • Riau
    • Sumatera Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Utara
    • Sulawesi Selatan
  • Foreign
    • Armenia
    • Australia
    • Azerbaijan
    • Belgium
    • Bhutan
    • Brunei Darussalam
    • Cambodia
    • China
    • England
    • France
    • Georgia
    • Hong Kong
    • India
    • Iran
    • Italy
    • Japan
    • Kenya
    • Laos
    • Macau
    • Malaysia
    • Myanmar
    • Nepal
    • Netherlands
    • North Korea
    • Philippines
    • Russia
    • San Marino
    • Singapore
    • Scotland
    • South Korea
    • Taiwan
    • Tanzania
    • Thailand
    • Timor Leste
    • Turkey
    • United States of America
    • Uzbekistan
    • Vietnam
  • Mamacation
  • Events
  • Miscellaneous
    • Accommodation
    • Culinary
    • Others
    • Survival Kit
    • Transportation
  • Visa
    • Visa Amerika
    • Visa Armenia
    • Visa Australia
    • Visa Azerbaijan
    • Visa Cina
    • Visa Georgia
    • Visa India
    • Visa Iran
    • Visa Jepang
    • Visa Kenya
    • Visa Korea Selatan
    • Visa Myanmar
    • Visa Nepal
    • Visa Rusia
    • Visa Schengen
    • Visa Taiwan
    • Visa Tanzania
    • Visa Timor Leste
    • Visa Turki
    • Visa UK
  • About
    • Achievements
    • Clients Portfolio
    • Country List
    • Stage Performance
apartemen pakubuwono terrace rumah.com

Perjalanan Berliku Mencari Hunian Idaman (1) – Dari Kostan, Apartemen, Hingga Perumahan!

arievrahman

Posted on June 17, 2021

Selama 30 tahun lebih hidup, saya sudah berpindah hunian kurang lebih sebanyak tujuh kali. Diawali dengan rumah kontrakan orang tua di Kota Semarang sebelum akhirnya berpindah ke rumah dinas yang kemudian menjadi hak milik setelah dicicil puluhan tahun di Kabupaten Semarang, yang berlanjut indekos di Bintaro semasa kuliah dan dua kali berpindah kostan di Slipi ketika awal-awal bekerja di Jakarta, sebelum akhirnya tinggal pada sebuah apartemen di pinggiran Jakarta Selatan dan sekarang menempati rumah kontrakan di daerah Bintaro.

Bagi saya, menemukan hunian idaman, atau hunian yang cocok untuk ditempati adalah sebuah perjalanan yang berliku. Hunian tersebut harus menyesuaikan kebutuhan aktual saya, harus dekat dengan lokasi tempat belajar atau kerja, serta nyaman untuk ditinggali setidaknya selama beberapa tahun. Bukankah begitu definisi hunian idaman?

Dalam perjalanan mencari hunian idaman, saya juga telah melakukan banyak sekali riset dan survei, baik secara daring melalui situs jual beli properti, bertanya ke pada sahabat dan khalayak, hingga datang langsung ke lokasi properti yang sedang saya incar untuk ditempati.

DUO Balaraja

Sejak dulu, manusia dikenal sebagai bangsa yang nomaden, yang selalu berpindah tempat tinggal dengan menyesuaikan musim dan kebutuhan hidup, yang mungkin baru akan berdiam di suatu tempat setelah mendapatkan kenyamanan atau hal-hal baru yang menguntungkan. Dimulai dari para pengembara di gurun Afrika dan Timur Tengah, lalu berlanjut ke pedagang lintas benua dari keturunan Cina dan Arab, sebelum bangsa Eropa memulai ekspedisinya untuk mencari daerah-daerah yang lebih hangat dan kaya akan sumber daya yang tidak dimiliki di negaranya yang dingin.

Selayaknya Christopher Colombus yang berlayar ke perairan Amerika untuk menemukan dunia baru pada 1492, Cornelis de Houtman yang datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah pada 1596, hingga James Cook yang tiba di Australia pada 1770 untuk mencari tanah yang subur, perjalanan saya mencari hunian idaman juga penuh liku-likunya sendiri.

