Minggu lalu, saya menonton sebuah film di bioskop berjudul Chasing The Dragon, yang merupakan salah satu film terbaik yang saya tonton tahun ini. Bagi saya, sebuah film dapat dikatakan cukup baik apabila tidak membuat saya ketiduran ketika menontonnya. Walaupun saya ketiduran ketika menonton Thor: Ragnarok, namun saya tetap terjaga ketika menonton Chasing The Dragon, walaupun film tersebut berdurasi lebih dari dua jam dan tayang pada jam pertunjukan terakhir malam itu.

Chasing The Dragon yang mengambil setting pada tahun 1960-an, adalah sebuah film aksi yang diangkat dari kisah nyata seorang (ahli kung-fu yang menjadi) anggota gang dan gembong narkoba terkenal bernama Ng Sik-ho atau Crippled Ho yang masuk ke Hong Kong sebagai imigran ilegal dari Cina daratan, di mana ketika itu Hong Kong masih berada di bawah kekuasaan Inggris.

Dalam perjalanan hidupnya, Ho yang dimainkan oleh Donnie Yen bertemu dengan sosok polisi korup bernama Lee Rock, yang diperankan oleh Andy Lau, yang kali ini muncul tanpa ditemani oleh Bibi Lung, dan Yuni Shara. Saat itu, mereka (Ho dan Lee, bukan Ho dan Bibi Lung) adalah penguasa Hong Kong, sebelum akhirnya Independent Commission Against Corruption (atau KPK-nya Hong Kong) muncul di tahun 1974. Tenang, tidak ada adegan koruptor kabur dan menabrak tiang listrik terus benjol sebesar bakpao supaya dapat masuk rumah sakit dan amnesia di film ini.

Selain adegan laga dan alur cerita menarik, yang membuat saya betah menonton film ini adalah diceritakannya sejarah Hong Kong pada dahulu kala, dari mulai dikuasai Inggris, tumbuh berkembang karena narkoba, hingga dipecah menjadi empat wilayah besar untuk menghindari pemusatan kekuasaan. Jadi yang membuat Hong Kong menjadi seperti sekarang ini salah satunya … adalah karena narkoba.

Kini, puluhan tahun berlalu, dan Hong Kong telah menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi tanpa adanya perputaran narkoba besar-besaran dan kerusuhan antar gang seperti dalam film Chasing The Dragon; apabila kamu berminat mengunjungi Hong Kong untuk pertama kalinya, berikut saya pilihkan beberapa aktivitas yang dapat kamu lakukan di sana.

1. Bermain di Disneyland

Untuk yang baru pertama kali, mungkin Disneyland adalah alasan utama mengapa kamu mengunjungi Hong Kong. Bukanlah hal yang salah, terlebih apabila kamu adalah penggemar karya Walt Disney dan bermimpi untuk bermain bersama tokoh-tokoh Disney seperti Donald Duck, Mickey Mouse, Simba, Lilo & Stitch, juga Buzz Lightyear. Sayangnya, saya tidak menemukan Ariel dalam film The Little Mermaid, yang mungkin apabila dia muncul akan terlihat seperti suster ngesot daripada seorang putri duyung.

Disneyland terdekat dari Indonesia yang dibuka untuk umum mulai tahun 2005 ini, sekarang memiliki tujuh area utama yaitu: Adventureland, Grizzly Gulch, Mystic Point, Toy Story Land, Fantasyland, Tomorrowland dan Main Street U.S.A.

Hal yang tidak boleh terlewat ketika mengunjungi Disneyland Hong Kong adalah menyaksikan karnaval karakter Disney di sore hari dan pertunjukan kembang api spektakuler di malam harinya, yang tentunya lebih meriah daripada perayaan pesta pernikahan Kahiyang – Bobby.

Klik di sini untuk mendapatkan tiket diskon Disneyland Hong Kong

2. Berburu Diskon di Citygate Outlets

Pada kunjungan terakhir ke Disneyland Hong Kong, saya menyempatkan waktu untuk mampir ke Citygate Outlets yang terletak tak jauh dari Disneyland –yang sama-sama berada di Lantau Island, walaupun sedikit berbeda arah stasiun.

