
Bermodal tiket murah yang telah dipesan beberapa bulan sebelumnya, saya merasa bahwa perjalanan ke Kenya ini akan menjadi perjalanan yang baik-baik saja, tanpa adanya Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dari berbagai pihak, hingga beberapa orang teman berkata kepada saya hanya dalam beberapa hari menjelang keberangkatan, bahwa untuk mengunjungi Kenya, dibutuhkan e-Visa.
“Ke Kenya kan harus pakai e-Visa.” Kata seorang teman, sementara berdasarkan data yang terdapat pada Timatic Web, Warga Negara Indonesia dapat memperoleh fasilitas Visa on Arrival untuk memasuki Kenya.
“Sungguh?” Tanya saya, memastikan. “Apa tidak bisa Visa on Arrival?”
“Iya, kemarin aku pakai e-Visa.” Jawabnya lagi. “Kalau Visa on Arrival, tidak tahu deh.”
Sebagai warga negara dunia ketiga seperti Indonesia, visa merupakan salah satu syarat mutlak yang dibutuhkan apabila ingin traveling mengunjungi negara lain, selain paspor, tiket pesawat, uang, dan wajah yang meyakinkan, tentunya. Hal yang juga berlaku ketika kamu ingin mengunjungi Kenya, yang terletak di Afrika, just in case kamu belum tahu.
“Sudah, bikin saja” Lanjutnya. “Kamu berangkat kapan sih?”
“Sampai sana harusnya tiga hari lagi. Aku takut kalau bikin e-Visa nanti tidak selesai, karena di situs resminya tertulis bahwa prosesnya adalah dua hari kerja.” Jawab saya, dengan menggunakan aku-kamu, tanpa baper. “Sementara di hari kedua, aku masih ada di pesawat.”
“Tapi, tidak ada salahnya dicoba, kan?”

Di antara kebimbangan apakah akan mengurus e-Visa ataupun mencoba keberuntungan dengan mengajukan Visa on Arrival di Jomo Kenyatta International Airport —dengan risiko akan ditolak terbang karena tidak memiliki visa, saya akhirnya memutuskan untuk mengurus e-Visa Kenya, dengan waktu terbatas yang dimiliki.
Berdasarkan informasi yang didapat dari situs resmi pengurusan e-Visa Kenya, hanya dibutuhkan tiga langkah mudah untuk mendapatkan e-Visa Kenya, yaitu:
- Membuat Akun: Hanya dibutuhkan satu akun untuk mengurus permohonan e-Visa di kemudian hari.
- Mengajukan dan Membayar: Mengisi formulir pendaftaran, dan membayar menggunakan Visa atau Mastercard. Membayar visa, dengan Visa, sepertinya menarik, ya?
- Mengunduh: Bukan mantu yang diunduh di sini, melainkan e-Visa dalam bentuk .pdf.

Namun, walaupun situs resmi mengatakan dibutuhkan TIGA LANGKAH MUDAH, namun praktiknya tidaklah semudah itu, my friend, karena proses pembuatan e-Visa Kenya ini mungkin sedikit lebih rumit daripada e-Visa Turki dan e-Visa Georgia yang pernah saya buat sebelumnya.
A. Membuat Akun di Situs Resmi e-Visa Kenya
Seperti yang sudah disampaikan di situs resmi, hal pertama yang harus saya lakukan adalah membuat akun di situs resmi e-Visa Kenya. Sebuah hal yang wajar, karena pada zaman sekarang basis data adalah kunci, asalkan tidak sampai bocor seperti yang dialami oleh Facebook.
Untuk membuat akun, kamu dapat meng-klik tombol ‘Create an Account’ pada situs resmi e-Visa Kenya, yang berada pada halaman muka bagian bawah, tepat di tengah-tangah gambar Gajah kecil berbelalai panjang.
Setelahnya, kamu akan diminta mengisi beberapa isian berikut:

Email: Tulislah alamat email kamu yang aktif, dan dapat menerima email. Iya, yang sering dapat email dari Pangeran Nigeria itu.
Confirm Email: Tulis lagi alamat email kamu, pastikan sama dengan alamat yang ditulis di atas.
Password: Pilih kata sandi yang gampang diingat, walaupun susah, karena kata-kata Sandi sebelum menjadi Wakil Gubernur, belum ada yang terealisasi dengan baik.
Confirm Password: Tulis lagi kata sandi yang sama sesuai yang kamu tulis di atas.
First Name: Tulis nama pertama kamu, misalkan ‘Jon’.
Surname: Tulis nama keluarga atau nama belakang kamu, misalkan ‘Ru’.
Gender: Pilih jenis kelamin yang paling mewakili dirimu, secara fisik, bukan mental.
Nationality: Pilih kewarganegaraan kamu, seperti saya yang memilih Indonesia tercinta, yang mungkin peringkat paspornya masih kalah dengan Timor Leste.
Setelah mengisi semuanya, kamu dapat mencentang isian ‘I agree to the terms and condition’ dan mengklik ‘Continue’, atau apabila kamu sedang memiliki banyak waktu luang karena bosan di rumah lagi sendirian, papa sibuk, mama arisan, kamu bisa juga membaca terlebih dahulu ‘Terms and Conditions’ dimaksud.
Kalau saya sih, sibuk, maaf.

