
Saat ini, apabila ada yang bertanya, “Habis ini pengin jalan-jalan ke mana lagi?” maka saya tanpa ragu akan menjawab “Timor Leste!”. Hal itu bukanlah tanpa alasan, karena selain dikenal mempunyai cadangan minyak yang berlimpah di celah Timor (yang diprediksi dapat memulihkan krisis minyak di Indonesia), Timor Leste juga konon memiliki objek-objek wisata yang mempesona.
Maka gak heran kan, kalau Indonesia sebenarnya tak rela kalau Timor Leste lepas, layaknya cinta pertama yang sudah lama bersama lalu berpisah dengan mengatakan, “Maaf Mas, kamu terlalu baik buat aku. Aku ingin konsentrasi belajar dulu.” dan kemudian tiba-tiba sudah bersama yang lain.
Cukup bersedihnya, mari kita move on. Kembali ke pertanyaan, mengapa saya belum sempat mewujudkan keinginan saya tersebut? Ada dua faktor yang menyebabkannya, yang pertama adalah waktu, dan yang terakhir adalah biaya.
Waktu, karena saya sebagai pekerja kantoran yang memiliki jatah cuti terbatas, dan sudah saya habiskan sepanjang tahun ini, dan apesnya tambahan cuti tidak bisa didapatkan semudah membeli gorengan di Burkina Faso. Biaya, karena saat ini saya sedang menabung demi masa depan yang cerah, maka keinginan ini pun terpaksa ditunda sejenak. Ingat, kebutuhan lebih penting daripada keinginan.
Lalu, marilah kita berandai-andai. Andaikan saya punya jatah cuti dua kali setahun pada tahun depan –dengan masing-masing selama enam bulan– dan tiba-tiba ada uang sepuluh juta jatuh dari langit ketika helikopter Tung Desem Waringin melintas, apakah saya dapat berlibur ke Timor Leste?
Am I IN or OUT?
Mari kita telaah secara lebih mendetail, namun sebelumnya, saya telah melakukan survei mengenai bagaimana cara menuju Timor Leste dari Jakarta, dan menemukan beberapa opsi, yaitu:
- Langsung terbang menuju Dili dengan harga tiket pulang pergi rata-rata Rp5.000.000,-;
- Terbang menuju Kupang, kemudian lanjut jalan darat ke Timor Leste, dengan harga tiket penerbangan pulang pergi sebelum BBM naik rata-rata sebesar Rp.3.000.000,-;
- Menggunakan metode khas Suku Baduy, yaitu berjalan kaki menuju Timor Leste, dengan waktu tempuh perjalanan selama dua tahun.
Dan sebagai seorang pria gagah berani, saya mengambil opsi terbang ke Kupang, kemudian menggunakan jalan darat menuju Timor Leste, sebelum kembali ke Jakarta dengan menggunakan jalur yang sama.
Dan sekarang, saldo saya tinggal Rp7.000.000,-. Let’s see what I can do there.
Aktivitas
1. Jelajah kota Dili
Dili, yang disebut sebagai “City of Peace” oleh mantan presidennya, Jose Ramos Horta (yang sekarang menjabat sebagai Head of the United Nations Integrated Peacebuilding Office di Guinea-Bissau), memiliki banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan oleh seorang pelancong haus petualangan seperti saya. Seperti misalnya mendaki Cape Fatucama tempat Cristo Rei (Patung Yesus setinggi 27 meter yang melambangkan 27 provinsi Indonesia pada masa Presiden Soeharto) berada, mengunjungi Presidential Palace yang terbuka untuk umum, belajar sejarah di Xanana Gusmao Museum, hingga menyaksikan para pekerja seni lokal berkarya di Arte Moris.
Dan menariknya, hampir semua objek wisata di Dili gratis, ya kecuali kalau kamu ingin digendong ketika mendaki Cape Fatucama.

The statue of Cristo Rei stands over the Dili harbor (Source: here)
2. Diving di Pulau Atauro
Setelah puas menikmati Dili, mari kita menyeberang ke Pulau Atauro yang terletak sekitar 30 kilometer di utara. Pulau seluas 140 kilometer persegi yang dihuni sekitar 8.000 orang ini dapat dicapai dengan menggunakan feri selama 90 menit, atau bisa juga berenang apabila kamu adalah Michael Phelps.
Hiburan utama di Pulau Atauro, ya apalagi kalau bukan diving dengan perkiraan biaya Rp2.000.000,-. Diving di laut, bukan di lapangan hijau. Dan apabila beruntung, kamu juga bisa menyaksikan kawanan lumba-lumba dan paus di Selat Wetar ketika menyeberang dari Dili.
Mengenai diving di Timor Leste, yang dikatakan mempunyai keindahan laut luar biasa, berikut ada cuplikan video yang saya dapat dari sini.
