
Tentang Memasuki Timor Leste Melalui Udara dan Mudahnya Mendapatkan Visa on Arrival Timor Leste
arievrahman
Posted on January 22, 2017
Setelah mengkhatamkan ASEAN beberapa tahun silam, ada satu negara tetangga yang masih menggelitik nafsu jalan-jalan saya, yaitu Timor Leste. Secara geografis, Timor Leste yang terletak di wilayah Asia Tenggara ini, belum terdaftar sebagai negara anggota ASEAN, hingga saat artikel ini ditulis. Bahkan secara histori, Timor Leste dahulunya adalah wilayah Indonesia, walaupun sekarang sudah menjadi mantan, yang baik-baik saja.
Orang berkata, ada dua kemungkinan mengapa bisa baik-baik saja dengan mantan. Yang pertama adalah karena masih cinta, sementara yang berikutnya adalah karena memang tidak pernah ada perasaan cinta. Untuk hubungan Indonesia dengan Timor Leste, saya yakin adalah karena masih saling cinta.
Karena peristiwa masa lalu yang kurang mengenakkan antara Timor Leste dan Indonesia, saya sempat sedikit was-was, bagaimana kalau kedatangan saya ke sana justru dianggap sebagai penjajah yang datang kembali. Namun semua berubah, ketika saya justru mendapatkan keramahan dan ketulusan khas wilayah timur Indonesia di sana. Saya sempat bertanya kepada warga lokal, dengan bahasa Indonesia, tentang “Bagaimanakah pendapat kalian tentang Indonesia?” dan jawabannya sangatlah mengesankan.
“Indonesia adalah saudara kami.” Jawab mereka. Sebuah jawaban yang membawa kesejukan di hati.
Sebenarnya, rencana mengunjungi Timor Leste sudah saya canangkan sejak tahun 2014, namun berhubung minimnya jatah cuti, dan terpakainya tabungan untuk urusan lain (baca: merencanakan pernikahan), maka saya baru bisa mewujudkan rencana tersebut dua tahun kemudian.
Memasuki Timor Leste Melalui Udara
Ada dua metode yang lazim digunakan Warga Negara Indonesia untuk memasuki Timor Leste, yang pertama adalah melalui jalur darat di Atambua, Nusa Tenggara Timur, sementara yang kedua adalah menggunakan jalur udara dengan penerbangan langsung ke Dili, ibu kota Timor Leste.
Saat itu, karena alasan efisiensi waktu, saya dan Neng, memilih menggunakan jalur udara, dengan menunggangi Citilink sebagai sarana transportasinya.
Catatan: Selain Citilink, ada juga Sriwijaya Air yang melayani penerbangan ke Dili; keduanya sama-sama transit di Denpasar, tidak langsung terbang dari Jakarta.
“Penumpang bisnis, atau ekonomi, Pak?” Tanya seorang petugas di bandara, yang langsung membuyarkan lamunan saya tentang mengapa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ini masih lebih keren daripada Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta.
Saya menyodorkan e-ticket yang sudah saya cetak sebelumnya dengan menggunakan printer kantor, “Ekonomi sih kayaknya, memang Citilink ada kelas bisnisnya, Mbak?”
“Bukan benar-benar bisnis sih, Pak.” Jawabnya, “Premium Ekonomi seperti itu lah, khusus penerbangan ke Dili saja.”
“Oooh.” Setibanya di pesawat, saya akhirnya menemukan bahwa kelas ‘bisnis’ yang dimaksud itu adalah beberapa deret kursi yang terletak pada barisan depan pesawat.
Yang menarik pada penerbangan tersebut adalah adanya tulisan “Air Timor” yang menempel pada tiap-tiap kursi penumpang, termasuk kursi kami. Usut punya usut, ternyata untuk penerbangan Denpasar – Dili dan sebaliknya, Air Timor yang merupakan maskapai flagship dan ‘full board’ Timor Leste, berkolaborasi dan berbagi kode penerbangan dengan Citilink. Bahkan ada yang bilang kalau sebenarnya Air Timor tidak memiliki pesawat, melainkan hanya memiliki nama saja, sementara pesawatnya, ya menggunakan Citilink.
Berhubung menggunakan maskapai full board, maka kami juga mendapatkan pelayanan dan jamuan layaknya penumpang Garuda Indonesia, yaitu mendapat jatah makanan. Alhamdulillah, setelah ‘hanya ngemil’ karena mahalnya harga makanan dan minuman di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, akhirnya kami bisa makan juga.
