Siang itu saya kembali ke Balaraja. Namun kali ini bukan untuk mencari telaga biru yang sudah saya temukan sebelumnya, pun demikian dengan tenda biru yang tak sengaja sudah dilewati oleh Desy Ratnasari. Kedatangan saya kali ini adalah untuk menjawab ajakan Galang, yang ingin melihat lebih lanjut progres pembangunan DUO di Telaga Bestari, sebuah komplek perumahan terbaru yang sedang dikembangkan oleh Intiland dan Quanta Land, yang konon disebut sebagai ‘Hunian Sehat Pertama di Indonesia’ karena berbagai fasilitas penunjang yang dimilikinya.

Well, bukan hanya Galang, saya pun sebenarnya penasaran dengan progres pembangunannya. Terakhir ke Balaraja pada bulan November lalu, kami masih mendengar cerita saja mengenai DUO, belum melihat langsung barangnya. Sebagai seorang Aquarius yang realistis, saya perlu melihat langsung, bukan hanya mendengar cerita tentangnya. Apalagi ini adalah rumah, sebuah aset yang perlu pemikiran dan pertimbangan lebih sebelum dibeli, berbeda halnya dengan membeli nasi rames.

“Better to see something once than to hear about it a thousand times.” ― Asian Proverb

Salah satu kegelisahan kami, sebagai bapak rumah tangga adalah perihal membeli rumah idaman. Saya masih mengontrak sebuah rumah di bilangan Bintaro, sementara Galang saat ini tinggal pada rumah mertuanya di wilayah Jagakarsa yang padat penduduk.

“Pengin deh tinggal di daerah yang gak macet,” Gerutu Galang pada suatu ketika, tepat ketika kami sedang melalui jalanan Jagakarsa yang sempit, menuju Depok. “di sini rumah masuk gang, dan begitu keluar gang sudah penuh dengan mobil.”

Sebuah kekesalan yang juga menjadi alasan saya untuk memilih mengontrak di Bintaro, pada sebuah perumahan menengah yang sepertinya saat ini belum masuk ke budget saya. “Tinggal di Bintaro enak sih, jalanan lebar, jarang ketemu macet, tapi …” Saya menahan kata-kata ketika angkot di depan kami berhenti mendadak. “…ANJAY! …harganya mahal, di atas dua miliar untuk hunian yang enak.”

Saat itu, kami berpikir untuk mendapatkan lebih banyak referensi mengenai hunian idaman yang harganya masih masuk di kantong kelas menengah ngehe seperti kami, ya yang kira-kira harganya di bawah satu miliar, fasilitas lengkap, dan gak kena macet di depan komplek. Sebuah impian yang sepertinya masih mustahil, sebelum kami menemukan desas-desus seputar dibangunnya DUO ini.

DUO Balaraja

ADUH KELEWAT!

Saya berteriak di balik kemudi, tepat ketika saya melewati Gerbang Tol Balaraja Timur, gerbang yang seharusnya akan membawa kami langsung tiba di halaman depan Perumahan Talaga Bestari, lokasi DUO berada. Namun karena keasyikan mengobrol seputar kehidupan bapak-bapak dan hunian idaman, saya terlewat untuk keluar. Untungnya, gerbang berikutnya pun tak jauh dari DUO, yaitu Gerbang Tol Balaraja Barat.

Sepuluh menit setelah keluar tol, kami telah tiba pada salah satu lokasi paling menarik yang terdapat di Balaraja, yaitu Mc Donald’s. Di sana, kami mengisi amunisi terlebih dahulu sebelum melihat lebih dekat progres pembangunan DUO.

Berbeda dengan waktu kami melewati kawasan Talaga Bestari tiga bulan yang lalu, saat ini sudah terpampang nyata beberapa spanduk dan baliho DUO di sepanjang bulevar rimbun yang menandakan sudah dimulainya proses pembangunan klaster DUO yang menjadi tujuan utama kedatangan kami hari itu. Roof Deck, Double Carport, Double Fasad, hingga Linear Garden adalah beberapa hal yang ditawarkan oleh DUO.