3. Trekking di Gunung Ramelau
Puas menyelam di tempat yang dalam, ada baiknya juga kalau kita juga mengunjungi tempat tertinggi di Timor Leste, tepatnya di puncak Gunung Ramelau. Lokasi tepatnya berada di selatan Maubisse, yang bisa dicapai dengan perjalanan darat sekitar tiga jam dari Dili. Dari situ, perjalanan dilanjutkan ke Desa Hatubuilico, tempat awal pendakian Gunung Ramelau.
Yang paling menarik, di puncak Gunung Ramelau terdapat patung Virgin Mary setinggi tiga meter yang menyambut kesuksesan pendakian kita. Apabila cuaca sedang bersahabat, maka kita dapat menyaksikan Pulau Atauro dari sini. Oh iya, waktu yang paling ciamik untuk menikmati puncak ini adalah pada saat matahari terbit yang berarti kita harus mulai mendaki pukul tiga pagi. Well, bye Champions League!

Mt. Ramelau (The Place Where Souls Go To Be Happy) at dawn. (Photo: Matt Styslinger)
4. Bersantai di Pantai Tutuala dan Pulau Jaco
Apabila lelah menyelam dan mendaki, maka kita dapat menuju ujung timur dari Timor Leste tempat Pantai Tutuala dan Pulau Jaco bersemayam. Kedua objek yang tergabung dalam Taman Nasional Nino Konis Santana ini, dikenal sebagai surga yang diciptakan Tuhan di Timor Leste.
Relakskan dirimu di pantai berpasir putih, pohon-pohon rindang, dengan air jernih berwarna turquoise, merupakan sajian wajib yang akan kamu dapat di sini, tanpa gangguan dari paparazzi.

Beach at Tutuala (Photo: Colin Trainor)
5. Bertualang di The Lost World Mundo Perdido
Sudah cukup relaks? Sekarang saatnya bertualang kembali layaknya pria sejati, dengan mengunjungi Mundo Perdido, yang dikenal sebagai The Lost World milik Timor Leste. Sejatinya, area ini merupakan hutan tropis terbesar yang dimiliki oleh Timor Leste, namun keragaman tumbuh-tumbuhan, burung, dan binatang yang ditemui di sini membuatnya makin menarik.
Untuk menuju lokasi ini, dibutuhkan waktu sekitar lima jam dengan trek yang naik turun, yang dimulai dari Hotel Wailakurini dengan dipandu seorang guide dengan biaya berkisar Rp200.000,-. Di Timor Leste, kamu tidak membutuhkan seorang Steven Spielberg untuk menciptakan The Lost World.

Horse pack near summit of Mundo Perdido (Source: here)
Saldo dana setelah dikurangi biaya diving dan jasa guide adalah Rp4.800.000,- lalu apakah bisa mencukupi untuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi di Timor Leste? Mari kita telaah lagi.
Transportasi

One of the many buses covered in beautiful women or other random artworks. (Source: here)
Transportasi di Timor Leste, kebanyakan ditempuh melalui jalur darat dengan menggunakan bus atau mikrolet, menyewa mobil pribadi, atau berjalan kaki apabila kamu adalah Suku Baduy yang terdampar di Timor Leste. Berdasarkan rencana perjalanan yang telah saya buat, maka rincian transportasinya adalah sebagai berikut:
- Perjalanan menuju Dili dari Kupang menggunakan bus selama 11 jam dengan biaya sebesar Rp200.000,- untuk sekali jalan, sehingga total akan menghabiskan Rp400.000,- untuk perjalanan pulang pergi. Oh iya, ada juga biaya Visa On Arrival sebesar Rp.350.000,- yang harus dibayarkan ketika memasuki perbatasan.
- Ketika berkeliling Dili, saya memlilih menggunakan mikrolet yang total biaya diperkirakan akan menghabiskan Rp100.000,-.
- Untuk menuju Gunung Ramelau, saya harus menggunakan bus ke Maubisse selama 3 jam dengan biaya Rp50.000,-, sebelum lanjut dengan menyewa mikrolet selama satu hari untuk perjalanan ke Hatubuilico yang merupakan titik awal pendakian, dengan biaya Rp. 500.000,-. Setelah itu kembali lagi dengan bus ke Dili dengan biaya Rp50.000,-.
- Demi bersantai di Pantai Tutuala, saya menggunakan bus ke Baucau selama 3 jam dari Dili dengan biaya Rp50.000,-, lanjut lagi dengan bus ke Los Palos selama 4 jam dengan biaya Rp50.000,-, sebelum akhirnya oper mikrolet ke Tutuala dengan waktu selama 3 jam dengan biaya Rp30.000,-. Di sana, saya akan menyewa kapal dari nelayan lokal untuk menyeberang ke Pulau Jaco dengan biaya Rp100.000,-. Kembalinya, saya menggunakan lagi jasa mikrolet ke Los Palos sebelum kembali ke Baucau dengan bus. Total biaya kedua perjalanan ini adalah Rp80.000,-.
