
Berawal dari sebuah video super nekad yang saya temukan di link ini, saya jadi teringat beberapa kejadian di masa lalu, di mana saya melakukan traveling bersama empat orang kawan saya –yang dapat dibilang nekad (walau tak sampai naked)– ke Macau, pada bulan Januari tahun 2012. Di musim dingin.
Dan inilah kisah beberapa contoh ke-nekad-an kami.
Nekad Masuk ke Kasino
Udara dingin menyambut kedatangan kami di Macau, dan dari papan petunjuk temperatur yang terpasang di Macau International Airport, saya mengetahui bahwa suhu saat itu adalah 16°C. “Brrr!” Seru kami hampir bersamaan ketika melangkah keluar bandara dan bercumbuan langsung dengan udara setempat. Kami bergegas menuju shuttle bus gratis yang terletak di pintu keluar bandara, untuk menuju ke tujuan pertama kami, yaitu The Venetian Resort, Hotel and Casino.
Kasino? Ya, kasino tempat judi, bukan almarhum Kasino. Sesuatu yang diharamkan di Indonesia, namun legal di beberapa negara lain. Tempat perjudian kelas atas ini menyebar seantero Macau, hingga membuat Macau dikenal sebagai Las Vegas-nya Asia. Dan salah satu kasino paling ternama di Macau bernama The Venetian.
Hanya sekitar sepuluh menit dari bandara untuk mencapai Venetian Resort, dan kami pun nampak seperti orang desa yang baru pertama kali datang ke Jakarta ketika tiba di sini. Melongo, hingga rahang jatuh melihat kemegahan bangunannya. Di dalam bangunan ini terdapat juga pusat perbelanjaan, yang memiliki kanal buatan seperti di Venezia, Italia dengan gondola dan lampu-lampu tamannya. Menariknya, langit-langit bangunan ini dilukis biru-putih hingga nampak seperti langit siang kala cerah dengan awan putih yang beriring.
Kami sedikit ketakutan ketika akan nekad memasuki kasino, dan saling dorong-dorongan tentang siapa yang masuk lebih dulu. Maklum, di Indonesia tak ada kasino, dan kata Bang Rhoma, judi itu haram hukumnya. Sempat terbesit dalam pikiran, bagaimana kalau tiba-tiba di dalam ada sweeping FPI atau adanya George Clooney dan Brad Pitt yang datang untuk merampok kasino tersebut. Namun, pikiran itu sirna ketika kami masuk. Ternyata tak ada yang perlu dikhawatirkan dari kasino, selain khawatir ketagihan judi. Bahkan, saya sempat membuat kartu member di sini. Ups!
Nekad Bertanya ke Orang Lokal
Shuttle bus gratis berikutnya membawa kami ke hotel terdekat dari penginapan yang telah kami booking. Apabila cermat, di Macau tersedia banyak sekali shuttle bus gratis dari hotel-hotel kelas atas yang menghubungkan hotel tersebut dengan beberapa destinasi turistik yang terdapat di Macau, seperti pelabuhan, kasino, dan bandara.
Menurut peta yang kami dapat, lokasi Nam Pan Hotel –atau lebih tepat jika disebut guesthouse– dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 10 menit dari tempat kami berhenti. Dan setelah berjalan selama 10 menit sebanyak 3 kali dengan peta di tangan, kami masih tak menemukan alamat yang dicari. Setelah sempat kebingungan, kami nekad memutuskan bertanya kepada penduduk setempat yang kebetulan sedang melintas.
Melihat kami yang kebingungan, mereka sama kebingungan. Dan dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, mereka menjelaskan bahwa mereka … bukanlah warga Macau, melainkan warga Cina daratan yang sedang berlibur ke Macau. Siyal! Setelah mencapai titik temu dengan Bahasa Tarzan, salah seorang dari mereka mengambil inisiatif untuk menelepon hotel yang telah kami booking dan menunjukkan jalan yang benar. Saat itu, saya merasa Tuhan telah turun ke Bumi dalam bentuk orang Cina, untuk menunjukkan jalan yang benar.