“Kami punya nasi dengan ayam, dan omelette dengan sosis, mau pilih mana?” Saya yang kebarat-baratan memilih omlet dengan sosis, sementara Neng yang berjiwa nasional memilih nasi dengan ayam. “Untuk minumnya, mau apa Pak?”
“Umm, apple juice with ice, please.”
Setelah kenyang dan otak dapat berfungsi dengan normal, barulah kami menelaah dan menyiapkan dokumen apa saja yang diperlukan untuk memasuki Timor Leste. Selain paspor, dibagikan juga kepada setiap penumpang selembar kartu kedatangan dan keberangkatan berwarna broken white, dan selembar kartu deklarasi bea dan cukai berwarna navy blue yang harus diisi dan diserahkan ketika tiba di Dili. Sekadar informasi, kedua kartu tersebut disajikan dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Tetun, bahasa Portugis, dan bahasa Inggris; tanpa bahasa Indonesia.
Bagaimana dengan visa? Untuk Warga Negara Indonesia yang akan memasuki Timor Leste dapat menggunakan Visa on Arrival yang nantinya diurus di Bandara Presidente Nicolau Lobato, Dili.
Bab visa ini akan dibahas kemudian, sebelumnya marilah kita fokus pada dua hal berikut.
A. Mengisi Arrival and Departure Card (Kartu Kedatangan dan Keberangkatan) Timor Leste
Kartu yang memberikan informasi mengenai kedatangan kamu ke Timor Leste ini harus diisi dengan lengkap, termasuk apabila kamu membawa anak kecil, maka datanya pun harus ditulis pada kartu tersendiri. Pengisiannya menggunakan huruf balok, bukan aksara Jawa, dan format tanggalnya menggunakan DDMMYY: hari, bulan, tahun.

Adapun bagian-bagian yang harus diisi adalah sebagai berikut:
- Full Name (as appears in passport): Isi dengan nama lengkap sesuai dengan paspor, bukan nama samaran seperti Imam Samudera.
- Date of Birth: Isi dengan tanggal lahir kamu, format seperti di atas.
- Sex: Bukan, bukan sex yang berarti hubungan badan, namun jenis kelamin. Centang F apabila kamu adalah wanita (Female) dan centang M apabila kamu adalah pria (Male).
- Nationality: Isi dengan Indonesia, apabila kamu adalah Warga Negara Indonesia, dan isi dengan Timor Leste apabila kamu adalah Xanana Gusmao, atau Raul Lemos.
- Place of Issue:Isi dengan tempat penerbitan paspor kamu, atau wilayah kantor imigrasi penerbit.
- Passport Number: Isi dengan nomor paspor kamu, yang biasanya merupakan kombinasi huruf dan angka.
- Expiry Date: Isi dengan batas akhir masa berlaku paspor kamu.
- Address in Timor Leste: Isi dengan alamat tempat tinggal kamu di Timor Leste, misal: Rumah Raul Lemos.
- Contact Number: Isi dengan nomor telepon kamu yang dapat dihubungi di Timor Leste, bisa nomor telepon genggam kamu, nomor telepon hotel, atau nomor telepon rumah Raul Lemos.
- Flight, Vessel or Vehicle Number: Isi dengan kode penerbangan pesawat kamu ketika memasuki Timor Leste.
- Signature: Berikan tanda tangan termanismu di sini.
Selain bagian-bagian tersebut, khusus untuk foreigners (orang asing, seperti saya, kamu, dan Habib Rizieq) juga diminta untuk mengisi dan menjawab beberapa pertanyaan singkat, seperti:
- What is your intended length of stay? Jawab dengan lamanya rencana kepergian kamu di Timor Leste, misalnya: 04 Days.
- What is the purpose of your visit? Jawab dengan tujuan kunjunganmu ke Timor Leste, misal Tourism, Business, atau Visiting Raul Lemos’ House.
- Have you been convicted of a criminal offence in any country? Yes/No (Sebaiknya pilih No)
- Have you ever been deported, extradited, excluded from, expelled from, or required to leave any country for any reason? Yes/No (Sebaiknya pilih No)
- Do you suffer from a disease on medical condition likely to be a threat to public health? Yes/No (Sebaiknya pilih No)
- Do you have sufficient funds to cover all your costs during your stay in Timor Leste? Yes/No (Yang ini pilihlah Yes, jangan seperti orang susah)
- If you are resident, indicate your Resident Permit Number: Untuk Warga Negara Indonesia, dapat dikosongkan saja.
