Sebelas orang pilihan; Enam pembawa acara berjiwa petualang; Dua travel blogger bermuka pas-pasan yang sedikit obesitas, berkumpul di desa di atas awan, Wae mebo, untuk mengikuti perayaan ulang tahun ketiga MTMA (My Trip My Adventure), sebuah acara televisi bertema petualangan produksi TRANS TV. Muka-muka tegang menyelimuti wajah mereka. Bukan, bukan karena sedang menahan pipis, melainkan karena diminta oleh produser MTMA.

“JANGAN KETAWA-TAWA!” Teriaknya. “…AND ACTION!”

Salah seorang tetua desa Wae Rebo berpakaian adat turun dari singgasana batunya, berjalan melewati saya dan orang-orang pilihan dengan sehelai kain tradisional yang dibentangkan di tangannya, sementara sebuah kunci tergeletak di atasnya. Dengan lantang, pria itu berseru ke arah para host MTMA yang berdiri di hadapannya.

“Selamat datang di desa di atas awan, Wae Rebo.”

DSCF2067


Sebetulnya, saya tak akan pernah menyangka untuk mengikuti trip ini. Bahkan sebelumnya, saya sedikit menganggap remeh akan adanya acara MTMA, yang membuat populasi alay di Indonesia bertambah. Tapi itu dulu, sebelum saya mengikuti trip ini, akibat sebuah email yang berbunyi:

"Kami mengundang Sdr. Muhammad Arif Rahman untuk mengikuti kegiatan Open Trip dan Shooting bersama para host MTMA sebagai seorang Blogger."

Wah, belum apa-apa, saya sudah dipanggil Saudara, bagaimana kalau sudah kenal dekat nih. Pada email tersebut, tertulis pula tentang destinasi yang dituju, yaitu Wae Rebo, salah satu desa favorit saya di Indonesia. (Baca: Legenda Asal-Usul Kampung Wae Rebo). Selain itu, dikatakan pula bahwa trip ini akan dilangsungkan pada akhir pekan, yang berarti bahwa saya tidak perlu mengajukan cuti kantor. Kemudian, diundang sebagai seorang blogger berarti saya akan mendapatkan perjalanan gratis, dengan semua biaya ditanggung. Lumayan bukan? Tak perlu mengambil dana kredit apartemen dan tabungan istri.

Namun, alasan utama saya mengikuti trip ini bukanlah itu semua, melainkan karena penasaran dengan fenomena acara My Trip My Adventure, yang membuat wabah traveling semakin menyebar di Indonesia. Bayangkan, saya selalu menemukan atribut MTMA pada hampir setiap daerah di Indonesia yang saya kunjungi, yang bahkan mengalahkan kepopuleran bendera Slank dan baliho caleg.

My Trip My Adventure

Disebutkan pula, bahwa peserta yang dapat mengikuti trip ini adalah peserta pilihan, yang merupakan penonton setia MTMA yang telah mendaftarkan dirinya dengan cara mengirimkan data diri, foto yang menarik dan menggoda, beserta sebuah cerita mengenai arti Indonesia dan MTMA untuk mereka.

Setelah proses seleksi yang dilakukan oleh TRANS TV, dari 300 lebih pendaftar, akhirnya dipilihlah sebelas orang peserta untuk mengikuti Open Trip MTMA sekaligus merayakan MTMA 3rd Anniversary dengan tujuan utama Labuan Bajo dan Wae Rebo. Bersama dengan dua orang travel blogger pilihan yang bermuka pas-pasan dan sedikit obesitas, yaitu saya dan Bowie Holiday (bukan nama sebenarnya), dari Traveljunkie Indonesia.

Nantinya peserta trip dan Tim MTMA akan tinggal di Mbaru Niang, sebuah rumah tradisional Flores (yang mendapatkan penghargaan UNESCO pada tahun 2012) yang berada di Wae Rebo, sebuah desa yang mendapat julukan sebagai desa di atas awan karena berada pada ketinggian 1200 m dari permukaan laut.

