
Saat itu 28 Mei tahun 2011, tepat di hari ulang tahun Mama yang kesekian. Suasana Vivo City lantai 3 pada loket Sentosa Express –kereta yang menghubungkan Singapura dengan pulau Sentosa– pun masih sepi. Saya berpikir, mungkin kami yang kepagian, atau gravitasi kasur di Hari Sabtu masih terlalu kuat bagi kebanyakan orang. Sudah jauh-jauh hari, saya merencanakan perjalanan ini. Dan inilah Mamacation pertama saya ke luar negeri.
Saya menatap voucher Universal Studios di tangan saya, voucher yang saya dapatkan dari hasil pencarian di Kaskus, beberapa minggu sebelumnya. Di Indonesia, sangatlah mudah mencari hampir apa saja di Kaskus, mulai jenglot hingga mobil mewah pun ada saja yang menjualnya. Jodoh? Itu urusan Tuhan.
Belum banyak orang yang berkumpul pada pagi itu, dan loket penukaran voucher pun masih tutup. Akhirnya kami menunggu bukanya Universal Studios sambil berfoto mainstream di depan bola dunia, logo Universal Studios berada. Beberapa saat kemudian, sebuah pengumuman didengungkan melalui pengeras suara, bahwa Universal Studios akan buka sedikit siang, dikarenakan hari itu sedang ada persiapan untuk Grand Opening Universal Studios Singapura!
Wow! Saya tak menyangka bahwa tiket pesawat dan voucher Universal Studios yang saya pesan untuk periode tersebut, ternyata bertepatan dengan Grand Opening tempat atraksi nomor satu Singapura tersebut. Saya merasa beruntung, “Universal Studios pun ikut merayakan ulang tahun Mama.” kata saya.
Tak berapa lama, petugas berseragam datang, mereka membelah kerumunan orang yang sudah berkumpul dan menjadikannya sebuah jalanan yang lengang. Dan berikutnya, rombongan karnaval pun melintas.
Kami mengambil tempat terdepan yang bisa kami raih, meringsek diantara gerombolan pengunjung yang lain. Tercatat beberapa ikon Universal Studios Singapura ikut meramaikan karnaval itu, mulai dari Marilyn Monroe, Charlie Chaplin, binatang-binatang Madagascar, hingga Shrek yang buruk rupa, namun baik dan selalu beruntung!
Setelah karnaval selesai, tirai hitam yang menutup pintu masuk Universal Studios dibuka. Dan untuk pertama kalinya, Universal Studios dibuka secara resmi untuk umum. Saya bersama Mama, sudah mengunjungi tempat ini sebanyak dua kali, yang sekali lagi pada akhir tahun 2012, dan ketika itu jumlah pengunjung yang datang sangatlah membludak dibandingkan tahun sebelumnya.
Universal Studios Singapura, menempati lahan seluas 20 hektar dan merupakan bagian tak terpisahkan dari Resorts World Sentosa. Tempat ini memiliki 24 macam atraksi yang terbagi dalam 7 (tujuh) zona tematik yang dinamai berdasarkan film blockbuster atau siaran televisi dan dibuat mengelilingi danau buatan di tengahnya. Selain itu, di sini juga tersebar 30 restoran dan tempat makan (termasuk yang berlabel “Halal”), serta 20 toko-toko yang menjual merchandise resmi Universal Studios.
Jika dijabarkan, maka inilah ketujuh zona tematik Universal Studios Singapura yang saya sebutkan sebelumnya.
Hollywood
Zona ini dibentuk dengan mengambil contoh Hollywood Boulevard pada tahun 70-an, dan akan langsung menyambutmu begitu kamu melangkahkan kaki masuk ke Universal Studios dengan tiket yang asli. Arsitektur yang dinamis dengan pohon palem yang berjajar di depan toko-toko souvenir dan restoran sepanjang Walk of Fame merupakan atraksi utama di sini. Dan jika beruntung, kamu bisa menemui icon-icon Universal Studios dan berfoto bersamanya.
Tercatat Po dari Kung Fu Panda, Frankenstein’s Monster, Woody Woodpecker, Winnie Woodpecker, Marilyn Monroe, Charlie Chaplin, Beetlejuice, Betty Boop hingga Minions (icon terbarunya) sering terlihat penampakannya di sini.
Salah satu atraksi lain yang tak boleh dilewatkan di sini adalah Pantages Hollywood Theatre, yang menggelar drama musikal berjudul “Monster Rock!” yang diperankan oleh para monster Universal Studios pada jam-jam tertentu.