Categories: DKI Jakarta, Domestic, Survival Kit

Tagged: apartemen, kostan, rumah, Rumahcom

3 Comments

+Read more

Ketika Pandemi, Traveler Ngapain Saja Sih?

arievrahman

Posted on May 31, 2021

Setahun lebih berlalu sejak terakhir kali saya bepergian dengan menggunakan pesawat terbang, tepat sebelum situasi pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Perjalanan udara terakhir saya adalah pada bulan Maret 2020 dengan destinasi Bali, sementara seminggu sebelumnya, saya baru saja kembali dari penugasan luar negeri bersama Whatravel ke Spanyol dan Portugal. Sepulangnya dari Bali, pemerintah menerapkan kebijakan ‘sistem lockdown’ untuk membatasi penyebaran Virus Corona, yang disebut dengan PSBB, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Sebuah kebijakan yang sangat berpengaruh bagi para traveler, atau bagi para pelaku bisnis perjalanan seperti saya, karena dengan adanya kebijakan tersebut, berarti gerak kita untuk berpindah tempat –atau dalam kata lain traveling, sangat dibatasi. Sebuah kebijakan yang berikutnya menimbulkan pertanyaan kepada saya, dan juga teman-teman yang merasakan.

“Ketika pandemi, traveler ngapain saja sih?”

traveling Bhutan

Tahun 2021 adalah tahun ke-11 sejak saya merintis karier saya sebagai traveler, atau orang yang kerap jalan-jalan karena berbagai keperluan. Baik untuk keperluan pribadi dengan modal sendiri seperti misalnya ketika mengunjungi Armenia pada 2017, perjalanan bersponsor karena ada kerjasama dengan pihak lain seperti ketika ke Turki pada tahun 2016, jalan-jalan karena menang kuis seperti ketika ke Amerika Serikat pada tahun 2014, ataupun perjalanan karena pekerjaan sebagai trip buddy Whatravel yang membawa saya mengunjungi Bhutan pada tahun 2019.

Dapat dikatakan bahwa tiada tahun tanpa bepergian dengan pesawat terbang dan jalan-jalan ke luar negeri, yang bahkan pada tahun 2017 saya pernah menantang diri sendiri untuk selalu bepergian ke luar negeri setiap bulannya, dengan total mengunjungi 18 negara selama 12 bulan, dengan hasil yang bisa kamu tebak, yaitu bokek.

Categories: Events, Survival Kit

Tagged: ATM, CIMB Niaga, COVID-19, Mobile Banking, OCTO mobile, online, pandemi, rumah

11 Comments

+Read more

Cibaliung Leuwi Hejo

Daftar Lengkap Lokasi Objek Wisata Alam Super Kece yang Dapat Kamu Kunjungi dengan Trekking di Sentul dan Sekitarnya (Bagian Kedua)

arievrahman

Posted on April 30, 2021

Lebih dari setahun sudah sejak saya memutuskan melakukan business pivot di Whatravel akibat pandemi yang melanda. Dari yang awalnya menjual paket perjalanan berjenis open trip ke luar negeri, sekarang kami melakukan banyak hal untuk sekadar bertahan hidup. Memang, belum sampai jual diri, karena pasti tidak laku, namun kami sudah melakukan berbagai hal untuk mendatangkan profit bagi perusahaan seperti mengadakan webinar, membuat virtual tour berbayar, hingga menjual paket perjalanan private trip untuk trekking yang ‘cuma’ ke Sentul.

Paket perjalanan private untuk trekking, yang ternyata dapat menghidupi operasional perusahaan selama enam bulan belakangan. Sejak dimulai pada bulan Oktober 2020 dan hingga tulisan ini dirilis, kami telah memiliki belasan rute trekking di Sentul, puluhan local trekking buddy —atau kerap disebut sebagai guide yang dipekerjakan dari warga setempat yang kebanyakan kehilangan pekerjaan akibat pandemi, dan lebih dari dua ribu orang yang telah mengikuti perjalanan trekking bersama kami.

