
Hening. Neng tak mengangkat panggilan telepon atau membalas pesan saya, sementara waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi di Bali, dan saya sedang berada di lobi Asri Jewel Villa & Spa, tanpa adanya resepsionis yang bisa saya tanyai mengenai nomor kamar yang seharusnya kami (saya dan Neng, bukan saya dan resepsionis) tempati malam itu. Saat itu Hari Sabtu, di mana Neng sudah tiba pada Jumat pagi di Bali, sementara saya –karena harus bekerja lebih dahulu, terpaksa menyusul seusai bekerja dan tiba di Bali pada dini hari.
Saya bergerak ke arah restoran temaram yang berada di samping lobi, dan menemukan beberapa buah sofa yang cukup empuk untuk berbaring sambil menunggu jawaban dari Neng. Setiap sepuluh menit, saya menelepon kembali ke handphone Neng, namun tidak ada jawaban, positive thinking, mungkin dia terlelap, namanya juga Pisces yang pelor dan bisa tidur kapan saja. Andaikan saat itu saya tahu nomor kamarnya, mungkin akan saya ketuk langsung, namun Neng belum memberi tahu.
Sedikit kesal, saya mencoba memejamkan mata dan melipat tubuh di sofa restoran yang sempit, mencoba tidur, dengan ditemani suara jangkrik dan keheningan malam. Namun gagal, setiap beberapa menit saya sering terbangun, karena suara nyamuk dan rasa gerah karena saya tidur sambil mengenakan jaket. Sebuah situasi yang serba salah, kalau buka jaket digigit nyamuk, kalau pakai jaket jadi gerah, dan kalau buka semuanya, bisa disangka Ariel.
Setiap terbangun, saya mencoba menelepon Neng, namun tetap tidak ada balasan. Hingga akhirnya pukul setengah enam pagi, di mana sebuah suara bantal menjawab panggilan tersebut “Ya Ampun, aku pikir kamu bakal minta resepsionis untuk masuk ke kamar.” Sebuah suara yang saya kenal, untungnya, suara Neng. “Maaf, aku ketiduran.”
Dengan badan yang letih, saya bergerak ke kamar yang nomornya sudah diberikan oleh Neng, “Acara kita jam berapa hari ini?” Saya bertanya, karena memang jadwal kami hari itu adalah untuk menjadi supporting talent dalam sebuah mini video untuk kepentingan campaign beberapa produk.
“Jam sepuluhan, lah.” Jawabnya sambil terus meminta maaf karena merasa bersalah, dan saya pun langsung tidur setelah menunaikan ibadah Salat Subuh, tanpa mnghiraukan godaan manja dari private villa with private pool and spacious bathtub. Masha hamlah, takbir!

Asri Jewel Villa & Spa
Sekitar pukul sebelas, kami akhirnya telah siap dan rapi untuk mengikuti acara hari itu, dan bergerak ke lokasi shooting, yaitu Banyan Tree Hotel, Ungasan. Sebuah penginapan mewah yang tidak bisa dibayar hanya dengan barter blogpost ataupun jual ginjal. Ginjal ayam.
Peran kami hari itu cukup simpel, yaitu berperan sebagai teman dari main talent, yaitu Michael dan Mira, yang memang sudah kami kenal sebelumnya, via grup WhatsApp. Nantinya akan ada dua lokasi shoot untuk kami, yaitu di dalam ruang tamu penginapan, dan di sebuah kapel mewah (yang akan difungsikan sebagai restoran untuk romantic dinner) bernama The White Dove, yang masih berada di dalam komplek Banyan Tree.
Yang menarik bagi kami, tentu saja adalah, makan gratis di White Dove, dengan set menu mewah yang konon harganya sampai jutaan rupiah per set. Alhamdulillah.
Walaupun tidak mendapat free stay di Banyan Tree Hotel, namun saya sendiri cukup puas dengan menikmati Kobe Beef Tenderloin yang disajikan Medium Rare malam itu — yang menjadi salah satu olahan daging terenak yang saya nikmati tahun ini, selain lamb barbeque di Armenia tentunya.