- Dari Baucau, saya memutuskan untuk menyewa Mobil ke Loi Hunu yang merupakan titik awal untuk menjelajah Mundo Perdido dengan biaya perkiraan sebesar Rp1.000.000,- untuk dua hari.
- Sekembalinya ke Baucau saya akan menuju Dili dengan bus, sebelum kembali lagi ke Kupang, untuk kemudian terbang ke Jakarta. Biayanya berkisar Rp250.000,-
Total untuk transportasi pada perjalanan ini akan menghabiskan dana sebesar Rp2.460.000,- dan sekarang saya masih ada sisa Rp1.990.000,- di dompet, tas, saku, dan lipatan perut, apakah cukup untuk pengeluaran berikutnya?
Akomodasi

East Timor Dili Backpackers Hostel (Source: here)
Beruntungnya saya, karena di Timor Leste banyak sekali penginapan murah yang bertipe hostel juga guesthouse. Dan berikut ini adalah pilihan penginapan saya selama di Timor Leste:
- Dili, saya memilih untuk menyewa ranjang di East Timor Backpackers dengan biaya selama tiga malam adalah sebesar Rp450.000,-.
- Maubisse, saya akan berubah menjadi orang yang religius dengan menginap di Maubisse Church Guesthouse dengan biaya Rp150.000,-.
- Tutuala, saya memilih Valu Sere yang mempunyai bungalow di guesthouse-nya. Biaya menginap di sini adalah Rp200.000,-.
- Baucau, saya berencana menginap di Guesthouse Loro Sae ketika transit, dengan biaya menginap sebesar Rp150.000,-.
- Loi Hunu, saya akan memesan Hotel Wailakurini jauh-jauh hari dengan perkiraan biaya sebesar Rp400.000,-
Total biaya yang akan saya keluarkan untuk akomodasi selama perjalanan ini adalah Rp1.350.000,-, yang berarti saya masih mempunyai uang sisa sebesar Rp640.000,-. DEG! Saya belum makan.
Konsumsi

TImor Leste Culinary (source: here)
Di Timor Leste, sajian utamanya berkutat di seputar seafood, dengan pilihan makanan murah meriah seperti nasi goreng. Selama perjalanan yang saya asumsikan berlangsung delapan hari, saya menghitung biaya untuk konsumsi (makan siang dan makan malam saja, karena sarapan dapat diperoleh gratis di hotel, ataupun ditahan apabila mampu.
Dengan asumsi sekali makan akan menghabiskan Rp30.000,-, maka pengeluaran untuk konsumsi selama delapan hari adalah sebesar Rp480.000,-. Dan sekarang dana yang saya punya tinggal Rp160.000,-. Kemudian saya tercenung, ouch, saya belum membeli oleh-oleh untuk orang Indonesia!
Belanja

Traditional handicrafts from Timor Leste (Source: here)
Dengan sisa uang yang ada, saya berencana untuk membeli tais (kain tenun lokal) ataupun kerajinan setempat di Alola Foundation Dili. Dan apabila sisa dana tersebut ternyata tidak cukup, maka saya akan mengalihkannya untuk membeli kopi lokal Timor Leste –yang dahulu dibawa masuk oleh bangsa Portugis– di pasar tradisional. Dan alokasi dana saya untuk ini adalah sebesar Rp150.000,-.
Dan sekarang dana di kantong saya tinggal Rp10.000,-, lumayan, masih bisa diselipkan ke kotak amal masjid setempat. Alhamdulillah.
Dari penjelasan yang saya paparkan di atas, telah menjawab tantangan yang diberikan, bahwa apakah dengan uang sepuluh juta rupiah saya dapat mengunjungi Timor Leste? Dan jawabannya adalah iya!
Jose Ramos Horta pernah berkata “Timor Leste will delight visitors with its fascinating mix of history, culture, and natural beauty. Travelers visiting now will share in unique and historical moment, experiencing a country that is stepping into a peaceful and democratic reality.”
Dan sekarang saya makin tidak sabar untuk merasakan kekayaan sejarah, budaya, dan alam Timor Leste, yang dapat dinikmati dalam damai.
So, are you IN or OUT?
For me, of course, I’m IN!
Catatan: Data yang terdapat pada artikel ini sebagian besar didapat dari buku Lonely Planet Timor-Leste (East Timor) terbitan Juli 2011, yang telah disesuaikan dengan keadaan sekarang, dan kurs Dollar yang berlaku saat ini.
Tagged: InOrOut, itinerary, Timor Leste
aaaggghhhhh ini dia yg aku cari ^o^… sebenernya rencana ke Dili itu thn ini mas… tp krn sesuatu dan lain hal ;p, tpksa ditunda dan diganti ke destinasi lain.. tuh trnyata bnyk kan yg bisa diliat..