Sesudah mengklik ‘Continue’, kamu akan dibawa ke halaman yang memintamu untuk melakukan verifikasi alamat email yang kamu tulis sebelumnya, caranya adalah dengan mengecek Kotak Masuk email kamu, dan mengklik link yang ada di sana.
Sebelumnya, pastikan dulu bahwa email yang masuk adalah dari pihak e-Visa Kenya, bukan dari Pangeran Nigeria yang akan membagikan warisannya ke kamu.
Catatan: Ketika menggunakan alamat Gmail, verifikasi yang masuk ke email saya mengalami keterlambatan selama beberapa menit, sementara ketika saya mencoba dengan menggunakan Yahoo!, email verifikasi tersebut langsung masuk.
B. Masuk ke Akun yang Sudah Terdaftar

Cieee, sekarang akun kamu sudah terdaftar, dan kamu bisa langsung mengurus permohonan e-Visa kamu, namun sebelumnya, kamu harus masuk dahulu ke akun yang sudah kamu daftarkan, dengan mengisi alamat email dan password yang sudah kamu daftarkan sebelumnya.
Buka kembali situs resmi e-Visa Kenya, klik Sign In, lalu isikan email dan password pada kolom yang tersedia, sebelum mengklik ‘Login’.
Hasilnya adalah halaman berikut ini.

Welcome to eCitizen. Sungguh kalimat yang membuat saya merasa sedih, karena sebagai penggemar dan penganut agama Newcastle United, saya merasa tiba-tiba dijebak untuk mendaftar menjadi anggota fans Manchester City.
Namun tak mengapa, yang penting e-Visa Kenya saya bisa selesai. Langkah selanjutnya adalah menentukan layanan yang akan kita gunakan, yaitu dengan memilih kolom kedua dari tiga gambar di atas, yang menampilkan gambar bendera Kenya dengan tulisan ‘Department of Immigration Services’, dan mengklik tombol ‘Get Service Now!’
C. Menyiapkan Dokumen yang Diperlukan
Tunggu dulu, sebelum kamu melangkah lebih jauh, maka tidak ada salahnya untuk menyiapkan beberapa kelengkapan dokumen yang diperlukan, karena nantinya kamu akan diminta untuk mengunggahnya ke kolom Isian permohonan e-Visa Kenya, yang meliputi:
1. Scan Paspor
2. Scan Foto Berwarna
3. Scan Dokumen Pendukung
4. Data Pemesanan Penginapan di Kenya
Untuk nomor 1 dan 2 akan saya jelaskan kemudian di belakang, yang penting kamu siapkan dulu, namun untuk itinerary, apabila kamu masih bingung dan sedang malas riset, maka kamu dapat mencontek itinerary saya berikut ini.

Untuk poin nomor 4, kamu tidak perlu menyiapkan filenya dalam bentuk .jpg atau .pdf namun cukup data-datanya saja, karena itu akan dibutuhkan ketika kamu…
D. Mengisi Aplikasi e-Visa Kenya

Setelah masuk ke akun kamu, maka akan tertera pada Dashboard bahwa kamu sudah resmi memiliki akun, dan dapat mengajukan aplikasi e-Visa Kenya. Apabila kamu sudah tidak sabar, maka kamu dapat langsung memilih ‘Make Application’ dan setelahnya kamu dapat memilih poin nomor 1, yaitu:
Apply For A Single Entry Visa
Sebelum mulai mengisi formulir permohonan yang cukup panjang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan perihal pengisian e-visa ini, diantaranya adalah biaya yang akan dibayarkan sebesar US$51 yang sudah meliputi biaya service charge sebesar US$1 tidak dapat dikembalikan, juga pengisian aplikasi yang tidak lengkap akan mengakibatkan penolakan.
Catatan: Visa tidak diperlukan untuk anak yang berumur 16 tahun ke bawah, melainkan cukup membawa dokumen perjalanan saja.
Setelah siap, maka kamu dapat mulai mengisi aplikasi permohonan yang ternyata terdiri dari 8 (delapan) langkah tersebut, tentunya setelah terlebih dahulu membaca Bismillahirrohmanirohim.
1. Traveler Information
Bagian ini, hanya berisi pertanyaan basa-basi mengenai informasi data diri kamu, namun walaupun hanya basa-basi, kamu diminta untuk menjawab sejujur-jujurnya, tanpa kebohongan.