Bagi yang belum tahu, Citygate Outlets ini adalah gudangnya barang-barang diskon, lebih murah daripada diskonan Debenhams yang katanya akan tutup tahun ini.

Citygate Outlets Hong Kong

Brand terkenal yang terdapat di Citygate Outlets ini bervariasi, mulai dari Adidas, Coach, The North Face, Timberland, Kate Spade, hingga Furla dan Salvatore Ferragamo. Untuk daftar lengkapnya dapat dilihat di sini.

3. Mengunjungi Big Buddha

Tak jauh dari Citygate Outlets yang terdapat tepat di pintu keluar Stasiun Tung Chung, terdapat sebuah atraksi lain bernama Tian Tan Big Buddha, yang merupakan patung buddha raksasa setinggi 34 meter dan seberat 250 ton, itupun kalau belum bertambah berat lagi.

Perjalanan menuju Big Buddha sudah merupakan sebuah kesenangan sendiri, karena dari Stasiun Tung Chung, kamu harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Cable Car selama 25 menit melewati pemandangan laut dan hutan (atau berjalan kaki apabila mampu) menuju Ngong Ping Village, tempat Big Buddha berada.

Big Buddha Hong Kong

Dari Ngong Ping Village, apakah bisa langsung bertemu Big Buddha? Oh tentu tidak, karena kamu masih harus melewati desa buatan dengan berbagai atraksinya seperti Walking with Buddha, The Monkey’s Tale Theatre, The Ngong Ping Tea House, hingga International Cable Car Gallery, sebelum mendaki 240 anak tangga untuk bertemu dengannya.

Klik untuk mendapatkan tiket diskon cable car menuju Ngong Ping Village

4. Menikmati Keindahan Symphony of Light

Salah satu atraksi gratis yang terdapat di Hong Kong adalah Symphony of Light yang merupakan sebuah pertunjukan  koreografi cahaya dengan paduan musik, lampu-lampu gedung di Hong Kong Island dan Kowloon, cahaya laser warna-warni yang dipancarkan ke langit, serta kembang api yang meriah, walaupun tidak semeriah kembang api Disneyland Hong Kong. Ingat, ini gratis, jangan berharap terlalu banyak, nanti kecewa.

Pertunjukan ini dimulai pada pukul delapan malam setiap harinya dengan spot menonton utama berada di sekitar Tsim Sha Tsui Waterfront.

Symphony of Light Hong Kong

Symphony of Light Hong Kong (photo: Ryan Rahardi)

[DISCLAIMER] Walaupun dikatakan bahwa atraksi ini merupakan atraksi harian, namun pada kunjungan terakhir saya ke Hong Kong, atraksi ini sempat ditiadakan, dan kemungkinan karena adanya proyek renovasi di Tsim Sha Tsui Waterfront.

5. Mencoba Berbagai Moda Transportasi, Termasuk Feri ke Hong Kong Island

Dari film Catching The Dragon, saya mengetahui bahwa kini Hong Kong terbagi menjadi empat wilayah besar (dengan ratusan pulau kecil yang mengelilinginya) yang terdiri dari Kowloon Peninsula (yang merupakan salah satu daerah dengan penduduk terpadat di dunia), Hong Kong Island (yang nerupakan sentral bisnis Hong Kong, juga tempat tinggal para pekerja asing), New Territories (yang berbatasan langsung dengan Cina daratan), serta Lantau Island (tempat Big Buddha dan Disneyland berada), di mana untuk menghubungkan antar wilayah tersebut dibutuhkan berbagai moda transportasi tertentu.

Rasanya, belum ke Hong Kong kalau belum mencoba berbagai moda transportasi yang terdapat di sana, seperti tram di Hong Kong Island, MTR atau kereta api bawah tanah di Kowloon, dan Star Ferry yang menghubungkan Hong Kong Island dan Kowloon.