Mba ku tiap thn pasti ke Dili krn tugas dr kantornya… tiap kali ditanya, Dili ada apa sih mba? jawabannya pasti, “Jelek. ga ada apa2nya.. ”
tp memang selera traveling dia rada beda sih ama aku hihihi… jd jwbanmu di blog ini lbh bisa aku percaya ^o^…bikin planning kesana lg ah…
LikeLike
Hihi, yuk ke Dili yuk! Iya emang menantang banget Timor Leste ini, di luar Dili.
Mungkin kalau Dili gak ada apa-apa, tapi ada tempat-tempat lain di luar Dili.
Yuk ke sana yuk!
LikeLike
*baca ampe akhir untuk tau ini kuis apa yg lagi diikutin Ariev* x))))
Tahun 2009, aku pernah dong ke Timor Leste tapi……….cuma selangkah doang di perbatasannya dengan Kupang. Hahaha…soalnya kata tentara di sana, untuk lanjut ke Timor Leste harus pake visa. Yawdalah ya…at least (tanpa rencana) udah pernah lihat perbatasannya. Semoga ada kesempatan untuk ke Timor Leste. 🙂
Btw Riev, sejak kapan beli gorengan di Burkina Faso itu gampang? 🙈
LikeLike
Huahahaha, ketahuan yak? 🙈
Yeee, itu mah belum ke Timor Leste, baru ke Atambua doaaaaang.
LOH KAMU GAK PERNAH BELI GORENGAN DI BURKINA FASO? CKCKCKSAMACKCKCK.
LikeLike
JADI INI UNTUK LOMBA NULIS LAGI? Halus banget lho maennya…gak ke-detect *sounds wrong*
Good luck ya Riev! 😄👍
LikeLike
Hahaha, sehalus sutra ya? :))
AAMIIN AAMIIN!
LikeLike
Komen yang tadi nggak masuk, ternyata.
Loh, ternyata ini baru rencana itinerary ya? Baiklah, semoga segera terealisasi ya 🙂
*telpun Pak Menteri*
*minta sponsorin Ariev traveling ke Timor Leste*
#CaplokTimorLeste XD
LikeLike
Iya, ini baru masuk komennya.
Ho’oh baru rencana yang diharap bisa segera terealisasi 🙂
*WhatsApp Pak Arief Yahya*
LikeLike
Wuhu, detil sekali itinerary-nya. Semoga cepat terealisasi yo, Mas. Jangan lupa bagi ceritanya kalau udah kesampaian. Pasti banyak yang mengikuti jejakmu.
Oh ya, ditunggu trik ambil cutinya :haha.
LikeLike
Aamiin yoo, ini dibuat detail biar gampang diikutin, haha.
Cuti ya cuti aja X))
LikeLike
Okelah kalo begitu 😉
LikeLike
Yah, kirain ini kuis berhadiah 10 juta, mas, ternyata bukan *nyesel baca ampe akhir* *engga ding, becanda*
Hmm, andai kita bukan pekerja kantoran ya, mas… >.<
LikeLike
Huahahaha, aku juga mau kalau menang kuis 10 jutaaa >.<
Andai kita pekerja kantoran dengan cuti dan gaji yang tak terbatas.
LikeLike
tadinya nggak ngeh kalo di timor leste banyak spot diving super keceh, karena niat kesana cuma pengen tahu rumah tante KD. Dan ternyata om lemos bikin rumah di belakang dive center…, sempet intip2 bule yg siap2 mau diving… Karena penasaran googling dong dan jeng2 di Mall terbesar di sono ada tourist information center yang gua bilang sangat lengkap. Hiks jadi malu kok di Mall endonesiah ngga ada ya. Dan dapet video diving kece di Timor Leste… Dan nyesel bener ke Timor Leste tidak menyempatkan diri melaut…
LikeLike
Heee? Beneran Om Lemos punya dive centre? *ikutan menyelami KD*
Iya, di sini information centre sangat terbatas, dan agak susah didapat. Jadi gimana Timor Leste menurut kak danan? *jinjing Hermes*
LikeLike
Bukan dia yg punya tapi rumahnya mepet dive center… , timor leste mnurut saya mnggemaskan… Sayang dilepas dari Indonesia… Indah kak indah… Tapi sudahlah keindahan itu masih bisa sambangi
LikeLike
Belum kesana aja, itinerarynya aja udah detail banget. Kamu memang idola, mz. :’)
LikeLike
ma..makasih mz :’)
LikeLike
Pengen ke timor leste juga, tapi overland alias jalan darat pake si vario 😀
LikeLike
Haha, aku overland pakai bus aja deh dari Kupang 😀
LikeLike
Tahun ini aku menolak (lagi) kesempatan ke Timor Leste karena passport lagi dipakai buat apply visa. Kayaknya aku belum jodoh sama negara ini. Tak apalah yang penting udah pernah dicium Xanana Gusmao.
LikeLike
Ahaha mana foto ciumannyaaaa? :))
Yuk temenin aku ke sanaaa.
LikeLike
Wealah Timor Leste, aku ada teman sih asli sana. Tapi setelah Timor Leste pisah dari Indonesia dia juga ikutan pindah, katanya tinggal di Atambua. Keren banget pantainya 🙂
LikeLike
Hihi jadi dia memilih jadi WNI ya mas dibandingkan WNT?
