Do you know how to distinguish dolphins and sharks in the sea?” Tanya pria gempal berkerah biru dan bersandalkan Crocs di hadapan kami, yang disampaikan dalam bahasa Inggris a la Singaporean, Singlish.

Kami semua diam tanpa jawaban, sementara matanya yang ramah menelisik satu per satu wajah di hadapannya. Saya menunduk –yang merupakan kebiasaan dari Sekolah Dasar, bahwa jika tak mengetahui jawaban yang ditanyakan oleh sang guru, lebih baik menunduk, daripada ditanya-tanya.–, sementara yang lain bengong.

From their fin?” Jawab seorang wanita muda di bangku sebelah.

No, it’s hard to do in the sea. Any other answers?” Pria tersebut menepukkan kedua tangannya. “Firstly, I wanna ask you, are dolphins fish? Or mammal?”

“MAMMAAAALLLL!” Kami semua serempak menjawab. Ya, faktor usia, pengalaman, dan kematangan membuat kami mengetahui bahwa lumba-lumba bukanlah ikan, namun mamalia, sama seperti saya, kamu, juga Ikang Fawzi.

“Now, if they are mammal, do you know how mammal swims?” Pria berkulit putih itu memelankan intonasinya, supaya terdengar lebih jelas dan serius. “Mammal swims with up and down pattern, while fish…” dia berhenti sejenak “…swims with left and right pattern.” lanjutnya sambil menggerakkan tangan –kemudian pinggul– ke kanan dan ke kiri.

And now, when you’re surfing in the sea, and you see a fin appears on the surface, don’t be scare first.” Dia menjelaskan. “See their swimming pattern first. If you see the pattern is up and down, just smile and come closer because it’s a dolphin. But..!” Suaranya berhenti mendadak “if you see the pattern is left and right, you know what will you do?”

Dia diam, kami juga diam. Dan sebelum saya sempat bernyanyi Pelangi di Matamu, pria tersebut sudah menunjukkan senyumnya yang lebar.

YOU HAVE TO RUUUUNNN FOR YOUR LIFEEE!” Serunya sambil memeragakan gerakan lari di tempat, yang disambut gelak tawa kami. “And before we start our schedule today, let’s see this video.” 

Kemudian sebuah televisi pun menyala di hadapan kami.

IMG_6185

Dolphin Island Introduction, mind the bellies.

Dolphin Island, merupakan rumah bagi lumba-lumba jenis Indo-Pacific Bottlenose di Marine Life Park, di mana terdapat 11 laguna yang saling berhubungan dan terkoneksi dengan S.E.A Aquarium –yang dapat menampung lebih dari 12 juta liter air laut olahan, yang kapasitasnya setara dengan hampir enam kolam renang ukuran Olimpiade– sebagai habitatnya.

Televisi di hadapan kami menampilkan tayangan discovery tentang lumba-lumba, bagaimana mereka hidup, bagaimana perilaku mereka, bagaimana mereka beraktivitas di laut, dan bagaimana kondisi habitat mereka saat ini. Sedihnya, saat ini banyak habitat mereka yang rusak oleh ulah tak bertanggung jawab manusia, dan imbasnya adalah populasi mereka menjadi berkurang.

Marine Life Park –yang mempunyai lebih dari 50 habitat hewan–  yang bergerak dalam bidang edukasi, konservasi, dan riset bahari melalui gerakan inisiatif dan keahlian profesionalnya, melakukan banyak cara untuk menjaga kelestarian alam bahari tersebut. Diantaranya melakukan kolaborasi riset dengan organisasi-organisasi sepaham di berbagai lapangan seperti perlindungan habitat dan spesies, manajemen hewan dan kedokteran hewan preventif, akuakultur dan menginspirasi kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam hal-hal bahari. Tujuan utama Marine Life Park adalah untuk memasyarakatkan praktik terbaik untuk perawatan dan pengobatan hewan, perikanan yang berkelangsungan, dan konservasi jangka panjang untuk hewan-hewan laut dan ekosistemnya, termasuk lumba-lumba di Dolphin Island ini.

DSCN1614

Welcome to Dolphin Island

IMG_6181

Say hi!

Sebelum memasuki lokasi, kami diminta untuk meletakkan semua barang-barang bawaan di locker yang tersedia. Telepon genggam dititipkan karena frekuensinya bisa mengganggu lumba-lumba, tas dititipkan karena dimensinya yang besar akan mengganggu aktivitas kami, anting dititipkan –kalau ada yang memakai– supaya tidak dimakan lumba-lumba, dan ketampanan dititipkan selamanya pada Yang Maha Kuasa. Praktis hanya tinggal dua potong kain yang menempel di tubuh kami.