Malam itu, saya kembali ke Asri Jewel Villa & Spa untuk beristirahat, kali ini tanpa drama seorang suami yang tidur di teras karena pulang kemalaman.
Sebelum check-out keesokan harinya, saya menyempatkan diri untuk berenang bolak-balik sebanyak 14 kali di private pool yang tersedia dan juga sarapan dan ngopi di pinggir kolam, like a boss.
Selain itu, hal menyenangkan lain yang saya lakukan pagi itu adalah membuat video profil baru untuk Backpackstory, dengan bantuan Pradikta Dwi Anthony (Tony), seorang travel videographer amatir yang memberikan kami campaign project di hari sebelumnya.
Berapa biayanya membuat video profil tersebut? Gratis, katanya, karena dia sendiri masih dalam tahap belajar. Kalau kamu mau, juga bisa kok minta ke dia. Lalu, bagaimana dengan video yang dibuatnya untuk saya? Berikut adalah videonya.
DISCLAIMER: Video diambil ketika saya belum sempat potong rambut, sehingga masih menyisakan poni ala Clark Kent yang berpadu dengan keriting Nicholas Saputra. Video juga diambil dalam sekali shoot, tanpa adanya script dan kesempatan untuk remedi.
Siang itu, pekerjaan kami di Bali telah selesai, namun apakah berarti perjalanan kami hanya sampai di sini? Tentu tidak, karena kesenangan sesungguhnya baru akan dimulai, di mana kami akan menikmati Bali selayaknya Bali. Ya, dengan cara bersantai menikmati keindahannya.
Sekadar informasi, ini adalah pertama kalinya kami ke Bali untuk benar-benar liburan, karena biasanya hanya transit di Denpasar, seperti yang kami lakukan ketika akan melakukan pemotretan pre-wedding di Pulau Moyo, juga sebelum terbang ke Timor Leste tahun lalu.
Dari Ungasan, kami kembali berpindah ke daerah Jimbaran untuk menginap di Le Meridien. Sedikit kejutan sempat saya siapkan untuk Neng kali ini, yaitu dengan mengirimkan email kepada hotel setelah melakukan pemesanan dan mengatakan bahwa “We are on a honeymoon trip“, di mana pihak hotel meresponnya dengan cara seperti ini.
Sepasang angsa putih yang terbuat dari handuk diletakkan di atas King Size bed, dengan setangkai mawar merah berdiri di antaranya, sementara ratusan kelopak mawar merah ditebarkan di dalam bathtub yang sudah berisi air. Sebuah pemandangan romantis yang mampu melelehkan hati wanita.
Saya kemudian membawa setangkai mawar yang tergeletak di sana dan memberikannya ke Neng.
“Ini…”
Neng nampak tersipu, pipinya mulai memerah.
“…namanya mawar.”
“HHHHHHH!“
Setelah beristirahat sejenak di kamar yang romantis tersebut, kami bergerak ke Menega Cafe yang terletak hanya beberapa meter dari hotel, untuk menikmati beberapa porsi seafood yang legendaris. Kebetulan, di sana Neng akan bertemu Helen, yang merupakan teman semasa kuliahnya. Kebetulan pula, kami ditraktir makan siang oleh Helen dan suaminya di hari itu.
Alhamdulillah, rezeki pasutri yang sedang honeymoon.
Catatan: Makan siang di Menega Cafe adalah salah satu cara supaya kamu gak ditenggelemin Bu Menteri Perikanan dan Kelautan.
Lepas makan siang, kami berpisah sejenak, karena Neng akan pergi bersama Helen ke daerah Kuta untuk mencari beberapa keperluan wanita, sementara saya memilih untuk kembali ke hotel, bekerja, mencicil tulisan di blog. Sorenya, berhubung Neng masih belum selesai, saya memilih untuk pergi bersama Tony, untuk mencari sunset di Pantai Kuta, pantai sejuta umat.