B. Mengisi Customs Declaration (Deklarasi Bea Cukai) Timor Leste
Berbeda dengan kartu yang sebelumnya, kartu ini merupakan kartu deklarasi atas barang bawaan kamu ke Timor Leste yang seharusnya diserahkan ke pihak bea cukai Timor Leste (kartunya, bukan barang kamu). Kartu ini juga akan memberi tahu bahwa kamu dapat dikenakan denda atau ditangkap, apabila:
- Mencoba masuk atau keluar Timor Leste tanpa melapor ke bagian bea cukai (dengan cara menyerahkan kartu ini)
- Tidak membuat deklarasi, atau menyatakan deklarasi yang salah dan tidak akurat.
- Melewati “Green Channel” padahal seharusnya ada barang yang harus kamu deklarasikan.
- Membawa barang yang seharusnya untuk dijual, lebih dari 2,5 liter minuman beralkohol, ataupun membawa 200 batang rokok atau 200 gram tembakau.

Tenang, kamu tidak akan ditangkap apabila membawa Anang dan Aurel ke Timor Leste, kok. Sebelum menyerahkan kartunya, ada beberapa hal yang harus diisi, yaitu:
- Arrival Date in Timor Leste (DD MM YYYY): Isi dengan tanggal kedatangan kamu di Timor Leste, dengan format hari (2 digit), bulan (2 digit), dan tahun (4 digit).
- Flight/Voyage Number: Isi dengan kode penerbangan pesawat kamu ketika memasuki Timor Leste.
- Full Name: Isi dengan nama lengkap kamu, misal: Raul Lemos.
- Nationality: Isi dengan kewarganegaraan kamu.
- Passport Number: Isi dengan nomor paspor kamu.
- Occupation: Isi dengan pekerjaan kamu yang sesungguhnya, jangan malah bercanda, seperti mengisi ‘buronan mertua’.
- Address in Timor Leste: Isi dengan alamat tinggal di Timor Leste
- Number of Members in Group: Isi dengan jumlah anggota pada rombongan kamu, saat itu saya mengisi satu.
- Number of Baggages: Isi dengan jumlah bagasi yang tidak sedang bersamamu di kabin.
Selain mengisi sembilan angka di atas dan mencentang beberapa kuesioner singkat, kamu dapat menandatangani kartu tersebut dan mendeklarasikan bahwa semua yang telah kamu isi sudah benar dan tepat.
Setelah hampir dua jam penerbangan, pilot mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat di Dili, namun sebelumnya, ada prosedur khusus yang harus dilewati khusus untuk penerbangan ke Timor Leste, yaitu adanya penyemprotan cairan di dalam kabin pesawat, yang sepertinya bertujuan untuk mensterilkan bakteri jahat dan kuman-kuman yang terdapat di pesawat.
“Tenang, cairan ini tidak berbahaya bagi tubuh.”
Mudahnya Mendapatkan Visa on Arrival Timor Leste
Panas matahari dan biru langit menyambut kedatangan kami di Bandara Presidente Nicolau Lobato, Dili. Saya yang sudah sejak lama memimpikan berkunjung ke Timor Leste menikmatinya dengan suka cita, sementara Neng yang sudah beberapa bulan menggunakan 11-step skin care Korea, nampak sedikit cemberut.
Setelah meminta Neng untuk memfoto saya di depan nama bandara, kami pun melangkah memasuki bagian kedatangan Timor Leste, yang disambut oleh seseorang berseragam tentara, dan sebuah kalimat “Welcome to Timor Leste”.
Finally, I am here!
Setelah melangkahkan kaki ke dalam lorong kedatangan, pertanyaan demi pertanyaan selanjutnya langsung mendatangi saya, “Bagaimana caranya mendapatkan Visa on Arrival Timor Leste?”; “Apa saja yang harus saya siapkan untuk mendapatkan visanya?”; “Di mana rumah Raul Lemos?”.