New York
Belok kanan dari zona Hollywood, maka kamu akan sampai di zona berikutnya, yaitu New York. Sesuai dengan namanya, di sini adalah zona yang dibentuk berdasarkan kondisi New York pada saat era setelah modernisasi. Zona ini menampilkan detail kota New York seperti apa yang kamu lihat di film-film, seperti jalanan, langit-langit, cahaya neon, hingga New York Public Library dengan dua buah patung singa kebanggaannya di sudut jalan.
Salah satu atraksi yang bisa kamu coba di sini adalah Lights! Camera! Action! Hosted by Steven Spielberg yang merupakan sebuah studio film mini tempat kamu bisa menyaksikan pembuatan film berkaliber Hollywood lengkap dengan efek api, air, angin, yang dipandu oleh Steven Spielberg melalui layar kaca.
Kemudian ada juga atraksi terbaru yang baru dibuka tahun lalu, yaitu Sesame Street Spaghetti Space Chase yang akan membawamu menaklukkan musuh-musuh Sesame Street dengan bermodalkan pistol laser di atas sebuah kereta luar angkasa. Nantinya kamu akan menyelamatkan dunia bersama Elmo dan Super Grover 2.0 dan membawa pulang harta mereka yang dicuri oleh Macaroni the Merciless, yaitu … spaghetti.
Jika kamu berada di depan New York Public Library pada jam-jam tertentu, maka kamu juga bisa menyaksikan karnaval, pertunjukan dari tokoh-tokoh Sesame Street, hingga penampilan breakdance dari The Rockafellas Streetboys!
Sci-Fi City
Ini adalah zona favorit saya, yang merupakan hasil imajinasi manusia tentang bagaimana sebuah kota metropolis di masa depan. Ada dua atraksi utama di sini, yaitu Transformers: The Ride dan Battlestar Galactica, selain sebuah atraksi pendamping yaitu Accelerator, yang lebih mirip sebuah komidi putar, daripada sebuah atraksi menantang untuk dewasa.
Transformers: The Ride, yang merupakan wahana paling baru Sci-Fi City akan membawa kamu bertualang pada sebuah roller coaster dalam ruangan berkecepatan tingi. Menariknya, wahana ini adalah wahana 4D, yang mengharuskan kamu memakai kacamata supaya efek visualnya terasa. Nantinya, kamu akan berperan sebagai agen Autobots yang diseret oleh Bumblebee dengan kecepatan tinggi, melewati pertempuran-pertempuran yang terjadi demi menyelamatkan All Sparks dari Decepticons.
Lalu ada juga Battlestar Galactica, roller coaster duel tertinggi di dunia, dengan tinggi lintasan 42,7 meter. Ada dua jalur pada lintasan ini, yaitu jalur merah (human) dan jalur biru (cylon) di mana keduanya memiliki lintasan dan jenis kereta yang serupa tapi tak sama. Pada kunjungan pertama, saya mengajak Mama untuk naik jalur merah, dan Beliau mau. Setelah itu, langsung saya minta ditemani lagi untuk naik yang biru, dan Beliau mau lagi. Mungkin karena dipikirnya, merah saja berani, apalagi biru. Tapi semua itu salah. Yang biru, menempatkan kami pada posisi yang lebih mengerikan, dengan lintasan Cobra roll, corkscrews, vertical loop, and a zero-g roll dan posisi kaki yang tidak berpijak.
Pada kunjungan kedua tahun berikutnya, Beliau sudah tidak mau lagi naik atraksi ini. Aku emoh, Mas.
Ancient Egypt
Lain saya, lain pula Mama yang menjadikan zona ini sebagai zona favoritnya. Entah karena Beliau menyukai hal ke-Arab-Arab-an, atau karena mengagumi pria-pria bertubuh atletis (dengan kostum Mesir kuno) yang memadati area ini. Yang jelas, dalam dua kali kunjungan ke sini, Mama selalu minta difoto bersama mas-mas yang bertelanjang dada.
Atraksi unggulan di zona ini adalah Revenge of the Mummy: The Ride, yang merupakan roller coaster berkecapatan tinggi di dalam ruangan. Berbeda dengan Transformers: The Ride yang menonjolkan efek visual empat dimensi, atraksi yang diangkat dari Film The Mummy yang diperankan oleh Brendan Fraser ini akan membawamu menjelajah labirin demi labirin dalam kegelapan. Ada suatu titik di mana kereta tiba-tiba berhenti dan tidak tampak di mana jalan keluarnya, api tiba-tiba menyembur dari segala penjuru!
