Selain Rusia, negara lain yang sedang naik daun pada beberapa tahun terakhir bagi para traveler Indonesia, adalah Nepal. Sebuah negara mungil, apabila dibandingkan dengan dua negara yang mengapitnya secara sandwich –atas bawah, yaitu China dan India. Fenomena Nepal ini, mungkin didasarkan dengan banyaknya tiket murah untuk menuju ke sana, biaya hidup yang sangat murah apabila dibandingkan dengan Los Angeles, juga mungkin karena bertumbuhnya tren bahwa pendaki gunung adalah manusia paling keren di muka bumi ini (sementara Nepal terkenal dengan gunung tertinggi di dunia) –seperti misalnya Fiersa Besari.

Hoek. Saya mah tahun lalu ke Nepal karena sekalian transit menuju Bhutan, salah satu negara termahal di dunia bagi turis dengan minimum daily spending sebesar US$200 untuk low season dan US$250 untuk high season. Asyik kan? Gratis pula, karena sedang kerja membawa rombongan Whatravel.

Kira-kira, seperti inilah suasana Tribhuvan International Airport, satu-satunya bandara internasional di Nepal, yang berlokasi di Kathmandu, ibukota Nepal yang belum ada rencana untuk dipindahkan, walaupun pada tahun yang sama (2018) sudah terjadi pemilihan umum, yang menetapkan juara bertahan Ibu Bidhya Devi Bhandari sebagai presiden kembali. Langit cerah, bendera segitiga kembar berwarna merah yang melambai tertiup angin seakan menyambut kami di Nepal, dengan dihiasi senyum-senyum manis dan tawa bahagia para rombongan Whatravel.

Welcome to Nepal

Wajah bahagia sedikit berubah menjadi masam ketika memasuki bandara, langit biru cerah yang lega berubah menjadi ruangan berdinding bata dengan penataan interior a la zaman dahulu yang remang dan sedikit pengap, belum lagi ditambah ramainya mantan penumpang pesawat yang berbondong-bondong masuk untuk lanjut ke bagian imigrasi.

Sayangnya, sejauh mata memandang, tidak ditemukan adanya Fiersa Besari di sana.

Untungnya, bagi Warga Negara Indonesia, tidak diperlukan pengurusan visa sebelum keberangkatan, melainkan bisa menggunakan fasilitas Visa On Arrival (VOA) yang tersedia di bandara kedatangan ini. Namun, sebelum mendapatkan VOA, kamu diharuskan untuk…

1. Mengisi Disembarkation Card – Arrival Information

Bagian paling menyebalkan dari kedatangan ini, –selain uang yang akan berkurang karena membayar biaya visa, adalah mengisi kartu kedatangan, atau dalam bahasa Inggris disebut Disembarkation Card yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tulisan tangan bukan dengan Ms. Word yang tidak berjenis kelamin wanita. Sayangnya, saya tidak membawa Personal Assistant saat itu, yang mana tidak punya juga sih, sehingga saya harus mengisi semuanya seperti kata Eric Carmen, All by Myself.

Kartu kedatangan ini dapat kamu temui secara berserakan, atau kalau beruntung masih berada pada kotak yang terdapat pada meja kayu di sebelah kiri ruangan kedatangan, dengan petunjuk pengisian yang cukup mudah, apabila kamu mampu berbahasa Inggris, yaitu “Fill in block letters or mark √”, yaitu isilah dengan huruf kapital (huruf besar) atau dengan tanda centang √.

Disembarkation Card Nepal

DATE: Isilah tanggal kedatangan dengan format DD | MM | YYYY atau hari | bulan | tahun, misalnya 14 | 02 | 1998 yang bukanlah tahun kelahiran saya.

First Name: Tulis nama depanmu, di sini, misal apabila namamu adalah Miguel Ariev Almiron, maka tulislah “MIGUEL”.

Middle Name: Berdasarkan contoh nama di atas, maka kamu bisa mengisi kolom ini dengan “ARIEV”.

Family Name: Untuk orang Indonesia, ini berarti kata terakhir yang ada pada namamu, atau untuk beberapa suku, ini adalah margamu. Sesuai contoh di atas, maka saya bisa mengisinya dengan “ALMIRON”.