Where are You Making This Application Form? Kamu ditanya, dari mana kamu mengisi aplikasi ini, pilihlah nama negara yang mewakili lokasi kamu saat ini, tidak ada pilihan “Di kasur, sambil cuddling, dan nonton Netflix”.
Are You Applying for Yourself or for Your Child? Apakah kamu mendaftar untuk diri sendiri atau untuk anak kamu? Pilihlah ‘Self’ apabila kamu seperti saya, belum mempunyai anak mendaftar sendiri.
Surname/Family Name: Isilah nama belakang atau nama keluarga kamu, seperti petunjuk pada bagian sebelum ini.
Other Names in Full: Isilah nama depan kamu, sebelum nama belakang atau nama keluarga. Petunjuknya sama dengan di atas.
Gender: Silahkan pilih jenis kelamin yang tersedia, hanya ada ‘Female’ dan ‘Male’. Kamu tidak diminta menggambar pada bagian ini.

Date of Birth: Masukkan tanggal lahir kamu di sini, dengan format MM – DD – YYYY, bulan – tanggal – tahun. Bagian ini harus sama dengan paspor, walaupun mungkin beda secara de facto.
Place of Birth: Tulis tempat lahir kamu, sesuai dengan paspor. Nama kotanya, bukan nama Rumah Sakit Bersalin.
Country of Birth: Tulis nama negara tempat kelahiran kamu. Tidak perlu sesuai dengan paspor, karena memang tidak ada di paspor.
Current Occupation: Tulislah nama pekerjaan kamu, yang kalau bisa sesuai dengan paspor. Adanya di halaman akhir paspor.
Fathers Name: Tulislah nama ayah kamu, misalnya ‘Jor-El’. Entah apa maksud tambahan s di belakang kata fathers, apakah ini mungkin ayah kita ada banyak?
Mothers Name: Tulis nama ibu kamu, yang pastinya hanya ada satu. Seperti ibu saya, di Mamacation.
Spouse Name: Tulislah nama pasangan kamu, yang sudah resmi. Untuk yang masih jomlo, bagian ini bisa dikosongkan.
2. Nationality and Residences
Berikutnya, formulir akan bertanya mengenai kewarganegaraan dan tempat tinggal kamu, harap diisi dengan sebaik-baiknya.

Current Nationality: Pilihlah kewarganegaraan kamu, sesuai paspor. Apabila negara kamu tidak ada di list, maka kamu harus menghubungi langsung ke visasection@immigration.go.ke. Kasihan ya, T’Chaka.
Country of Residence: Pilih lagi negara tempat tinggal kamu saat ini.
Physical address in the Country of Residence: Tulislah alamat yang kamu tempati di negara tempat tinggal kamu. Secara fisik, karena tempat tinggal ada juga yang tidak terlihat secara fisik, namun bisa dirasakan. Seperti kamu.
Phone Number: Tulis nomor telepon kamu yang aktif di negara tempat tinggal kamu.
City/Town: Tulis nama kota tempat tinggal kamu, bisa juga diisi kabupaten.
Email: Tulislah alamat email kamu yang aktif di negara tempat tinggal. Supaya lebih enak, samakan saja dengan email yang kamu gunakan untuk registrasi.
3. Travel Document Info
Setelahnya, kamu diminta untuk memasukkan data-data dokumen perjalanan kamu, dalam hal ini adalah paspor, walaupun ada beberapa kelompok yang bepergian ke luar negeri tanpa menggunakan paspor melainkan hanya kartui identitas, seperti misalnya Suku Masai.

Passport Number: Tulislah nomor paspor kamu yang berlaku saat ini.
Place of Issue: Lalu tulis tempat penerbitan paspor kamu.
Date of Issue: Jangan lupakan juga tulis tanggal penerbitan paspor.
Expiry Date: Juga tanggal berakhirnya paspor kamu.
Issued By: Terakhir, tulislah lembaga yang menerbitkan paspor kamu. Mudah, bukan?
4. Travel Information
Bagian berikutnya, akan bertanya mengenai detil perjalanan kamu, jawablah sesuai dengan data yang sebenarnya, sesuai dengan data-data yang sudah kamu siapkan sebelumnya. Itu loh, yang saya sebutkan pada bagian atas.