Beruntung, siang itu saya langsung mendapatkan jawabannya, ketika lorong tersebut membawa saya ke sebuah bilik kecil di ujungnya. Sebuah bilik kecil yang mempunyai tulisan “Visa on Arrival” di atasnya, sementara pada kaca gelapnya terdapat sebuah pengumuman mengenai biaya untuk mendapatkan visanya, yaitu:
- Tourism or Business: 30 US Dollars
- Transit: 20 US Dollars
- Study: 40 US Dollars
- Work: 50 US Dollars
Setelah mengantre dan mengetahui biayanya, saya menyelipkan uang $100 untuk membayar biaya Visa on Arrival Timor Leste kepada petugas di dalam bilik, sambil menyerahkan paspor hijau Indonesia. Di situ tidak tertera syarat lain untuk mendapatkan visanya, ataupun lembaran yang harus kami isi, melainkan hanya perlu uang, uang, dan uang.
Berikutnya, tanpa bertanya apa-apa lagi, petugas tersebut langsung memberikan kami dua pasang sticker Visa on Arrival (iya bentuknya sticker, lebih keren daripada visa Australia yang saya staples ke lembaran paspor), dua pasang tanda terima pembayaran visa yang juga berbentuk sticker, dan kembalian $40 yang untungnya berbentuk uang asli, bukan sticker.
Setelah mendapatkan semuanya, kami berbelok ke bagian “Immigration Control” Bandara Presidente Nicolau Lobato, semoga dengan visa bentuk sticker ini semuanya aman dan baik-baik saja.

Seorang petugas imigrasi berseragam menyambut saya di balik loket imigrasi, yang mana saya langsung menyerahkan paspor, kartu kedatangan dan keberangkatan, juga sticker Visa on Arrival kepadanya.
“Selamat siang, Pak!”
“E…selamat siang, dalam rangka apa ini ke Timor Leste?” Tanyanya.
“Liburan saja Pak.” Saya menjawab, sopan. “Bersama istri.”
“Oh, liburan saja.” Lirik petugas berkumis tersebut, sambil menempelkan sticker visa ke halaman paspor saya. “Pekerjaan kamu, ini?” Tanyanya sambil melirik ke kartu kedatangan dan keberangkatan yang saya berikan.
“Iya, pak.” Saya, yang juga berkumis, menyebutkan kembali pekerjaan saya kepadanya, yang dibalasnya dengan anggukan. Sekilas terlihat, bulu-bulu kumisnya ikut bergetar ketika dia mengangguk.
Berikutnya, petugas tersebut menstempel paspor saya dengan cap kedatangan di Timor Leste, “Selamat datang di Timor Leste, ini saya kasih kamu stay tiga puluh hari, ya.”
“Terima kasih, Pak.” Tapi saya cuma tiga hari Pak di sini, bukan tiga puluh hari mencari Cinta.
Setelah urusan imigrasi lancar, berikutnya adalah mengambil bagasi. Di sini, kami tidak perlu menunggu lama, karena bagasi kami langsung muncul di atas belt dan tanpa kurang apa pun. Mungkin karena tidak banyaknya pesawat yang mendarat, sehingga urusan bagasi menjadi cepat. Beda dengan di Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta.
Sambil menggeret koper, saya mencari di mana saya harus menyerahkan kartu deklarasi bea cukai yang telah saya isi sebelumnya, namun ternyata tidak ada petugas khusus yang memeriksa satu per satu. Alhasil, kami langsung saja melenggang ke luar bandara melalui “Green Channel”.
Berikutnya, di mana rumah Raul Lemos, ya?
Pada saat artikel ini dibuat, Timor Leste digadang-gadang akan resmi terdaftar sebagai anggota ASEAN di tahun 2017, setelah mengirimkan permohonan sejak tahun 2011. Mulai tahun 2012, Timor Leste sebenarnya sudah melakukan lobi dan pendekatan kepada negara-negara anggota ASEAN supaya dapat diterima menjadi anggota ke-11 ASEAN, namun hal tersebut masih belum cukup meyakinkan mereka (negara-negara anggota lain, seperti Singapura dan Laos). Alasannya adalah permasalahan human rights yang cukup kental di Timor Leste, juga hal-hal diplomatik yang masih belum terselesaikan pasca kemerdekaannya.
Kini dengan adanya berbagai reformasi dan perubahan di negaranya, Timor Leste sepertinya sudah siap untuk menjadi anggota ASEAN. Tahun ini, rencananya akan diadakan rapat antar anggota ASEAN guna mendiskusikan tentang masuknya Timor Leste sebagai anggota ASEAN. Sebuah rapat yang seharusnya dapat membawa Timor Leste lebih maju lagi, mendorong pertumbuhan ekonominya dengan berbagai kerjasama antar anggota, juga menjadikan Asia Tenggara menjadi satu kesatuan yang lebih solid.