Overall, Open Trip MTMA ini berjalan lancar, seru, dan bahkan melebihi ekspektasi saya. Dimulai dari perjalanan berjam-jam dari Labuan Bajo menuju Denge, night trekking menuju Wae Rebo, bermalam di rumah Mbaru Niang, bersenang-senang di Wae Rebo, hingga kembali lagi ke Labuan Bajo, semua terasa menyenangkan! Itu tak lain karena para peserta pilihan yang dapat membuat rasa capek akibat perjalanan yang melelahkan berganti dengan tawa dan kegembiraan yang hadir di sana.

We started as stranger, and continued as family.

Berikut, saya berikan sedikit panduan akan apa sajakah yang sebaiknya kamu lakukan, apabila suatu saat terpilih menjadi peserta Open Trip MTMA.

1. Memakai Kaus My Trip My Adventure

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Memakai kaus My Trip My Adventure is a must! Memakai kaus ini akan membuat percaya dirimu menjadi bertambah, menjadi kompak dengan peserta lain, dan menambah ketampanan sebanyak 5%. Sebenarnya, pihak MTMA TRANS TV mempunyai kaus resmi My Trip My Adventure, namun dengan jumlah yang sangat terbatas. Apabila tidak dapat kebagian, kamu bisa juga berkreasi dengan memesannya pada beberapa penjual online yang banyak tersebar di internet.

Supaya tidak terlihat alay, jangan pakai kaus MTMA edisi National Geographic, atau yang ada logo Jejak Petualang, ya!

2. Berkenalan dengan Peserta Trip

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Tak kenal maka tak sayang, walaupun kalau sudah sayang bisa jadi tak kenal lagi apabila terjadi masalah. Sesuai dengan arahan Jemi Ngadiono dari TRANS TV, sebagai pria yang pernah disakiti seorang wanita selama tujuh tahun, kami saling berkenalan dalam sebuah lingkaran dengan bergantian menyebutkan nama, status, dan kata mutiara cinta.

Satu persatu, Jemi, Merrie, Erna, Ray, Ryan Gosling, Indry, Iqbal, Icha, Ancha, Hengky, Imel, Chris, Dewa, Bowie, Sispai, Johan saling memperkenalkan diri. Dengan adanya cincin di jari manis, saya tak dapat menutupi pertunangan saya dengan Eva Mendez.

3. Menghafalkan Yel-Yel My Trip My Adventure

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Sebelum berangkat, Jemi memberikan sedikit pengarahan sambil memperkenalkan yel-yel MTMA yang harus dihapalkan semua peserta.

“Pokoknya kalau saya bilang My Trip, kalian bilang apaaaa?”

My Adventureeeee!” teriak kami bersamaan dengan lantang, mengalahkan pendemo di depan gedung MPR. Tentunya sambil mengepalkan tangan ke atas, meninju langit. Sebuah yel-yel yang sangat sulit untuk dilakukan.

4. Mengikuti Acara Sesuai Jadwal

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Selain mendapat pengarahan, para peserta juga mendapat jadwal acara untuk diikuti dan dilaksanakan sebaik-baiknya. Tenang, acaranya menyenangkan, tidak melibatkan perbuatan asusila, dan tidak bertentangan dengan Pancasila serta norma kemanusiaan.

Seperti misalnya senam pagi bersama anak-anak Wae Rebo dengan menggunakan wireless speaker Harman-Kardon dan lagu dari DJ Snake.

5. Melipir Sejenak? Boleh Saja, Namanya Juga My Trip My Adventure!

Dalam setiap open trip, biasanya ada yang namanya free time, yang dapat dimanfaatkan para peserta untuk melakukan aktivitas bebas, asalkan tidak mengganggu jadwal acara. Seperti misalnya yang saya lakukan bersama Bowie: Meminta warga lokal untuk menemani kami menuju air terjun tingkat dan batu raksasa yang terdapat di sebuah lembah dekat Wae Rebo.

Untuk mencapai kedua objek tersebut, kami harus menuruni jalan setapak selama setengah jam, yang melewati kebun-kebun kopi warga Wae Rebo. Sementara untuk jalan kembali, kami yang sedikit obesitas ini memerlukan waktu hampir satu jam, untuk kembali mendaki di jalan yang benar, menuju Wae Rebo. Namun it’s really worth a visit, you will get a private waterfall and bathtub for you there.

Namanya juga My Trip My Adventure, kan? Jadi harus ada petualangan dalam setiap perjalanan. Mohon abaikan tubuh polos Bowie yang sedang berendam di sungai.