Reason for Travel: Pilih alasan paling tepat untuk mengunjungi Kenya. Kalau bagi saya, alasan tersebut adalah ‘Tourism’ bukan untuk mencari di mana letak Wakanda.
Proposed Date of Entry: Tulis tanggal rencana kedatangan kamu di Kenya, tetap dengan format MM – DD – YYYY.
Proposed Date of Departure from Kenya: Tulis tanggal rencana kepulangan kamu dari Kenya, formatnya tetap MM – DD – YYYY.
Full Names and Physical Address of Hotels/Places/Firms/Friends or Relatives to be Visited in Kenya: Di sinilah bergunanya data penginapan yang sudah kamu pesan di Kenya, tulis nama hotel dan alamatnya.
Telephone/Cell no.: Lalu tulis juga nomor telepon hotelnya, dengan format tanpa tanda baca ‘+’ di depan. Di atas, adalah contoh yang salah.
Email: Tulislah email penginapan tersebut, dan apabila kamu memesan menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Booking.com, kamu bisa menuliskan emailnya seperti contoh di atas. Contoh di atas, sudah benar.
Arriving By: Pilihlah jalur transportasi yang akan kamu gunakan ketika memasuki Kenya. Sekadar informasi, ‘air’ di sini berarti ‘udara’, bukan ‘water’.
Select Point of Entry by Air: Apabila kamu memasuki Kenya melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang, pilihlah nama bandara tempat kamu mendarat. Dalam hal ini, saya memilih Jomo Kenyatta Airport, Nairobi.
5. Travel History
Setelah bertanya mengenai detil perjalanan kamu, berikutnya kamu juga akan ditanya mengenai sejarah perjalanan kamu sebelumnya.

Dates and Duration of Recent Visit to Other Countries in The Last 3 Months: Apabila kamu bepergian ke luar negeri dalam tiga bulan terakhir, maka kamu dapat menuliskan nama negara yang kamu kunjungi, dan durasinya. Durasi perjalanan, bukan kemampuan di ranjang.
Dates and Duration of Previous Visit to Kenya: Apabila kamu sudah mengunjungi Kenya sebelumnya, tuliskan detilnya di sini.
Will You be Returning to Your Country of Residence/Domicile? Apakah kamu akan kembali ke negara tempat tinggal setelah kunjungan ke Kenya? Pilih ‘Yes’ apabila kamu tidak berencana menjadi TKI di Kenya.
Have You Been Previously Denied Entry into Kenya? Apakah kamu pernah ditolak untuk masuk ke Kenya? Apabila tidak, pilihlah ‘No’.
Have You Been Previously Denied Entry into Another Country? Apakah kamu pernah ditolak untuk masuk ke negara-negara lain? Pilihlah ‘No’, apabila kamu tidak pernah mengalami hal ini.
Have You Ever Been Convicted of Any Offence Under Any System of Law? Apakah kamu pernah terbukti melanggar hukum apapun? Apabila pernah, pilihlah ‘Yes’ dan apabila tidak, pilihlah ‘No’. Tidak, mencuri hati tidak termasuk perbuatan yang melanggar hukum.
6. Supporting Documents
Sesuai yang sudah saya sebutkan di atas, selain diminta mengisi aplikasi permohonan yang panjang, kamu juga akan diminta untuk mengunggah beberapa kelengkapan dokumen sebagai berikut. Syukur-syukur kamu menuruti kata saya di atas, dan sudah menyiapkan dokumennya.

Scan or Take A Photo of Your Passport’s Bio Data Page then Attach: Unggahlah hasil scan paspor kamu pada halaman biodata, yang merupakan halaman depan paspor dengan foto kamu di sana. Janganlah kamu unggah fotokopi paspor kamu, melainkan harus yang berwarna. Apabila tidak sempat melakukan scan paspor, kamu dapat memfoto paspor kamu terlebih dahulu.
Upload Additional Documents: Beberapa jenis dokumen yang dapat kamu lampirkan di sini, selain itinerary yang sudah saya contohkan di atas adalah, surat undangan, kartu identitas pengundang di Kenya, juga bukti pemesanan penginapan.
Upload A Passport Size Photo 500 pixels x 500 pixels: Unggahlah foto digital kamu yang berukuran 500×500 piksel, kalau ada. Kalau tidak ada, unggahlah foto yang berukuran hampir sama dengan itu, asalkan fotonya menunjukkan wajah kamu dalam waktu enam bulan terakhir, dengan wajah penuh tanpa aksesoris wajah seperti tindik di jidat, dan background terang yang diutamakan berwarna putih.
Setelah mengisi semuanya, jangan lupa untuk mencentang kolom ‘DECLARATION’ yang akan memintamu menyatakan “I declare that to the best of my knowledge and belief all the statements on this form is true.” yang artinya … bisa kamu cek sendiri di Google Translate.
E. Melakukan Review dan Pembayaran e-Visa Kenya

Setelah semua isian dilakukan, maka halaman berikutnya adalah review atas isian yang sudah kamu lakukan. Apabila sudah sesuai, kamu bisa ‘Continue’ ke halaman pembayaran, namun apabila masih ada yang dirasa kurang cocok, kamu dapat kembali ke halaman isian yang salah tersebut.
Kalau sudah, mulailah membayar. Kemarin, saya menggunakan kartu kredit dari salah satu bank di Indonesia.

