Sebagai seorang anak yang tinggal di Ungaran dan dibesarkan oleh orang tua berdarah campuran Cirebon – Pati, saya sudah terbiasa mudik dengan menggunakan jalur darat sedari dulu. Ketika saya kecil, Papa dan Mama biasa menentukan jadwal mudik tahunan dengan cermat, misalkan tahun ini lebaran di Pati, tahun depannya Cirebon, tahun depannya lagi Pati, dan seterusnya.

Berhubung Ungaran terletak di tengah-tengah antara Cirebon dan Pati, maka kami dihadapkan oleh sebuah pilihan, untuk memilih mudik ke Cirebon atau Pati, walaupun pada suatu kesempatan, kami pernah juga mudik ke dua kota tersebut dalam satu rangkaian perjalanan yang melelahkan.

Pada masa-masa susah karena kami bukanlah keluarga Bakrie, kami mudik dengan menggunakan bus antar kota, yang menyebabkan saya terkena paru-paru basah dan kerep bengek. Barulah di pertengahan tahun 90-an, Papa mampu membeli mobil pertamanya, sebuah sedan, Honda Accord tahun 1979, seharga 8,5 juta pada masa itu, yang kami gunakan untuk mudik ke Cirebon dan mendapat musibah wiper patah karena terkena hujan badai di Brebes.

Perjalanan hidup berlanjut ketika Mama mendapatkan fasilitas mobil kantor berupa Daihatsu Zebra Espass yang waktu itu sempat kami gunakan juga untuk mudik, dan mogok di Batang karena delco atau distributor pengapiannya terciprat genangan air. Sungguhlah susah pada masa-masa itu. Baru setelah saya mulai bekerja di jakarta dan keluarga kami mulai menikmati hidup, dengan mempunyai Daihatsu Xenia yang menjadi mobil sejuta umat, Papa dipanggil Yang Kuasa.

Lebaran 2016

Lebaran di Pati (2016)

Selain kendala teknis yang kami jumpai semasa mudik tersebut, ada juga kendala non teknis yang disebabkan faktor eksternal yang tidak dapat dihindari, yaitu kemacetan. Perjalanan Ungaran – Cirebon yang biasa ditempuh selama 5 jam pernah menjadi 12 jam akibat macet di Jalur Pantai Utara, yang terkenal dengan goyangannya.

Sama seperti rasa sakit ketika cinta ditolak, macet ketika mudik ini adalah sesuatu yang sifatnya inevitable, atau tidak dapat dihindari, walaupun sebenarnya kita dapat mengurangi risiko terjebak kemacetan yang panjang ketika mudik di 2018, seperti misalnya dengan beberapa hal berikut.

"Traffic jam when you mudik is inevitable, but suffering is optional."

Perkirakan Kapan Puncak Arus Mudik 2018

Bagi kamu yang belum tahu, dan biasa memakai Wikipedia, mudik bisa diartikan sebagai kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Namun, siapa sangka kalau ternyata ‘mudik’ sebenarnya merupakan singkatan yang berasal dari Bahasa Jawa Ngoko, yaitu ‘mulih dilik’ atau pulang sebentar (ke kampung halaman ketika hari raya, sebelum kembali lagi ke perantauan). Proud to be Javanese.

Sumber

Dalam praktiknya, orang-orang ingin segera mudik begitu mengetahui jatah cuti bersama yang diberikan oleh kantornya, walaupun pada tahun ini, sebuah gebrakan terjadi ketika pemerintah dengan baik hatinya, menambah jumlah jatah cuti bersama, yang apabila dihitung bersama dengan akhir pekan dan tanggal merah, menjadi 12 hari dari tanggal 9 Juni 2018 ke 20 Juni 2018. Bayangkan dua belas hari libur cuma-cuma!

Lalu, kapankah sebaiknya kamu mudik?