Pantai yang mengingatkan saya akan kenangan masa lalu, sewaktu saya masih SD dan pertama kali ke sini. Bukan, bukan untuk pacaran, melainkan untuk melihat ‘sumur’.
di pasir putih kau genggam jemari tanganku menatap mentari yang tenggelam semua berlalu di balik khayalku kenangan yang indah berdua denganmu di kuta bali kau peluk erat tubuhku di kuta bali cinta kita
Sewaktu di Kuta, saya mencoba beberapa kali menghubungi Neng, namun tidak ada jawaban, sepertinya karena kehabisan baterai handphone. Baru sewaktu akan kembali ke hotel, Neng membalas pesan saya dengan menjawab “Aku sudah di hotel.”.
Sebagai penutup malam itu, kami memutuskan untuk menonton di Park23 XXI Tuban, sebuah bioskop yang berlokasi di mall yang sedang hits di Bali. Sebuah malam yang tak akan terlupakan, ketika kami menonton bioskop bersama.
Saya menonton Guardians of The Galaxy, sementara Neng menonton Kartini.
Sebelum kembali ke hotel di tengah malam, kami bergandengan tangan berjalan ke arah Toko Oleh-Oleh Krisna guna membeli beberapa penganan khas Bali untuk kemudian diberikan kepada saudara dan teman di Jakarta.
“Yah, besok sudah pulang ya?”
“Sayangnya, iya.”
Kami tahu, bahwa untuk menikmati Bali dengan puas, tidak akan cukup hanya dalam 2-3 hari. Hari itu, memang kami kembali ke Jakarta, namun kami berjanji bahwa kami akan ke(m)bali lagi ke Bali, suatu saat nanti.
Apalagi sekarang kita sudah bisa memesan paket tiket pesawat dan hotel di Traveloka, sehingga liburan menjadi lebih praktis karena proses pemesanan yang simpel. Cukup sekali pesan, sudah dapat tiket pesawat dan hotelnya!
Beberapa keunggulan memesan di Traveloka adalah:
- Lebih Hemat , dengan memesan pesawat dan hotel secara bersamaan, maka kamu bisa menghemat lebih banyak! Lumayan, selisihnya bisa untuk membeli baju lebaran atau menyantuni anak yatim, bukan?
- Pilihan Variatif , Traveloka menyediakan ratusan tawaran eksklusif yang dapat kamu ubah sesuka hati untuk mendapatkan kombinasi terbaik. Karena akan ada yang pas untuk kamu! Kayak saya gini, deh.
- Beragam Pilihan Pembayaran,Yes, berbagai pilihan pembayaran tersedia di Traveloka, seperti Cicilan, Transfer, ATM, hingga Kartu Kredit! Nyaman, bukan?
Wihhh ajib punya profile video, keren ay ✨✨✨
LikeLike
Hahaha ayo bikin ay! Gratis iniiii~
LikeLike
Laahhh nontonnya sendiri-sendiri :))
Sungguh pasangan yang aduh. Wkwkwkwk
*keplok tangan
LikeLike
Wkwkwkwk, bioskop boleh sama, tapi studionya beda bedaaa :))))
LikeLike
Yah nontonnya misah.
Sudah bisa di duga, si teteh nya kesel tingkat dewa sama mas. Langgeng yaa
LikeLike
Weits kata siapa kesel? 😛
Iya, aamiin doain yaaa.
LikeLike
Halo mas Ariev, salam kenal 🙂
Saya senang membaca tulisan-tulisan kakak di backpackstory
Di tulisan ini kok anti klimaks sih… ending nya kok nonton sendiri-sendiri..
hahaha. Nice post anyway 🙂
LikeLike
Hai kak, salam kenal, terima kasih sudah sudi membaca backpackstory, dan semoga terhibur yaaa! 😀
Hahahaha, iya begitu deh, karena suatu alasan jadi nontonnya misah 😛
LikeLike
Selalu menyenangkan baca blog ini! 🙂
Semoga bisa kembali menikmati ke Bali sama teteh ya Mz..