Hal-hal yang masih menjadi tanda tanya karena saya belum mengetahui secara langsung apakah itu, di mana untuk mencari jawabannya, kami bergegas mendatangi komplek Marketing Office Talaga Bestari yang letaknya menjadi satu dengan Club Talaga Bestari pada bagian depan bulevar.

Apabila pada bulan November lalu kemunculan DUO masih menjadi misteri, kali ini sudah ada sebuah ruangan khusus yang didedikasikan menjadi Marketing Office-nya, tepatnya ada di samping kopi Janji Jiwa, yang hingga saat ini saya masih belum tahu apa janji yang ditawarkan oleh si kopi.

DUO Balaraja

“Silakan duduk, Mas,” ucap seorang wanita begitu saya dan Galang memasuki Marketing Office DUO. Beberapa buah meja bulat berwarna putih dengan kursi minimalis berwarna senada menghiasi ruangan tersebut, sementara pada sisi dalam ruangan terdapat tembok artifisial dengan tanaman hijau yang menempel pada dindingnya. “sudah bikin janji sebelumnya?”

“Umm, sebelumnya sih pernah ketemu Mbak Wanda. Sekarang mau lihat-lihat rumah contoh DUO saja.” Saya menjawab, yang kemudian ditanggapi olehnya dengan himbauan untuk menunggu sejenak. Berikutnya, kami memilih untuk menunggu dengan duduk pada sebuah sofa panjang berwarna abu di sudut ruangan.

Tak berapa lama, seorang pria ramping bermasker mendekati kami sembari membawakan beberapa botol air mineral. “Mas, kebetulan Mbak Wanda hari ini sedang ada meeting, nanti boleh dibantu dengan saya, Mirza.”

Apa yang Menarik dari DUO?

Dari hasil sejauh mata memandang, saya dapat mengatakan bahwa Perumahan Talaga Bestari ini nampak seperti sebuah kawasan permukiman eksklusif, dengan beberapa klaster penunjang di kanan kirinya dan beragam fasilitas umum yang dapat dinikmati oleh penghuni perumahan tanpa perlu jauh-jauh lagi mencari di Jakarta, Tangerang, atau Bekasi. Berdasarkan hasil penelusuran lebih lanjut, saya juga mendapati bahwa sejatinya masterplan perumahan ini sudah ada sejak tahun 1995, ketika PT Intiland Development (Intiland) mengembangkan Perumahan Talaga Bestari di Balaraja Kabupaten Tengerang untuk tahap pertama dengan menempati area seluas 270 hektar, yang dirancang guna memenuhi kebutuhan perumahan pada segmen menengah ke atas.

Klaster DUO, nantinya akan dibangun pada sebuah lahan kosong yang asri seluas 6,2 hektar yang bertempat tepat di sebelah The Forest, salah satu klaster paling elit yang terdapat di Talaga Bestari.

DUO Balaraja

“Saat ini DUO sedang dalam proses land clearance, sebelum mulai dibangun nantinya.” Mas Mirza menjelaskan sambil menunjukkan lokasi DUO pada maket yang berada pada bagian dalam kantor pemasaran, sementara sebuah kolam renang besar yang nampak menggoda sekali untuk diceburi terlihat memanggil dari belakang kantor. “Kalau dari bulevar, adanya di sebelah kiri jalan.”

“Mas, kalau yang menarik dari DUO ini apakah?”

Berikutnya Mas Mirza bercerita bahwa sesuai dengan namanya, DUO ini adalah sebuah konsep yang mengusung konsep duo atau ‘Double All’ pada beberapa fasilitas huniannya. “Nantinya akan ada dua fasad, dua carport, dua taman pada satu unit, juga ada dua clubhouse yang dapat digunakan oleh penghuninya.”. Sebuah konsep yang menarik yang diusung oleh para pengembangnya, yaitu Intiland –pengembang besar yang telah mendapatkan banyak penghargaan atas karyanya di dunia properti, dan Quanta Land yang merupakan sebuah nama besar yang telah memiliki 30 tahun pengalaman di bidang real estate yang berlokasi di delapan kota internasional.

