“Selamat malam, Mas.” Saya menyapa seorang petugas berseragam Turkish Airlines yang sedang berjaga di terminal keberangkatan 2D Bandara Internasional Soekarno Hatta, sementara selembar e-ticket yang sudah saya cetak di kantor menempel erat di tangan saya. “Kalau untuk check-in Turkish di mana ya?” Di balik petugas tersebut, nampak serombongan jamaah umroh berseragam sama layaknya anak panti asuhan, sedang mengantre untuk check-in di counter Turkish Airlines. Berikutnya, saya memberikan e-ticket yang saya pegang kepada si petugas, “Untuk yang Business Class, Mas.” Petugas itu memperhatikan e-ticket yang sedikit lecek tersebut, dan menatap saya sekilas dari atas ke bawah –saat itu saya mengenakan kemeja kasual dengan dilapisi jaket bomber yang saya beli sebelum Pak Jokowi punya, celana model jogger yang dibeli dengan voucher MAP hasil menang kuis (karena saya malas mengenakan sabuk yang harus dilepas-lepas…