*pengin ke pantainya*
LikeLike
btw, orang2 timor leste masih ngerti bahasa indonesia nggak yak
LikeLike
Umm kayaknya udah jarang dipakai deh. Tapi ya mungkin masih paham.
LikeLike
Andai ada yang jual cuti eceran di indomar*t, pasti gw beli sekardus.
tadinya gw pikir ini buat kuis apaan, ternyata gak buat ikutan kuis yah.
Kalo sepuluh juta cukup berarti bisa lah taun depan lu berangkat, tinggal jual besi tua 100 kilo aja kan?!
LikeLike
Gue jual nih, tapi gak bisa dibeli.
Tahu dari mana kalau ini bukan kuis? Hahaha.
Bisa, ntar gue jual APV kantor.
LikeLike
IDIH… masa rute penerbangannya yg di video nggak ada yg dari Jakarta… *nangisdibahuBradPitt
LikeLike
*elus-elus rambutnya*
LikeLike
kirain postingan ini akan diakhiri dengan, “ayo siapa mau ikut saya ke Timor Leste ?!?”
btw mas, ini blogmu ada salju saljune ya ? apa aku aja yg siwer ? *penting*
LikeLike
Hahaha, aku aja belum ke sana, yuk ke sana yuk!
Iya WordPress kalau pas winter ada animasi saljunya 😀
LikeLike
boleh. akomodasi nebeng kamu ya mas :p
*ditabok*
LikeLike
*tabok pake tangan Xanana Gusmao*
LikeLike
blog lo ada salju2nya yah
LikeLike
ngepasin winter braaaay.
LikeLike
jadi kapan rif ke sana ?
LikeLike
yuk ke sana yuk Mei!
LikeLike
Ajak aku Mz.
LikeLike
Ajak meniqa mb? Maaf aq g biza.
LikeLike
Jadi kapan kamu berangkat ke sana?
LikeLike
Setelah semuanya siap, maka aku akan berangkat. Doakan aku.
LikeLike
Kak kok sama sih sama aku, aku mupeng dan ngincer Timor Leste dari dulu kala kak. Jangankan 10juta, 5 juta ajah aku jabanin kak 😀
LikeLike
Ahaha, yuk mangkat barengan Lid 😀
Kayaknya seruuu.
LikeLike
Mau dong diajakin jalan-jalan ke Timor Leste, mz! Sekalian dibayarin juga yak! 😆
LikeLike
mb, ingat suami mb.
LikeLike
Suamiku juga mau ikut katanya, minta dibayarin juga. *ngelunjak* 😆
LikeLike
baca postingan ini jadi kepikir buat ke timor leste deh. hmm.
LikeLike
baca postingan ini jadi kepikir buat ke timor leste deh. hmm.
LikeLike
yuk ke sana yuk!
LikeLike
kapan emang rencananya? jadi kudu cuti berapa hari?
LikeLike
tahun depan kalik, atau mau malam ini? *lah*
Paling lima hari hahaha.
LikeLike
5 hari cutinya? errr.
LikeLike
untuk saudara saudari dari Indonesia jika ke TLs sekedar untuk jalan jalan boleh koq tinggap di rumah aku. tapi kalo dalam rangka kerja kantoran atau busyness ngga boleh hanya untuk orang yang sekedar jalan jalan untuk refreshing ke Timor Leste. hubungi aje delisputriani@gmail.com ini email aku
LikeLike
Siaap kak, terima kasih informasinya.
Lokasinya di kota apa nih di sana? 🙂
LikeLike
kabar2 kalo udah milih waktu buat ke sana yah kak, mana tau bisa nge-trip bareng lagi 🙂
LikeLike
Siaaap! Semoga beneran bisa ke sana Om.
LikeLike
rief …
baca tulisanmu serasa aq yg kesana
sekarang aq di london dr 2bln mbolang byk cerita tp kok yo susah mo nulis keburu ngacir otak sekaligus kaki ke next destination need to improve aq nya
LikeLike
Ahahaha, semoga bisa ke Timor Leste beneran soon!
AKU MAU DONG KE LONDOOOON!!
Sharing dong kok bisa 2 bulan di sana, itu survivenya gimana? Mau ke Newcastleeee 😂
LikeLike
2 bln g di london aja
total 6 negara 18 kota iku aja marathon hahaha ada coachserving, hoostel, n tidur di jln alias perjalanan kalo move 1 negara ke negara lain malam trus pilih share car dr pada kereta ato pesawat ngirit
makan masak dw 80% yg lain beli ukuran makan secukupnya g ukuran orang bule
LikeLike
LUAR BIASAAA ~
Nanti sharing dong kalau sudah balik sini hihi.