-Dari orng Bali yang jarang pulang haha-
LikeLike
Yaaayyy! Terima kasih ya 😀
Aamiin, di tahun ini at least ada 2x plan ke Bali lagi hehehe. Ayo pulaaaang! 😛
LikeLike
Sumurrrrrrr…. Hahaha… Kok ga dijelasin sih mas sumur ini apa hihihihi, dari SD emang udah agak2 nih mas ya 😂😂😂
LikeLike
Hahaha! Pertama kali lihat sumur pas SD ituuuuu 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Kalau mau penjelasan japri aja kakak hahaha.
LikeLike
Itu kok lucu nonton bareng tapi beda film kwkwkw 😅😅
LikeLike
WKWKWK! AJIB YHAAAA~ 😂😂😂
LikeLike
Bener kata teman gue ya, pacaran nonton 1 studio, udah nikah malah beda studio 😂
Btw, dekor honeymoon di hotel di bali, gue dong riv ngga pake kirim email, nginepnya cecewekan semua dikasih kamar yang ada bebek bebekan dan kelopak mawar juga 😂😂😂
LikeLike
Hahahaha, jadi fenomena apakah itu? Yang kalau nikah nontonnya beda studio? 😂😂😂
LOL! Dikiranya lu mau pacaran kali dulu hahahaha. Atau emang defaultnya begitu yaaaa 😂😂😂
LikeLike
rejeki yg hanimun, semoga selalu byk rejekinya… tapi nonton bioskop beda film pas di Bali.. sungguh ter.. la.. lu…
LikeLike
Hehehe aamiin aamiin! Loh kamu gak pernah nonton beda bioskop kak? Ckckck, kurang seru nih hahaha.
LikeLike
Video nya kenapa mukanya datar bangeet 😂😂
LikeLike
Hehehe, namanya juga introvert.
LikeLike
kayaknya semua pasangan yang udah nikah pernah mengalami hal yang sama: nonton bareng tapi beda studio 😀
#curcol
LikeLike
HAHAHAHAHAHA masa sih begituuuu? Dulu sebabnya kenapa tuh kok bisa nonton beda studio? 😀
LikeLike
Hahahahaha…
Ceritanya menarik
LikeLike
Yaaay! Thank you! 😀
LikeLike
beb aaah, kok mukanya serius banget di videonya, mentang-mentang ini travel blog serious, hahaha…
LikeLike
Hahaha, ya gimanaaa aku gak bisa akting depan kamera bebbb!
LikeLike
Lah, bioskopnya sama, tapi filmnya beda-beda, bisa gitu ya?
LikeLike
Hahaha ya bisa dooong, masa gak bisa? 😛
LikeLike
bahahahhaha, satunya nonton Kartiniii, ampunnn. kenapa ga semua ditonton aja gantian studio? hehehe
LikeLike
Hahaha, karena udah kemaleman sampai sananyaaa hahaha.
LikeLike
Kaku banget Rip kayak kanebo kering :’))))
LikeLike
Hahaha, namanya juga bukan Youtuber.
Susah ya ternyata dalam sekali take :))))
LikeLike
Gapapa, ntar bikin yang banyak biar makin lancar Rip!
LikeLike
Aamiin aamiinnnn!
LikeLike
Keren mas jalan-jalannya. Mungkin next time kalo ke Bali lagi bisa pakai motor mas. Hehehe.
Tambah seru. Bisa mampir di web saya ichirentbali.com utk transportasi selama di Bali. Makasiiiih..
LikeLike
Wah siap mas! Semoga kapan-kapan bisa nyobain motoran di Bali. Sukses terus buat bisnisnya! 😀
LikeLike
Waaah…sampe jam 4 tidur diluar, nggak deh bang….kalo ane dah pasti bangunin receptionist dulu. Mending tidur dikamar deh heheeee…..Salam!
LikeLike
Hahaha, orang receptionistnya aja kagak ada gimana coba mas hahaha.
Salam kenal!
LikeLike