Puncak Arus Mudik 2018

PT Jasa Marga (Persero) Tbk, yang selanjutnya akan saya sebut sebagai Jasa Marga, telah memprediksi peningkatan volume lalu lintas sebesar 3% pada saat mudik (H-8 s.d H-1) Lebaran 2018 dibandingkan Lebaran Tahun 2017 yaitu sekitar 1,4 juta kendaraan akan meninggalkan Jakarta dengan distribusi terbesar 54% menuju arah Timur (Arah Jawa Tengah) melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek (melalui Jalur Pantura sekitar 60%, melalui Jalur Selatan dan Tengah sekitar 40%) sedangkan yang akan melalui Jalan Tol Jagorawi sekitar 18% dan menuju arah Barat melalui Jalan Tol Jakarta-Tangerang sekitar 28%.

Puncak arus mudik, diperkirakan akan terjadi pada hari Sabtu, tanggal 9 Juni 2018, ketika pada Senin 11 Juni 2018 sudah ditetapkan sebagai hari pertama cuti bersama. Tenang, hari ini sudah lewat, mari kita beralih ke arus balik. Puncak arus balik, diperkirakan terjadi pada tanggal 20 Juni 2018, ketika cuti bersama berakhir, dan tanggal 24 Juni 2018, di mana para pekerja yang belum puas ini masih ingin menambah cuti karena dua hari terjepit. Ya, semoga mendapat doa restu atasan, ya!

Apabila kamu ingin nyaman, maka sebaiknya hindari hari-hari di mana prediksi puncak arus mudik dan balik tesebut akan terjadi, alih-alih, ambillah sehari lebih awal atau sehari lebih terlambat dari tanggal tersebut, Insha Allah, jalanan akan lebih lancar.

Pastikan Kelayakan Kendaraan yang Digunakan

Sebelum mudik melalui jalur darat, jangan lupa untuk mempersiapkan kendaraan kamu dengan sebaik-baiknya, tak peduli kamu akan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, persiapan adalah hal yang sangat vital. Apabila kamu tidak rajin melakukan servis berkala atas kendaraan kamu baik karena malas atau karena kendala biaya, paling tidak lakukanlah pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi kendaraan kamu sebelum melakukan perjalanan jarak jauh.

Hal-hal pokok yang wajib menjadi perhatian adalah kondisi ban, lampu, wiper, rem, suspensi, dan juga kondisi mesinnya. Setelahnya cek juga status isian oli mesin, bahan bakar, air radiator, tekanan angin, lalu baterai dan accu (dibaca aki, bukan akyu).

Gerbang Tol Cikarang Utama

Setelah memastikan kondisi kendaraan kamu layak jalan, barulah kamu dapat menyiapkan segala kebutuhan dan peralatan mudik kamu. Misalkan membawa tambahan terpal di atas mobil karena barang bawaan banyak ataupun meletakkan papan penanda di belakang jok motor seperti “Pulang Rindu Tak Pulang Malu” atau “Maaf Mak, Cuma Bisa Bawa Parcel, Belum Bisa Bawa Calon Istri”. Yha bhaiq.

Baca: Hal-hal yang Harus Diperhatikan Ketika Mudik dengan Mobil

Oh iya, apabila kamu sudah hapal dengan kondisi kendaraan kamu dan mengetahui apa penyakitnya, maka kamu dapat juga menyiapkan sparepart cadangan sebagai bentuk antisipasi di perjalanan. Eh tunggu, spare kan artinya cadangan, masa ada sparepart cadangan lagi? Ya, pokoknya itulah.

Kenali Jalur yang Akan Dilewati

Hal paling penting yang harus kamu lakukan berikutnya adalah kenali jalur mudik yang akan digunakan. Jangan sampai kamu ingin mudik ke Surabaya, namun salah jalur hingga menuju ke Sumatera. Kan tidak lucu jadinya.

Persiapkan peta mudik, kenalilah rute, termasuk ketahuilah jenis-jenis jalur yang akan kamu lewati, karena pada tahun 2018 ini, Jasa Marga telah menambah konsesi jalan tol beroperasi dengan total panjang jalan 735 Kilometer.

Peta Jalur Mudik Lebaran 2018

Saat ini, Jasa Marga juga memiliki ruas-ruas jalan tol siap operasi sepanjang 52,35 Kilometer yang terdiri dari Jalan Tol Kartasura-Sragen (35 Kilometer), Jalan Tol Rembang-Pasuruan (6,6 Kilometer), dan Jalan Tol Parbarakan-Tanjung Morawa (10,75 Kilometer). Ruas-ruas jalan tol tersebut, meski belum diresmikan, namun spesifikasinya seperti jalan tol yang sudah operasional.