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan 

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Ketika dalam perjalanan turun dari Wae Rebo, Icha tanpa sengaja (atau mungkin sengaja) membuang bungkus biskuit kosong di jalan setapak yang menghubungkan Denge dan Wae Rebo. Melihat hal tersebut, Indry langsung berteriak dan meminta Icha untuk memungut kembali sampahnya. Sementara saya, hanya bisa melihat sambil memakan sisa biskuit milik Icha.

Tidak hanya di Wae Rebo, di manapun kamu harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaganya supaya tetap lestari. Bahkan kalau bisa, ketika makan di KFC atau minum di Starbucks pun, sisa makanan dan minuman harus dibereskan sendiri.

"Take nothing but pictures.
Leave nothing but footprints.
Kill nothing but time." 

(Baltimore Grotto)

7. Memakai Perlengkapan dan Busana yang Sesuai Acara

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Ketika disebutkan bahwa trip akan mengunjungi Wae Rebo, saya langsung menyiapkan perlengkapan dan busana yang cocok dikenakan untuk menuju dan selama tinggal di sana. Tercatat tas carrier 48 liter, senter, sepatu trekking, jas hujan, dan busana sopan masuk ke dalam daftar saya. Tentunya, saya meninggalkan bikini dan hijab di rumah.

Ketahui medannya, dan bawalah perlengkapan yang tepat. Untuk Wae Rebo, sangat tidak disarankan untuk trekking menggunakan sandal jepit seperti warga lokal Wae Rebo, ataupun menggunakan sepatu selam seperti Bowie, tapi kalau kamu nyaman, saya juga tak melarang, yang penting kamu bahagia.

8. Mematuhi Instruksi Selama Perjalanan

Salah satu nasihat Mama yang kerap menemani perjalanan saya adalah “Ati-ati ning daerahe wong, ojo macem-macem ning kono.” Yang berarti “Hati-hatilah di daerah yang asing, jangan berbuat yang macam-macam di sana, anakku yang tampan.”.

Intinya, supaya saya selalu memperhatikan segala instruksi di perjalanan yang dapat membuat perjalanan tersebut aman dan nyaman, apalagi jika instruksi tersebut datang dari warga lokal.

“Untuk trekking malam hari ke Wae Rebo, pada dasarnya aman.” Ucap salah seorang porter  yang mengawal kepergian kami “Namun, harus diperhatikan bahwa di hutan masih ada beberapa jenis ular yang hidup di pohon.”

DHEG! Untungnya, perjalanan malam itu cukup lancar, dan Wae Rebo dapar ditempuh dalam waktu kurang dari empat jam. Saya juga tak menemukan adanya ular di perjalanan, selain ular milik sendiri dan milik peserta lain.

9. Menghormati Adat Istiadat dan Warga Setempat

Wae Rebo

Berhubungan dengan nasihat Mama pada poin sebelum ini, ada juga satu pepatah yang menyebutkan “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”. Walaupun kamu bukan Atlas yang dapat menopang langit, pada hakikatnya pepatah tersebut meminta kamu untuk selalu menghormati adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku di daerah tempat kamu berada.

Untuk Wae Rebo, salah satu hal yang tidak boleh dilakukan di sana adalah naik ke atas lingkaran batu yang terletak di depan rumah utama. Lingkaran tersebut disakralkan oleh warga Wae Rebo dan digunakan untuk berbagai upacara adat.

10. Ikut Berbagi dengan Sesama

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Bukan hanya bersenang-senang, trip MTMA juga membawa sebuah misi kemanusiaan, untuk berbagi. Pada kunjungan kemarin, kami bersama TRANS TV Peduli membawa setumpuk buku cerita yang akan diletakkan di taman bacaan anak di Desa Wae Rebo. Apabila ada, sisihkanlah sebagian rezeki untuk yang membutuhkan.

Ya, asal jangan berbagi suami saja sih.

11. Jangan Lupa Berpose di Depan Kamera

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Sayang kan kalau sudah jauh-jauh pergi, bersama orang-orang pilihan dan dua orang blogger obesitas, memakai kaus keren, tapi tidak berfoto bersama. Maka siapkan selalu senyum terbaikmu di depan kamera. Walaupun tidak sempat mandi, yang penting gosok gigi.