Ya, semoga saja dengan masuknya Timor Leste ke ASEAN, dapat membuat Xanana Gusmao, presiden pertama Timor Leste, tersenyum di masa tuanya, melihat kemajuan negaranya.
Foto di atas, diambil pada saat perayaan Mandi-Mandi di Kampung Tugu, Jakarta. Semoga sehat selalu, The Founding Father!
Tagged: Dili, Timor Leste, VOA Timor Leste
wah., persoalan prosedur dan administrasi ternyata g begitu ribet juga ya.
eh, ditunggu mas tulisan selanjutnya. wisata apa yg menarik di sana
LikeLike
Ehehehe, iyes gak ribet, asalkan ada duit dan paspor pasti bisa masuk 😀
Siap, ditunggu ya, kemarin aku sempat trekking naik gunung di sana hehe.
LikeLike
Ohh… Timor Leste tenyata belum jadi anggota ASEAN ya. Semoga tahun ini terealisasi
LikeLike
Iyes, belum jadi anggota, semoga tahun ini bisa masuk. Biasanya kalau masuk nanti, kita jadi gak perlu visa kalau main ke sana.
LikeLike
Gak berbelit ya mas ternyata Masuk Timor Leste. Cuma bayar sisanya saja yang agak mahal. Habis ini menunggu lanjutan tulisannya tentang jalan-jalan di Timor Leste
LikeLike
Maksudnya bayar visa, kok bayar sisa sih…Aiih 🙂
LikeLike
Hihi iyaaa 😀
LikeLike
Iyaaa, lumayan ya 30 Dollar bisa buat makan 2 hari hahaha. Siap mbak, ditunggu yaaa 😛
LikeLike
korupsi tuh pake printer kantor :-)))
LikeLike
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!
LikeLike
Duh jadi pengen ngerasain pergi ke wilayah mantan indonesia, tapi harus pake paspor dan visa segala. eh btw bayar bisa kan pake dollar kalo mata uang yang di guankan disana dollar juga? #nanyaserius
LikeLike
Iyes, harus ada paspor dan harus bikin visa on arrival itu. Iya memang pakai dollar kok transaksinya, kecuali kalau kembalian receh kadang dikasih mata uang lokal sana hehe.
LikeLike
Kamu nggak berniat pindah negara toh mas? Hhahahahaha.
Banyak temanku orang Timor Leste di Jogja. Mereka kuliah dan pulangnya pas kalau sudah lulus 😀
LikeLike
Wahaha, engga, masih mau Indonesia aja, walaupun kalau jadi warga negara Timor Leste bisa bebas visa schengen pakai paspornya 😀
Ho’oh, karena mungkin pengaruh kualitas pendidikan kali ya. Pada pintar-pintar gak mas yang kuliah di Jogja?
LikeLike
hai mas. Salam kenal. Gara-gara baca ini, Timor Leste jadi masuk wishlist nih 🙂
LikeLike
Halo salam kenal mbak, wah seriusaaan? Apa yang membuat mbak memasukkan Timor Leste ke wishlist? 😀
LikeLike
Nggak ribet ya ternyata untuk urusan visanya. Hwahh, pengen kapan2 bisa ke Timor Leste. Ngomong2, itu biaya visanya bisa dibayar pake sticker juga nggak, mas? hehee…
LikeLike
He eh, gak ribet banget, cuma tinggal bayar dan dapat visa. Hahaha, kagak bisa dibayar pakai sticker mas, apalagi sticker happy family.
LikeLike
dulu kesana via jalur darat ternyata visa udara di imigrasinya lebih mudah ya
LikeLike
Kalau lewat darat banyak tentara yang jaga ya katanya? 😀
LikeLike
iya banyak
LikeLike
Minggu lalu saia ke Timor Leste via darat, masuk lewat Pos Perbatasan Lintas Negara (PLBN) Motaain. Urusan visa on arrival juga lancar jaya euy, wuzzz 🙂
LikeLike
Wah sekarang lancar juga ya via darat? Itu masuk dari Atambua kan ya?
Konon dulu kalau masuk via darat akan banyak pemeriksaannya.
LikeLike
Yoi, lewat Atambua, Mas.
Lancar jaya bangetlah pokoknya. Nggak banyak pemeriksaan kok.