LikeLike
pasti di blog tak mengarang eh merangkai bahasanya yg g bikin ngantuk 😀 selama 2014 awal n tutup tahun hehehe
LikeLike
kapan hari kan aq pernah nanya km soal visa kan??? itu langsung terlaksana itungan hari n cusss
LikeLike
Hello Mas Arif.. Gila sih itinerary nya detail banget, cuman kalau ngikutin rate sekarang yg sekitar 12.000an/dollar kayanya ga cukup mas 10.000.000. Kebetulan saya udah 4 tahun tinggal di Timor-Leste dan kebetulan juga saya diver. Jadi kabar-kabarin aja mas kalo jadi dateng siapa tau bisa tidur bareng. Hahaha.
LikeLike
Halo Mas, ahaha iya nih, kayaknya musti spare lebih ya kalau ke Timor Leste tahun depan.
Wah siap banget, saya pasti perlu tanya-tanya lagi kalau jadi ke sana, thanks banget bro. Semoga bisa memuaskan ketika tidur bareng.
…eh, wait? Kayaknya ada yang salah ini.
LikeLike
Detail banget rinciannya. Nice info riv
LikeLike
Iyaaa, sekalian buat panduan kalau beneran ke sana.
LikeLike
wah keren, ga kalah sama karibia deket lagi ga kudu terbang jauh2
LikeLike
Karibia keren kah? Jadi penasaran. Ehehe.
LikeLike
ya sebelas dua belaslah ma Indonesia cuma pantai dan lautnya bersih, di kita kan banyak yg kotornya padahal mah ga kalah cakep. Waktu itu pernah temenku nanyain tamu yg habis tour di jamaica,
temen : gimana tournya?
guest bule : wah seru!
temen :tournya kemana?
guest :kebon pisang
sama aja kan.
LikeLike
HUAHAHAHAHA JAUH_JAUH KE JAMAIKA KETEMUNYA KEBUN PISANG.
tapi emang tempatnya bule kan jarang pohon pisang kali yaaa.
LikeLike
kayaknya sih begitu, mungkin banyaknya kebon tiang listrik, sama rambu lalu lintas doang kali ya
LikeLike
aduuh keren bangettt yaa
LikeLike
Iyaaa, satu destinasi yang pengin dikunjungi tahun ini, Insha Allah.
LikeLike
mas u mata uang di sana pake apa?$ US atau $AUS?? berarti visa bisa di urus di perbatasan ya….dg $ juga kan. o ya u bis dt kupang naiknya dimsna? jam brp? ada travel yg lbh nyaman ? atau bis mslam spt di jawa.Mhn infonya ya karena tgl 26 feb sy mo.ke timor leste.thanks ya…
LikeLike
Mbak Tyas, sebenarnya kalau dibaca kan saya belum pernah ke sana. Justru kalau Mbak sudah ke sana, saya mau minta petunjuknya nanti. Hehehe.
Kalau gak salah sih USD pakainya.
LikeLike
Backpack idr10 juta??? Apa tidak mahal??
Actually saya indonesian tapi skarang Saya d malaysia…suka backpak.teringin sangat ke timorleste..selalu terbayang n termimpi mimpi gimanasih keadaan d dili?? Klo biaya kesana mahal gimana mo kesana yg aqnya cuman kerja berpendapatan rendah..huhuhu…
LikeLike
Halo mas, itu yang mahal tiketnya kalau ke sana, sama kursnya karena pakai Dollar.
Saya juga gak begitu banyak kok pendapatannya, tapi bisa menabung kan, walaupun lama 🙂
LikeLike
Reblogged this on ID Adventure.
LikeLike
Ya ud Riv ntar klo mau k sna kontek aq ya?
Singgah di Atambua, biar kita bareng kTimles, aq jg pengen k sna…xixixxixi
LikeLike
Wokay siappp! Semoga ada waktu untuk ke sana 😀
LikeLike
WOOOOWWW….. Welcome to Timor-Leste, tpi di sini cuaca nya panasss lho.
LikeLike
Hihi, belum ke sanaaa! Masih rencana yang belum terwujud itu.
LikeLike
Reblogged this on red hooded rafa.
LikeLike
Hehehe..bisa ko mas dengan uang segitu ke dili. Cuma ya disana itu hotel2 mahal dan flight kesana juga muahall..kalo lewat jalan darat dari kupang bisa jauh lebih murah..anyway, semoga terwujud impiannya mas, aamiin!
LikeLike
Wah! Terima kasih banyak infonya mas!
Iya sih, rencananya memang masuk dari Kupang keluar dari Dili kalau jadi hehe. Aamiin!
LikeLike
leh ugha mas… saya juga salah satu orang yg pengen backpacker ke Timor Leste. banyak kawan saya yg heran dengan keinginan saya dan nyeletuk “ngapain lu ke Timor Leste?, mending ke Thailand, Vietnam atau singapore sekalian”. wkwkwk
LikeLike
Wahahaha, aku juga banyak yang bilang begitu sih. Tapi pengin banget dan sampai sekarang belum kesampaian ke sana :))
LikeLike
Mending ke Pulau KOMODO.