Proses pembayaran tersebut berlangsung cepat, dan menggunakan langkah verifikasi dengan pengiriman kode OTP ke ponsel saya. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa biaya pembuatan visa ini bertambah lagi akibat adanya biaya pembayaran menggunakan kartu kredit, yaitu sebesar US$ 1.53, yang mengakibatkan biaya total pembuatan e-Visa Kenya ini menjadi sebesar US$ 52.53.
Hilih kinthil.
Catatan: Kamu akan mendapatkan tanda bukti pembayaran yang sah berupa invoice, setelah kamu melakukan pembayaran, yang dapat diunduh pada halaman Dashboard.
F. Menunggu Approval e-Visa Kenya∗
Setelah melakukan pembayaran, sistem tidak akan mengirimkan email pemberitahuan bahwa pembayaran diterima, melainkan hanya akan melakukan perubahan ‘Bill Status’ pada Dashboard akun eCitizen kamu, dengan mencantumkan keterangan ‘Paid’ pada kolom tersebut.
Sementara untuk ‘Approval’ visa, status tersebut masih ‘Pending’ pada saat saya selesai melakukan pembayaran. Hal yang wajar, batin saya, kan memang waktu pemrosesannya dijadwalkan dua hari kerja.

Dua hari kerja berlalu, saya masih tidak mandapat email pun tak ada perubahan notifikasi pada halaman Dashboard eCitizen saya. Singkat cerita, saya nekat berangkat ke Kenya tanpa memegang e-Visa Kenya.
Catatan: *Apabila sebelum berangkat kamu sudah mendapatkan e-Visa, maka kamu dapat langsung mencetak e-Visa tersebut, namun apabila belum, maka kamu dapat terus menunggu dan berusaha untuk ...
G. Mendapatkan Approval di Jomo Kenyatta International Airport
“Where is your visa?” Tanya petugas check-in di Kuala Lumpur International Airport, ketika kami sedang transit sebelum melanjutkan penerbangan ke Nairobi, Kenya. Sebelumnya, kami sudah bersepakat, bahwa akan menjawab dengan alasan mengurus Visa on Arrival di bandara kedatangan apabila ditanya.
“We will use Visa on Arrival.” Jawab Nugie tegas. “Indonesian can use Visa on Arrival in Kenya.”
“Okay, wait.” Si petugas kemudian mengecek beberapa data ke dalam sistem dan memastikan ke rekan sebelahnya, yang nampak lebih senior daripadanya. Tak berapa lama, dia mengizinkan kami untuk terbang, dengan catatan bahwa Adis harus mengganti celana pendeknya dengan celana panjang, karena pesawat kami akan dijadwalkan untuk transit di Jeddah, sebelum lanjut ke Nairobi.
Astaghfirullah, aurat ya akhi.

Di dalam pesawat menuju Kenya, kami dibagikan masing-masing selembar ‘Entry Declaration Form’ yang harus diisi sesuai data yang benar. Namun, yang menjadi masalah bukanlah itu, karena kami masih belum mendapatkan e-Visa Kenya, bahkan pada hari kerja ketiga sejak kami mengajukan e-visa secara online.
Seorang petugas menyambut kedatangan kami tepat sebelum loket antrean masuk imigrasi Kenya, dan bertanya mengenai status visa kami. Secara diplomatis, kami menjawab bahwa kami sudah mendaftar dan membayar untuk mengurus e-Visa Kenya, namun sampai saat ini statusnya masih belum mendapat kepastian.
Sambil memasang tampang “Emang enak digantungin?” petugas tersebut menggelandang kami ke ruangan berukuran sekitar empat kali empat enam belas, sempat tidak sempat harus dibalas, dengan sebuah komputer yang terdapat di mejanya dan foto presiden Kenya, His Excellency Uhuru Kenyatta tergantung di belakangnya.
Berikutnya, dia mengecek data kami satu-persatu, sambil berbasa-basi mengenai maksud dan tujuan kami datang ke Kenya.
“You are Muhammad Arif Rahman?” tanyanya, sambil memandangi foto yang saya unggah sebelumnya melalui aplikasi eCitizen. Saya menunjukkan screenshot invoice atas pembayaran yang saya lakukan sebelumnya.
“Yes, sir.” Jawab saya sambil tersenyum, mencoba ramah. “Now, I am coming without mustache.”
Setelah beberapa kali memandangi foto dan mencocokkan wajah asli saya, petugas tersebut memberikan catatan kecil pada ‘Entry Declaration Form’ yang saya telah isi sebelumnya, letaknya di sisi kanan atas kertas. Tak lupa juga Beliau mengubah status ‘Approval’ visa saya dari ‘Pending’ menjadi ‘Issued’.
SEMUA DILAKUKAN DI DEPAN MATA SAYA!
“Now you can go through the Visa Immigration Counter.” Ucapnya “Welcome to Kenya.”
Anjay. Kekhawatiran akan e-visa saya selama beberapa hari, ternyata diselesaikan hanya dengan cara seperti ini, secara manual!