Date of Birth: Isilah dengan tanggal lahirmu, dengan format seperti kolom DATE di atas yaitu DD | MM | YYYY

SEX: Ini adalah kolom yang dapat dipilih dengan membubuhkan tanda centang √ pada pilihan jenis kelamin yang tepat, bukan mengenai preferensi seks lebih memilih dengan siapa, yaitu antara Male | Female | Other 🏳️‍🌈

Passport Number: Tulislah nomor paspormu di sini, biasanya terdapat pada sudut kanan atas yang tidak dapat dijangkau penjaga gawang paspormu.

Indian Nationals from India may provide other authorised ID: Apabila kamu adalah WNI yang I-nya merupakan kepanjangan dari India, maka kamu bisa menuliskan nomor identitas nasionalmu pada kolom ini.

Expiry Date: Isilah dengan tanggal berakhirnya paspor kamu di sini, masih dengan format yang sama yaitu DD | MM | YYYY

Issuing Country: Tulis negara tempatmu membuat paspor, semisal saya yang baru saja ganti paspor pada Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, maka akan mengisi kolom ini dengan “INDONESIA” dum dum, dum dum dum.

Flight No: Apabila kamu mendarat dengan pesawat, bukan karpet terbang, tulislah nomor penerbanganmu pada kolom ini.

If you have Nepali Visa: Apabila kamu sudah memegang Visa Nepal yang masih berlaku ketika mendarat, maka kamu dapat mengisi nomor visamu pada kolom Visa Number dan masa berlaku visamu (tulis dengan jumlah harinya) pada kolom Duration (Days).

Purpose of Visit: Pilih tujuan kunjunganmu di Nepal dengan memilih kolom jawaban yang paling tepat. Karena tidak ada kolom isian “Want to be Dr. Strange” maka saya saat itu memilih “Tourism”.

Address in Nepal:  Tulis alamat tempat tinggalmu di Nepal, bisa nama hotel, atau nama jalan atau nama distriknya. Pilih salah satu saja di antara sekian banyak penginapan yang mungkin sudah kamu pesan.

Email: Tulis alamat surelmu di sini. Untuk yang belum tahu, surel adalah bahasa baku untuk email, yang merupakan kepanjangan dari surat elektronik. Haha. Haha. Haha. Rubanah tertawa.

Intended Days of Stay: Berapa lama durasi kepergian kamu di Nepal? Tulislah jumlah harinya di sini, karena biaya visa akan menyesuaikan isianmu.

Signature: Khusus kolom yang ini, kamu tidak diminta untuk menulis, melainkan menggambar tanda tanganmu.

2. Menginput Visa Application Form pada Layar yang Tersedia

Setelah mengisi kartu kedatangan dengan pulpen yang belum tentu ada pada tiap meja –sehingga saya sarankan kamu membawa pulpen sendiri dari rumah atau mengambil dari kantor, maka berikutnya kamu akan diminta untuk menginput formulir aplikasi visa pada layar monitor yang tersedia.

Iya betul, kali ini tidak manual, melainkan diisi dengan menggunakan teknologi layar sentuh berukuran dimensi TV anak kostan, yang tersedia di sana.Ada beberapa lajur antrean layar sentuh yang dapat digunakan, cukup antre saja di lajur mana yang paling pendek. Tenang, layar sentuh ini semuanya berfungsi dengan baik, dan akan ada petugas resmi bukan calo berbayar yang membantu apabila kamu mengalami kendala pada pengisiannya.

Bahkan, fasilitas layar sentuh yang ada pada bandara di Nepal masih lebih better dibanding mesin autogate e-paspor pada bandara Indonesia yang mangkrak dan tidak digunakan, di mana petugas yang ada hanya bisa beralasan “Maaf, mesinnya rusak, silakan gunakan loket imigrasi yang tersedia.” sambil menunjuk antrean yang sudah mengular.

(((LEBIH BETTER)))

Pengisian formulir aplikasi visa inipun juga simpel, tidak serumit soal-soal ujian masuk PKN STAN atau psikotest OTO-BAPPENAS, karena kamu hanya diminta untuk mengisi beberapa bagian seperti di bawah ini.