Untuk atraksi ini, Mama dengan suka rela naik sampai berulang kali, walaupun ketika di dalam, Beliau berteriak sekencang kecepatan roller coaster melaju.
Sebenarnya, ada satu atraksi lagi di zona ini, yaitu Treasure Hunters, di mana kamu akan menaiki mobil pada sebuah rel penuh scarab dan (pura-pura) mencari harta karun. Namun, atraksi ini kurang cocok untuk pria matang dan pemberani seperti saya.
The Lost World
Dari namanya, kamu pasti bisa menduga bahwa zona ini adalah zona yang terinspirasi oleh film Jurassic Park besutan Steven Spielberg. Ada beberapa atraksi di sini, namun yang paling seru adalah Jurassic park Rapids Adventure dan Waterworld Show. Selain itu ada juga Canopy Flyer dan Dino-Soarin’ yang saya rasa lebih cocok dicoba untuk anak-anak yang belum dewasa, sementara Amber Rock Climb, bisa dicoba jika kamu menyukai olahraga panjat tebing.
Jurassic Park Rapids Adventure adalah salah atraksi di sini, yang akan membuatmu benar-benar basah. Ini adalah petualangan dengan menggunakan perahu, –seperti arung jeram– dan menjelajahi dunia Jurassic Park, di mana dinosaurus-dinosaurus yang dihidupkan kembali akan menyapamu sepanjang perjalanan. Ketika kami ke sini, Mama melihat sepasang manusia yang dikenalnya, yang ternyata adalah personil T2, Tika dan Tiwi. “Foto dong foto dong.” serunya, dan saya pura-pura tidak kenal.
Yang tak boleh dilewatkan berikutnya, adalah Waterworld Show. Ini adalah pertunjukan stuntman berdasarkan film Waterwold yang dibintangi oleh Kevin Costner. Mengambil set pada sebuah kolam yang besar, kamu akan dibikin ternganga oleh pertunjukan aksi di sini, akan ada banyak suara tembakan, atraksi bela diri, hingga pertunjukan speed boat yang disajikan secara komedi. Salah satu tip dari saya, jangan duduk paling depan kalau kamu masih ingin keluar stage dalam kondisi kering luar dalam.
Far Far Away
Di sini adalah zona di mana dongeng dihidupkan menjadi kenyataan, dengan Shrek –si hijau yang buruk rupa, namun baik– sebagai tokohnya. Jika kamu suka dengan istana, tepat sekali untuk pergi ke sini dan berfoto di depan istana Far Far Away setinggi 40 meter.
Atraksi unggulan di sini, tentu saja Shrek 4-D Adventure, yang akan membawamu ke dalam sebuah studio 4 (empat) dimensi, mengikuti petualangan Shrek menyelamatkan Fiona. Sayang tidak dijelaskan di sini, mengapa Fiona sangat menyukai Pisang Ijo.
Atraksi lain yang bisa dicoba adalah Enchanted Airways, sebuah roller coaster yang dibuat berdasarkan tokoh Dragon dalam film Shrek. Roller Coaster ini akan berputar mengelilingi zona Far Far Away. Namun jika kamu penyuka atraksi adrenalin, dan sudah mencoba Battlestar Galactica, mungkin roller coaster ini tak ada apa-apanya.
Madagascar
Zona terakhir yang wajib dikunjungi di Universal Studios Singapura adalah Madagascar. Sesuai namanya, pasti kamu bisa menebak bahwa zona ini dinamakan berdasarkan nama sebuah negara di tenggara Afrika film sukses produksi Dreamworks. Mengangkat empat tokoh utama dalam film tersebut yaitu Alex, Gloria, Marty, dan Melman, zona ini akan selalu membuatmu tersenyum dan bergoyang mengikuti irama lagu I Like To Move It.
King Julien’s Beach Party-Go-Round, yang merupakan sebuah komidi putar bukanlah atraksi utama di sini, melainkan Madagascar: A Crate Adventure-lah yang mengambil posisi ini. Atraksi ini akan mengajakmu –dalam sebuah perahu kecil– untuk masuk ke dalam kegelapan, dan bertemu karakter-karakter dalam film Madagascar. Menariknya, di sini kamu juga akan mendengar suara-suara yang muncul dalam film sepanjang perjalanan, yang disuarakan khusus oleh para pengisi suara kenamaannya seperti Ben Stiller dan Chris Rock.
***
Pada kunjungan terakhir kami, saya sengaja tidak menggunakan Sentosa Express di perjalanan pulang, namun saya mengajak Mama berjalan kaki menuju Vivo City melalui Sentosa Broadwalk. Saat itu Malam Minggu, di mana suasana sedang romantis dengan langit yang gelap, dan lampu-lampu kota menemani cahaya bulan memantul berkilauan di laut.