Berawal dari outing kantor, kami tidak menyangka bahwa pivot –atau memutuskan untuk mengambil arah lain ke trekking ini justru malah menjadi sebuah pilihan yang tepat di kala pandemi.

Whatravel Trekking Club

Ada beberapa alasan mengapa kami memilih trekking ke Sentul sebagai produk hero saat ini, di antaranya adalah:

  • Perubahan perilaku konsumen karena pandemi, dari yang awalnya bebas traveling ke mana-mana, menjadi di rumah saja, sebelum akhirnya mulai berani ke luar rumah untuk … ya, berolahraga. Lalu, mengapa tidak kita menggabungkan olahraga dan pariwisata?
  • Berwisata sambil berolahraga di alam terbuka dapat dikatakan lebih memiliki risiko rendah untuk terkena sebaran virus corona, dibandingkan dengan ruangan tertutup yang diisi oleh banyak orang, seperti mal dan kafe.
  • Lokasi Sentul yang hanya terletak sekitar satu jam perjalanan dari Jakarta, menjadikannya daerah yang mudah diakses oleh moda transportasi pribadi. Sayang, belum ada transportasi publik yang dapat menjangkau area ini, di mana stasiun terdekat masih Stasiun Bogor.
  • Sentul memiliki banyak sekali obyek wisata alam yang mungkin kamu tidak akan menyadari bahwa objek-objek wisata tersebut ada di dekat Jakarta, karena seperti di dekat Bogor, eh.
Categories: Domestic, GMT +7, Jawa Barat

Tagged: Bogor, curug, Leuwi Hejo, Sentul, trekking, whatravel

6 Comments

+Read more

Vaksinasi Corona Gratis

Cerita Pengalaman Mengikuti Vaksinasi Corona (COVID-19) Gratis dari Pemerintah

arievrahman

Posted on March 30, 2021

Setengah tak percaya saya membaca pesan yang masuk di WhatsApp Group (WAG) kantor –salah satu dari beberapa WAG yang tidak saya Mute: Forever di smartphone, yang kala itu menampilkan sebuah lampiran berbentuk .pdf, dengan tulisan panjang beberapa baris yang kurang lebih memiliki judul ‘Jadwal Pegawai yang Mendapatkan Vaksinasi Corona Tahap Satu’. Setelah Lambe Turah, WAG Kantor adalah salah satu sumber informasi yang dapat saya percaya saat ini. Maka dengan sedikit deg-degan, saya membuka lampiran tersebut, dan menemukan nama saya di sana.

DHEG!

Memang, kalau dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan saat ini, mungkin saya termasuk ke dalam kelompok pertama atau kedua yang berhak mendapatkan jatah vaksinasi corona atau tepatnya vaksinasi COVID-19 gratis dari pemerintah sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, namun saya tidak menyangka bahwa secepat ini semua akan terjadi. Seperti mimpi. Mimpi divaksin.

Corona, merupakan nama virus, sedangkan COVID-19 adalah nama resmi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Corona tersebut.

“Loh kok kowe wes entuk jadwal vaksin?” (Anak ganteng, kok kamu sudah mendapatkan jadwal vaksin?) Mama bertanya sewaktu saya mengabarinya perihal jadwal yang saya dapat dari kantor. “Aku saja baru didata sama Bu Bidan, penginnya cepat sih”. Dasar Mama, kalau jalan-jalan maunya dibilang muda, tapi giliran vaksin maunya diakui sebagai lanjut usia (lansia) supaya dapat giliran lebih dulu.