“Hmm, sayangnya tidak ada dua istri ya di dalamnya.” Saya membatin.

“Untuk fasilitas pendukungnya, DUO juga dikelilingi beberapa fasilitas hiburan pendukung seperti Taman Rusa Talaga Bestari, Kedaton Golf Suvarna Sutera, juga beberapa pusat perbelanjaan di dekat sini.” Imbuhnya. “Lalu untuk fasilitas pendidikan, terdapat berbagai sarana pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar seperti Al Azhar Syifa Budi hingga tingkat Perguruan Tinggi seperti Universitas Pelita Harapan.”

Selain beberapa fasilitas di atas, disebutkan pula bahwa kawasan di Talaga Bestari memiliki area hijau yang luas berupa taman yang dipenuhi pepohonan yang dapat menghasilkan udara yang baik serta danau luas yang dapat dijadikan sebagai tempat berkumpul dan bersantai bersama keluarga. Keluarga sendiri, bukan Keluarga Cemara. Di dalam klaster DUO, nantinya akan dibangun taman linear di belakang rumah sebagai ruang terbuka hijau yang ditujukan untuk kenyamanan penghuni dalam beraktivitas tanpa gangguan.

“Keseluruhan lingkungan akan dijaga 24 jam oleh petugas keamanan dan juga akan ada CCTV untuk memantau dan memberikan rasa aman bagi penghuni yang tinggal di dalamnya.”

“Kalau untuk fasilitas olahraga, bagaimana Mas?”

“Selain ada dua buah clubhouse yang disediakan, dari keseluruhan luas klaster, nantinya akan dibangun landscape hijau luas berupa taman-taman seluas 19.700 m².” Mas Mirza bercerita. “Akan ada juga tiga titik basketball court dan tiga titik outdoor gym.”

Anak basket sudah, anak gym, kecuali Aa sudah. “LALU BUAT ANAK JOGGING BAGAIMANA?

“Jogging track juga akan dibangun dengan panjang 1.400 meter dan lebar dua meter, yang dibuat mengelilingi klaster.” Sebagai anak jogging saya tentu saja menyambut antusias pembangunan Jogging Track di dalam DUO ini, karena tak perlu repot keluar komplek kan apabila ingin lari-lari, ya kecuali kalau mau lari-lari di pikiran kamu, sih.

Supaya lebih memahami konsep DUO dan supaya dapat mengenal lebih jauh akan perumahan moderen ini, Mas Mirza mengajak kami melihat rumah contoh dari klaster DUO ini yang sudah dibangun tak jauh dari sana.

Rumah Tipe A

Rumah contoh pertama yang kami datangi adalah rumah yang disebutkan sebagai Rumah Tipe A – Corner, sebuah rumah dengan luas tanah seluas 50 meter persegi dengan luas bangunan seluas 74 meter persegi.

“Rumah ini disebut memiliki dua buah fasad, atau tampak muka, yang membuatnya dapat diakses dari depan dan belakang.” Mas Mirza menjelaskan. “Yang pertama di Tangerang, sebuah konsep perumahan yang memiliki double fasad. Dua buah fasad yang membuatnya terkesan mewah dan dapat menambah nilai estetikanya.”

Hmm, selain double fasad, kira-kira apalagi yang dapat menambah nilai estetika lainnya?

“Nantinya, setiap rumah juga akan memiliki duo carport, atau garasi yang muat dengan dua buah mobil.” Imbuhnya, sembari mengajak kami melewati jalan setapak ber-paving di samping rumah. “Tujuannya, supaya suasana dan lingkungan menjadi rapi dan nyaman, kan sudah jadi kebutuhan zaman sekarang, ketika suami dan istri sama-sama bekerja dan masing-masing membutuhkan mobil pribadi.”

Sebentar, okelah rumah akan menjadi lebih aesthetic,  namun dengan luas bangunan 74 meter persegi, memangnya apa yang bisa saya dan Galang dapatkan?

DUO Balaraja

Assalamualaikum! Kami datang dalam damai.