“Sekarang dibuka bajunya.” Perintah sang instruktur.

“A..pa? Dibuka juga?” Adegan film panas berputar di kepala saya, pada pagi yang dingin karena hujan itu. Dan setelah baju terbuka, praktis hanya tinggal celana ketat dan sedikit harga diri yang membalut tubuh sintal ini.

“Lalu kenakan wetsuit-nya.” Demikian instruksi yang disampaikan pada kami, dan sepotong wetsuit pun disiapkan untuk saya. Size S.

S stands for Sexy, just in case you don’t know. 

IMG_6226

DO YOU SEE THE MUSCLES COMING, BRO?

Agenda kami hari itu adalah mengikuti Dolphin Discovery, yang merupakan program interaksi lumba-lumba di air dangkal yang ditujukan untuk semua usia, termasuk bagi yang tidak dapat berenang. Nantinya para pengunjung akan mendapatkan kesempatan bertemu secara dekat dengan salah satu lumba-lumba Indo Pacific Bottlenose.

Kebetulan, pengunjung perdana hari itu adalah saya, Afif, dan Pak Syamsul. Dan setelah mengikuti orientasi selama sekitar setengah jam –termasuk adegan membilas badan di bawah pancuran– acara pun dimulai.

IMG_6190

Dolphin Discovery

Please be careful, watch our step, it’s slippery.” Miss Yuki, seorang wanita berkebangsaan Jepang yang menjadi pemandu lumba-lumba di sini, memberi instruksi pada kami. “Now move your body, to the pool.” Dan kami pun masuk ke dalam pinggiran kolam yang hanya setinggi pinggang berlemak orang dewasa tersebut. Selain Miss Yuki, di Dolphin Island juga terdapat beberapa pekerja dari berbagai negara, dan salah satunya ada yang berasal dari Bali, bernama Mbak Agung.

Miss Yuki membunyikan peluit di mulutnya, dan tak berapa lama, seekor lumba-lumba cantik pun muncul ke permukaan. “Hello, this is Tian Tan. Let’s say hello to her.

Hello Tian Tan!” Ujar kami berbarengan, sambil terkagum-kagum pada lumba-lumba jinak dan pintar yang berdiri di hadapan kami. Menurut Miss Yuki, lumba-lumba adalah binatang yang cerdas, dan suka diperlakukan layaknya manusia. Apabila kita tersenyum, dan memberi salam padanya, dia pun akan senang. Dan jadilah kami melemparkan senyum termanis kepada Tian Tan, yang dibalasnya dengan anggukan kepala.

IMG_6199

You can touch her gently.

IMG_6195

Gentlemen touch Tian Tan’s body gently.

Miss Yuki membunyikan peluitnya sekali lagi, dan meminta Tian Tan mendekat kepada kami. Pelajaran pertama hari itu, adalah mengenal lebih dekat struktur tubuh lumba-lumba. Dia menyebutkan bahwa ada tiga sirip utama pada tubuh lumba-lumba yaitu satu pada bagian atas, sepasang di bawah tubuh dan juga sirip pada bagian ekornya. Semua diperlukan untuk navigasi di lautan. Miss Yuki menambahkan bahwa ada tiga bagian di permukaan tubuh lumba-lumba yang jangan dipegang, yaitu mata, mulut, dan respirator pada punggung lumba-lumba yang digunakannya untuk bernapas.

Berikutnya, Miss Yuki meminta Tian Tan untuk berbalik badan, dan melakukan gaya punggung. Ajaibnya, tanpa perlu menggerakkan siripnya, Tian Tan dapat mengambang. “Now, you can touch her.” Ucapnya pada kami. “But please, do it slowly and gently.

Kami pun secara perlahan menyentuh Tian Tan, dan dia cuma diam saja ketika kami sentuh. Rasanya seperti memegang ban dalam dari karet yang dicelupkan ke dalam air. Cuma bedanya, Tian Tan berdenyut seirama dengan napasnya.

Where’s the reproduction hole?” Tanya saya pada Miss Yuki yang mukanya langsung memerah mendengarnya.

Dia tertawa sebentar sebelum menunjuk pada tiga titik kecil dekat dengan ekor Tian Tan “The long one, is the reproduction hole.” Iya, itu vagina lumba-lumba. “And the two of these…” Ucapnya sambil menunjuk dua titik kecil pendek diantara vagina “…are the nipples.