LikeLike
Udah pernah hehehe.
LikeLike
Saya cuman ke Labuan Bajo aja belum ke pulau komodo xixixi
LikeLike
Ehehehe, harus main ke Pulau Komodo mas 😀
LikeLike
Dulu sering bgt ke timor leste jaman masih liburan naik kapal dari papua ke jawa tapi ga pernah keliling ke kotanya. Lalu semalam lihat postingan teman yg kerja disana, ternyata leh uga masuk wish list mz. Pemandangannya kece…
LikeLike
Huhuhu aku malah belum sempat-sempat ke sana mb 😦
Semoga bisa disegerakan hehehe. Yuk ke sana lagi!
LikeLike
Tanggal 14-10-2016 saya mau ke Timor Leste dari Surabaya transit ke Denpasar dan lanjut ke bandara Dili Timor Leste ada yg tau provider selular buat internetan yg murah di Timor Leste??? Terimakasih buat blog nya buat tau tempat wisata thankz ya oh iya disana kalau beli beli pakai Dollar ya
LikeLike
Halo Mas,
wah saya malah belum pernah ke sana haha, ini nulisnya dari hasil riset aja soalnya. Nanti kalau sudah ke sana, mohon diinfokan ya ada apa aja hehe. Berarti besok jalan dong? 😀
LikeLike
Halo, saya tinggal di Dili, jika ada teman2 yang mau datang bisa hubungi saya… Di dili bisa tinggal di tempat saya…harga bersahabat (boleh tukeran dengan oleh2 dari indo) hehe….
LikeLike
Halo Mas, wah kebatulan banget. Saya sepertinya akan ke sana waktu liburan natal. Mungkin bisa dibantu arrange trip di sana? Hahaha.
LikeLike
Oh iya, sekarang untuk warga Indonesia masih pakai visa on arrival kan ya?
LikeLike
btw, ada 3 provider
-timor telecom (portugal, timor leste)
-telcomcel (indonesia)
-telemor (vietnam)
kartu telkomsel indonesia bisa aktif dsini, tapi roaming…
internet unlimited murah disini, cuma $1 / hari
beli simcard cukup fotocopy tanda pengenal, harga $1
LikeLike
Makasih infonya mas, saya cek pakai Indosat juga bisa tapi kena roaming internasional seharinya 149.000.
Mending pakai simcard lokal ya kalau gitu.
LikeLike
Aku out hahahhaha soalnya masih banyak pulau di Indonesia yg pengen aku datangin sebelum Timor Leste, jadi nunggu ceria kak Arief dulu aja deh 😀
LikeLike
Wehehe, siap! Insha Allah di bulan ini akan ada cerita dari Timor Leste 😀
LikeLike
Hi Mas Arievrahman… Salam Kenal…
Gimana mas sudah jadi kah ke timor leste??
Saya rencana bulan 6 ini ke sana, cuma masih minim sekali informasi…
Jadi butuh refrensi neh dari mas ariev..
trims.
LikeLike
Hai Mbak, salam kenal.
Alhamdulillah di akhir tahun kemarin sudah sempat ke sana, namun hanya terbatas di sekitar Dili & Ramelou.
Kira-kira apakah yang bisa saya bantu, mbak?
Ini ada sedikit referensi kalau tentang Visa On Arrival:
LikeLike
Salam kenal kak #nyengirsksd#
Om gue udah hampir 14 tahun kerja dan menetap di Dili. Om ini kakak tertua nyokap dan rencananya mau ajak gw si ponakan tercinta buat ke sana. Entah liburan ato kerja gw belum ada planning jadi liat ntar) #plakk
Pertanyaan gw kondisi di Dili saat ini aman kah buat kita yang notabene warga negara asing a.k.a pelancong? Terus dari segi kriminalitasnya tergolong rendah ato tinggi? dan mau tau juga sambutan warga lokalnya kek gimana?
Tambahan lagi kok itu pake ada banyak bule-bule segala di sono macem Bali aja. Gw denger Dili sekarang udah didominasi ama bule. Btw rumah om gw di sekitaran Cristo Rei deket pantai gitu. Om gw ini pulangnya setahun sekali pas lebaran.
Sekali lagi salam kenal ya kak
LikeLike
Hai kaaak! Salam kenal juga yaaa 😀
Jadi sekarang ini statusnya ada keluarga di Dili tapi kakak belum pernah ke Dili ya?
Kalau sepengetahuanku yang cuma 3-4 hari di sana, overall aman kok di sana, asalkan masih tetap main ke daerah kotanya, karena ada beberapa daerah yang katanya kurang aman buat didatangi, bahkan oleh warga lokal sekalipun. Namun orang-orangnya, jangan ditanya, ramah-ramah kak! 😀
Hehehe kalau bule, banyakan ya bule Portugis yang singgah di sana, mungkin mau pada bisnis segala. Wah tahu gitu kemarin aku mampir ke rumah omnya hahaha. Kunjungi aja, menarik kok Timor Leste, aku suka.