Dan saya menikmatinya, bersama Mama, mengobrol tentang apa saja.
Bahagia. Mumpung masih ada waktu.
“Dan saya menikmatinya, bersama Mama, mengobrol tentang apa saja.
Bahagia. Mumpung masih ada waktu.”
duhh, langsung pengen ajak mama jalan2 :’)
eh tapi mama paling takut permainan yang memacu adrenalin dan yang berhubungan dengan ketinggian..diajak foto2 sama mamas2 arab telanjang dada aja kali ya? :))
LikeLike
Ayo ajakiiinnn, hahaha!
Asal jangan cubit tetek mas-masnya aja abis foto, kak!
LikeLike
saya selalu menikmati postingan tentang mamacationi,,, jadi motivasi juga kalau nanti harus bisa bahagiain mama juga seperti ini,,, “mumpung masih ada waktu” ….
terimakasih mas Arif 🙂
LikeLike
Ah, terima kasih supportnya! Itu saya berikan pages khusus tentang mamacation sekarang, hihi.
Terima kasih sekali lagi sudah menikmati, Amelia 🙂
LikeLike
Foto Christmas at New York sama Sesame Street itu waktu perginya samaan gak sih Kak? Outfit Kak Arip sama, tapi outfit mama beda. Apa mama udah ganti baju? 😮 Spekta sekali kalau begitu.. Hihihi..
LikeLike
Samaaa, hahaha. Yang satu sorean, jadi karena keringetan ya Mama ganti baju. Aku kayaknya pas gak bawa ganti, hihi.
LikeLike
Hmm…kisah mengesankan dengan tampilan menarik…
‘Aku emoh, Mas’ –> kata-kata mama yang heroik 😀
Rencana tahun ini mau bawa ibu ke Hongkong atau Singapura, ternyata waktu liburan gak cocok, akhirnya diputuskan ke Lombok pas bulan puasa, yuukk…
LikeLike
Ah, senangnya! Aku mau ke Bali sih sama Mama bulan depan, bareng sama Mamanya-Mama juga.
#Mamaception
LikeLike
Nanti ceritain yaa gimana pengalaman ke Bali ala #mamaception… Cobain deh main ke Air Terjun Gitgit dan Pemandian panas Banjar (Bali bagian utara), pas 2010 aku memimpin emak-emak gereja ke sana, cerita konyol & ngakak, hahaaa…
Dulu 2009 aku mendadak dangdut diajak ke Bali sama emak dan teman-temannya emak, dibayarin pula, dan sejak itu ketagihan jalan-jalan 😀
LikeLike
Ehehehe, iyaaa, nanti akan diceritain Insha Allah. Karena besok bakal ke Bali sama eyang juga!
*tandain tempatnya* aku masih bingung nih mau ke mana saja pas di Bali. Okay, berarti Bali jadi turning point kamu yah :p
LikeLike
Bali Utara sajaaa. Kalau jalan kaki dari parkiran ke Air Terjun Gitgit, bakal ada suguhan pemandangan sawah hijau menghampar. Kalau berendam di kolam air hangat Banjar, aah emak-emak bisa telanjang bulat di sana 😀 Atau ajak mama & eyang lompat tebing di Nusa Lembongan, hihiiii…
Iyaauu, Bali tetaplah Bali yang mempesona olahraga airnya. Pengennya sih insaf supaya pundi-pundi penuh, tapi gara-gara ketagihan Bali, eeh gitu deh 😛
LikeLike
Sek sek sek, tak catet sek. Oke Bali Utara bisa sih, temenku kemarin ada yang usul di bali Timur.
Ada macam taman air gitu, aku lupa namanya hehehe.
Mana bisa insaf sih kalau sudah ketagihan traveling? :p
LikeLike
Bali Timur ada Taman Ujung Sukasada, mas. Taman peninggalan raja, sering dipake tempat utk prewedding. Kalo saya asli Singaraja, Bali Utara. Ada juga Lovina, bisa liat dolphin di pagi hari. Bayar 50 ribu, naik sampan ke laut. Makin pagi makin banyak dolphinnya. Gitgit ada bbrpa spot air terjun. Yg dibilang itu yg air terjun terbesar di Bali. Kalo di Air Panas Banjar, enaknya berendam. Enaknya pagi kesana abis sarapan, trus berendam sampe siang, perut keroncongan, lanjut makan siang deh, trus ngantuk deh, trus bobo siang deh. Hahahaha..