Kemudian, di luar jalan tol yang sudah dan siap beroperasi, pada tahun ini pula, Jasa Marga mengerahkan beberapa proyek jalan tol yang dijadikan jalan tol fungsional khusus pelaksanaan mudik lebaran tahun 2018, dengan total panjang 207,85 Kilometer. Jalan tol fungsional ini akan dioperasikan satu arah tergantung arus, apakah mudik atau balik.

Tarif Jalan Tol Trans Jawa

Jalan tol fungsional yang telah disiapkan oleh Jasa Marga terdiri dari Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 75 Kilometer, Jalan Tol Salatiga-Kartasura sepanjang 32,24 Kilometer, Jalan Tol Sragen-Ngawi sepanjang 51 Kilometer, Jalan Tol Wilangan-Kertosono sepanjang 37,51 Kilometer, dan Jalan Tol Pandaan-Malang Seksi I: IC Pandaan – Lemahbang sepanjang 5 Kilometer dan Seksi III: Sumberwuni -Singosari sepanjang 7,1 Kilometer.

Untuk jalan tol fungsional ini, secara garis besar merupakan calon jalan tol dan yang masih dalam proses pembangunan dan terdapat perhatian khusus, seperti jalan yang bergelombang, sempit, dan tanjakan yang curam, tetapi jalan ini sebenarnya sudah mantap dilalui, dan gratis pula. Alhamdulillah, rezeki orang mudik.

Persiapkan Selalu Uang Elektronik Kamu

Terakhir saya menggunakan jalan tol Cipali dari Cirebon menuju Jakarta, saya lupa mengecek saldo uang elektronik yang saya punyai, dan cukup kaget ketika mengetahui bahwa saldo saya hanya tinggal sepuluh ribuan Rupiah ketika saya melewati gerbang tol Cikarang Utama.

Untungnya, saya hanya tinggal melewati Tol Lingkar Dalam yang biayanya Rp9.500,- sehingga semuanya aman terkendali, walaupun sempat deg-degan dan takut bagaimana kalau tidak bisa keluar gerbang tol karena kehabisan uang elektronik. Pastikan hal ini tidak akan terjadi kepada kamu, apabila kamu selalu memastikan kecukupan saldo uang elektronik tersebut.

Dari sisi pelayanan transaksi, khusus untuk lebaran tahun 2018, Jasa Marga telah menyiapkan 1163 titik gardu tol operasi, dan peningkatan kapasitas transaksi dengan penambahan jumlah gardu operasi di beberapa Gerbang Tol (GT) diantaranya GT Cengkareng, GT Cileunyi, GT Pasteur, GT Manyaran, dan GT Banyumanik. Selain itu, Jasa Marga juga akan memaksimalkan pemanfaatan 121 unit mobile reader, 56 titik lokasi top up tunai, hingga 25 titik layanan gerak di Rest Area yang bekerjasama dengan bank terkait.

Oh iya, tahukah kamu kalau Jasa Marga juga memberikan diskon tarif tol 10% di ruas jalan tol Jasa Marga dan kelompok usahanya di seluruh Indonesia yang berlaku pada periode arus mudik lebaran 2018 pada 13-14 Juni 2018 dan periode arus balik lebaran 2018 pada 18-19 Juni 2018?

Lumayan kan, 10% bisa untuk bagi-bagi ponakan dan anak yatim seperti saya.

Manfaatkan Rest Area dengan Efektif

Hal lain yang sering ditemui ketika musim mudik adalah tumpukan antrean kendaraan di pintu masuk Rest Area, seperti misalnya yang pernah terjadi adalah di Rest Area Cipali KM 207. Walaupun bernama Rest Area, namun sebaiknya kamu mempergunakan rest area ini dengan bijaksana dan hanya untuk tiga kepentingan utama yaitu toilet, ishoma, dan untuk mengisi bahan bakar. Bukan yang lain.