Masuk gedung imigrasi Timor Leste, langsung ke loket VOA. Abis itu hanya ditanya tujuan & tinggal dimana, X-Ray & serahin form declare. Done! Welcome to Timor Leste. Petugasnya juga friendly & helpful banget serta lancar berbahasa Indonesia.
Satu lagi, bangunan/gedung PLBN Motaain (Atambua) tsb baru dan megaaah banget. Bangunan Baru tsb baru saja diresmikan Pak Jokowi bulan Desember 2016 lalu. Gedung lama yg cuma mirip kantor kelurahan udah disulap! Wajah & teras Indonesia bener2 keren pokoknya. Banggaaa!!!
LikeLike
Waaah iya, soalnya dulu teman via darat ketemu pemeriksaan beberapa kali dari tentara. Tapi mayoritas warga lokal memang bisa berbahasa Indonesia sih, jadinya sangat membantu ketika traveling ke sana.
Iya, aku lihat foto-fotonya juga bangga! Akhirnya pembangunan di timur dimulai ya 😀
LikeLike
mahal juga yah visa on arrival nyah ………
LikeLike
Lumayaaan, bahkan lebih mahal dari e-Visa Turki haha.
LikeLike
sebelumnya, aku ga kepikiran sama sekali sama si tetangga. habis ini pasti banyak yg jadi terbuka buat masukin ke list travel goals. ke Brunei dong, hhehe
LikeLike
Ehehe, iya cuma kurang ke-ekspos saja ini si Timor Leste padahal aslinya cakep banget.
Weits, Brunei sudah ada dong di sini:
LikeLike
Bahas Timor Leste emang langsung keingetannya sama Raul Lemos yak hahaha 😀 Eh aku baru tau ternyata belum masuk ASEAN, pdhal udah ikut SEA Games.. Kirain udah jadi membernya.. Wisata paling menarik di sana apa kak? Ditunggu ceritanyaaa..
LikeLike
Ahaha, iya ikonik banget itu Raul Lemos emang. Sebenarnya yang paling beken ya pantai dan lautnya, tapi kemarin aku gak sempat ke sana. Malah naik gunung hahaha.
Betul, Timor Leste belum masuk jadi negara anggota ASEAN, semoga bisa tahun ini.
LikeLike
Jadi kemarin.. udah ketemu belum rumahnya Raul lemos?
Ah palingan gak ketemu sih kalau main kesana.. orang kemarin KD lagi syuting vclip kok sama suaminya.
*eh * eh *eh
Btw.. Waktu pesen hotel dan segala akomodasi disana.. pesennya lewat semacam traveloka juga gitu kah?
Atau ada channel orang sana?
Atau.. atau… atau langsung menuju rumah raul lemos saja?
LikeLike
Wakakaka, gak ketemu nih rumahnyaaaa! Eh emangnya bener kemarin KD syuting video klip baru? Haha.
Kemarin pesan lewat booking.com gitu, iya semacam traveloka dan aman hehe. Gak pakai minta pesenin Raul Lemos segala 😛
LikeLike
Ehehehe maklum belum pernah ke luar negri jadi masih ndeso. Ternyata bisa ya pesen hotel luar negri via situs2 gitu hahahhaa.
Iya kemarin syuting itu s si KD pakai fotografer si rio motret.
LikeLike
Waaah nice info tentang KD! Kalau Rio Motret emang legend sih buat artis-artis yaaa.
Bisa kok, aku selalu pesan online kalau hotel hehe.
LikeLike
Kadang rumput tetangga memang lebih hijau..
LikeLike
Betul~
…tapi rumput Indonesia gak kalah hijau kok haha.
LikeLike
menarik ihhh, yang makan malam menjelang natal di ceritain donggg.. heheheh
LikeLike
Wehehehe yang mana yaaa? *kemudian lupa*
LikeLike
Jadi pengen ke Timor Leste..
btw, akomodasi disana gimana mas?
LikeLike
Halooo, kalau akomodasi banyak kok di Dili, cari di agoda juga banyak hotel di sana 😀
LikeLike
Kira kira ke timor leste habis budget berapa mas??
Ke timor leste harus fasih bahasa inggris kah? Kalau bahasa indonesia orang d sana tau apa tidak?
LikeLike
Halo, kalau masalah budget sih tergantung berapa lama dan mau ke mana aja, sebagai gambaran mungkin seperti ini ya:
hotel mulai dari 600 ribu ada, makan mulai dari 30 ribu ada, sewa mobil harian sekitar $60 dan angkot juga ada sekitar $0,25.