Wow! Saya hampir lupa bahwa lumba-lumba adalah mamalia, jika tak ditunjukkan bahwa Tian Tan memiliki puting susu. Walaupun ukurannya kecil, tidak berbentuk payudara dan penampakannya agak samar, tapi itu adalah puting susu.

Want to hug her?” Miss Yuki bertanya, dan tentu saja kami serempak menjawab mau. Kapan lagi bisa memeluk lumba-lumba betina, setelah selama ini hanya bisa memeluk guling yang dianggap betina. Miss Yuki memanggil Tian Tan mendekat, dan melingkarkan tangannya ke tubuh Tian Tan. “Now, is your turn.” Ucapnya pada saya, kemudian ke Pak Syamsul.

DEG!

Tian tan mendekat, saya diminta tidak berbuat apa-apa. Dan setelah dia berada di hadapan saya, Miss Yuki meminta saya untuk melingkarkan tangan kiri saya ke bawah tubuhnya, diikuti tangan kanan saya di atas tubuh Tian Tan. Dengan malu-malu, saya berhasil memeluk tubuh mulus Tian Tan yang menggelinjang polos tanpa sehelai benang pun.

IMG_6218

Free hug for Tian Tan from me.

IMG_6222

Free hug for Tian Tan from Pak Syamsul.

And now, is the time for Tian Tan to kiss you! Hooray!” Seru Miss Yuki girang.

Kami bengong, dan berpandangan satu sama lain. Status LDR saya dan jomlo menahun Afif pun pasrah membuat kami mengiyakan tawaran dicium lumba-lumba. Lumayan lah, daripada gak ada yang nyium, pikir saya. Satu hal yang patut disyukuri adalah, Tian Tan betina, bukan pria bergincu berkemeja ketat.

Miss Yuki menginstruksikan untuk mengatupkan kedua telapak tangan kami, dan menempatkannya sejajar dengan permukaan air. Setelah pas, dia memanggil Tian Tan untuk mendekat. Ketika tubuh Tian Tan sudah menempel di tangan, dia pun tanpa ragu akan mendongakkan kepalanya dan mencium kami dengan bibirnya. Aw!

IMG_6212

Free kiss from Tian Tan for Afif.

IMG_6209

Free kiss from Tian Tan for me.

Pelajaran terakhir kami hari itu adalah bermain dengan lumba-lumba, dan melihat proses pembelajaran Tian Tan terhadap beberapa hal yang telah diajarkan. Lumba-lumba bisa mengetahui perintah yang diberikan kepadanya dari suara –yang diberikan melalui peluit– juga gerakan –dalam hal ini melalui isyarat tangan–. Oleh karena itu, apabila kita tidak sedang memberi instruksi, diharuskan untuk tidak menggerakkan tangan dan meletakkan tangan di samping badan, di depan dada, atau di belakang punggung.

IMG_6206

Let’s play with Tian Tan!

Miss Yuki mengarahkan Tian Tan melaju ke sudut lain kolam dan dia melemparkan lingkaran kecil berwarna kuning ke tengah kolam. Nantinya Tian Tan akan diminta untuk mengambil lingkaran itu dengan moncongnya. Setelah kagum dengan keberhasilan Tian Tan, kami pun mencobanya satu persatu. Sungguh lumba-lumba merupakan binatang yang sangat menarik untuk dipelajari dan dipahami. Saya salut dengan kecerdasan yang dimiliki lumba-lumba berusia 13 tahun tersebut. Di akhir acara, Miss Yuki meminta Tian Tan untuk melaju dengan kecepatan penuh dari ujung kolam ke ujung satunya lagi. Dan ketika dia membunyikan peluit, Tian Tan melompat keluar dari air. Wow, sungguh pertunjukan yang sangat menarik dan menghibur dari lumba-lumba jenis Indo-Pacific Bottlenose ini. Untuk setiap instruksi yang berhasil dilakukan Tian Tan, Miss Yuki memberikan beberapa potong ikan atau cumi untuk dimakan Tian Tan “Good girl!” Serunya, sambil mengelus Tian Tan, yang diperlakukannya dengan penuh kasih sayang, layaknya anak sendiri.

Saat ini, Dolphin Island sudah dibuka untuk umum dan dapat dinikmati semua kalangan (anak kecil berusia di bawah 12 tahun harus didampingi seorang dewasa yang berusia 21 tahun ke atas), dan untuk informasi lebih lengkap bisa simak yang berikut ini:

GENERAL ENQUIRIES

Resorts World Sentosa

8 Sentosa Gateway, Singapore 098269

Tel: (65) 6577 8888

Email: enquiries@rwsentosa.com

www.rwsentosa.com