Sebuah ruang tamu menyambut kami di bagian belakang rumah, dengan sebuah kamar mungil yang ada di sampingnya. Pada sisi ruangan lain, yang dibatasi dengan meja makan minimalis, terdapat dapur bersih yang memiliki pemandangan langsung ke carport. Menarik rasanya mendapati sebuah hunian mungil, namun memiliki berbagai ruangan multifungsi.

“Ada tiga kamar tidur dan dua kamar mandi di sini.” Mas Mirza menjelaskan. “Satu kamar tidur terdapat di lantai pertama, dan dua lainnya berada di atas.”

Sembari naik ke lantai dua, saya membayangkan diri saya berada di dalam sebuah apartemen yang pernah saya huni sebelumnya. Rumah ini mengingatkan saya akan tinggal di apartemen yang compact, namun dengan lantai yang lebih banyak, plus status hak milik yang akan saya dapatkan apabila memiliki landed house. Dibanding tinggal di apartemen, tentunya tinggal di sebuah rumah akan lebih baik bagi lingkungan sosial dan juga cocok untuk lingkugan tumbuh kembang anak.

Belum lagi investasi tanah yang dikatakan nilainya akan selalu naik, bukan?

Yang membuat rumah Tipe A ini menarik adalah adanya lantai semi mezanin di antara lantai satu dan dua, yang dapat digunakan sebagai ruang serbaguna, untuk ruang bermain anak, atau untuk bermain ayah dan bundanya kalau sedang tidak ada anak.

Pada lantai dua, terdapat dua buah kamar, master bedroom untuk ayah bunda, dan kamar anak untuk anak-anak yang sedang tidak bersama ayah bundanya. Jarak dari lantai ke langit-langit pun cukup tinggi, 3,4 meter, sehingga membuat ruangan terkesan luas dan menjadikan sirkulasi udara semakin baik. Belum lagi ditempatkannya jendela-jendela besar yang membuat pencahayaan semakin bagus. Di antara master bedroom dan kamar anak terdapat kamar mandi lega yang dapat diakses dari dua kamar tersebut.

“Ini berapa harganya, Mas?” Galang bertanya kepada Mas Mirza yang dijawabnya sembari menjelaskan bahwa rumah Tipe A harganya mulai 700 jutaan. “Kalau sudah sama furniturnya, bisa?” Ternyata Galang jatuh cinta dengan desain interior yang ada di rumah ini, sementara saya naksir dengan rooftop yang berada pada lantai atas bangunan. Oh iya, saya belum cerita ya kalau rumah ini memiliki rooftop fungsional yang dapat digunakan sebagai ruang jemuran dan bisa untuk kegiatan barbecue-an?

“Kalau full furnished, kira-kira tambah 150 juta lagi.”

Rumah Tipe B

Dari rumah Tipe A, kami berpindah ke Rumah Tipe B – Corner yang terletak di sampingnya, dan hanya dibatasi oleh jalan setapak yang telah kami lewati sebelumnya. Pada halaman belakang terdapat pula jalanan setapak yang menghubungkan tiap-tiap rumah contoh tersebut.

“Nah ini enaknya DUO.” Mas Mirza menunjukkan lagi kelebihan yang dipunyai DUO. “Terdapat segregasi, atau pemisahan antara jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki. Yang sedang kita lewati ini namanya Linear Garden, taman di belakang rumah yang juga mempunyai jalur pejalan kaki. Kalau Mas punya anak kecil juga gak perlu khawatir anaknya bermain di sini, karena aman, gak tercampur kendaraan yang jalurnya ada di depan rumah.”

Asyik juga sepertinya, karena rumah tempat tinggal saya sekarang masih menggunakan jalan yang sama, yang berada di depan rumah, baik untuk jalur pejalan kaki, tempat bermain anak, lintasan sirkuit penjual Sari Roti, dan juga jalur kendaraan umum yang keluar masuk komplek. Di sini, DUO menunjukkan fitur keamanan dan kenyamanan yang prima untuk penghuninya.

“Selain Linear Garden, ada juga Edible Garden,” tambahnya. “ini merupakan kebun bersama di communal facility, untuk menanam buah dan sayur, di mana hasilnya bisa langsung dikonsumsi ketika panen.”