Selain berpose biasa di depan kamera, jangan lupa pula juga untuk…

12. Berfoto Bersama Spanduk My Trip My Adventure

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Tidak perlu khawatir, spanduk ini sudah disiapkan oleh tim MTMA dan TRANS TV, jadi tidak perlu membawa spanduk sendiri dari rumah. Ya, kecuali kalau kamu mau membawa spanduk Majelis Rasulullah ataupun tabligh akbar bersama FPI.

13. Berinteraksi dengan Kru My Trip My Adventure

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Sebuah acara akan menjadi sukses apabila didukung oleh tim yang solid, dan itu tak lain adalah kru MTMA yang berhasil membawa My Trip My Adventure (yang kini tayang di layar kaca setiap Jumat pukul 10.00 WIB serta Sabtu dan Minggu pukul 08.30 WIB) hingga di usianya yang ketiga.

Apabilah sempat, berinteraksilah dengan para kru MTMA, basa-basi, sekadar mengobrol, hingga membicarakan hal-hal yang lebih serius, seperti pengaruh Tax Amnesty terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di mata dunia. Selain itu, hal lain yang tak boleh dilewatkan adalah…

14. Berkenalan dengan Para Host My Trip My Adventure

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Berhubung saya adalah orang yang pemalu, saya meminta Dewa dari TRANS TV untuk memperkenalkan saya dengan para host MTMA yang turut serta dalam kegiatan shooting kali ini. Untuk acara perkenalan, urutannya kurang lebih seperti ini.

  1. Dewa membawa saya ke arah host, kemudian berbicara, “Mas/Mbak host, ini ada yang mau berkenalan.”
  2. Saya mengulurkan tangan, mengajak berkenalan, “Halo, saya Ryan Gosling. Travel Blogger.”
  3. Host akan menjawab, “Halo, Ryan Gosling. Kok gak mirip ya?”

Tercatat, saya sempat berkenalan dengan David John, Rikas Harsa, Richard Kyle, Putri Marino juga Marshal Sastra.  Sementara, saya belum sempat berbincang dengan Denny Sumargo yang saat itu nampak sibuk sendiri dengan dunianya.

15. Berfoto dengan Para Host My Trip My Adventure

Selain berkenalan, jangan lupa juga untuk berfoto bersama, sekaligus mengecek apakah ada kemiripan antara saya dengan para host, terutama dengan Kak Putri Marino. Karena ada yang bilang, kalau mirip biasanya jodoh.

Satu hal yang harus diingat ketika meminta berfoto bersama adalah jangan sampai mengganggu kegiatan utama para host tersebut, mintalah waktunya sedikit ketika mereka senggang. Jangan lakukan ketika para host sedang shooting, lalu tiba-tiba kamu datang, melintasi kamera, dan meminta foto bersama. Bisa-bisa kamu dikuliti di tempat oleh para host, bersama warga Wae Rebo, para kru, beserta seluruh pemirsa MTMA.

16. Jangan Norak ketika Shooting Berlangsung

Agenda penting lain ketika mengikuti open trip MTMA adalah shooting bersama para host MTMA untuk kemudian ditayangkan di acara My Trip My Adventure TRANS TV. Berhubung ini adalah salah satu cara bagi warga biasa yang pas-pasan seperti saya dan kamu untuk dapat masuk TV dan numpang tenar, maka jangan norak ketika shooting berlangsung.

Jangan tiba-tiba kamu cengengesan ketika berhadapan dengan para host dalam sebuah scene. Cuek saja, anggap mereka adalah warga biasa yang pas-pasan juga. Jangan malah kamu menatap tajam mata para host dengan air liur yang menetes, simpan pula komentarmu di dalam hati akan penampilan para host, walaupun dari enam orang host, ada empat orang yang memakai apparel dari Eiger, dan dua sisanya memakai apparel dari Roxy – Quiksilver.

Ketika kamera mengarah ke kamu, stay cool, pasang tampang fierce, ikuti tugas script yang diberikan kepada kamu dengan baik. Jangan pula tiba-tiba mengupil atau breakdance, ataupun berteriak ke kamera “MAMA AKU MASUK TIVI!”