Kalau untuk bahasa jangan khawatir karena hampir semua penduduk Timor Leste bisa berbahasa Indonesia.
LikeLike
Waaahhh .. pernah foto bareng Xanana Gusmao 🙂 🙂 🙂
LikeLike
Wehehe, salah satu pencapaian 2017 mz.
LikeLike
Flight attendant citilink yang ke Timor Leste berpantun juga ga mas?
LikeLike
Kayaknya pantun deh tapi aku lupa pantunnya ahahaha.
LikeLike
Aku mau bayar pakai permen aja mas, bair kaya di alfamart.
LikeLike
Hahaha, kalau itu sih goodluck aja yaaa 😛
LikeLike
Wah makasih bgt nih mas postingannya bs jd referensi, udh lama kpikiran melipir ke Timor Leste. Pengalaman diatas kan ngurus imigrasi sampe akomodasi sendiri mas, kira2 unk pengalaman ke kota/negara lain pernah pake bantuan agen tur gtu ga ya? Pernah liat promo agen tur dan nawarin jasa pengurusan visa/akomodasi, kaya gini:
https://www.picodi.com/id/ezytravel
Agen2 tur kya gtu reliable ga ya kira2?
Maap ya jd pertanyaan wawancara ginih .. thanks in advance
LikeLike
Halo mas, iya kalau kemarin semuanya ngurus sendiri sih mas. Kalau ke Timor Leste sih gak perlu diurusin agen, karena memang mudah untuk dapat visanya, sementara akomodasi bisa pesan online dengan mudah.
Kalau link yang mas kasih tadi, dia cuma jualan voucher diskon untuk jasa dari berbagai merchant bukan agen resminya 😀
LikeLike
akhirnya kesampaian juga ke Timor Leste nya, setelah postingan pertama kali kamu soal Timor Leste dan budgetnya.
Ehhh ngga nyangka juga lah kamu pernah ketemu sama Pak Xanana
LikeLike
Iyaaa, Alhamdulillah akhirnya kesampaian juga ke Timor Leste, dan ternyata keren banget di sana!
Nah, bonusnya tuh ketemu Pak Xanana 😀
LikeLike
keren amat sih mas nyaaa
LikeLike
Wahaha, keren apa sih cikmel? 🙈
LikeLike
Mas, diacara apa bisa ketemu pak Presiden Xanana?
asyiknya ya
LikeLike
Itu pas ada acara mandi-mandi di Kampung Tugu, Jakarta mbak hehe iya beruntung Beliau hadir.
LikeLike
Ajiiib…..Mantap bang isi artikelnya jadi terinspirasi n termotivasi ane bang,hahaha . . .!!!
LikeLike
Hahaha makasih lohhh!
LikeLike
mantap jiwa mas e keren banget jadi backpacker hehehe 😀
LikeLike
Hehehe thanks min! 😀
LikeLike
mas…ini ke timor leste nya bulan kapan ? pakai paspor hijau boleh nggak?
LikeLike
Bulan Desember 2016 mbak, paspor hijau maksudnya paspor Indonesia? Iya bisa dong 😀
LikeLike
Salam kenal..baca artikelnya sangat bagus..mau tanya.kalo dari bali pemeriksaannya gimn?hanya menunjukan tiket n paspor atau msh ad administrasi lain.makasi
LikeLike
Salam kenal, iya untuk dari Bali ya cukup tiket dan paspor saja kok tidak ada persyaratan lain 😀
LikeLike
Salam kenal..sangat tertarik dg infonya.mau bertanya kalo dr bali pemeriksaannya seperti apa dan apakah ada dokumen lain yg harus dibawa selain paspor?
LikeLike
Cuma paspor dan boarding pass saja kok 🙂
LikeLike
Aku juga mau ke sana mas,,,,,,btw kita di pungut biaya pajak ga???
LikeLike
Ayo dong ke sana! Pajak apakah mbak? Enggak ada kok 🙂
LikeLike
Yaaaaaa aku udah di sini skrg…..indah pemandangannya
LikeLike
Waaahh asyik asyik! Ke mana saja rencana di Timor Lestenya?
LikeLike
Salam kenal Kang. Ada yang nawarin saya jadi karyawan travel disana apakah bagus? Kiranya ada tau soal itu. Terima kasih.