Supaya lebih mudah, dihimbau juga untuk selalu mengecek persediaan bahan bakar sepanjang perjalanan, supaya kalau bisa tidak perlu memadati Rest Area tertentu untuk mengisi bahan bakar, toh harga bahan bakar sekarang sudah sama di mana saja, tidak ada yang dimahalkan atau malah didiskon seperti tarif tol di atas.

Rest Area 207A

Upaya yang dilakukan oleh Jasa Marga dalam pelaksanaan mudik tahun ini adalah tidak sekadar mengenai kelancaran arus lalu lintas, namun juga memperhatikan kenyamanan para pengguna jalan tol dengan meningkatkan pelayanan melalui ketersediaan Rest Area. Untuk pelaksanaan mudik tahun ini, Jasa Marga telah menyiapkan 25 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP), 7 Tempat Istirahat (TI), 14 Parking Bay, dan 21 Tempat Istirahat Sementara (TIS) di seluruh ruas jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga maupun kelompok usahanya.

Satu hal yang perlu diingat, apabila istri kamu bawel sepanjang perjalanan, jangan sampai ditinggal di rest area, ya.

Jaga Kondisi Fisik dan Bawa Perbekalan yang Memadai

Apabila mudik, sebenarnya hal utama yang perlu diperhatikan adalah kondisi fisik pemudik, terutama untuk yang bekerja di balik kemudi, yaitu sopir. Sesuai dengan himbauan Jasa Marga “Nyupir jangan ngantuk, ngantuk jangan nyupir” maka kamu diharapkan untuk mengetahui kondisi badan kamu. Segera beristirahat ketika lelah, segera berbuka setelah adzan maghrib.

Sebagai antisipasi berbuka di jalan ketika macet, maka bawalah juga perbekalan yang memadai, karena perlu diingat bahwa tidak semua kemacetan akan mendatangkan tukang bakpao dan penjual Tahu Sumedang di jalan tol.

Nyupir Jangan Ngantuk

Sebagai informasi tambahan, untuk meminimalisir gangguan lalu lintas, Jasa Marga akan menghentikan pekerjaan proyek mulai dari H-10 hingga H+10 lebaran, pengaturan waktu operasi angkutan barang oleh Kementerian Perhubungan pada H-3 hingga H-1 dan H+6 hingga H+8 lebaran, serta percepatan penanganan gangguan lalu lintas dengan menempatkan petugas di titik-titik rawan kepadatan dan menambah sejumlah kendaraan layanan lalu lintas (layanan Jalan Tol, patroli roda dua, PJR, ambulans, derek, rescue dan alat berat Crane).

Tips Tambahan dari Jasa Marga

Guna membantu kelancaran arus lalu lintas selama arus mudik dan balik lebaran 2018, Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu-rambu, berkendara dengan tertib, memastikan kendaraan dalam kondisi laik jalan, serta selalu memastikan kecukupan saldo dan melakukan top up uang elektronik sebelum memasuki tol. Untuk kenyamanan, Jasa Marga juga mengingatkan agar pengendara memastikan kecukupan BBM, menyiapkan perbekalan makanan yang cukup untuk mengantisipasi jika terjadi kepadatan di rest area, mengunakan rest area dengan waktu seefisien mungkin.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna jalan tol, Jasa Marga juga memiliki aplikasi mobile JM Care yang dapat diunduh di ponsel pintar berbasis Android dan iOS. Dengan aplikasi JM Care pengguna jalan tol dapat memeroleh informasi seputar info lalu lintas, info gerbang tol, dan info terkait rest area. Selain aplikasi JM Care, Jasa Marga juga mendistribusikan informasi terkait jalan tol melalui kanal-kanal sosial media yang resmi dikelola oleh Jasa Marga.

Mantap bukan, Jasa Marga?

JasaMarga Mudik 2018

Call Center Jasa Marga 24 jam di nomor telepon 14080.

Twitter @PTJASAMARGA (khusus informasi lalu lintas) dan @official_JSMR (untuk informasi umum lainnya).

Instagram @official.jasamarga

Aplikasi Mobile JMCARe yang dilengkapi fitur push notifications.

Website http://www.jasamarga.com

Catatan: Sebagian besar gambar dalam artikel ini bersumber dari Jasa Marga