A. Personal Info

Bagian paling kepo pada aplikasi ini, karena akan bertanya lagi mengenai hal-hal pribadi, yang mungkin beberapa di antaranya sudah pernah kamu isi sebelumnya pada kartu kedatangan. Cuma bedanya kali ini kan tidak manual seperti antrean di loket imigrasi Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia.

First Name: Sudah saya jelaskan di atas, sama saja joke-nya.

Middle Name: Baca kalimat atas ini.

Surname: Ini sama dengan petunjuk pengisian “Family Name” pada beberapa paragraf di atas. Sur, dapat berarti nama keluarga, bukan panggilan Tejo kepada Surti, yang ditemuinya di pematang sawah.

Passport No: No merupakan kepanjangan dari Number, just in case kamu belum tahu, dan menganggap No ini kepanjangan dari No Me Ames atau No Na Manis.

Passport Validity: Passport Validity ini isiannya sama dengan Expiry Date di kartu kedatangan, cuma beda cara pertanyaan. Mirip dengan pertanyaan “Sudah makan belum?” dengan “Tadi makan apa?”. Sama-sama care, cuma beda caranya.

Date of Birth: Sudah ada di kartu kedatangan, tidak peduli kamu punya akta kelahiran atau tidak.

Nationality: Ini adalah pertanyaan baru, yang belum ada jawabannya. Pertanyaan yang bertanya tentang apakah kewarganegaraan kamu. Apabila kamu Warga Negara Indonesia yang belum membakar paspor ketika memutuskan bergabung dengan ISIS, maka kamu dapat menjawabnya dengan bangga “INDONESIA”.

B. Address

Bagian kedua, hanya akan bertanya seputar alamat kamu. Baik alamat surel, atau alamat tempat tinggal yang akan kamu tempati pada kunjuganmu di Nepal. Adapun detil pertanyaanya, terbagi lagi ke dalam tiga bagian seperti di bawah ini.

Visa on Arrival Nepal

Contact Info

Email address: Seingat saya, alamat surel ini sudah kamu isi pada kartu kedatangan, maka kamu dapat menconteknya kembali.

Telephone No: Masukkan nomor telepon kamu dengan diikuti kode negara, tanpa tanda + di awal. Kode negara Indonesia adalah ’62’ dan kode ini akan kamu gunakan untuk mengganti angka 0 di nomor telepon kamu. Misal nomor telepon kamu adalah 0815 5555 666 maka kamu dapat menulisnya di kolom yang tersedia tanpa tanda spasi dengan “08155555666”.

Mobile No: Ini maksudnya adalah nomor handphone kamu yang aktif digunakan. Isiannya, dapat disamakan dengan nomor telepon di atas.

Occupation: Tulislah pekerjaan kamu saat ini. Tenang, layar sentuh ini tidak judgmental kok, walaupun kamu lulusan UI dan penghasilanmu masih di bawah 8 juta Rupiah.

Address in Nepal

Berikutnya adalah perihal alamat tempat tinggalmu di Nepal, di mana pada awal isian, kamu akan diminta untuk memilih tempat mana yang akan kamu singgahi kelak. Pilih Hotel apabila kamu memang sudah memesan hotel/berniat tinggal di hotel kemudian, dan pilih Other apabila kamu berniat tinggal di tempat lain selain hotel. Misalnya, di emperan kuil, atau couchsurfing di rumah Sadhu.

Name of The Hotel: Tulis nama hotelmu di sini, tahu kan nama hotelnya? Kalau lupa bisa dicek ulang bookingan sebelumnya.

Street Name: Tulis nama jalan, tempat hotelmu berada. Misalnya Jalan Gatot Subroto, Kathmandu.

House No: Tulis nomor rumah/hotel sesuai dengan alamat yang tersedia pada dokumen pemesananmu.

VOC/Municipality: VOC di sini bukanlah berarti kompeni, melainkan kamu diminta untuk menulis wilayah (seperti kelurahan) mana, tempat kamu akan tinggal.

District: Wilayah di Nepal, terbagi menjadi distrik-distrik, dan kamu dapat mengisi distrik tempat hotelmu berada di sini, atau kalau tidak tahu, kamu bisa meminta bantuan petugas yang ada di sana. Tanpa biaya.