Hong Kong Island

Sekadar informasi, Star Ferry adalah salah satu transportasi paling tradisional di Hong Kong yang sudah digunakan sejak tahun 1888 dan mendapat perawatan berkala, sehingga masih bisa dipakai dengan baik hingga sekarang. Dengan biaya kurang lebih HK$2 kamu sudah bisa mendapatkan pemandangan cityscape istimewa yang tak akan kamu dapatkan apabila menggunakan MTR.

Sebenarnya, Star Ferry ini mengacu kepada semua kapal yang digunakan dalam perjalanan ini, akibat memiliki akhiran nama Star, seperti Golden Star, Shining Star, juga Morning Star. Walaupun tak ada kapal yang bernama Porn Star.

6. Berkunjung ke The Peak dan Madame Tussauds 

Apabila kebetulan berada di Hong Kong Island, hal lain yang tak boleh dilewatkan adalah mengunjungi The Peak, yang bisa disebut juga dengan Mount Austin. The Peak berada di ketinggian 552 meter, yang membuatnya menjadi gunung tertinggi di Hong Kong Island, bukan di Hong Kong.

Untuk mencapai The Peak, kamu tidak perlu berjalan kaki, karena ada moda transportasi bernama Peak Tram, yang merupakan tram klasik yang dapat membawamu menuju The Peak dalam waktu sepuluh menit dengan menempuh jarak kurang lebih 1,4 Kilometer dengan sudut kemiringan hingga 48° –sedikit berbeda dengan segitiga sama kaki.

Selain The Peak yang romantis apabila dikunjungi bersama pasangan, terdapat juga museum patung lilin Madame Tussauds di lokasi yang sama. Museum ini merupakan museum Madam Tussauds permanen pertama yang didirikan di kawasan Asia, sebagai cabang dari museum yang terletak di London yang didirikan oleh Marie Tussaud sang pengrajin patung lilin. Menariknya, patung lilin di sini berwujud orang-orang terkenal dengan rasio 1:1, bukan sekadar lilin batangan atau es lilin.

Sebut saja Bruce Lee (dengan seragam Kill Bill), Barrack Obama (yang asli, bukan BSI), Ronaldinho (dengan giginya yang bercahaya), Hitler (dengan kumis khas Jojon),  hingga Presiden kebanggan kita Bapak Joko Widodo (yang keren).

Klik untuk mendapatkan tiket diskon untuk masuk ke Madame Tussauds

7. Menginap di Rumah Susun a la Hong Kong

Apabila kamu menonton Chasing The Dragon, maka kamu akan menemukan pemandangan rumah susun kumuh a la Hong Kong, yang menariknya masih digunakan hingga sekarang, walaupun bangunannya sendiri sudah berumur puluhan tahun, dan perlu perbaikan di sana-sininya.

Untuk mengatasi mahalnya biaya penginapan di Hong Kong, kamu dapat menjadikan rumah susun ini sebagai alternatif, dengan harga yang bervariasi. Sebagai contohnya, saya menginap di lingkungan rumah susun seperti di bawah ini dengan harga sewa sebuah kamar sempit dengan aroma kecoa, sebesar Rp800.000,- per malamnya, fantastis bukan?

Rusun Hong Kong

Selain menginap di rumah susun, kamu juga dapat menginap di hotel yang terletak pada Chungking Mansions, yang merupakan salah satu pusat penginapan murah yang beralamat di 36-44 Nathan Road. Untuk mencapainya, kamu bisa menggunakan MTR dan keluar melalui Exit M2 ataupun L1 MTR Tsim Sha Tsui Station.

Namun, walaupun namanya Chungking dan letaknya di Hong Kong, jangan kaget apabila kamar pada hotel yang kamu sewa justru dikelola oleh orang beretnis India.

8. Melihat Panda di Ocean Park

Sebelum Disneyland berdiri, sebenarnya Hong Kong sudah memiliki theme park yang bernama Ocean Park yang pertama kali dibuka pada tahun 1977 oleh Gubernur Hong Kong pada saat itu, Sir Murray MacLehose, yang telah berkembang pesat sejak direnovasi pada tahun 2005 dengan biaya yang mencapai HK$ 5,5 miliar.