“Yo memang risiko cah ganteng yo ngene ki.” (Alhamdulillah, rezeki anak saleh) Saya menjawab, sembari bersyukur bahwa saya sudah dijadwalkan untuk mendapatkan jatah vaksinasi gratis per bulan Maret 2021 ini. Selain dijatah lewat kantor, dan mendaftarkan diri melalui perangkat desa untuk para lansia dan golongan lain yang sudah memenuhi kriteria sesuai dengan peraturan tersebut di atas, disebutkan pula bahwa mereka yang sudah terjadwal untuk mendapatkan vaksinasi juga akan mendapatkan SMS Blast dari instansi terkait dengan nama pengirim: PEDULICOVID. Yang tentunya bukan berisi penawaran KTA atau pengumuman selamat Anda menang hadiah Rp.100 juta dari GIVEAWAY KEDAS BEAUTY. Yang terakhir tentu saja hoax, ya.

Saat ini, kamu bisa melihat status jadwal pemberian vaksinasi COVID-19 kamu melalui situs Peduli Lindungi, hanya dengan memasukkan nama lengkap dan nomor KTP kamu. Semoga bisa disegerakan, ya!

Lantas, apakah vaksinasi ini aman untuk dilakukan? Berhubung saya tidak memiliki kapasitas untuk menjawab, maka saya serahkan jawabannya kepada rekan medis yang lebih kompeten untuk menjawabnya. Silakan Pak Dokter Dirga Rambe.

Vaksinasi Corona

Yang jelas bagi saya, vaksinasi ini adalah sebuah harapan. Harapan untuk kembali hidup normal lagi, harapan untuk dapat beraktivitas dan jalan-jalan kembali seperti dulu, serta harapan untuk kembali membangun apa yang telah dihancurkan oleh corona setahun belakangan.

Categories: Events, Survival Kit

Tagged: corona, COVID-19, gratis, vaksinasi

8 Comments

+Read more

DUO Balaraja

Mungkin, Hunian Impianmu Berada di Barat Tangerang!

arievrahman

Posted on February 26, 2021

Siang itu saya kembali ke Balaraja. Namun kali ini bukan untuk mencari telaga biru yang sudah saya temukan sebelumnya, pun demikian dengan tenda biru yang tak sengaja sudah dilewati oleh Desy Ratnasari. Kedatangan saya kali ini adalah untuk menjawab ajakan Galang, yang ingin melihat lebih lanjut progres pembangunan DUO di Telaga Bestari, sebuah komplek perumahan terbaru yang sedang dikembangkan oleh Intiland dan Quanta Land, yang konon disebut sebagai ‘Hunian Sehat Pertama di Indonesia’ karena berbagai fasilitas penunjang yang dimilikinya.

Well, bukan hanya Galang, saya pun sebenarnya penasaran dengan progres pembangunannya. Terakhir ke Balaraja pada bulan November lalu, kami masih mendengar cerita saja mengenai DUO, belum melihat langsung barangnya. Sebagai seorang Aquarius yang realistis, saya perlu melihat langsung, bukan hanya mendengar cerita tentangnya. Apalagi ini adalah rumah, sebuah aset yang perlu pemikiran dan pertimbangan lebih sebelum dibeli, berbeda halnya dengan membeli nasi rames.

“Better to see something once than to hear about it a thousand times.” ― Asian Proverb

Salah satu kegelisahan kami, sebagai bapak rumah tangga adalah perihal membeli rumah idaman. Saya masih mengontrak sebuah rumah di bilangan Bintaro, sementara Galang saat ini tinggal pada rumah mertuanya di wilayah Jagakarsa yang padat penduduk.

“Pengin deh tinggal di daerah yang gak macet,” Gerutu Galang pada suatu ketika, tepat ketika kami sedang melalui jalanan Jagakarsa yang sempit, menuju Depok. “di sini rumah masuk gang, dan begitu keluar gang sudah penuh dengan mobil.”

Sebuah kekesalan yang juga menjadi alasan saya untuk memilih mengontrak di Bintaro, pada sebuah perumahan menengah yang sepertinya saat ini belum masuk ke budget saya. “Tinggal di Bintaro enak sih, jalanan lebar, jarang ketemu macet, tapi …” Saya menahan kata-kata ketika angkot di depan kami berhenti mendadak. “…ANJAY! …harganya mahal, di atas dua miliar untuk hunian yang enak.”