LikeLike
Halo salam kenal,
Kalau untuk itu saya kurang tahu karena kemarin cuma liburan ke sana. Kalau untuk bagus enggaknya, coba cek penghasilan yang ditawarkan saja, cocok atau engga hehe.
LikeLiked by 1 person
Sip Mas. Terima kasih.
LikeLike
Mas.. Seru sekali liburannya.
Aku ada planning ksana nih mas breng teman2 aku tp tmn aku 2nya itu WNA Pakistan, nah itu ngurus visanya gmna mas? Btw Pakistan jg msuk list VOA unt visit. Aku udh nlvon embassy nya ktnya harus ngurus kelengkapan visanya di Bali atau Kupang abis itu lanjut jalan ke Dili ngambil VOA pas imigrasi Bandara Dili. Tp aku kok blm ngeh ya mas soal yg d Bali itu gmna. Ngurusnya itu sampe nginap atau gmna, krn pesawtnya emang transit d Bali sih skitar 3-5jam.
Kalo tau, share in advance yah mas hhehee. Makasihh
LikeLike
Halo mbak/mas,
kalau setahuku sih VOA ya tinggal langsung urus di tempat kedatangan, yaitu Bandara Dili, kan namanya on Arrival yaitu di tempat kedatangan.
Nanti pas di Dili mendarat ya tinggal ke loketnya, buat bayar visa 😀
LikeLike
Bagus banget informasinya mas.btw kalau sekarang dokumen selain paspor apa saja mas.
Cari hotel gampang ya mas.
LikeLike
Selain paspor ya cuma bawa duit aja haha. Hotel gampang kok, bisa cari online juga di Agoda.
LikeLike
Bikin iri foto sama xanana
Btw kok bisa ketemu xanana?
LikeLike
Ahaha iya kemarin kebetulan pas ada acara adat di Jakarta dan beliau hadir.
LikeLike
mas di sana apa gak ada yang jualan beras,bagi dong kalau ada informasi pedagang beras.
visit mas ; http://www.putranasa.com
LikeLike
Nah kalau untuk beras pasti ada sih yang jualan, namun untuk detilnya saya kurang paham perihal lokasi dan jalur distribusinya.
LikeLike
Kalo mau kerja d timor leste,apa ada sarat tertentu. Berapa biyaya yg harus d keluarkan utk mengurus paspor visa. Ada niat usaha kuliner d timor leste
LikeLike
Halo kak, kalau untuk visa kerja saya kurang paham. Tapi bisa dimulai dengan datang ke sana sebagai turis dan mencari informasi untuk bekerja di sana? Pengurusan paspor sekitar 700 ribu dan visanya sekitar $25 jadinya sejutaan. Semoga usahanya diberikan kelancaran selalu.
LikeLike
saya lahir di timtim (duludisebutnyagitu), tapi saya kaga pernah kesono..mungkin tinggal disana sampai umur brp taon gitu ga inget..nyokap sama adik juga tinggal dsana..pengen sih pulkam gtu rasanya, tapi ga tau budged dari bkin paspor, visa dll nya brp abis biayanya..pas baca 8ni, kok berasa w yg pulkam ya..berasa ngantri di kantor imigrasi pulak..(mulai halu parah)
tapi makasih atas ceritanya ya..jadi w paham dkit2 ytg pulkam ksana kudu gimana dibandaranya…
LikeLike
Salam kenal kak!
Timtim atau Timor Leste sekarang sangatlah indah dengan masyarakatnya yang ramah, ke sana pun cukup mudah karena hanya perlu membuat paspor (sekitar 600 ribu) membayar biaya penerbangan/jalan darat via Atambua, dan membayar visa on arrival skeitar $30, jadi tidaklah mahal hehe. Jangan lupa share ya kalau sudah berhasil pulang kampung 😀
LikeLike
saya lahir di timtim (duludisebutnyagitu), tapi saya kaga pernah kesono..mungkin tinggal disana sampai umur brp taon gitu ga inget..nyokap sama adik juga tinggal dsana..pengen sih pulkam gtu rasanya, tapi ga tau budged dari bkin paspor, visa dll nya brp abis biayanya..pas baca 8ni, kok berasa w yg pulkam ya..berasa ngantri di kantor imigrasi pulak..(mulai halu parah)
tapi makasih atas ceritanya ya..jadi w paham dkit2 ytg pulkam ksana kudu gimana dibandaranya…
LikeLike