Penginapan yang telah kami pesan, ternyata terletak di dekat jalan sebelum kami tersesat. Dan di dalamnya telah menunggu seorang resepsionis tua, yang nampak bersemangat. Saya sempat mengira dia memiliki gangguan pendengaran ketika saya berbicara dengannya, namun setelah melihat bahasa tubuh yang digunakan, ternyata dia juga tak bisa berbahasa Inggris. Laaaaaahhh…
Nekad Menantang Musim Dingin
“Cuma segini aja nih dinginnya?” Inul berkata sebelum kami berangkat lagi untuk menikmati Macau di waktu malam.
Saya menoleh ke arahnya, “Hah, maksudnya?”
“Kita coba keluar gak pakai jaket yuk!” Inul melontarkan sebuah ide nekad, “Cuma pakai kaos dan celana panjang saja.”
“HAH?” Saya setengah tak percaya mendengarnya, sebelum melontarkan kata-kata “YUK!”
Kemudian kami berdua berjalan-jalan di malam yang dingin tersebut, di mana suhu menunjukkan sekitar sepuluh derajat celsius. Gila. Dan nekad (walau tak sampai naked). Orang-orang di sana semuanya menatap kami keheranan, bagaimana bisa di malam yang dingin menggigil, kami malah tidak memakai jaket dan penutup kepala. Keren bukan?
Setibanya di hotel, kami berdua demam.
Nekad Makan di Restoran Fast Food
Dengan bantuan vitamin C yang dibawa dari Indonesia dan tidur malam yang cukup lama, kami telah kembali sehat keesokan harinya. Siap untuk melanjutkan perjalanan hari ini, ke Senado Square, reruntuhan gereja St. Paul, A Ma temple, Macau Fisherman’s Wharf, Macau Tower, dan beberapa destinasi lainnya.
Belum lama berjalan di Senado Square, perut kami telah meronta meminta tumbal. Dan kami pun melangkah ke restoran fast food yang cukup familiar di Indonesia, dengan logo huruf M berwarna kuning. Makanan. Tanpa berpikir panjang dan karena si pelayan tak bisa berbahasa Inggris, kami nekad memesan beberapa set menu sarapan, tanpa memperhatikan komposisi makanan tersebut, apakah telah bersertifikat MUI atau belum. Saat itu kami hanya bisa berdoa, semoga halal Ya Allah, jangan halah.
Dan memang rasa daging di sini sangatlah nikmat.
Nekad Tidak Bertanya ke Orang Lokal
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Senado Square, hingga ke ujungnya, dan tiba di reruntuhan gereja St. Paul yang termahsyur. Kami berhenti sejenak untuk beristirahat di pelataran Museum of Macau, sambil menikmati Portuguese Egg Tart yang merupakan makanan wajib untuk dicoba jika berkunjung ke Macau. Salah satu yang terkenal, berasal dari Pastelaria Koi Kei. Nyam!
Setelah makan siang dengan ngemil sejumput egg tart, kami melanjutkan perjalanan ke A-Ma Temple, kuil Tao tertua di Macau. Kali ini kami pede dan nekad untuk tidak bertanya ke orang lokal karena sepertinya petunjuk yang tertera pada peta cukup jelas, dan kami sudah kapok mendapati orang-orang yang mengerti bahasa Inggris. Setelah berjalan sekian lama, akhirnya kami … nyasar dan tidak menemukan kuil yang dimaksud.
Untuk menyingkat waktu, kami mencoret A-Ma Temple dari list, dan memutuskan untuk langsung mengunjungi Macau Fisherman’s Wharf dan beberapa objek wisata di sekitarnya. Kali ini kami menggunakan bus lokal berbayar, karena tidak menemukan shuttle bus gratis yang mengarah ke sana demi menyingkat waktu.
Nekad Naik ke Macau Tower
Macau Fisherman’s Wharf pada awalnya diperuntukkan sebagai sarana hiburan di Macau, desainnya adalah menggabungkan beberapa landmark ternama dunia dalam satu taman hiburan. Namun sayangnya rencana ini tak berjalan mulus, karena sekarang tempat ini sudah kurang diminati pengunjung. Entah mungkin atraksinya kurang menarik, kalah saingan dengan kasino-kasino kelas atas –walaupun sebenarnya Macau Fisherman’s Wharf juga memiliki kasino–, atau mungkin orang-orang justru lebih suka berkunjung ke Window of The World, Shenzen. Kini kejayaan colosseum, Vulcania, dan Potala Place buatan di sini hanya tinggal cerita.