Permanent Address (Home Country)

Bagian ini akan bertanya mengenai alamat tempat tinggalmu di negara asal, yaitu Indonesia, namun bisa kamu kosongkan saja kalau memang tidak mau mengisinya, sans, tidak akan kena sanksi apa-apa, santuy.

Street No: Apabila kamu masih berkeras ingin mengisi, bisa tulis nomor rumahmu di sini, yang juga bisa dimulai dengan RT 5 RW 3, 10 nomor rumahku.

Street Name: Tulis juga nama jalan tempat rumahmu berada, atau dalam kasus di atas, kamu bisa juga menulis, Jalannya Jalan Cinta.

PIN Number: Yang ini, saya tidak tahu apa yang dimita untuk dijawab. Namun apabila kamu ingin memberi tahu nomor PIN ATM kamu, tolong japri saja, setelah melakukan pengiriman kartu ATM-nya.

C. Visa Request

Bagian ketiga, akan bertanya perihal perjalananmu, dan menyesuaikan dengan kebutuhan visa yang akan kamu ambil nanti, sesuai dengan durasi perjalananmu.

Visa Request

From: Masukkan tanggal kedatangan kamu hari ini dengan menggulirkan pilihan ke bawah, dengan format tanggal – bulan – tahun. Kemudian, mengisi…

To: Rencana tanggal kepulangan kamu dari Nepal, yang mana setelah diinput nanti, sistem yang pintar ini akan mengkalkulasi kebutuhan visa kamu.

Duration

Terdapat beberapa pilihan visa, sesuai dengan rencana perjalanan kamu, yang meliputi: 1 Day | 15 Days | 30 Days | 90 Days –yang mana ini akan menyesuaikan dengan durasi perjalanan kamu sesuai dengan tanggal yang sudah kamu input sebelumnya.

First Visit to Nepal

Apabila ini adalah kali pertamamu ke Nepal, maka kamu dapat mengisi kolom tanggal di bawah ini sebagai pelengkap.

Date: Formatnya sama seperti tanggal pada bagian Visa Request sehingga kamu pasti bisa mengisi tanggal yang sama dengan yang kamu isikan pada bagian From.

Visa (Type): Terakhir pada bagian ini, pilih jenis visa yang kamu kehendaki, sesuai dengan jenis perjalanan kamu. Apabila memang berwisata, pilihlah jenis “Tourist Visa”.

D. Image

Bagian keempat dari formulir aplikasi visa ini adalah mengambil fotomu di depan kamera yang telah disediakan. Tenang, sudah ada layar kecil yang dapat menangkap segala gerak-gerikmu, termasuk kamu dapat merapikan poni terlebih dahulu, ataupun menggambar alis apabila belum presisi.

“Please stand in front of camera and click camera button to capture image”

Visa on Arrival Nepal

Click!

Setelah kamu menekan tombol kamera berwarna merah, maka fotomu akan langsung terpampang pada kotak kecil bertuliskan “YOUR IMAGE” dengan dua buah petunjuk di sebelah kanan tentang bagaimana cara selfie yang benar pada mesin tersebut. Dua buah petunjuk bergambar pria berkumis.

✅Right Image = OK (Foto pria keriting menghadap depan, memamerkan kumis dan senyumnya)

❌Wrong Image = Retake Again (Foto pria cepak menghadap ke samping, mirip foto model Pangkas Rambut Bangkalan Madura)

E. Verify & Scan

Hal terakhir yang akan kamu lakukan di mesin ini adalah, mengecek semua data yang telah kamu input sebelumnya, apakah sudah sesuai atau belum, yang secara tidak langsung akan menjawab pertanyaan di bawah ini.

Please verify your information before submission

Apabila sudah sesuai semua, siapkan halaman profil paspor kamu, dan letakkan pada alat pemindai (iya, ini mesin scanner maksudnya) yang terdapat pada sisi kanan bawah mesin layar sentuh canggih tersebut. Apabila sudah selesai, dan sukses, kamu bisa berpindah ke tahapan selanjutnya.