Kalo mau enjoy di pantai yg tenang tanpa pedagang acung, ke Barat aja lagi, tepatnya di Pemuteran. Damai disana, tenang dan bersih. Spot bagus utk snorkeling. Dari sana bisa lanjut ke barat lagi dikit, ke Pulau Menjangan. Kalo kesana harus diving atau snorkeling. Bawah lautnya keren, mas. Coba deh. 🙂
LikeLike
Hi bro, thanks infonya. Iya kemarin pas ke Bali bulan Mei sudah sampai Taman Ujung, tapi belum dipost di blog, hehehe. Kalau foto-foto, ada beberapa di artikel https://backpackstory.me/2014/05/06/ngeblog-ketika-traveling-why-not/ 😀
Lovina kemarin kejauhan jadinya gak ke sana, haha. Wah, berguna banget infonya dan semoga bisa ke sana pas ke Bali lagi. Karena Bali gak cuma Kuta, Legian, dan Seminyak 😛
Jadi pengin ke Bali lagi!
LikeLike
Arieeeeev kamu romantis banget sih mamimuuuu 😀 Beliau pasti bangga sekali sama dirimu. Salam untuk beliau ya, semoga sehat selalu!
LikeLike
Eh, yang romantis aku apa Mama nihhhh? :p
Thanks, Saraaaah! Semoga kamu hepi selalu yaaa ^^
LikeLike
Jadi kangen emak gw di kampung, ah baca beginian jadi melow2 ngak jelas gw #SalahBaca
LikeLike
Hiks, pulang kampung dong kak 😦
LikeLike
kamu emang sweet, si Yvan said the same, he s so sweet Indonesian guy ya :))
LikeLike
Ahak ahak!
Kalau datang dari Yvan, malah sounds so wrong nih :))
LikeLike
Keren abislah…. salam buat mama…. jadi ga foto sama T2? *demi mama
LikeLike
Ahaha, gak jadiii, kami malu-malu orangnyaaa.
Makasih mbak!
LikeLike
Aaaaaaaaakk. betapa beruntungnya mereka yang bisa sedekat itu dengan orangtuanya. :))
LikeLike
Alhamdulillaaah 🙂
Semoga bisa selalu dekat dan makin dekat.
LikeLike
Ariev, kereeeeen uhuy … hehehe
salam buat mama juga ya, riev hihihi 🙂
LikeLike
Terima kasih Syifna yang baru main Twitter! Sure akan disampaikan 😀
LikeLike
Ahahaha.. malu deh gue hihihi 🙂 kok tau sih baru bisa maen twitter ? 😀
Kemarin eike ikutan quis yang ke Singapore itu, kalau menang bisa ketemu ariev juga yaa hahaha ..
LikeLike
Ahahaha, asik semoga bisa ketemu ya di Singapura! 😀
LikeLike
Amieen *berbinarbinar* hehehe ..
LikeLike
Yaaa, kita nggak ketemu deh Riev di Singapura :), yang kemarin itu saya ikut di blognya Mba Susan. Kali ini belum beruntung, next time deh :))
LikeLike
Wah ayo ikut aja, seru-seruan bareng Mba Susan.
tapi biaya sendiri, hihihi.
LikeLike
hihihi … Kalau biaya sendiri, saya mau nya ke .. ke .. mmh mau ke Halong Bay, Arief udh pernah ?
LikeLike
Ada dooong cerita Halong Bay di kolom Vietnam 😀
LikeLike
Wokeh, nanti saya meluncur ke kolom Vietnam. Ternyata ada di bagian bawah :))
LikeLike
Ini linknya https://backpackstory.me/2013/06/25/inilah-jawaban-vietnam-atas-raja-ampat/ 😀
LikeLike
Udah ketemu Riev, sebelum kau kasih link ini hihihi.. but thank you :)) . Eike lagi baca dulu hehehe nyambi buat laporan euy di kantor :))
LikeLike
pertanyaannyaa, udah berapa kali Ariev dan mama ke USS *gue perhatiin bajunya mama ganti2 terus soalnya*
LikeLike
Baru dua kaleeee ~
Mama aja yang sering ganti baju, hahaha.
LikeLike
Ending postingannya sedap, Riev.
etapi, masa sih nggak ikut foto bareng T2, Riev? *ragu*
LikeLike
Thanks, Ron. Tapi aku anaknya pemalu.
LikeLike
Endingnya so sweet. Thanks kak 🙂
LikeLike
Ihiy! Thanks juga sudah baca. 🙂
LikeLike