
Baca Ini Dulu Sebelum Kamu Memutuskan untuk Menjadi Trip Buddy Whatravel
arievrahman
Posted on May 31, 2020
Salah satu pertanyaan yang kerap masuk ke kolom Direct Message saya maupun Whatravel di Instagram, adalah tentang bagaimana cara supaya dapat menjadi Trip Buddy Whatravel. Ya, trip buddy, sebuah istilah yang mungkin baru saja kamu dengar di satu dua tahun belakangan, sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Whatravel, sebuah startup perusahaan perjalanan di Indonesia yang mengusung tagline sebagai Your Friendly Travel Partner. Sebuah startup perusahaan perjalanan yang saya dirikan bersama beberapa orang partner lainnya.
Walaupun disebutkan berdiri sejak tahun 2017, namun cikal bakal Whatravel ini sudah dimulai setahun sebelumnya, ketika Adis Takdos memutuskan untuk merintis bisnis perjalanan miliknya seorang diri. Bisnis ini kemudian dinamai Whatravel, supaya mirip dengan blog perjalanan yang membesarkan namanya, yaitu Whatever Backpacker, dan tetap seirama dengan bisnis-bisnis lain miliknya yang menggunakan kata WHAT sebagai awalan namanya. Iya, bisnis-bisnisnya yang kebanyakan bangkrut itu.
WHAAATTT?!

Whatravel Founders (Nugie – Adis – Nicsap)
Pada penghujung 2016, saya yang dalam proses aktualisasi diri, secara sadar dan sengaja membuat tiga buah konsep ide business plan yang masih berhubungan dengan dunia perjalanan, di mana salah satu idenya adalah membuat agen perjalanan open trip yang lain daripada yang sama. Ide-ide tersebut saya tuangkan dalam presentasi Power Point yang sungguh alay dan tidak akan membuat perusahaan venture capital manapun tergerak hatinya untuk mendanai ide tersebut. Ya mungkin bisa kalau sambil menjual derita di kitabisadotcom.
Namun untungnya, saya bertemu Adis di awal tahun 2017 pada sebuah malam penuh gigitan nyamuk di teras rumah mertua di Bandung. Adis datang dengan pengalamannya membawa tamu Whatravel 1.0 ke luar negeri, sementara saya menyambutnya dengan ide bisnis open trip yang dapat membuat bisnis ini semakin besar. Bermula dari kolaborasi Whatravel X Backpackstory, hingga kemudian kami melebur menjadi satu di Whatravel.
Saat ini, Whatravel dikenal sebagai sebuah startup perusahaan perjalanan yang menjadikan Trip Buddy sebagai Unique Selling Proposition, atau nilai jual unik yang membedakan kami dengan perusahaan perjalanan lainnya.
Lantas, Apa Sebenarnya Trip Buddy Whatravel itu?
Mulanya, bukan trip buddy namanya, melainkan charming guide. Seorang ‘guide’ yang ‘charming’ yang bertugas menemani para peserta jalan-jalan selama perjalanan berlangsung. Namun pada perjalanan Whatravel, kami mulai menyadari bahwa ternyata kami tidak charming-charming amat, dan juga bahwa pekerjaan membawa tamu ini ternyata berbeda tugasnya dari kata guide, atau pemandu perjalanan.
Trip Buddy, is not a tourist guide. Ini adalah dua profesi berbeda namun orang sering salah kaprah. Trip buddy tidak berkewajiban menjelaskan mengenai detil informasi tempat-tempat yang dikunjungi selama perjalanan, karena lingkup kerja utamanya adalah memastikan perjalanan berjalan dengan lancar dan membantu para peserta supaya tetap aman.

Apabila perusahaan perjalanan lain mengenal istilah Tour Leader (TL) untuk mereka yang membawa peserta jalan-jalan, maka di Whatravel istilah itu berubah menjadi Trip Buddy. Lantas, apakah perbedaan antara Tour Leader dan Trip Buddy ini?
Trip Buddy is The Leader of The Trip. Also a best friend, helper, photographer, porter, a shoulder to cry on, a friend to rely on, also a Tommy Page, sometimes.
Menurut kami, istilah leader itu terlalu kastais karena akan menempatkan para peserta perjalanan berada di bawah TL yang harus selalu ditaati. Sementara, istilah Trip Buddy ini akan terdengar lebih setara dengan para peserta, karena kami akan bepergian sebagai teman baik yang akan selalu akrab tiap saat. Bayangkan, kamu akan bepergian bersama teman baik, yang juga dapat menyediakan “segala” kebutuhan kamu selama perjalanan.
Menurut kamu, mana yang terdengar lebih menyenangkan, bepergian dengan Trip Buddy atau bersama Tour Leader?
Bagaimana Kriteria Menjadi Trip Buddy yang Baik?
Menurut kami, seorang trip buddy bukan melulu dinilai dari kemampuan akademisnya (bayangkan, pada awal Whatravel 2.0 berdiri, bisnis ini dipimpin oleh seorang CEO yang drop out dari kampus, bersama partnernya yang hanya lulusan S1, sementara mempekerjakan tiga orang lulusan S2 –di mana dua orang di antaranya adalah lulusan luar negeri, sebagai staff dan tenaga freelance), kemampuan berbahasa Zimbabwe-nya, ataupun tampang yang mirip seperti Anjasmara maupun Dian Nitami.
Trip buddy lebih dari itu, karena pekerjaan ini lebih membutuhkan inner beauty dibandingkan dengan penampilan luar semata. Jadi, jangan khawatir kalau kamu bertampang seperti Anjasmara yang habis diantemi, masih bisa kok menjadi Trip Buddy Whatravel. Pada briefing dan training trip buddy pertama yang sebagian besar materinya diramu oleh tim kami saat itu, Seruni Puspita, disebutkan pula, bahwa seorang trip buddy, sebaiknya memiliki karakteristik sebagai berikut.
A Good Trip Buddy is Like A Cheerleader
Trip buddy diharapkan dapat bergerak seperti cheerleader, bukan bukan berarti kamu harus memakai rok min dan membawa pom-pom selalu, melainkan: gemar membantu satu sama lain asalkan masih dalam kebaikan, senantiasa riang gembira walaupun hati sedang terluka karena ditinggal pacar, mampu belajar dengan cepat untuk menyesuaikan situasi di lapangan dan dapat berimprovisasi, serta diharapkan dapat bekerja di bawah tekanan. Bukan, ini bukan tekanan pacar ya, maksudnya.

Whatravel Private Trip to Morocco
A Good Trip Buddy is Like A Teacher
Trip buddy juga diharapkan dapat bekerja seperti seorang guru: Berwawasan luas karena kamu akan bertemu dengan banyak peserta dengan berbagai macam latar belakang, mengetahui topik –yang bukan topik hidayat, melainkan hal-hal dasar mengenai tempat yang akan dikunjungi, informatif dan dapat dipercaya, serta mampu menjawab pertanyaan peserta –please, jangan ragu untuk Googling dahulu apabila kamu tidak dapat menjawab pertanyaan peserta, dibandingkan menjawab ‘tidak tahu’ dan bertanya ke audience.
A Good Trip Buddy is Like A Mother
Setelahnya, trip buddy juga diharapkan memiliki sifat seorang ibu. Tidak, tidak harus Ibu Kita Kartini maupun Ibu Pertiwi, melainkan cukup ibu pada umumnya saja, yaitu: Memiliki welas asih, peduli dengan yang lain tanpa perhitungan, serta selalu ada saat dibutuhkan. Ibaratnya, kita adalah ibu bagi para peserta kita, dengan tidak memandang usia. Karena tidak akan ada seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya, ya kecuali ibunya Oedipus yang percaya dengan ramalan saat itu.

Selain tiga karakteristik di atas, seorang trip buddy yang kece, juga diharapkan memiliki beberapa kemampuan soft skill sebagai berikut:
- Communication, yang berarti mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak gugup di depan peserta, juga tidak pemalu dan memalukan.
- Memory & Storytelling, yang berarti mampu mengingat hal dengan cepat seperti nama peserta, rencana perjalanan, hingga beberapa informasi penting lainnya. Selain itu, seorang trip buddy juga diharapkan mampu bercerita dengan baik kepada para peserta, dengan tetap menjunjung tinggi norma-norma kesusilaan dan tidak membicarakan politik, agama, dan SARA.
- Flexibility, yang berarti mampu fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan kondisi di lapangan yang dinamis. Untung saja saya Aquarius, sehingga dapat melakukan penyesuaian dengan baik.
- Punctuality, yang berarti adalah ketepatan waktu. Seorang trip buddy, haram hukumnya apabila sampai terlambat ketika bertugas. Justru diharapkan menjadi orang yang pertama bangun pagi dan orang yang terakhir tidur, serta masih dapat tepat waktu, semua demi kenyamanan peserta.
- Sensitivity, yang berarti bahwa seorang trip buddy harus dapat lebih peka terhadap kebutuhan peserta. Saya selalu menekankan kepada para Trip Buddy Whatravel untuk memberikan treat kepada peserta at any cost yang berarti harus mampu memenuhi kebutuhan peserta di lapangan. Peserta ingin ke ATM di pagi buta? Antarkan! Peserta ingin nongkrong malam selepas jadwal berakhir? Temani! Peserta ingin dapat pacar ketika trip? Aduh, maaf ini bukan acara kontak jodoh.
Apa Saja Tugas dari Trip Buddy di Lapangan?
Walaupun ada yang bilang kalau menjadi seorang Trip Buddy Whatravel ini enak, karena bisa jalan-jalan gratis plus mendapat bayaran yang lumayan (hal ini akan saya bahas lebih lengkap di bawah), tapi apakah kamu tahu bahwa trip buddy ini sejatinya adalah pekerjaan yang serius, yang kadang membuat kami tidak mempunyai me-time ketika di lapangan. Bukan lapangan hijau tentunya.
Dapat saya bilang, menjadi seorang trip buddy ini butuh kemampuan dan kesabaran ekstra, karena tugas kami adalah dari A-Z, mengawal dan menemani para peserta dari awal perjalanan dari Indonesia dan sampai akhirnya pulang kembali ke Indonesia dengan selamat dan bahagia.

Trip Buddy Duties – Before Departure
Tugas seorang trip buddy, sudah dimulai sebelum keberangkatan. Di Whatravel, kami senantiasa mengadakan pre-departure briefing, atau berkumpul bersama calon peserta sebelum keberangkatan, termasuk membuat WhatsApp Group untuk peserta trip tersebut. Hal simpel dan bermanfaat yang mungkin kerap tidak dilakukan perusahaan perjalanan lainnya. Tujuannya, apalagi kalau bukan supaya kamu saling kenal-mengenal (dan kemudian menjadi akrab sebelum keberangkatan) seperti Firman Allah pada Surat Al-Hujurat ayat 13.
Pada agenda di atas, hendaknya trip buddy sudah menguasai materi dan jadwal perjalanan, termasuk mengetahui tujuan perjalanan tersebut diadakan, sebelum bergabung pada grup WhatsApp ataupun bertemu sambil melakukan presentasi mengenai rencana perjalanan dengan para peserta sebelum keberangkatan.
Trip Buddy Duties – At Airport for Departure
Setelah berdiskusi di grup, berikutnya adalah ketika hari H keberangkatan, di mana kamu sudah mulai bertugas di hari pertama perjalanan, di bandara. Setelah memastikan semua peserta hadir di bandara sesuai checklist yang sudah disiapkan –dan menunggu yang mungkin ngaret (iya, biasa orang Indonesia), maka kamu harus menghitung bagasi para peserta, memastikan semua barang yang dibawa dan besar dimensinya sudah sesuai dengan regulasi maskapai, sebelum menemani dan membantu peserta untuk melakukan check-in. Di bandara, bukan di hotel melati.
Berikutnya, setelah peserta mendapatkan boarding pass, kamu harus senantiasa mengingatkan perihal waktu keberangkatan dan gerbang keberangkatan yang akan digunakan. Walaupun bukan bulan Ramadan, jangan berhenti untuk selalu mengingatkan perihal kebaikan. Karena bisa saja ada satu dua selusin peserta yang tiba-tiba menghilang seperti dana Bank Century.
Sebelum masuk pesawat, beritahukan nomor tempat duduk kamu kepada para peserta, supaya mereka dapat menghubungimu apabila terjadi hal-hal darurat di pesawat.
Trip Buddy Duties – At Airport for Arrival
Oke, mari anggap saja semua aman di pesawat, dan satu-satunya hal yang mungkin terjadi di udara adalah ketika ada peserta yang tidak tahu di mana letak toiletnya, atau tiba-tiba merasa bagasinya tertinggal padahal ada (harusnya kamu sudah dapat mengantisipasinya), maka kita lanjut ke tahapan selanjutnya, yaitu di bandara kedatangan, saat pesawat telah mendarat.
Ketika mendarat dan memastikan semua peserta lengkap dan tidak ada yang tertinggal di toilet pesawat, maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menawarkan para peserta untuk ke toilet bandara terlebih dahulu setelah mendarat –sebelum kemudian memastikan tidak ada lagi yang tertinggal di dalam toiletnya.

Setelahnya, bimbing dan temani peserta menuju loket imigrasi sambil mengingatkan dokumen-dokumen apa saja yang harus disiapkan untuk immigration clearance. Tenangkan apabila ada peserta yang panik, namun jangan sampai baper. Jadilah yang pertama menuju loket, namun pastikan tidak ada peserta yang tertinggal di belakang, ataupun di pesawat.
Dari loket imigrasi, selanjutnya kita bergerak ke pengambilan bagasi. Cari tahu mana belt yang membawa barang-barang dari pesawatmu, dan beri tahukan kepada peserta. Bantu mereka dengan bagasi-bagasinya yang berat, pastikan jangan sampai ada yang tertinggal, sebelum bergerak keluar dari bandara untuk bertemu dengan local partner (apabila ada) yang sudah menjemputmu dengan bus yang tersedia.
Trip Buddy Duties – On The Coach
Setelah mengabsen peserta di atas bus, jangan lupa kembali perkenalkan diri kamu kepada peserta, dan berikan kesempatan para peserta untuk saling berkenalan, apabila sempat. Jangan lupa juga untuk mengenalkan sopir dan local partner yang menemani apabila ada. Dengan microphone yang tersedia (apabila ada) jangan buru-buru dibuat karaoke, melainkan ingatkan peserta mengenai jadwal perjalanan yang akan mereka tempuh pada hari tersebut dan selanjutnya.
Sebelum bus berangkat, sebaiknya pimpinlah doa terlebih dahulu supaya perjalanan dapat berlangsung dengan lancar sesuai dengan rencana yang ada. Sampaikan pula hal-hal yang perlu diperhatikan sepanjang perjalanan, seperti jadwal perjalanan, rencana perjalanan, do & don’t apabila ada, dan seterusnya.
Trip Buddy Duties – At The Hotel
Setibanya di hotel, apabila memang dijadwalkan demikian (bukan bandara –> jalan-jalan –> hotel), maka yang harus dilakukan adalah melakukan pembagian kamar ke peserta, sesuai preferensi yang sudah disepakati bersama sebelum keberangkatan. Beri tahukan kapan waktu sarapan serta waktu keberangkatan dari hotel untuk jadwal selanjutnya, termasuk memberi tahukan nomor kamar kamu —just in case ada peserta yang kedinginan di waktu malam, dan meminta Tolak Angin ke kamu.
Untuk jadwal yang dimulai pada pagi hari, jadwalkan wake-up call ke masing-masing kamar peserta. Untuk beberapa case hotel, seperti di Korea Utara, wake-up call saya lakukan manual dengan mengetuk kamar tiap-tiap peserta di pagi hari.
Trip Buddy Duties – During The Trip
Trip Buddy Whatravel, hendaknya adalah orang yang pertama bangun di pagi hari dan orang yang terakhir tidur di malam hari. Menjadi early riser dan night owl sekaligus, demi memastikan semua kebutuhan peserta tercukupi. Cari tahu apakah para peserta membutuhkan bantuan untuk barang bawaan mereka, cari tahu apakah para peserta membutuhkan bantuan untuk mengambil foto mereka, cari tahu apakah para peserta membutuhkan bantuan DALAM HAL APA SAJA.
Seperti misalnya, menukar uang, membeli SIM Card lokal, menawar barang di pasar, HINGGA MENCARI KARDUS UNTUK MEMAKETKAN BARANG BELANJA KE INDONESIA! Sepertinya hanya di Whatravel yang ada.

Dalam perjalanan, tidak diperkenankan seorang trip buddy ini menelantarkan pesertanya, tidak diperkenankan pula untuk sibuk dengan urusan pribadinya sendiri, karena kita semua sudah diingatkan sedari SD bahwa kepentingan bersama harus lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi, bukan? Kemudian, janganlah merepotkan peserta, dengan misalnya, meminta mereka untuk memotret kamu sedang berpose di lokasi wisata, walaupun kamu memang ingin sekali. Gunakan tripod atau pakailah bantuan partner lokal.
Trip Buddy Duties – At The End of The Trip
Pada akhir perjalanan, biasakan meminta maaf walaupun kamu tidak merasa bersalah kepada peserta, karena sebaik apapun servis kamu, bisa jadi masih ada peserta yang tidak puas. Karena after all, we are only human, tempatnya salah, khilaf, dan dosa. Kemudian, ucapkan pula terima kasih karena telah menjadi teman perjalanan yang menyenangkan selama beberapa hari ke belakang. Jangan pula leave group di WhatsApp, karena selepas trip, kita semua adalah friends and family bukan lagi strangers seperti di awal perjalanan.
Kita mungkin tidak bisa menyenangkan semua orang, namun kita dapat melakukan yang terbaik, dan berusaha untuk membuat semuanya senang.
Nah, dari banyaknya hal-hal yang saya sebutkan di atas, apakah kamu masih berminat untuk menjadi Trip Buddy Whatravel?
Bagaimana Sebaiknya Seorang Trip Buddy Berpenampilan?
Kalau jawaban atas pertanyaan di atas adalah iya, maka saya akan memberikan sedikit wejangan mengenai pedoman berpenampilan untuk seorang trip buddy. Saya percaya, bahwa penampilan bukanlah segalanya, namun penampilan dapat mengubah segalanya. Ya, selain uang, sih.

A. Berpakaianlah dengan Rapi
Berpakaian dengan rapi di sini, bukanlah selalu mengenakan setelan jas atau blazer seperti yang saya kenakan di atas, namun lebih ke arah menyesuaikan ke lokasi apa yang didatangi, sehingga jangan sampai salah kostum nanti. Misalkan tujuan pantai, masa iya kamu akan memakai setelan di atas atau pakaian empat lapis? Ya mungkin saja kalau pantainya di Teriberka Murmansk.
Gunakan pakaian yang nyaman di badan, tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit juga.
B. Pakailah Sepatu
Harap selalu gunakan sepatu, kecuali untuk kunjungan ke beberapa tempat di mana sepatu bisa menjadi sebuah pilihan, seperti misalnya pantai, atau gurun, atau mushola. Untuk wanita, jangan menggunakan high heels atau stiletto ketika menjadi trip buddy. Kecuali kalau kamu menjadi trip buddy khusus party malam hari, boleh lah.
C. Bau Badan, is A Big No!
Hal yang paling sering saya tekankan adalah, jangan sampai seorang trip buddy ini memiliki aroma badan yang tidak sedap, karena aroma adalah hal yang susah dilawan oleh panca indera. Kalau takut hantu, kamu bisa memejamkan mata. Kalau ada suara berisik, kamu bisa menutup telinga. Namun kalau ada aroma tidak sedap lewat? Ya kamu masih bisa memilih untuk bernapas dengan mulut atau sesak napas, sih. Namun, sampai kapan?
Sebagai Trip Buddy Whatravel, kamu diharapkan untuk selalu memerhatikan aroma tubuh kamu sendiri. Jangan lupa menggunakan deodorant setiap hari, atau malah dua tiga kali sehari apabila dirasa perlu, juga gunakan parfum yang aromanya nyaman bagi yang lain. Tidak perlu aroma surgawi, duniawi saja cukup.
D. Jangan Lupakan Hairstyle
Bagi saya, gaya rambut adalah salah satu penunjang penampilan yang terpenting, selain tubuh molek nan atletis, yang mana itu adalah milik Ade Rai. Gunakan selalu gel rambut atau pomade, apabila rambut kamu sudah mulai berantakan dan tidak bisa ditata dengan rapi. Perhatikan juga facial hair yang muncul di wajah seperti kumis, jambang, jenggot, hingga bulu hidung, apakah sudah paripurna dan diterima dengan akal sehat?
Bagi wanita, selain rambut yang menawan dan mengembang, mungkin perlu diperhatikan juga tata riasan yang digunakan, jangan terlalu berlebihan, namun jangan bareface juga. Malu sama Kekeyi yang senantiasa berdandan, walaupun cuma untuk makan cilok.
Apa Saja Penghasilan yang Diterima Trip Buddy Whatravel?
Sekarang kamu sudah tahu apa itu Trip Buddy Whatravel, apa saja kriteria trip buddy yang diharapkan, bagaimana pekerjaan trip buddy sepanjang perjalanan, hingga bagaiman cara trip buddy sebaiknya berpenampilan, dan kamu masih belum gentar untuk menjadi Trip Buddy Whatravel, maka saya ucapkan selamat untuk kamu.
Pada bagian ini saya akan memberikan sedikit gambaran, mengenai apa saja penghasilan yang akan diterima apabila kamu terpilih untuk menjadi Trip Buddy Whatravel. Sudah siap? Sebagai catatan, perhitungan di bawah ini disesuaikan dengan kondisi ideal, di mana kuota peserta Open Trip Whatravel sudah mencukupi untuk berangkat pada jumlah minimal.

1. Professional Fee
Tidak seperti pengalaman perdana saya menjadi trip handler, atau tour leader di tempat lain, kamu akan diberikan bayaran profesional apabila bekerja sebagai Trip Buddy Whatravel, berdasarkan jumlah hari kerjamu. Sebagai gambaran, rate Trip Buddy Whatravel saat ini mulai dari US$50* per harinya, yang tinggal dikali saja dengan lamanya kamu bekerja. Kalau kamu setahun bekerja sebagai trip buddy maka dapat dipastikan kamu akan kaya.
*) jumlah dapat berubah menyesuaikan kondisi di lapangan dan jumlah peserta yang ikut serta
2. Allowance
Selain bayaran profesional di atas, kamu juga akan mendapatkan beberapa tunjangan lagi sewaktu menjadi Trip Buddy Whatravel, yang meliputi tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan komunikasi, tunjangan free-time, termasuk juga adanya dana darurat (memangnya hanya Jouska saja yang bisa ngomongin dana darurat) untuk keperluan tak terhingga*. Mohon maaf, tidak ada tunjangan beras dan tunjangan anak istri di sini, KARENA INI WHATRAVEL BUKAN PNS HEY!
*) jumlah bervariasi menyesuaikan biaya hidup dan kebutuhan tiap-tiap negara kunjungan. Tentunya tunjangan makan di Jepang akan lebih mahal dibandingkan dengan Somalia, bukan?
3. Tips
Kami tidak melarang kamu, sebagai trip buddy, untuk menerima tips dari peserta. Namun seandainya tidak dapat, ya jangan sedih, karena kan kamu sudah mendapatkan bayaran yang pantas* sesuai dengan perhitungan di atas. Yakin saja, kalau servis kamu bagus, maka peserta juga tidak akan segan untuk memberikanmu tips sebagai bentuk ucapan terima kasih, yang sebaiknya memang tidak diberikan dalam bentuk barang maupun karangan bunga.
*) pantas menurut kami, bukan menurut Nia Ramadhani.
4. Commissions from Shops
Pada beberapa negara yang memberlakukan adanya kunjungan ke toko-toko wajib, kamu bisa juga mendapatkan komisi apabila ada peserta yang membeli * barang-barang yang dijual pada toko tersebut. Seperti misalnya toko ginseng di Korea Selatan, toko spring bed di China, hingga toko jaket kulit di … bukan, bukan di Garut, melainkan di Turki.
*) di Whatravel, trip buddy dilarang keras untuk ‘memaksa’ peserta membeli barang-barang dari toko wajib yang dikunjungi, cukup biarkan semua berjalan dengan normal, dan biarkan peserta berinteraksi dengan para penjual, sambil terus berdoa dan berdzikir supaya ada yang beli.
5. Other Income
Apabila terdapat waktu luang* yang cukup, kamu juga bisa mencari penghasilan tambahan dari beberapa hal, seperti misalnya mengadakan ‘jastip’ barang-barang yang kemudian dijual di tanah air, Indonesia setibanya kamu kembali. Namun apabila tidak ada waktu yang cukup, ingat selalu bahwa uang bukanlah segalanya, karena di Whatravel, kepuasan konsumen adalah yang utama. Make them happy and fulfilled, then money will follow.
*) menyesuaikan kondisi di lapangan, jangan menciptakan waktumu sendiri. Lakukan apabila memang peserta sedang berada di waktu free time dan sedang tidak membutuhkan bantuanmu.
Bagaimana Cara Mendaftar Sebagai Trip Buddy Whatravel?
Singkat cerita, kamu sudah mengetahui apa saja hal-hal yang dibutuhkan dan akan didapatkan apabila kamu menjadi Trip Buddy Whatravel, lalu bagaimana sih cara untuk mendaftar sebagai Trip Buddy Whatravel?
Gampang saja, caranya cukup dengan mengirimkan email ke info@whatravel.com dengan men-cc emailnya ke ariev@whatravel.com serta nugie@whatravel.com dengan judul [LAMARAN] Trip Buddy Whatravel – NAMA KAMU. Pada body emailnya, berikan cerita mengenai dirimu, apa motivasimu ikut ASAL mendaftar sebagai Trip Buddy Whatravel, juga lampirkan juga pengalaman travelingmu serta CV singkat, apabila ada.
Lalu, apabila ditanya, sebenarnya bagaimana sih kriteria trip buddy yang akan dipilih? Jujur, saat ini sudah banyak yang mengirimkan email lamaran ke Whatravel, namun memang belum banyak yang dipilih, karena kami senantiasa mengutamakan reputasi perusahaan serta kenyamanan dan kepuasan konsumen terlebih dahulu.
Kami tidak mencari full time trip buddy (freelance saja sudah cukup), tidak pula memerlukan adanya sertifikasi pemandu wisata (karena menurut kami soft skill lebih berharga daripada selembar sertifikat), pun tidak perlu berdomisili di Jakarta (walaupun saya dan tim tetap perlu bertatap muka dahulu untuk chit-chat dan melakukan screening awal supaya tidak seperti membeli cat inside the sack), namun apabila kamu merasa bisa memenuhi pekerjaan di atas, ditambah sudah pernah traveling ke luar negeri 1-2 kali dan merasa mampu meng-handle grup peserta, memiliki penampilan menarik dan tidak bau badan, serta tidak hitung-hitungan masalah keuangan, ditambah memiliki kemampuan lain seperti dapat mengambil video seperti di bawah ini, maka bolehlah untuk mengirimkan email lamaran pekerjaan ke Whatravel.
Karena kami yakin, suatu saat nanti, tentunya setelah pandemi ini berakhir, kami akan sangat banyak membutuhkan jasa trip buddy ini. Please help us to help you. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kamu yang tertarik untuk menjadi Trip Buddy Whatravel, dan apabila kamu memiliki pertanyaan lain seputar trip buddy, boleh disampaikan di kolom komentar.
Terima kasih.
@arievrahman, co-founder of Whatravel, berpengalaman menjadi trip buddy selama tiga tahun dengan membawa puluhan peserta untuk mengunjungi belasan negara yang ada di dunia.
Tagged: Open Trip, trip buddy, whatravel
Halo mas ariev yang ganteng (bukan gangguan tenggorokan ya) hahaha
Kira2 aku memenuhi kriteria trip buddy gak yah?
Aku orangnya hobi jalan2 lho, karena hidup adalah sebuah perjalanan … eaa
LikeLike
xixixi como estas?
Memenuhi gak ya kira-kiraaa? Nanti biar tim seleksi kami yang menilai xixixi.
LikeLike
excelente miel …. heheheee
LikeLike
pas baca-baca di awal, aku mikirnya kayak TL, ternyata bener.
pengen sebetulnya nyoba jadi TL atau trip buddy (istilah di Whatravel). tapi belum yakin dengan kemampuan diri sendiri.
rasanya perlu suatu saat nanti ikut trip di Whatravel tapi tujuannya ngelihat trip buddy bekerja. sayangnya, sementara ini aku belum tergolong target market Whatravel hehe
LikeLike
iyesss, trip buddy semacam tour leader kalau di company lain. Bisa kok bisaaaa, banyakin jam terbang aja.
Semoga suatu saat nanti bisa ikutan trip Whatravel yaa, biar sekalian cek cek gimana trip buddy kami bekerja haha.
LikeLike
I’ve heard so many cool reviews about Whatravel, tapi belum berkesempatan ikutan. Plus, tiap ngebayangin jalan2 pakai travel agent selalu kebayang jaman2 SD kalo ikutan darmawisata dari kantor ortu.. Yang kalau lagi di bus selalu agendanya karaoke tembang kenangan dan golden love songs sampai sekarang beneran jadi hafal semuanya hahaha. But it seems that Whatravel just stands out from the rest dan kayaknya nggak ada vibe2 tembang kenangan gitu hehe. Always curious about your Murmansk trip, mungkin kalau habis quarantine ini ada rejeki (dan belum duluan solo travel untuk aurora hunting), I’ll sign up!
LikeLike
Yay, thanks for the cool review outside! Semoga kami bisa makin baik lagi dalam hal layanan dan produk ke depannya.
Hahaha tapi kembang kenangan dan golden love songs itu epic sih :)) si adis kemarin bawa trip malah karaokean lagu Hey Tayo, lol!
Semoga pandemi segera berakhir, dan kita bisa segera beraksi! Murmansk we’re coming!
LikeLike
Setidaknya ini bisa jadi referensiku kalau misalkan ada tamu di karimunjawa. Nggak jadi TL, tapi jadi kawan ahhahahahah
LikeLike
hahaha iyak, bisa jadi referensi siapapun yang tertarik untuk berbisnis di bidang jasa dan hospitality.
LikeLike
Nicsap sekarang agak beda penampilannya ya. Hahaha
Duh, jadi travel buddy ini ternyata sangat tidak gampang ya. Saya tentu saja tidak akan mendaftar sebagai travel buddy di Whatravel karena CV saya, setelah saya tinjau kembali, lebih sering traveling dari kamar ke dapur dan kamar mandi daripada ke luar negeri. Ngomong-ngomong, ini penjelasannya lengkap sekali, kayaknya bakal dicontek sama banyak perusahaan yang sejenis. Muehehehe
LikeLike
iya nih nicsap lagi iteman sama gemukan huhuhu.
Ayo traveling banyakin lagi dengan ikutan trip whatravel, lalu mendaftarlah sebagai trip buddy kami kemudian hahaha. Gakpapa dicontek, udah biasa, kan eksekusinya yang akan ngebedain nanti.
LikeLike
Belum kesampaian ikut trip bareng Whatravel niiihh :”
LikeLike
Tahun depan yukkkk! Kita ke luar negeri! :”
LikeLike
Aduh …keren banget itu Sahara desert. Tertarik banget mau apply supaya bisa ke sana
.
LikeLike
Iyes, salah satu gurun terluas di dunia, ayo kita ke Maroko, hahaha!
LikeLike
Apakah sesama Aquarius bisa dpt penilaian extra kalau daftar Trip Buddy Whatravel?
🤭🤭🤭🤭
Penjelasannya lengkap banget, dan ternyata puanjang tapi ku baca sampai akhir.
Dari awal denger istilah “Trip Buddy” emang langsung kerasa lebih ‘hangat’ dan ‘dekat’ dibanding Tour Leader atau sejenisnya
LikeLike
Hahaha, bisa dong, Aquarius aku masukin skill otomatis: Pendengar yang bagus, dan penjaga rahasia yang amanah :))))
Makasih banyak bu dosen, sudah membaca artikel panjang ini, semoga gak bosan ya main-main di sini.
LikeLike
kapan mulai trirpnya lagi bang? boleh donk gabung 🙂
LikeLike
Insha Allah akan mulai ke Turki lagi bulan Desember, ayok ikutan jadi peserta 😀
LikeLike
woww menarik banget, bisa gabung jd tripbuddy di whatravel. tp sy agak pemalu sih, gmana yahh ituu. lbh senang motret2 peserta trip aja sih sm buat video singkat hehehe
oh iya bang, sy ada award buat backpackstory dan mazariev nih di postingan terakhir saya
http://mydaypack.com/liebster-award-finding-bloggers/
LikeLike
Aman, saya juga pemalu kok, tapi kalau masalah kerjaan Insha Allah bisa jadi gak pemalu lagi hehe. Sepanjang kita punya skill dan kemampuan tertentu harusnya bisa jadi pede kok 😀
Thank you ya buat awardnyaaaa! Maaf nih belum sempat bikin bikin award serupa karena lagi sibuk tahun tahun ini huhuhuhu.
LikeLike
Mas
Apakah saya bisa mendaftar, tapi masih mahasiswa pada semester akhir? Seorang blogger dari Papua.
http://www.jelajahpapua.com
LikeLike
Mas
Apakah saya bisa mendaftar, tapi masih mahasiswa pada semester akhir? Seorang blogger dari Papua.
http://www.jelajahpapua.com
LikeLike
Halo bang! Bisa-bisa saja kok asalkan punya skillset, kemampuan, dan pengalaman yang dibutuhkan 🙂
LikeLike
Aku mau ketawa LG kalo liat foto yg kamu berjas di Korut itu mas :D. Sementara yg lain kemeja biasa hahahahah. Tapi Gpp, trip buddy whatravel memang harus tampil beda 😀
Kadang kepikiran pengeeeen banget bisa jd trip buddy, apalagi bisa jalan2 gini. Tp aku sadar diri, punya communication skill yg ga terlalu bagus. Aku pernah bawa temen2ku + sepupu jalan2 sekitar 2 Minggu ke Korsel Dan Jepang, itu aja cukuuup membuat sakit kepala :D. Ga kebayang kalo hrs handle orang2 yg blm aku kenal :p
Mendingan aku tetep setia sebagai peserta tripnya aja 😀
LikeLike
Hahahaha, iya nih sekali-kali dress up! Semoga ga disangka mau nikahan di sana 😀
Bisa sih bisa jadi trip buddy, kan jam terbang udah banyak haha, tinggal melatih communication skill aja sama empathy biasanya kalau udah bisa dua itu akan lancar haha. Tapi gakpapa jadi peserta juga amaaaan, nanti kita aturin semuanyaaa 😀
LikeLike
Keren perjalanan dari membangun bisnis Whatravel, sebagai sesama penggiat bisnis pariwisata mari kita bersama-sama membangun ekosistem pariwisata yang bisa berkontribusi dan berkelanjutan yaa:)
LikeLike
Aamiin aamiin! Mari kita wujudkan sustainable traveling bersama yaaa 🙂
LikeLike
Bagus Artikelnya
LikeLike
terima kasih :”)
LikeLike