Tanpa kesusahan, kami pun dapat masuk ke Kenya, dengan Visa Kenya yang statusnya saat itu entah e-visa ataupun Visa on Arrival. Bodo amat, yang penting kami dapat masuk ke Kenya, dan menginjakkan kaki di Afrika untuk pertama kalinya.
Proses imigrasi tak berlangsung repot, petugas langsung memberikan stempel kedatangan ke paspor saya, yang entah mengapa dilakukannya pada halaman ke-47 dari 48 halaman paspor, padahal halaman-halaman sebelumnya masih ada yang kosong.
Lalu, bagaimana dengan status e-visa saya? Ya, berhubung sudah diubah statusnya menjadi ‘Issued’ maka saya pun resmi mempunyai e-Visa Kenya, yang berlaku 90 hari. E-visa yang tak sempat saya gunakan secara benar, karena saya sudah terlanjur masuk ke Kenya sebelum saya mengunduh e-visa tersebut.

Sekadar informasi, Visa Kenya ini berlaku 90 hari untuk multiple entry di wilayah Afrika Timur, jadi misalkan kamu sudah mempunyai Visa Kenya, maka kamu dapat keluar-masuk Kenya dari negara di sekitarnya seperti Tanzania dan Uganda, tanpa mengurus visa lagi, asalkan belum melampaui waktu 90 hari.
Namun yang perlu diingat, apabila kamu masuk ke Kenya dari Tanzania (melalui jalur darat) seperti yang saya lakukan kemarin, siapkan juga kartu Yellow Fever Vaccination, yang dapat kamu dapatkan secara resmi di Indonesia, maupun secara bayar tanpa perlu vaksin di Namanga Border, batas wilayah antara Kenya dan Tanzania.
Finally, I am going to Africa!
Tagged: e-Visa Kenya, Kenya, Visa Kenya
Jadinya tuh perlu e-visa nggak sih? Wkwkwkwkw
Amannya tetep bikin ya?
Semoga dikaruniai anak di saat yang tepat, Mas Arif. 🙂
LikeLiked by 1 person
Wkwkwk, jadinya ya e-visa tapi diapprove di TKP kayak Visa on Arrival, lucu ya haha. Iya amannya apply aja dari Indo, nanti pas di sana minta approval kalau memang belum dapat, atau ya jangan mepet-mepet bikinnya.
AAMIIN AAMIIN MAKASIH YA DOANYA!
LikeLiked by 1 person
jadi sebenarnya kenya itu pake E-visa apa visa on arrival sih???
sepertinya kalau on arrival juga bisa ya klo diapprovednya manual gitu yaa..
jadi pengen secepatnya traveling ke Afrika dahh
LikeLiked by 1 person
Nah itu bingung kan? Hahaha. Ya pakai e-Visa tapi diapprove di lokasi, kalau kasusku. Tapi VoA juga bisa, walaupun was-was juga kalau ga ke-approve haha.
Aamiin semoga bisa segera ke Africa, nagih banget ke sana :)))))
LikeLike
kalau masuk dari kenya terus ke tanzania masuk lagi ke kenya harus multiple visa ngak?
multiple visa bisa ajukin VOA?
LikeLike
ngga harus mbak, bisa pakai visa kenya sepanjang tanggalnya masih dalam durasi visa
LikeLike
Salam buat T’Challa ya mas, kali aja ketemu Wakanda 😀
LikeLiked by 1 person
Wakaka! Siappp, pokoknya Wakanda Forever 🙅🏿♂️
LikeLike
Memang kalau berkunjung ke negara-negara macam ini tuh kita harus siap dengan kejutan-kejutan birokrasi ya 😀
Btw, selamat mengeksplor Afrika Riev.
LikeLiked by 1 person
Iyaakkk! Kemarin pakai diminta beli buku vaksin pula pas balik dari Tanzania ke Kenya hahaha.
Thanks Bart! Semoga akan ada artikel tentang Afrika lagi.
LikeLiked by 1 person
Sama-sama Riev.
Iya dong, ditunggu yaa. Terutama buat orang kaya aku, yang pengen ke Afrika, tapi masih belum pede hahahaha
LikeLike
Ah kamu ke Nepal saja bisa bolak-balik, pasti bisa lah kalau ke Afrika, dan dijamin pengin balik lagi nanti 😀
LikeLiked by 1 person
Aamiin 😀
LikeLike
Jadi itu gimana soal bayar vaksinasi tanpa disuntik? 🙂
Apakah cuma buat melengkapi peraturan atau buat gaya, eh 😉
Veel plezier mas, top!
LikeLiked by 1 person
Hahaha, ya istilahnya bayar buat formalitas aja sihhh 🤣
Danke, mbaaak!
LikeLiked by 1 person