Tempat berikutnya yang kami kunjungi –karena nyasar lagi, dari niat awal mencari restoran halal– adalah Grand Prix Museum, Wine Museum, dan Lotus Statue yang terletak tak jauh dari Macau Fisherman’s Wharf. Kami sempat bertemu seorang asal Indonesia yang telah lama tinggal di Macau sebagai pekerja film, dan dia pun membawa kami berkeliling museum. Sayang, ketika kami ingin mengajaknya berfoto bersama, pria itu tiba-tiba menghilang.
Karena hari masih panjang, kami memutuskan untuk mengunjungi Macau Tower –bangunan tertinggi di Macau, dengan tinggi 338 meter– di mana saya nekad untuk ikut, walaupun saya … takut ketinggian. Begitu sampai di observatorium deck Macau Tower, hamparan pemandangan Macau yang menakjubkan tersaji di hadapan kami. Gedung-gedung tinggi, kasino yang menyilaukan mata, dan lautan yang memisahkan Macau dengan Hong Kong terpampang nyata di sana, bukan buaian, bukan bualan.
Kaki saya bergetar ketika menginjak lantai yang terbuat dari kaca bening dan tembus pandangsejauh ratusan meter ke bawah, lutut saya gemeretak, dan badan saya menggigil ketika melihat ke bawah. Tapi saya percaya bahwa cara mengatasi takut itu adalah dengan melawan rasa takut itu sendiri. Facing fear with fear. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk nekad … push up di sana!
Nekad Menyeberang ke Hong Kong
Setelah melakukan bermacam hal nekad di Macau, keesokan harinya kami memutuskan untuk nekad menyeberang ke Hong Kong, dan berencana melakukan hal-hal nekad lain di sana.
Ketika di Hong Kong, kami makan di restoran fast food yang sama ketika di Macau, hampir memesan menu yang sama dengan yang kami pesan di Macau, ketika pelayannya berkata “IT’S PORK!”
***
Adapun video nekad yang saya ceritakan di awal tersebut bersumber dari link: telkomsel.com/nekadtraveler, dan inilah video dari dua nekad traveler @pergijauh & @nilatanzil yang telah menginspirasi para nekad traveler lain di Indonesia:
[Keterangan: Foto-foto di sini merupakan koleksi pribadi saya, Ryan, Alfia, Inul, dan Dimas]
Venice nya mirip banget yah.. mahal tak ke Macau?
LikeLike
Relatif sih, aku waktu itu bawa bekal 5 jutaan untuk 9 hari. Macau – HK – Shenzen – Guangzhou – Zhuhai – Macau.
LikeLike
itu udh termasuk ongkos?
LikeLike
Belum, itu bekalnya doang, di luar tiket pesawat. Waktu itu aku dapat sekitar 1,5 PP all in tiketnya.
LikeLike
mahal jg yah
LikeLike
nyesel gak nginep waktu ke macau. kayaknya lucu juga kalo nginep semalam aja gitu ya.. hiks..
LikeLike
Iyah, di Macau kalau malam, lampu-lampunya super keren!
LikeLike
wah keren-keren banget kak fotonya.. kapan – kapan saya diajakin jalan – jalan dong #yanggratissaja
LikeLike
Makasih kak, udah difotoin, kameranya keren deh.
:3
LikeLike
waaaaghh….. kapan ya bisa ke luar negeri…
LikeLike
Didoakan secepatnya masbrooo, bikin paspor aja dulu 😀
LikeLike
Wiiih…seruuu cerita nekadnya 🙂
LikeLike
Waaah, terima kasih sudah bacaaa 😀
LikeLike
Halo Ariev salam kenal. Nice blog btw. I heard a lot about you from @puty. 😀
LikeLike
Halo Bro Anggun, I heard a lot about you from @puty too, kita kok mirip apa jangan-jangan kita … ESELAMAT YA BUAT ACARA LAMARAN KEMARIN!! *salim*
LikeLike
hey thanks! Good luck with u and Hana. 🙂
LikeLike
Eh kok Anggun sih, bahahahak. Ampun Gun.