“Mari masuk!” Mas Mirza membuka pintu belakang rumah Tipe B.

“Assalamualaikum!” seru Galang tanpa adegan mendobrak pintu layaknya grebekan Hotel Melati.

Sama seperti rumah sebelumnya, di sini juga terdapat kamar tidur di lantai bawah. Sebuah keistimewaan bagi mereka yang bayarin DP, kelakar para tim sales & marketing perumahan pada umumnya, atau kamar untuk orang tua, yang biasanya membantu anaknya untuk membayarkan DP, Down Payment, atau uang muka rumah sebelum nantinya si anak yang mencicil rumah tersebut. Orang tua biasanya malas dengan kamar di lantai atas, karena membuatnya harus naik turun tangga dengan kondisi dengkul yang sudah tidak lagi muda.  Di sini, lagi-lagi DUO mempunyai sweet spot-nya.

Secara luas, tanah pada rumah Tipe B sedikit lebih luas daripada tanah pada rumah Tipe A, yaitu 55 meter persegi, dengan luas bangunan untuk tipe sudut adalah 89 meter persegi. Pada rumah tipe B terdapat empat buah kamar tidur dan tiga buah kamar mandi. Dapat juga dikatakan, bahwa dengan ukuran tanah 5 meter x 11 meter, kita sudah bisa mendapatkan banyak ruangan di sini, sebuah bukti bahwa DUO dapat memaksimalkan seluruh bangunan menjadi lebih fungsional.

“Ini cocok untuk keluarga kecil dan cukup fungsional untuk digunakan hingga 15-20 tahun ke depan.” Jelas Mas Mirza, yang kami aminkan, karena empat buah kamar tidur kami rasa cukup apabila kami (saya dan Galang dengan istri masing-masing tentunya) ingin mempunyai banyak anak, yang walaupun belum tentu banyak anak bisa berarti banyak rezeki.

Sedikit beda daripada rumah Tipe A sebelumnya adalah saya tidak menemukan adanya lantai semi mezanin di sini, di mana dari lantai satu maka tangga akan langsung mengarah ke lantai dua yang berisikan tiga kamar tidur. Satu untuk ayah bunda, satu untuk anak pertama, dan satu untuk istri, eh anak kedua.

“Yang seru pada lantai dua rumah ini adalah disediakannya walk-in closet pada kamar utama yang bisa diakses langsung dari kamar mandi.” Mas Mirza menunjukkan sebuah ruangan kecil yang terdapat di antara kamar tidur dan kamar mandi.

Saya dan Galang berpandangan, “Jadi klosetnya jalan-jalan gitu ya, walking? Bukan duduk atau jongkok?”

“Walk-in closet, mzzzz,” timpal Galang “bukan walking, artinya ruangan yang digunakan untuk menyimpan pakaian dan perlengkapan busana lainnya, namun bisa diakses sambil jalan.”

Mendengar pembicaraan seputar kloset, Mas Mirza juga ikut menimpali “Oh, kalau di sini pakainya kloset Toto atau American Standard.”

Sebentar, kloset Toto itu berarti kalau dipakai akan keluar lagu Africa atau I’ll Be Over You, maksudnya?

DUO Balaraja

Dari kamar di lantai dua, kami bergerak lagi naik ke atas, menuju rooftop, atau yang disebut Mas Mirza dengan Private Roof Deck, tempat privat untuk menyendiri sambil memandangi jemuran tetangga, dan danau di kejauhan. Yang menarik pada rumah ini adalah tipe rooftopnya yang berbentuk huruf L, yang membuatnya menjadi lebih luas dari rumah sebelumnya. Kalau rumah-rumah pada komplek lain adanya balkon, maka di DUO ini semua rumahnya disediakan rooftop! Top banget, yang lain Beng-beng.

Tanya dong, mengapa huruf L? Ya karena L itu untuk the way you look at me, beb.

“Untuk air dan listrik di sini nanti bagaimana, Mas?”

“Air akan menggunakan air dari PDAM, sementara listrik nantinya akan disediakan dengan kapasitas 2200 Watt untuk tiap rumahnya,” Mas Mirza menjawab sambil menemani kami berjalan kembali menuju kantor pemasaran, “dan tidak ada tiang listrik di sini, semuanya underground.”