yaampun, kek buat kartu masuk ke kantor ajeee. pas kita datengin baru approved 😀
LikeLike
Hahaha iyaaa tauk tuh kenapa begitu 😅
LikeLike
Semurah-murahnya tiket ke Kenya itu brp kak?
Wah menarik sih Kenya.. saya blm kebayang kesana mau ngapain?
LikeLike
Kalau hoki ya bisa dapat less than 10 juta kak hehehe. Coba cek postingan baru saya, semoga kebayang tentang Safari di Afrika
LikeLike
Wakwaw juga ya, urus e-Visa tapi belum jelas statusnya. Eh ternyata bisa VoA. Kalau aku yang jalan, udah deg-degan tingkat Raja Arab. Bisa-bisa dideportasi. :))
LikeLike
Iyaaa haha, kemarin modal nekat banget pas ke sana, eh untungnya bisa masuk :)) Hahaha amit-amit dideportasi kaaaakkk.
LikeLike
Hehee…gagal paham saya bang. Kok cuman di approve secara manual gitu yah oleh petugasnya di bandara?
LikeLike
Makanyaaa, unik banget emang Kenya ini hahaha. Yang penting bisa masuk deh 😅
LikeLike
Keren Mas, Terima kasih sharingnya. Saya beberapa kali searching tiket kesana tapi selalu diatas 10 Jt….
LikeLike
Thanks mas, kebetulan kemarin saya dapat promo di bawah 10 juta, jadi langsung berangkat hehe.
LikeLike
Cukup ribet ya apabila ingin kesana
LikeLike
Simpel sih, tapi kayaknya kemarin saya mepet aja ngajuinnya haha.
LikeLike
Your welcome
LikeLike
Anytime
LikeLike
bagus banget sukses selalu yah,,
di tunggu postingan selanjutnya,,
LikeLike
Thanks! Sukses untuk bisnisnya ya!
LikeLike
susah-susah gampang, mudahnya jalani aja, kemudahan ada di depan, setelah tahu, Selamat Datang di Kenya
LikeLike
Thank you! Kita gak akan pernah tahu hasilnya kalau belum mencoba kan! Thank you 😀
LikeLike
Penasaran sama yang namanya Nugie, kenapa panggilannya harus sama kayak gue coba? (emang kowe sopooo?)
ditunggu cerita perjalanan di Kenya, mas
LikeLike
Hahaha, kayaknya tuaan nugie yang ini deh. Jadinya dia dulu yang dipanggil Nugi, eh.
Siap mz! Semoga ada waktu untuk menulisnya.
LikeLike
HARUS ADA WAKTU
LikeLike
INI DULU APA TENTANG COWOK UZBEK DULU NEH?
LikeLike
UZBEK DULU DEH
LikeLiked by 1 person
huwaaa deg-degan bacanya
LikeLike
Alhamdulillah berhasil dapat visanya kaaak~
LikeLike
halo pak,
saya mau tanya untuk ke TANZANIA nya gimana proses pengurusan visanya ??
apakah VOA atau bagaimana
mohon dibantu informasinya yah pak
LikeLike
Kemarin saya VOA di Mananga Border pas ke Tanzania, nanti kapan-kapan saya tulis di sini ya pengalamannya.
LikeLike
Baru baca ini, sy ke Tanzania 2012. dulu sy juga pake VoA. 2012 sy belom kenal e-visa juga sih. Petugasnya juga nyante gitu. Ga pake masuk ruangan cm di loket. Kayaknya negara2 afrika timur emang masih selow apa ya di zaman itu bisa ngasih VoA.
Wah sy ngiri mas ariev n frens bisi safari.. 3 mggu di tanzania sy cuma mendaki gn. Kilimanjaro sm datengin taman nasional2 yg cm ada monyet2nya.
Asik bgt orang afrika mah, selow abis orang2nya. Waktu itu 2012 aja tiket di atas 10jt.
LikeLike
Wah keren, sudah jalan ke sana di tahun 2012, saya masih belajar backpackingan itu hihi. Waktu aku ke Tanzania juga pakai VoA, ya pada santai gitu sih di border, bayar, stempel, jadi.
Tapi keren bisa sampai Kilimanjaro mbak, saya pengin trekking ke basecamp paling awal saja gak sempat. Pengin balik eksplor Afrika lagi nih haha. Iya orangnya asik-asik pula.
LikeLike
Mas Arief,mau tanya donk, kalau kita apply visa buat orang laing bisa gak ya…bukan buat kita sendiri trus kalo misal buat tujuan bisnis leih ribet gak ya…apa bisa apply tourist padahal sekalian kerja
LikeLike
Halo mbak, bisa kok apply untuk orang lain, tapi ya tergantung mau mengurus visa apa, kalau Kenya sih bisa.
LikeLike
halo
mas ariev,