Saat ini, Ocean Park dikenal sebagai gabungan antara tempat konservasi mamalia laut, oceanorium, kebun binatang, juga taman hiburan rakyat. Saking terkenalnya Ocean Park, tercatat 7,6 juta orang mengunjungi taman ini pada tahun 2014 dan menempatkannya di urutan ke-13 dunia sebagai taman tematik yang paling banyak dikunjungi orang. Tentunya lebih banyak daripada Dunia Fantasi dan PRPP Semarang.

Baca: Pengalaman mengunjungi Ocean Park Hong Kong bersama Mama

Bagi saya, pertunjukan paling menarik di Ocean Park justru ada di bagian Giant Panda Adventure yang menampilkan maskot dari Ocean Park, yaitu dua panda raksasa bernama Ying Ying dan Le Le. Melihat panda asli –bukan lokal, sebenarnya bukanlah yang pertama bagi saya, karena sebelumnya saya pernah melihat panda di Chiang Mai dan di kota.

Selain panda hitam-putih, terdapat juga fauna yang dinamakan red panda atau panda merah yang lebih mirip seekor rubah mungil yang lincah. Sekadar informasi, dunia mengenal panda merah ini sebagai firefox, yang juga digunakan sebagai logo internet browser Mozilla.

Klik untuk mendapatkan tiket diskon masuk ke Ocean Park

9. Mencicipi Kuliner di Temple Street Night Market

Temple Street Culinary

Hong Kong adalah surganya kuliner, walaupun memang lebih banyak yang haram daripada yang halal. Namun, bukankah yang haram itu selalu lebih enak? Astaghfirullah.

Well, apabila kamu sedang kelaparan di malam hari dan ingin makan berat, mainlah ke daerah Temple Street Night Market, di mana kamu dapat menemukan banyak sekali kedai makanan di sana –kebanyakan seafood dan Chinese Food (ya iyalah). Untuk menu seafood yang Hong Kong banget, cobalah pesan Chili Crab, dan siap-siaplah terkejut dengan sensasi pedasnya.

Juga dengan tagihan notanya.

10. Berbelanja di Ladies Market

Walaupun Hong Kong memiliki banyak sekali tempat belanja modern seperti Citygate Outlets dan Times Square, Hong Kong juga memiliki beberapa pasar jalanan yang mungkin beberapa di antaranya hanya muncul ketika malam hari, seperti misalnya Stanley Market, Temple Street Market, Fa Yuen Street Market, dan yang sedang menjadi favorit istri saat ini –Ladies Market.

Ladies Market Hong Kong

Pada awalnya, saya hanya mengetahui Ladies Market ini sebagai tempat membeli suvenir khas Hong Kong dan beberapa barang keperluan sehari-hari dengan para penjualnya yang pintar berakting (Pernah saya menawar harga terlalu rendah di Ladies Market, kemudian si penjual berakting sedih hingga menangis dan mengiba supaya kita menaikkan harga dan membeli barang dagangannya), namun ternyata istri menemukan hal lain di kawasan Ladies Market ini.

Ya apalagi, kalau bukan toko-toko kosmetik dan skin care yang berjajar di pinggiran jalan dan membuatnya serasa berada di Myeongdong, Korea Selatan. Toko-toko yang membuat saya memegang dompet erat-erat.


Klook: Hong Kong

Bagaimana, tertarik ke Hong Kong? Atau masih ingin mencari hal baru selain dari daftar aktivitas yang saya sebutkan di atas? Gampang kalau itu, tinggal buka saja website Klook pada tautan ini, dan dapatkan ide-ide menarik untuk menjelajah Hong Kong.

Seperti misalnya memilih atraksi-atraksi yang harus dilakukan ketika di Hong Kong –mulai dari taman hiburan fantastis hingga berkeliling kota menggunakan bus wisata; menyaksikan pemandangan cantik dan pertunjukan keren di Hong Kong –dengan menikmatinya dari dalam gedung, tram, hingga helikopter; juga menikmati sajian kuliner yang tersebar seantero Hong Kong –dari dimsum yang oriental, makanan jalanan terbaik, hingga sajian Western cuisine yang kebarat-baratan.

Semuanya ada di Klook.