Bukan, bukan Tahapan BCA, walau sama-sama melibatkan uang, yaitu…

3. Membayar Biaya Pengajuan Visa on Arrival Nepal

Terdapat dua jenis Visa On Arrival yang disediakan untuk pengunjung yang datang ke Nepal, yaitu Visa Transit dengna durasi satu hari dengan biaya US$5 (iya, pembayaran menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat), dan Visa Turis dengan fitur Multiple Entry yang memungkinkanmu untuk keluar-masuk Nepal selama kurun waktu tertentu, dengan pilihan durasi dan biaya seperti yang tersebut di bawah ini.

a. 15 Days | US$25

b. 30 Days | US$40

c. 90 Days | US$100

Visa on Arrival Nepal

Setelah mengetahui biayanya, yang juga terpampang pada poster besar di langit-langit bandara, kamu dapat bergerak menuju ke loket bank yang bernama susah yaitu राष्ट्रिय बाणिज्य बैंक atau disebut juga Rastriya Banijya Bank (RBB) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan National Commercial Bank, yang dimiliki oleh negara, bukan Salim Group.

Untuk mempermudah pembayaran, siapkanlah uang tunai, dalam pecahan sesuai durasi visa yang ingin kamu pilih. Saya lupa, apakah loket tersebut bisa menerima pembayaran dalam bentuk lain seperti kartu debit, kartu kredit, atau barter dengan beras jatah BULOG, namun yang saya ingat waktu itu, saya mengeluarkan uang pecahan US$100 untuk melakukan pembayaran Visa On Arrival empat orang peserta Trip Whatravel.

Setelah membayar, uangmu akan digantikan oleh beberapa lembar kertas, yaitu selembar kertas buram bertuliskan tangan, selembar kertas tembusan berwarna kuning, dan selembar cetakan kertas ber-barcode dari mesin. Yang terakhir nampak lebih sophisticated dibanding dua kertas sebelumnya, dengan promosi SIM Card lokal pada bagian bawah kertasnya.

Setelah melakukan pembayaran, maka tahapan terakhir yang kamu lakukan adalah…

4. Menuju Loket Imigrasi dengan Namaste

Setelah semua lengkap, melangkahlah ke loket imigrasi dengan membawa semua berkas yang sudah kamu dapatkan, seperti cetakan tanda terima, bukti pembayaran, dan tentunya paspor kamu. Serahkanlah kepada petugas yang berjaga di loket, dengan senyum termanismu, dan sepasang tangan yang mengatup di dada, sambil berkata perlahan “Namaste”. Niscaya semuanya akan semakin lancar.

Indonesia?” Petugas beralis tebal melirik paspor saya, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah saya.

Yes.” Jawab saya seraya menatap matanya. “From Indonesia.”

Si petugas mengetik sesuatu pada keyboard komputernya, lalu menempelkan sebuah stiker mungil berwarna biru muda dengan border berwarna merah di paspor saya. “Welcome to Nepal!“.

Done! Visa Nepal berhasil saya dapatkan tanpa kendala yang berarti, cuma perlu kesabaran dalam mengantre, keseriusan dalam mengisi formulir aplikasinya, dan keramahan di depan petugas sambil berkata “Namaste”. Apabila ditotal, sebenarnya cuma kurang dari setengah jam untuk memasuki Nepal dan mendapatkan Visa on Arrival di Bandara Kathmandu. Sangat mudah dan worth the time.

Apabila diperlukan, kamu juga dapat memperpanjang masa berlaku visamu untuk minimal 15 hari lagi, dengan biaya US$45 dan tambahan US$3 untuk tambahan hari lain di luar itu. Visa turis ini tidak dapat diperpanjang lebih dari 150 hari dalam setahun, dan untuk visa turis yang dimohonkan melebihi 90 hari maka akan diterbitkan oleh Department of Immigration, bukan melalui proses Visa on Arrival di Tribhuvan International Airport.

Tribhuvan International Airport

Apabila proses di atas kamu rasa masih cukup lama karena adanya antrean dan sebagainya, maka sekarang kamu dapat lebih mempersingkatnya dengan mengisi data-datamu secara online melalui situs resmi Department of Immigration Nepal dan mencetak tanda terima berikut barcode-nya setidaknya lima belas hari kerja sebelum kamu terbang ke Nepal, dan membawanya ke loket pembayaran Visa on Arrival langsung!

Apabila sudah melewati lima belas hari kerja sejak kamu mengisi formulir visa secara online ini, maka kamu harus mengulangnya dari awal lagi.

Namaste!