juni 2019 akan traveling ke kenya dan ke tanzania ( lewat darat) dan kembali ke kenya lagi( multiple entry for visa) paspor Indonesia dan di Indonesia tidak kenya embassy. apa saya bisa aly visa by VOA untuk dapat multiple entry visa ya?
LikeLike
Halo mbak, untuk rutenya sama kok kayak aku kemarin, jadi Visa Kenya ini berlaku multiple di bagian Afrika Barat (negara-negara sekitarnya) sepanjang masih dalam durasi tanggal visa. Jadi harusnya aman.
LikeLike
Mas, aku udah apply visa kenya tapi masih pending aja nih approvalnya. padahal di webnya mereka bilang cuma 2 hari kerja, ini udah 10 hari ga ada kabar, diemail juga ga bales. kalo langsung berangkat aja kaya mas ariev aman kali ya?
LikeLike
Halo kak, kalau saranku sih go-show aja kayak aku, toh di sana bisa VoA juga kok harusnya, hehe. Good luck ya!
Atau bisa juga kontak mereka by phone, harusnya sih ada nomor kontaknya.
LikeLike
halo mas,btw langsung nanyak aja y.. jd saya sama suami ada rencana buat kekenya,dan sekarang kami tinggal di jerman,kira2 butuh VOA atau langsung buat Evisa?bisa dibagi juga link safari disana? krn lg cari info jg
terimakasih .
LikeLike
Halo mbak, maaf baru balas lagi. Enakan sih pakai E Visa aja biar ga perlu On Arrival.
Untuk link safari, coba kontak Tumaini: anapasafaris@gmail.com nanti bilang aja dari Arif Whatravel Indonesia 🙂
LikeLike
Hi, yellow fever vaccine itu wajib apa nggak sih? kalau berangkat dari Indonesia untuk ke kenya aja langsung. Tanpa ke mana-mana lagi. Dan boleh tahu dulu dengan airline apa?
Thank youu
LikeLike
Dulu aku pakai Saudia ke sana.
Untuk Kenya saja dan ga ke negara-negara lain, apabila pergi dari Indonesia langsung seharusnya tidak wajib karena Indonesia bukan negara endemik yellow fever.
LikeLike
Sebenernya arti eVisa itu adalah apply visa online, karenanya bukti apabila kita punya visa atau tidak pun hanya secara online saja, tidak akan ada buktinya di passpor kalo kita punya visa masuk ke negara tsb.; hanya sistem komputer negara yang mengeluarkan eVisa saja yang bisa melihat bahwa kita punya visa untuk masuk ke negara tsb atau tidak dan lalu di cap di passpor kita bahwa kita sudah masuk dan kemudian keluar dari negara tsb.
Ketika saya berkunjung ke Kenya, International airportnya baru saja terbakar, jadi sistem immigrasinya masih kacau…. jadilah visa on arrivalnya sederhana saja: https://ninstravelog.wordpress.com/2013/11/15/mendarat-di-nairobi/
Salam
N.
LikeLike
Waaa udah lebih dari 5 tahun lalu ya ke sana! Keren mbak!
Terima kasih juga atas informasinya, semoga bermanfaat juga untuk yang lainnya 🙂
LikeLiked by 1 person
Mas keren bgt. Aku ntr juni 2020 ada rencana ke kenya. First time. VOA aja kali ya…
LikeLike
Yay! Semoga terwujud jalan-jalannya ke Kenya! Kalau bisa e-visa ngapain VOA malah buang waktu lagi haha.
LikeLike
Kk aku rencana mau ke.kenya 1 bulan liburan mau tanya.sbb:
1. Buat itenanarynya gmn ya…
2. Tidak diminta bank statemen dan rek.koran ya kk?
3. Pakai airlines apa kk transit di KL?
4. Aku pernah direfusal.apply bisa.ke Canada apakah pengaruh ya kk?
Trimksh informasinya
LikeLike
hi kak, kapan rencana jalannya? Maaf baru membalas lagi.
Untuk itinerary bisa dibuat sesuai bookingan hotel aja kak, mau ke mana aja. Terus bank statement dan rekening koran gak diperlukan di sini.
Kemarin aku pakai Saudia namun sekarang belum tahu apakah sudah buka rute lagi atau belum.
Untuk Kenya kurasa sih gak ada hubungannya sama visa Canada.
Semoga lancar yaaa!
LikeLike
Jadi bayar Visa nya jadi berapa mas? saya Insha Allah mau ke Kenya tanggal 4 Desember 2022 ini
LikeLike
ahaha itu kan ada disebutkan di artikelnya kak, total sekitar $50 gitu hehehe. Naik apa ke sana nanti?
LikeLike