Andai ke sana itu semurah ke Bali kak.
LikeLike
Wah terima kasih ya infonya membantu sekali. Maaf baru bales setelah sekian lama hehe #dilemparsendal
Kalo boleh tanya lagi wilayah yang gak aman itu apa termasuk di wilayah Dili juga kak?
Mm, iya sih nggak semurah ke bali tapi bali kan udah mainstream. Kayanya nanti deh mantepin ati dulu om gw sih udah nawarin sering banget kak tiap kali beliau pulkam ke Indo hehe.
Bule Portugis? Hmm, sounds interesting. Kedengerannya mereka punya muka latin ala ala muka ganteng Manu Rios #halah
(abaikan, lagian Manu Rios dari spanyol kok wkwk)
LikeLike
Hai kak,
Kalau dari hasil obrolan kemarin, Dili pun gak semua daerah dapat dikatakan aman, mungkin baru di pusat kota yang aman, kalau di perkampungan mungkin bisa lebih hati-hati.
MANU RIOS ITU SAPOSEEEE? HAHAHAHA AKU GAK TAHUUUUU :)))))
LikeLike
Bantu jawab nih . Manu Rios itu cogan spanyol. Selebgram hits yang digandrungi abg jaman sekarang hehe
LikeLike
UWOHHHH MAKASIH INFONYAAA! Kamu apdet sekali anaknyaaa~
LikeLike
Bucket list bulan depan nih mas, ngacak2 google nemu itin ini membantu banget!
Moga2 kesampean kesana bulan depan
Cheers, sayalia.com
LikeLike
Aamiin! Semoga perjalanannya lancar yaa! Cheers! 😀
LikeLike
Tulisanmu bgs skli ya mas.. Syg bgt kl blm prn kesana. Saya sdh 4x ksna.. 2x seblm..2x sesudah pisah.. Tp itupun saat msh muda.. Umur kepala 2 dan kepala 3..Wktu sblm pisah emg agk serem jln ksna.. Tp stlh disintegrasi..amanlah..multi ras..multi nasionaliti..asik.. Seru. Perasaan hmpir stp hr diundang “party” muwluw 😅 tp asik sih. Pemandangan dr atas bukit patung Yesus itu loh..ampun dweh..cntik buanget.. Blm lagi ada tuh slh satu pantainya..aduhai..bgtu lihat airnya..rasanya pengen lgs skinny dipping..hhaha..sumpah.. Lirik kanan kiri 👀 takut ada yg lihat lg telenji.. Wkwwk..
Skrg udah kepala 4 pny buntut pulak..rasanya susah mau jalan ksna..berat di ongkos..hihi..dulu itu ikut kakak/ipar, ada klrgnya pacar, ikut camp slm 1bln jalan sampeeee ke ujung.. Mlh ke kota alami jalan kaki 😐please d cpk bgt…tp overall..cakep bgt dweh dili itu…oks bgt.. H.h.h.h…lemes gw kl inget memori doeloe.. Owemji dili…i’ll be back..
LikeLike
Hai mbak, sebelumnya terima kasih banyak atas apresiasinya, alhamdulillah akhirnya saya berhasil juga ke Timor Leste di 2016 silam, hehehe.
Saat itu saya cuma sempat ke Dili dan ke Gunung Ramelou, tapi saya suka di sana, orangnya ramah dan lucu-lucu hehehe. Sempat naik juga ke Cristo Rei, tapi gak sempat skinny dip, malu shaaay hahahaha.
Amen, I hope you will be back soon! Saya pun ingin explore Timor Leste lebih jauh lagi 😀
LikeLike
Baca blognya mas ini sama baca komennya mendadak jadi minat banget liburan ke TL. Kayanya Dili ga kalah keren gitu sama negara lainnya. Deket pula.
Psst kalo mau nyari cogan bule kira2 banyak kaga stoknya? . btw eike cewek bukan maho kok bang hahaha
LikeLike
Ehehehe, iya cantik kok Timor Leste, saya sudah ke sana di Desember 2016. Cogan bule di Timor Leste, ummm, gak janji ada sih hahaha!
LikeLike
haiii.. ka arief.. slaam kenal ya.. baca crta ya menarik bged.. moga tahun ini bisa terealisasi ke dili..
yang mau aq tayain,.. klw kita bawa mobil pribadi dari kupang bisa ga mobil kita lgsg ke Dili.. atw cuma bisa smp di atambua kmdian kita lnjut naik travel ke Dili dan mobil ditinggal di atambua?
makasih ya Ka Arief 🙂
LikeLike
Hai kak, aamiin aamiin! Semoga bisa segera ke Timor Leste ya 😀
Kalau setahu saya sih bisa ya bawa mobil cross border di sana, cuma mungkin akan ada izin tambahan yang harus diurus. Nah perihal izin tersebut yang saya belum tahu hehe 😀
LikeLike