Saat itu, kami berpikir untuk mendapatkan lebih banyak referensi mengenai hunian idaman yang harganya masih masuk di kantong kelas menengah ngehe seperti kami, ya yang kira-kira harganya di bawah satu miliar, fasilitas lengkap, dan gak kena macet di depan komplek. Sebuah impian yang sepertinya masih mustahil, sebelum kami menemukan desas-desus seputar dibangunnya DUO ini.

DUO Balaraja

ADUH KELEWAT!

Saya berteriak di balik kemudi, tepat ketika saya melewati Gerbang Tol Balaraja Timur, gerbang yang seharusnya akan membawa kami langsung tiba di halaman depan Perumahan Talaga Bestari, lokasi DUO berada. Namun karena keasyikan mengobrol seputar kehidupan bapak-bapak dan hunian idaman, saya terlewat untuk keluar. Untungnya, gerbang berikutnya pun tak jauh dari DUO, yaitu Gerbang Tol Balaraja Barat.

Sepuluh menit setelah keluar tol, kami telah tiba pada salah satu lokasi paling menarik yang terdapat di Balaraja, yaitu Mc Donald’s. Di sana, kami mengisi amunisi terlebih dahulu sebelum melihat lebih dekat progres pembangunan DUO.

Categories: Banten, Domestic, Events

Tagged: Balaraja, DUO, Talaga Bestari

9 Comments

+Read more

« Older entries    Newer entries »


post title here

Banners for Blog Indonesia Terbaik 2019


Travel Blogs Award 2018

Travel Blog Awards 2017 – Winners

Top Posts & Pages

  • Huru-Hara Mengurus Visa Schengen di TLScontact untuk Kedutaan Besar Perancis
  • Panduan Lengkap Mengurus Sendiri Visa Turis Australia
  • 18 Hal yang Harus Dibiasakan di Amerika
  • 8 Alasan Mengapa Harus Memakai XL Pass di Luar Negeri
  • Mudahnya Mengurus Visa Australia dengan Bantuan Dwidayatour

Archives

Blog Stats

  • 5,245,144 serious hits

Donate to Backpackstory

Donate Button with Credit Cards

Enter your email address to become a serious reader and receive notifications of new posts by email.

Join 57,389 other followers

Follow backpackstory on WordPress.com

Recent Comments

Slamsr on Cerita Pertama Kali Naik ke Pu…
arievrahman on Panduan Membuat SIM Inter…
arievrahman on Panduan Membuat Travel Blog (d…
Minamma411 on Panduan Membuat SIM Inter…
Atin Likhah on Panduan Membuat Travel Blog (d…

Twitter Updates

  • Seru juga kalau Pantjakaki bisa begini 🤔 twitter.com/sandiuno/statu… 6 hours ago
  • RT @BouncingPandaa: Yang suka pedes,suka ikan ready stock nih Tuna Asap sambal sereh 10 pax kemasan 250gram, bs by krim2 ke teman2, bekal d… 18 hours ago
  • RT @garandra: Bini w networth nya estimasi >Rp1,5M W networth nya Rp100K, belum kepotong admin bank. 19 hours ago
  • Anjir kayak hordeng. twitter.com/goal/status/15… 19 hours ago
  • Kemarin akhirnya nyobain juga croissant di @wsnoepen Sherlock Bandung ini, sambil ngobrol-ngobrol bareng kang… twitter.com/i/web/status/1… 20 hours ago
Follow @arievrahman

Official Facebook Page

Official Facebook Page
  • View arievrahman’s profile on Facebook
  • View arievrahman’s profile on Twitter
  • View arievrahman’s profile on Instagram
  • View arievrahman’s profile on LinkedIn
  • View arievrahman’s profile on YouTube
  • View arievrahman’s profile on Google+
  • View arievrahman’s profile on Tumblr
Advertisements

Return to top

© Copyright Backpackstory 2012-2021

Website Powered by WordPress.com.

  • Follow Following
    • backpackstory
    • Join 57,389 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • backpackstory
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...