LikeLike
rif, ngurus VOA ke cina nya dibahas dong, penasaran 😀 *duh keluar dari konteks posting yah?* abis dikomen diatas lo bilang ke Shenzen juga sih 😀 share yah yah yah, makasih arif (yang ngakunya ganteng) 😛
LikeLike
Hahaha, gue pakai Visa Cina dari Indonesia Med. Walaupun bikinnya di calo sih, mau gue share cara bikin visa di calo gak? :)))
LikeLike
Ah jadi kangen macau, suka banget kalo malam2 liat lampu warna-warni terang benderang. Dan gw ngakak liat foto push up nya, gw waktu kesana liat kebawah nya tuch ngilu banget jantungan takut kaca pecah hihihi
LikeLike
Iyaaa, gue juga kangen nih. Waktu itu kurang puas cuma sebentar. Hihihi, penginnya kemarin bungee jumping, tapi takut duluan lihat harganya 😀
LikeLike
gue udah nebak pasti ikutan lomba yang itu.. gue udah nebak.. semoga sukses! hahahaa
LikeLike
Makasih beb, kalau menang maka…
LikeLike
semoga menaang yaa ^^
LikeLike
Aamiin, makasih Lia ^^
LikeLike
Aku juga suka kota eksotis ini 😀
LikeLike
Iya, aku juga pengin ke sana lagi.
LikeLike
Venetian Resort itu udah bukan lagi salah satu kasino paling ternama, mas. Tapi emang kasino paling ternama, paling gede, sekaligus mal terbesar sedunia (kalo nggak salah inget ya hehe). Ditunggu kisah naked travelling-nya #eh
LikeLike
Wah, gitu ya? *catet* Thanks infonya, Guh! Ehehe.
LikeLike
Waktu di Kasino kagak nekad nyari recehan jatuh?
LikeLike
Gak ah, malu-maluin Indonesia. Gue numpang minum gratis aja sama ngambil botolnya.
LikeLike
HOREEE MENAAANG!!!
*girang*
LikeLike
Menang teruuuuuuuuuuus! :))
LikeLike
Hihihi, kan mbak menang ke Derawan tuh, bhihik.
LikeLike
Selamat yaa,Kaak Arif! *nungguin lelang S4* :-p
LikeLike
Yak lelang mulai dari 8 juta! *eaaa*
Thanks kak! ^^
LikeLike
Hahahahah…kapok kon demam. Kapon kon, tersesat… Arip suka banget tersesat yaaah ya.
LikeLike
BIARIN AAAH, YANG PENTING MENANG KUIS CIK ^^
LikeLike
Biaya trip ke Macau jadi gratis dong. Malah dapet untung ya….hehehe
Congrats 😀
Btw, ceritanya bagus deh, ada twist-nya segala lol
LikeLike
Hihihi, iya Alhamdulilah bisa menang.
Terima kasih, terima kasih, terima kasih 😀
LikeLike
Hi, I stumbled upon your blog when I was searching for travelers who went to Macau. May I know if the Portuguese Egg Tart is safe for Muslims? I’d like to try some but I don’t know what’s the ingredient of it. Thanks in advance!
LikeLike
Hi Wen,
I’m a moslem, and I think Portuguese Egg Tart is safe for Moslems. Because as far as I know, most part of the tart is only containing egg and sugar. Thanks for stumbling here, Wen.
LikeLike
Wihh asiknya dapet hadiah dari nulis blog..jadi pengen ikut lomba sejenis. Selama ini jalan-jalan tapi gak pernah tahu blog..baru belajar nulis dan lihat blog-blog yang seru
LikeLike
Iya, banyak benefitnya kok ngeblog. Apalagi kalau udah sering jalan-jalan, jadi materinya banyak hehehe. Ini salah satu benefitnya, menang kuis 😀
LikeLike
Artikel tentang Macau nya bagus. Ikutan lomba blog “Why Macau” yuk. Re – publish aja artikel ini. Hadiahnya jalan-jalan ke Macau dan iPhone 5c GRATIS!
Yuk ikutan lomba blog ‘Why Macau’ di sini http://bit.ly/WhyMacau
Submit sebelum 30 September 2014!
LikeLike