Wow mantap, seperti Need For Speed! Memangnya dengan semua kelebihan yang ditawarkan ini, kira-kira berapakah harga jual rumah pada klaster DUO ini?

Promo Menarik dari DUO

“Harga kami mulai dari 700 jutaan untuk Tipe A dan mulai dari 900 jutaan untuk Tipe B,” Mas Mirza menjelaskan sembari membagikan brosur DUO di Talaga Bestari kepada kami, “dan untuk tipe corner, harganya lebih mahal sekitar 20% dari yang biasa.”

“Mau saya buatkan ilustrasi harganya?”

“Sekalian dikasih tahu sedang ada promo apa juga boleh, Mas.”

DUO Balaraja

“Nah, kebetulan untuk saat ini, kami sedang memiliki banyak sekali promo yang sayang untuk dilewatkan,” jelasnya antusias, “promo-promo tersebut mulai dari diberikannya lapisan laminating wood untuk lantai dua bangunan, pemakaian homogenous tile untuk dinding kamar mandi, gratis kanopi untuk garasi depan, free voucher MAP …”

SEBENTAR, SEBENTAR, MAS!

“…DP rendah mulai dari 10% harga rumah yang dapat dicicil 12 kali, dan kalau DP dibayar sekaligus bisa langsung dapat harga spesial yaitu potongan hingga 30 juta, cicilan DP lima jutaan per bulan, hingga bunga rendah hanya 6% apabila membayar cash keras langsung ke developer dengan tenor maksimal 24 bulan.”

“Waw waw waw, menarik juga promonya, kalau boleh tahu pembangunan rumahnya sendiri berapa lama kira-kira?” Kali ini, giliran Galang yang menganga dan bertanya.

“Untuk pembangunan rumahnya sendiri kira-kira 24 bulan, dengan masa grace period tiga bulan.”

“Baik Mas, terima kasih atas semua informasinya.” Kami mengakhiri pertemuan pada siang hari tersebut dengan sebuah janji manis. “Kami pertimbangkan dulu, dan apabila berminat maka akan kami hubungi lagi, nanti.”

Mas Mirza menutup pertemuan siang tersebut dengan sebuah cerita bahwa pada tahap pertama penjualan, yaitu ketika launching, rumah di DUO ini sudah laku terjual sebanyak 30 unit dari rencana 120 unit yang akan dijual pada tahap tersebut. Sebuah angka yang tidak mengherankan mengingat bahwa Tangerang Barat dan Tangerang pada umumnya adalah salah satu lokasi hunian yang sedang dicari dengan harga properti yang terus naik.

Hal ini disebabkan beberapa faktor yang meliputi: areanya yang dekat dengan Jakarta dan berperan sebagai kota penyangga ibu kota, potensi menjadi kota mandiri, akses jalan tol (Tol Jakarta – Merak juga Tol Serpong – Balaraja dan Tol Balaraja – Bandara Sekarno Hatta yang sedang dalam pembangunan) dan kereta (Rencana pembangunan jalur MRT Balaraja – Cikarang dan Kota – Lebak Bulus yang akan melewati Balaraja) yang terus bertambah, hingga pertumbuhan ekonomi di wilayah Tangerang yang terus tumbuh dan berkembang dalam kurun waktu 5-10 tahun terakhir yang membuatnya dikenal sebagai salah satu sebagai emerging city di Indonesia

Kalau tertarik, kamu juga dapat langsung menghubungi Sales Team DUO di Talaga Bestari pada nomor telepon berikut ini: 0858-8063-6368 dan dapatkan penawaran menariknya! Ingat, Hari Senin harga naik, kalau naik.

Kalau bagi saya dan Galang, DUO ini telah hadir sebagai sebuah jawaban atas perumahan dengan harga di bawah satu miliar, fasilitas lengkap, dan gak kena macet di depan komplek. Permasalahannya kini tinggal meminta SNI dan ISO dari istri masing-masing, yang semoga saja mudah didapatkan.