Saat itu, tugas yang diberikan kepada saya cukup berat. Yaitu berdiri tegap dengan posisi siap seperti upacara bendera dengan pandangan menatap Kak Putri Marino, dan tidak boleh bergosip tentang rumah tangga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina dengan peserta lain.

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Rencananya, adegan di mana saya berakting di depan kamera ini akan ditayangkan di episode ulang tahun ketiga My Trip My Adventure, selama tiga detik.

17. Mengikuti Arahan Kru My Trip My Adventure

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Salah satu trik supaya acara dapat berlangsung dengan lancar adalah percaya dan mengikuti arahan para kru MTMA dengan baik, jangan banyak protes, karena mereka sudah tahu apa yang terbaik untuk acara tersebut.

Ikuti perintahnya, dan jauhi larangannya. Sebentar, sebentar, ini kru MTMA atau Tuhan Yang Maha Esa?

18. Tetap Kompak dan Bersenang-senanglah

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Teman perjalanan yang baik adalah yang tetap kompak, apapun situasinya. Dengan adanya teman yang baik, maka perjalanan akan menjadi menyenangkan, dan bahkan terasa begitu singkat. Nikmati momen bersama, dan simpan selalu kenangannya.

Kekompakan ini selaras dengan tema MTMA kali ini, yaitu “Unity” di mana MTMA ingin supaya terus solid di umurnya yang telah menginjak tiga tahun, tetap bersatu, dan diharapkan dapat menjadi pemersatu bangsa Indonesia.

19. Tapi Jangan Sampai Lupa Makan

Bersenang-senang boleh, tapi jangan sampai lupa makan, karena makanan adalah sumber tenaga selama perjalanan. Terlebih dalam perjalanan ke Wae Rebo, di mana para peserta dituntut untuk berjalan selama berjam-jam dengan medan yang naik-turun dan jalanan yang tidak selalu mulus.

Berbeda dengan Slank yang berkata “Makan gak makan asal kumpul”, perjalanan ini memiliki semboyan yang berbeda, yaitu “Makan terus makan terus, dan selalu kumpul.”

Dalam trip kemarin, saya yang sedang sedikit berdiet pun terpaksa harus mengalah dan makan empat kali sehari! Apalagi ketika disajikan sebakul nasi panas, dengan lauk sepiring penuh ikan goreng dan sayuran, serta beberapa sendok sambal khas Wae Rebo yang nikmat!

20. Juga Jangan Lupa Lambaikan Tangan ke Arah Drone

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Last but not least, adalah selalu lambaikan tangan dan pasang muka bahagia ketika ada drone melintas. Sepanjang pengamatan saya, ada yang melambaikan tangan karena tulus ikhlas, ada yang karena baru pertama kali melihat drone, ada yang ingin masuk TV dan ditonton se-Indonesia, ada yang diminta oleh produser, dan ada yang melambaikan tangan karena sudah gak kuat lagi.

Tak masalah, yang penting masuk TV!


Pada kesempatan yang terpisah, Christianus Hutanijaya selaku produser MTMA. mengatakan “Tahun 2016 ini genap tiga tahun MTMA hadir di layar kaca Indonesia. MTMA telah menjadi inspirasi, motivasi bahkan sumber pengetahuan mengenai keindahan wilayah Indonesia yang tidak banyak diketahui orang.”

Disebutkan pula bahwa acara shooting MTMA 3rd Anniversary bersama para fans program ini adalah sebagai bentuk rasa terimakasih MTMA terhadap loyalitas penggemar yang diwakili oleh 11 orang tersebut. Tentunya keluarga besar MTMA berharap bahwa program ini masih terus dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, dan penikmat MTMA pada khususnya.

Setelah mengikuti proses shooting ini, dari yang awalnya menganggap remeh, kini saya menjadi respect dengan MTMA, karena kesolidan semua pihak yang telah membuat MTMA menjadi sebesar ini. Akhir kata, selamat ulang tahun untuk MTMA, semoga dapat sukses selalu, dan makin lekat di hati pemirsanya.

Salam My Trip My Adventure!

My Trip My Adventure - Wae Rebo

Penasaran, bagaimana aksi saya dalam acara MTMA 3rd Anniversary di Wae Rebo? Saksikanlah pada Hari Minggu, tanggal 25 September 2016, mulai pukul 08.30, hanya di TRANS TV!
Baca juga: