
Assalamualaikum! Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Ilaahi Robbi yang telah memberikan kita beribu-ribu kenikmatan, baik nikmat Iman dan Islam, ataupun nikmat Sehat Wal’afiat, sehingga pada hari ini kamu dapat membaca artikel yang Insha Allah dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ini. Tidak lupa pula, shalawat beserta salam kita limpahkan bersama kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mungkin ada yang bertanya, kok tumben mukadimah blog ini menggunakan bahasa-bahasa yang Islami dan seperti hasil copy paste dari Google? Well, hal tersebut tidak lain tidak bukan adalah karena pada artikel ini, saya akan membahas mengenai Suntik Vaksin Meningitis, yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi apabila kamu akan menjalankan ibadah umrah –juga bepergian ke negara-negara tertentu.
Masha Allah!

Meningitis merupakan radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut sebagai meningen.
Intinya adalah, bagi mereka yang ingin bepergian ke Saudi Arabia, baik untuk menunaikan ibadah haji, umrah, ataupun bekerja dalam jangka waktu tertentu, diminta untuk menyediakan sertifikat vaksinasi meningitis yang diambil sebelum masuk ke Saudi Arabia, tidak kurang dari sepuluh hari dan tidak lebih dari tiga tahun. Sertifikat Vaksinasi, International Certificate of Vaccination atau ICV, yang lebih dikenal di Indonesia sebagai buku kuning vaksin. Buku kuning, bukan kartu kuning seperti yang ditujukan ke Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Memangnya, bagaimana cara supaya kamu dapat disuntik vaksin meningitis dan mendapatkan buku kuning vaksin secara resmi? Simak baik-baik tahapan di bawah ini.
[DISCLAIMER: Artikel ini bukan ditujukan untuk kamu yang menganggap bahwa vaksin itu haram dan lebih berbahaya daripada tidak divaksin]
Memilih Lokasi Vaksin
Untuk lokasi pemberian vaksin, sebenarnya tersedia banyak di Indonesia, mulai dari dokter umum, pet shop, Posyandu, Rumah Sakit, hingga Kantor Kesehatan Pelabuhan, namun tidak semuanya melayani pemberian vaksin meningitis dan bisa menerbitkan ICV secara resmi.
Salah satu pilihan utama untuk mendapatkan ICV yang asli dan resmi, adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan, yang bisa disingkat menjadi KKP, sama dengan singkatan untuk kakap, atau kokop.

Atas rekomendasi seorang kawan, saya memilih KKP Kelas I Soekarno Hatta Wilker Halim Perdanakusuma yang terletak di Jalan Jengki Nomor 45, RT.8/RW.2, Kebon Pala, Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13650, sebagai lokasi vaksinasi. Kata Beliau “Yang di Halim lebih sepi daripada yang di Soekarno Hatta, dan lebih dekat pula dari kantor lu.”
Iya juga sih, sebagai karyawan yang bekerja di bilangan Jakarta Pusat, wilayah Halim memang terletak lebih dekat dibandingkan Probolinggo. Sekadar informasi, kamu bisa memilih lokasi KKP yang paling dekat dari tempat tinggal kamu pada daftar yang terdapat di situs resmi KKP ini.
Setiap calon jamaah umrah wajib memiliki buku kuning ICV (International Certificate of Vaccination) yang berlaku sampai halaman buku habis.
Melakukan Pendaftaran (secara Online)
Setelah menemukan KKP yang dituju, maka langkah berikutnya adalah melakukan pendaftaran, yang sebaiknya dilakukan secara online —atau daring sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, guna menghindari panjangnya antrean pendaftaran yang mungkin kamu temui langsung di KKP.
Untuk melakukan pendaftaran vaksin secara online di KKP terkait, kamu dapat mengunjungi halaman resmi KKP ini, dan mulai mengisi formulirnya.

Apabila kamu membutuhkan panduan pengisian, maka berikut ini adalah panduan yang dapat saya berikan. Ingat, yang wajib diisi hanyalah yang bertanda * berwarna merah, sementara sisanya bersifat sunnah.
Tanggal Permohonan: Tanggal ini akan terisi secara otomatis, menyesuaikan tanggal ketika kamu mengisi formulirnya.
Tanggal Keberangkatan (rencana): Masukkan rencana tanggal keberangkatan kamu ke tanah suci, dan ingatlah petuah di bawah ini.
Setiap calon jamaah umrah wajib divaksinasi Meningitis Meningokukos halal selambatnya dilakukan 1 bulan sebelum keberangkatan dan berlaku selama 2 tahun.
Tanggal Pelayanan: Masukkan tanggal pelayanan yang diharapkan, sebelum kamu melangkah ke isian selanjutnya. Tidak ada ketentuan harus diajukan beberapa hari sebelum kedatangan ke KKP, bahkan kamu dapat mengisi formulir online ini langsung pada hari H kedatanganmu ke KKP.
KKP: Pilih lokasi KKP yang kamu inginkan, dan untuk Halim, maka pilihlah Soekarno Hatta. Jangan protes, karena…
KKP Induk/Wilker: KKP Halim merupakan bagian Wilayah Kerja dari KKP Soekarno Hatta. Pada kolom ini kamu juga akan menemukan jumlah sisa kuota pendaftar online yang dapat dilayani pada tanggal yang dipilih. Apabila sudah habis maka pilihannya adalah tetap datang dan mendaftar secara manual, memilih tanggal lain, atau tidak jadi berangkat umrah.
Jenis Permohonan: Terdapat tiga pilihan bantuan di sini, yaitu ‘Meningitis Meningokokus’, ‘Yellow Fever’, dan ‘Polio OPV’. Kamu pasti tahu akan memilih yang mana kan, di 2019?
Tujuan Vaksinasi: Sebutkan tujuan vaksinasimu di sini, apakah untuk umrah, untuk persyaratan menjadi TKI, ataupun untuk tujuan perjalanan lainnya. Bukan, bergabung dengan ISIS bukanlah sebuah tujuan perjalanan, ya.

File Passport: Pada kolom ini, kamu diminta mengunggah file atau foto paspor kamu dalam format .jpeg/.jpg/.png. Tidak, tidak ada format .3gp di sini.
No. Passport: Masukkan nomor paspor kamu. No. merupakan kepanjangan dari nomor, bukan Notorious B.I.G.
Nama Lengkap (Sesuai Passport): Tulislah nama lengkap kamu di sini, sesuai yang ada pada paspor kamu. Apabila kamu seorang pedantik, maka kamu akan menemukan bahwa paspor akan ditulis sebagai ‘passport’ bukan paspor.
Jenis Kelamin: Hanya ada dua jenis yang dapat kamu pilih di sini, yaitu Laki-laki dan Perempuan, tidak ada lingga, atau yoni.
Tempat Lahir: Tulislah tempat kelahiran kamu, dengan nama kotanya. Bukan ditulis ‘Rumah Sakit’, ‘Kasur’, ataupun ‘Bale bambu buah tangan bapakku’.
Tanggal Lahir: Pilihlah tanggal lahir kamu sebenar-benarnya pada tabel yang disediakan.
Alamat Rumah: Tulis alamat rumah, atau alamat tempat tinggalmu saat ini, tidak harus sesuai dengan KTP ataupun paspor. Namun jangan berikan alamat palsu, ya.
Provinsi: Pilih provinsi tempat kamu tinggal, tentunya yang masih berada di Indonesia.
Kabupaten/Kota: Setelahnya, barulah pilih kabupaten/kota tempat tinggal kamu.
No. Handphone: Masukkan nomor telepon genggam aktif yang kamu punyai saat ini.
Email: Ini adalah hal krusial yang penting untuk diisi, karena nantinya tanda terima pendaftaran vaksinasi, termasuk formulir pendaftaran, akan dikirimkan langsung ke email kamu. Oleh karena itu jangan asal isi alamat email seperti misalnya gmail@arievrahman.com.

Kebangsaan: Pilihlah kebangsaan, atau kewarganegaraan kamu pada kolom yang tersedia. Sebagai seorang nasionalis, tentu saya memilih Indonesia.
No. KTP: Tulis juga nomor KTP kamu di sini. Apabila belum tahu, KTP merupakan kepanjangan dari Kartu Tanda Penduduk, bukan yang lain.
Pekerjaan: Tulislah pekerjaan kamu di sini, walaupun sebenarnya tidak wajib diisi, namun sebagai seorang pria, bekerja itu hukumnya wajib.
No. Travel: Saya masih tidak paham nomor apakah yang dimaksud pada isian ini, mungkin nomor registrasi resmi travel umrah yang dimaksud. Apabila bingung, kolom ini dapat dikosongkan, kan tidak wajib diisi.
Nama Travel: Apabila mau, kamu dapat juga menulis nama biro travel yang kamu gunakan untuk umrah, dan semoga saja bukan Travel Pertama.
No Telepon Travel: Tulis pula nomor telepon biro travel yang kamu pilih, apabila ada … sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi.
Masukkan huruf/angka berikut: Terakhir, masukkan huruf dan/atau angka yang terdapat pada kolom isian. Pada contoh di atas tulislah ‘yymca’ dan jangan dinyanyikan “YMCA it’s fun to stay at the Y.M.C.A.”.
Setelah semuanya diisi lengkap, pastikan juga bahwa tidak ada kesalahan pengisian, sebelum kamu mengklik tombol ‘Kirim’. Nantinya sistem akan mengirimkan dua buah file ke email yang telah kamu daftarkan, yaitu Tanda Terima Pendaftaran Online dan Formulir Pendaftaran Online Vaksinasi Internasional.
Jangan lupa, cetaklah kedua formulir ini, karena akan digunakan ketika melakukan proses registrasi ulang di KKP yang diinginkan.
Menyiapkan Dokumen Persyaratan Vaksinasi
Setelah mendaftar, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai persyaratan pembuatan buku kuning vaksinasi. Seperti yang dikutip dari berbagai sumber termasuk poster resmi yang terdapat di KKP, dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah:
Formulir Pendaftaran (dan Tanda Terima Pendaftaran Online)
Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, formulir pendaftaran dan tanda terima pendaftaran yang kamu dapatkan secara online merupakan dokumen wajib yang harus dicetak dan ditunjukkan di meja registrasi KKP. Atau kalau kamu tidak sempat mendaftar secara online, berarti kamu diharuskan mengisi formulir pendaftaran dengan tulisan yang terbaca dengan jelas, bukan dengan tulisan dokter.

Fotokopi Paspor
Berikutnya, kamu juga harus menyiapkan fotokopi paspor, cukup halaman depan saja yang berisikan identitas diri, tidak perlu memamerkan semua stempel dan visa negara-negara yang telah kamu kunjungi. Be humble, kan mau umrah.
Pas Foto Berwarna 1 lembar ukuran 4×6 cm
Siapkan juga pas foto berwarna dengan pose resmi terbaikmu, bukan seperti yang terdapat pada SIM, yang kadang-kadang menunjukkan muka jelek kamu. Tidak ada ketentuan mengenai latar belakang foto, yang penting polos, bukan pemandangan Pantai Parang Tritis.
Surat Persetujuan Izin Tindakan Vaksinasi
Surat ini dapat kamu dapatkan langsung di KKP, letaknya ada di dekat pintu masuk, dan apabila bingung mengisinya, kamu dapat meminta bantuan kepada petugas yang berjaga di sana, tanpa tambahan biaya. Intinya, surat ini akan memuat beberapa daftar pertanyaan untuk skrining kontra indikasi tubuh kamu terhadap proses vaksinasi.
agi wanita usia subur yang akan divaksin meningitis, wajib melakukan pemeriksaan kehamilan (HCG Test) di laboratorium.
Berangkat ke Kantor Kesehatan Pelabuhan
Setelah mendaftar (secara online) dan menyiapkan syarat-syarat yang diperlukan, maka berikutnya adalah berangkat ke KKP sesuai dengan jadwal yang telah dipilih sebelumnya. Sekadar informasi, pendaftaran juga pemberian nomor antrean dimulai pukul 07.30 dan ditutup pukul 14.00, sementara pelayanan vaksinasi dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00.

Pagi itu, saya dan Neng tiba sekitar pukul setengah delapan, dan KKP sudah penuh dengan mobil-mobil yang parkir di halaman –entah milik para pencari vaksin, atau pegawai KKP, sementara sebuah gerobak Indomie dan penjaja minuman nampak berjualan dengan asyik di depan KKP.
Masuk ke dalam, suasana pun tak kalah ricuh, ketika lobi KKP sudah dipenuhi para pencari vaksin. Kami bergegas menuju meja pendaftaran, untuk menyerahkan kelengkapan dokumen yang telah kami bawa, namun petugas menolak kelengkapan kami, karena saat itu kami lupa mencetak Tanda Terima Pendaftaran Online dan Formulir Pendaftaran Online Vaksinasi Internasional.
Sebagai kids zaman now saya sedih, karena tidak bisa mendaftar hanya dengan menunjukkan email yang berisikan Tanda Terima Pendaftaran Online dan Formulir Pendaftaran Online Vaksinasi Internasional yang sudah saya dapatkan sebelumnya.
Untungnya, ada petugas parkir yang baik hati dan bersedia membantu kami, “Bapak tunggu di sini saja, nanti kirim ke WA saya formulirnya, biar saya cetak.” Ucapnya “Bisa sarapan nasi kuning dulu, Pak.” Tambahnya sambil menunjuk ke penjual nasi kuning di lobi KKP. Tapi saya kan sedang diet.
Registrasi Ulang di Meja Pendaftaran
Setelah dokumen lengkap, saya kembali ke arah meja pendaftaran untuk menyerahkan semua yang saya miliki, dan salah satu privilege sebagai pendaftar online adalah jalur pendaftaran yang berbeda. Apabila pendaftar manual harus menyerahkan dokumen dan kelengkapan kepada petugas untuk diproses secara manual, maka pendaftar online hanya perlu…
“Masukkan saja ke dalam kotak, Pak.”

Ya, cukup masukkan semua berkas ke dalam kotak bertuliskan ‘Online’ maka kamu sudah dianggap melakukan registrasi di KKP Halim, cukup simpel kan? Oh iya, pendaftaran ini harus dilakukan sendiri oleh calon jamaah yang bersangkutan dan tidak dapat dilakukan secara kolektif.
Tak lama kemudian, saya dipanggil untuk diberikan nomor antrean, dan diminta untuk membayar biaya vaksinasi ke loket bank yang tersedia di sudut ruangan. Apabila saat dipanggil tidak ada, maka kamu akan dilewatkan dan akan diberikan nomor baru setalah nomor pendaftaran terakhir. Nantinya vaksinasi akan dilakukan sesuai nomor antrean yang didapat.
Namun sebelumnya, saya harus…
Membayar Biaya Vaksinasi
Pembayaran biaya vaksinasi ini dilakukan di loket khusus yang bekerja sama dengan salah satu bank BUMN tanah air, sebut saja BRI, yang hanya melani pembayaran secara tunai, kalau saya tidak salah ingat.
Lalu apabila tidak membawa uang tunai bagaimana? Tenang, ada ATM kok di lobi KKP. Iya, ATM BRI juga.
Oleh ibu-ibu penjaga loket, saya diminta membayar biaya vaksinasi, sebesar Rp305.000,- per orangnya, atau Rp610.000,- berdua, Rp3.050.000,- bersepuluh, dan banyak apabila kamu mendaftar sekampung. Biaya-biaya tersebut meliputi:
- Biaya Pendaftaran Rp5.000,-
- Biaya Pemeriksaan Rp15.000,-
- Biaya Vaksinasi Meningitis Rp260.000,-
- Biaya Penerbitan Buku Kuning ICV Rp25.000,-

Setelah membayar, saya mendapatkan tanda bukti penyetoran, yang dicetak dengan menggunakan printer berjenis dot matrix. Hari gini dot matrix? Wallahualam Bishawab.
Menunggu Panggilan Masuk Ruang Periksa
Sebagai pendaftar online, beberapa kemudahan saya dapatkan, selain tidak perlu mengisi formulir pendaftaran secara manual, ternyata antrean yang saya dapatkan pun terpisah dari para pendaftar manual. Belum lagi, fasilitas ruang vaksin khusus yang disediakan untuk para pendaftar online.
Saat itu, saya mendapatkan nomor antrean online 22, sementara saya tidak mengetahui apa jadinya apabila saya tidak mendaftar secara online, karena ramainya pendaftar manual hari itu. Kurang lebih seperti ini penampakannya.
Tak lama menunggu, sebuah panggilan ditujukan untuk pendaftar online nomor punggung 22, yang kurang lebih seperti ini panggilannya. “Pendaftar Online Nomor 22, dipersilakan masuk Ruang Vaksinasi nomor tiga.” tanpa adanya suara ting tung ting tung seperti di stasiun kereta.
DHEG!

Proses Vaksinasi
Tiga orang petugas menyambut kami di dalam ruangan berukuran sekitar 2×2 meter itu, ada Dokter Iis yang mengecek kontra indikasi dan kondisi tubuh kami, Ibu Nety yang bertugas membuat buku kuning ICV, dan ada seorang suster yang mendapatkan kehormatan untuk melakukan proses suntik-menyuntik ini.
“Kalau sakit, tarik napas panjang ya!” Begitulan instruksi yang Neng dapatkan ketika dia akan disuntik. Maklum, anaknya takut dengan jarum, yang tidak tumpul. “Pokoknya, tangan jangan dikakuin.”
Lemesin aja shaaaay~

Awwww~
Suntik vaksinasi meningitis ini umumnya dilakukan pada lengan kiri, sedikit di bawah bahu, dan diantara bisep dan trisep yang kekar. Prosesnya sendiri tidak sakit, karena menggunakan jarum berukuran kecil, bukan jarum neraka. Jauh lebih sakit ketika saya akan disunat 20 tahun lalu.
“Nanti kalau demam minum paracetamol.” Dokter Iis menyarankan “Lalu kalau bengkak, tinggal dikompres air hangat.”
Gak sekalian mandi air hangat dan sauna nih, Dok?
Tanda Tangan dan Penyerahan International Certificate of Vaccination

“Sekarang, tanda tangan di sini.” Pinta Ibu Nety, sambil menunjukkan buku kuning ICV yang akan dibuat khusus untuk saya. Pada centerfold buku itu terdapat identitas dan tanggal lahir saya, dengan kolom yang menunjukkan proses vaksin yang telah saya lakukan beserta tanggal dan stempel resmi dari KKP, pertanda buku kuning vaksinasi ini telah siap digunakan untuk umrah.
Well, terima kasih KKP, sebagai pendaftar online saya sungguh dimudahkan dalam proses mendapatkan buku kuning ini. Dari mulai tiba di lokasi pukul delapan pagi, melakukan pembayaran pukul 08.36, disuntik pukul 08.45, hingga pulang kembali ke kantor pada pukul sembilan kurang.
Syukran!

KKP Soekarno Hatta
Email: kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id
Telepon kantor: (021) 5506068, 5507989
Untuk Wilayah Kerja Halim Perdana Kusuma: drg. Doria 085-7714-797733
Tagged: KKP Halim, Suntik Meningitis, Vaksin
saya suka baca blog nya mas Arif, saat lagi serius baca, eehh tetiba ada kalimat yg bikin saya tersenyum simpul, begitu seterusnya sampe artikel ini abis di baca.. gak bosenin decchhh…
LikeLike
Yay, alhamdulillah! Semoga bisa senyum-senyum terus yaaachhhh…
LikeLike
Pelayanan vaksinasi bisa di hari Sabtu?
LikeLike
Untuk Sabtu tutup ya kak 🙂
LikeLike
Untuk daerah Banyumas Purbalingga Cilacap Purwokerto Bumiayu Ajibarang Cilongok Karanglewas bisa merapat di klinik pratama PAC purwokerto ( http://www.tinyurl.com/klinikvaksin ), untuk suntik vaksin meningitis dan penerbitan Buku kuning garuda atau ICV. Reservasi bisa lewat WA 0813919192455 atau Mengisi Formulir ini http://www.tinyurl.com/f0rmvaksin
Jadwal pelayanan sabtu Minggu jam 08.00 sampai jam 15.00 wib
LikeLike
Wah mantap nih, weekend tetap buka! 😀
Terima kasih infonyaaa
LikeLike
Prosesnya mirip sama bikin paspor online ya? Kalo online online gini emang enak nih. Yang gak enak itu pacaran online. Apalagi nggak punya pacar.
LikeLike
Umm, belum pernah bikin paspor online malah hahaha, mungkin tahun depan bakal apply online dan ditulis di blog.
TAPI JANGAN CURHAT JUGA MZZZZ!
LikeLike
Duh!
LikeLike
Assalamualaikuuummm…
Ukhti kaget waktu baca judul dan mukadimah-nya.
Takut Akhi kenapa-kenapa atau kesambet sesuatu.
Tapi alhamdulillah semua baik-baik saja.
Semoga dilancarkan ibadahnya ya Akhi
Wassalamualaikummm…
#TerbawaSuasana #Sekali-kaliBerperilakuSyar’i
LikeLike
Waalaikumsalaaam~
Keren yaaa ukhti untuk mukadimah ana, sangat islami dan syar’i hasil copy pastenya, hahaha.
Alhamdulillah ibadah berjalan lancar, sudah kembali dengan selamat dan bisa membalas komen ukhti.
Masha Allah!
Wassalam~
LikeLike
Dulu aku kayaknya dikoordinir sama pihak travel. Sempet mau coba yang di rumah sakit sih, cuma karena disediain jadi ikut travel aja.
Syukron ya, Mas infonya. Hahahaha.
LikeLike
Wah baiknya pihak travelnya! Aku diminta vaksin sendiri soalnya, gakpapa lah sekalian belajar dan riset buat materi ngeblog hahaha.
LikeLike
Assalamualaikum om…
Apakah ada peringatan jika melakukan vaksin ini haruslah dalam kondisi tubuh yang fit? Nah terus akhirnya demam atau bengkak nggak om?
Nah, dokumen International Certificate of Vaccination sendiri diperlukan saat kapan? apakah menjelang keberangkatan di Bandara?
LikeLike
Waalaikumsalam Om.
Untuk vaksinasi ya memang sebaiknya dilakukan ketika fit, biasanya sih, kalau gak salah, dokter akan mengecek tekanan darah dan suhu tubuh secara formalitas sebelum melakukan tindakan vaksin. Kalau saya kemarin hanya bentol sedikit, dan gak sampai demam atau bengkak.
Untuk dokumen vaksinasi berupa buku kuning, itu nanti ditunjukkan ketika akan masuk ke Arab Saudi, dan sebaiknya dipegang erat-erat selama perjalanan.
LikeLike
Hello ,
I saw your tweet about animals and thought I will check your website. I like it!
I love pets. I have two beautiful thai cats called Tammy(female) and Yommo(male). Yommo is 1 year older than Tommy. He acts like a bigger brother for her. 🙂
I have even created an Instagram account for them ( https://www.instagram.com/tayo_home/ ) and probably soon they will have more followers than me (kinda funny).
I have subscribed to your newsletter. 🙂
Keep up the good work on your blog.
Regards
Wiki
LikeLike
Thanks Wiki! Good luck for your Instagram account! 😀
LikeLike
Kak ariev, aku mau tanya. Tapi aku takut nggak baca balesan dari kak arief. Nanti boleh diblaes lewat twitter, ya kak. Makaseh kak!
1. Kak ariev lakuinnya di halim karena domisili/paspor/emang diarahinnya disana sama pihak travel?
2. Harga dari kak ariev itu mutlak kan ya? Soalnya ada yg bilang 800ribu.
3. Selain di halim bisa di mana lagi ya, Kak? Domisiliku jaktim dan pihal travel juga domisilinya jaktim.
Sekian dan terima jawaban. Wqwqwqwq.
Salam.
Benaaa yang manis.
LikeLike
Setelah aku baca sampe 4 kali, aku paham.
Paham sekali. Ketiga pertanyaanku enggak usah dijawab kak. Hahahaha.
LikeLike
Wkwkwkwk siap kaaakkk! Udah terlanjur aku jawab hahaha.
LikeLike
Halo kak, maaf nih baru balas, hahaha.
1. Karena disaranin teman.
2. Harganya sesuai harga di loket tanpa calo.
3. Banyaaak listnya hahaha, bisa dicek linknya yaaa.
Wqwqwqw maap neh baru balas yhaaa.
LikeLike
Bener berita dan info tersebut, saya dapat vaksin yellow fever (stamaril) dan vaksin meningitis (menivax) serta vaksin polio injeksi di layanan kesehatan swasta di Bali.
Di layanan pemerintah surabaya dan jakarta kehabisan stok, ada teman pelayaran Emerald Cruise dapat vaksin tsb di klinik utama vidyan medika, gianyar, Bali. Infonya ternyata valid, dan terimakasih Bli Santika. Akhirnya saya bisa kembali kerja, pejuang dollar, bersaudara di laut bersahabat didarat.
Bagi teman2 yg belum dapat vaksin, ini kontak 0361 350 0090 vaksinnya. Selamat berjuang.
LikeLike
Niceeee, thanks infonya! 😀
LikeLike
Wah panduannya lumayan berguna, terutama bagi yg pertamakali vaksin
LikeLike
Siap terima kasih, dan semoga bermanfaat.
LikeLike
Salam Mas Arief,mau tanya ya
1. Berarti no yang terdaftar di online,itu berlaku untu nomer antrian ya?
2. Datang Harus pagi gitu jam 5 pagi atau kalau jalur online tidak begitu padat?
terimakasih untuk infonya,berguna sekali dan cukup jelas
LikeLike
Halo kak, kalau untuk nomor online nanti akan dilakukan registrasi ulang, di mana nanti akan ada penomoran ulang untuk antrean. Kalau untuk jalur online waktu itu sih tidak padat (sepertinya saya sudah menyebutkan ini di artikel), saya datang pukul 7 lebih dengan beberapa dokumen yang kurang, dan pukul 9 sudah pulang.
LikeLike
Mau registrasi online susaaaah bangeeet, dari hbs subuh sampai jam 9 pagi tidak berhasil. semua kolom isian sdh diisi kemudian klik kirim eh down melilu, ini ma tidak membantu
LikeLike
Waduh, kalau servernya down mungkin bisa dicoba terus pak. Kemarin saya soalnya lancar, dan ngisinya juga cuma pakai henpon. Semoga lancar segala urusannya ya.
LikeLike
Assalammualaikum Mas Arief mau nanya boleh ya….
Pas menaruh dokumen di kotak tulisan online dokumen harus pakai map atau tidak? Map biasa atau boleh pakai amplop coklat atau di staples aja langsung taruh kotak??
Terima Kasih
LikeLike
Waalaikumsalam mbak, kalau gak salah waktu itu cuma diklip biasa gak pakai map hehe. Atau bisa pakai staples langsung saja nanti.
LikeLike
Makasih banyak ya mas info2nya sangat lengkap , bermanfaat sekali buat calon jamaah spt saya. Bacanya jg tdk ngantuk dan bosan krn banyak jokes2 yg kadang garing sih tp entertaining haha..
LikeLike
Wahahaha, siappp, semoga ibadahnya lancar terus. Mohon maaf juga atas jokes garingnya 😀 😀 😀
LikeLike
Tanya dong, klu saya passport belum keluar apa bisa ikutan suntik meningitis
LikeLike
Bisa seharusnya kak, karena vaksin bukan hanya untuk yang mau ke luar negeri.
LikeLike
Terima Kasih banyak sudah sharing pengalamannya pak, informasinya bermanfaat dan memberikan pencerahan…
LikeLike
Siap! Semoga lancar selalu untuk segala urusannya!
LikeLike
suntik vaksin sebaiknya berapa hari sebeum tgl umroh kawan..
LikeLike
Sebulan sebelumnya aman kawan 🙂
LikeLike
Terimakasih banyak yaa mas utk informasinya. Lengkap, runut dan lucu tata bahasa nya. Jadi ga bosenin utk di baca hehehe
LikeLike
Alhamdulillah! Semoga bermanfaat ya mbak hehe.
LikeLike
stlh buku kuning jadi, kan tdk ada no passport bagi pndftr yg mndftr pke KTP.. Apakh nnti saat passport sudh jd harus kmbali lg k sna utk ksih no passport atw tdk prlu? & klo tdk da no passport dbuku kuning apakh tdk maslh nnti saat imigrasi d saudi?
LikeLike
Kalau saranku sih, mungkin bisa balik dulu ke KKP untuk update data dengan paspor, walaupun mungkin di imigrasi Saudi tidak akan dipermaasalahkan, namun demi keamanan sebaiknya data disamakan.
LikeLike
apakah bisa melakukan vaksin meningitis di KKP Halim di hari Sabtu? ada info untuk lokasi vaksin yg bisa di hari Sabtu tidak ya kak? Terima kasih
LikeLike
Kalau setahu saya sih bukanya hanya di hari kerja, jadi mungkin bisa izin sebentar di pagi hari untuk suntuk meningitisnya.
LikeLike
vaksin di Amalia Medical Center aja, tempatnya nyaman dan gampang prosesnya vaksinnya juga halal… lokasinya di Cawang jakarta Timur
LikeLike
Siap! Terima kasih infonya, buka setiap hari apa saja kak?
LikeLike
Cara mengurus kartu/buku kuning ICT (International Certificate Vaccination) untuk Yellow Fever maupun suntik meningitis yang biasanya di pakai oleh para teman pahlawan dolar/pelaut ataupun TKI maupun Jamaah Haji dan Umroh bisa dapatkan di Klinik Utama Vidyan Medika, Gianyar, Bali
0361 350 0090
LikeLike
Siap! Terima kasih infonya, untuk yang di Bali silakan merapat 😀
LikeLike
Untuk merek vaksin Meningitis Meningokokus yang digunakan oleh KPP apa ya? Apakah Menveo atau Menivax?
LikeLike
Wadaw, saya gak ingat. Kayaknya sih Menivax ya.
LikeLike
Apa wajib pakai 3 nama di (passport) untuk cetak icv??
mohon dibalas..
LikeLike
Engga wajib 3 nama kok seingatku 🙂
LikeLike
Assalamualaikum ,
Pak saya mau tanya . Nama di KTP saya 1 Kata, dan nama di paspor saya 3 kata (karena ada penambahan nama untuk umroh) untuk mengisi data nama sesuai KTP atau paspor saja ya ?
dan untuk umroh ceklis vaksin nya hanya meningitis meningokokus saja kah ?
mohon di jawab,
Terima Kasih.
LikeLike
Waalaikumsalam bu, kalau untuk suntik vaksin bisa ikut dengan paspor saja, dan checklistnya betul yang meningitis ya bu.
Sudah dijawab. Terima kasih.
LikeLike
mohon share alamat untuk pendaftaran online dong
LikeLike
silakan: https://sinkarkes.kemkes.go.id/vaksinasi_int/vaksinasi_int_public/add
LikeLike
Paspornya ga harus asli ya berarti?
LikeLike
iya fotokopi saja cukup gan
LikeLike
Alhamdulillah kemarin udh suntik di fatmawati, manfaat artikelnya mas
LikeLike
Alhamdulillah, semoga lancar selalu perjalanannya.
LikeLike
alhamdulilah sangat2 membantuuu banget mas arief,,cuman aku salah masukin foto pasport malah foto temenku mas gapapa mungkin yah klo data2 sudah benar semua tinggal saya tempel foto pasport saya hehehe
LikeLike
Wah hahaha, iya bisa diklarifikasi ketika datang suntik nanti.
Semoga lancar yaaa!
LikeLike
Hi..
Perkenalkan saya Marisa dari ProSehat.com, kami salah satu start up kesehatan yg menyediakan vaksinasi umroh. Jika kami ingin menghubungi Mas Arief untuk keperluan promosi layanan kami di blog bagaimana yah?
Ditunggu infonya.
Terima kasih.
LikeLike
Hi Marisa, salam kenal dan terima kasih atas messagenya.
Untuk keperluan kerjasama dan lain-lain, dapat menghubungi saya via email di ariev.rahman@gmail.com atau mengontak @galangs di Instagram.
LikeLike
Assalaamu’alaykum, Pekenalkan saya Mina… mau bertanya jika suntik vaksin H- 15 hari keberangkatan umroh apakah bisa? terima kasih
LikeLike
Waalaikumsalam, kalau bisa jangan terlalu mepet ya, tapi minimal 2 minggu harusnya aman kak.
LikeLike
Untuk suntiknya max. berapa hari sebelum berangkat umroh ya? soalnya saya masih urus paspor orangtua, dan tanggal selesainya mepet waktu berangkat..Terimakasih
LikeLike
Untuk suntik disarankan paling lambat 2 minggu sebelum berangkat umroh. Rencana mau berangkat kapankah?
LikeLike
terimakasih,sangat bermafaat dan membantu..meski saya sdh pernah, tapi itu dulu pada tahun 2017. saat ini mau ngurus lagi untuk keperluan ibu.
LikeLike