
“Kita mau ke mana? Ini bukan ke arah Kuala Lumpur, ya?” tanya gue kepada seorang pria di samping gue. KTM (Keretapi Tanah Melayu) komuter yang kami naiki melaju dengan kencang menuju arah yang terlihat seperti pedesaan. Jantung gue mulai berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang. Rasanya darah gue mengalir lebih cepat dari ujung kaki ke ujung kepala. Keringat dingin perlahan-lahan menetes dari ujung dahi. Oke, gue panik.
Gue. Panik.
Beribu-ribu pikiran negatif tiba-tiba berseliweran di otak gue. Puluhan what-if scenario pun terbayang. Bagaimana kalau orang ini penjahat? Bagaimana kalau gue diculik, terus dijual kepada para cukong human trafficking asal Thailand yang seram dengan kumis menjuntai seperti di film? Lalu sesampainya di Thailand, gue akan dijual kembali pada night club kelas satu kemudian dipaksa untuk menjadi sexy dancer.
***
Nukilan cerita di atas, berasal dari sebuah buku yang baru saja saya khatamkan kemarin. Buku yang terbit dari rahim Bentang Pustaka melalui B First di bulan Juli 2013 ini berjudul The DestinASEAN: Menjelajah Kisah di 10 Negara, yang mengisahkan tentang catatan perjalanan para pelancong di 10 negara ASEAN. Yang membuat buku ini seru, adalah hadirnya 10 orang penulis–termasuk pasangan suami istri Adam & Susan Poskitt, yang saya hitung satu, karena merupakan satu entitas yang terikat karena pernikahan–dengan ciri khas dan gaya penulisannya masing-masing. Berbeda dengan travel book atau travel guide pada umumnya, buku ini adalah travelogue para penulis, yang memaparkan secara seru dan gamblang mengenai peristiwa menarik yang mereka temukan selama di perjalanan.
Secara umum, buku setebal 246 halaman ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu People-Culture: Mengenal manusia, Menyelami Budaya, City: Menghirup Atmosfer Kota, History: Menguak Sejarah, Belajar dari Kekalahan, dan Nature: Menyapa Alam di mana pada tiap bagiannya berisi beberapa kisah unik dari para penulisnya.
Siapa saja mereka, dan apakah yang mereka tawarkan, saya akan membeleberkan sedikit di sini.
Adam & Susan Poskitt
Pasangan ini dikenal dengan nama @PergiDulu di Twitter, dan kabar baiknya mereka keranjingan traveling dan berencana mengelilingi dunia. Membaca cerita Adam di buku ini, mungkin akan membuat kamu sedikit mengernyitkan dahi sambil sesekali membuka kamus besar Bahasa Inggris – Indonesia sebelum akhirnya berseru “Oooh..” dan manggut-manggut. Ya karena Adam menulis cerita tentang Myanmar dalam Bahasa Inggris di buku ini.
Sementara Susan –istri Adam, bukan boneka Ria Enes– menulis cerita mengenai sejarah mengenai gua-gua di Laos yang digunakan untuk bersembunyi semasa negara tersebut dilanda perang bertahun-tahun. Pada cerita ini, saya sangat kagum terhadap hapalan sejarah Susan. Padahal saya saja sudah lupa tentang sejarah percintaan saya.
Tertarik membaca kisah kasih mereka? Kunjungi www.PergiDulu.com.
Adis Takdos
Dikenal sebagai backpacker gembel, @takdos mentasbihkan dirinya sebagai penulis cerita perjalanan bergenre komedi di blog pribadinya yaitu www.whateverbackpacker.com. Memiliki banyak penggemar tidak lantas membuat Adis mengubah gaya travelingnya menjadi backpacker sombong, tapi malah semakin gembel!
Gak percaya? Simak kisah yang dialaminya ketika ke Sumatera dengan hanya bermodalkan beberapa ratus ribu rupiah, beberapa teman baik, dan tampang yang memelas. Selain cerita itu, dia juga menceritakan kisah masa lalunya bersama sang mantan di Angkor Wat. Cuih!
Ariev Rahman
Orang-orang mengenalnya sebagai hamba Allah yang bersahaja dan sayang Mama, kata dia sendiri. Sementara kata orang-orang, dia fitnah. Sama seperti Adis, dia juga menganut aliran komedi di setiap tulisan perjalanannya. Pada buku ini, dia bercerita tentang kisah liburannya bersama Mama tercinta di Hat Yai dalam sebuah episode mamacation juga tentang pencarian air terjun para bidadari di Vietnam, yang ternyata justru membuat dia menemukan sebuah pelajaran tentang kehidupan.
Walaupun saat ini akun Twitter resminya sedang di-hack, pria yang siap menikah ini dapat dihubungi via Twitter di @arievrahman, dan bisa dibaca-baca kisah komedi lainnya di www.backpackstory.me.
Dendi Riandi
Apabila kamu membaca secarik kisah pembuka artikel ini, dan menyukainya, maka kamu telah terhipnotis oleh pesona tulisan @dendiriandi. Kabar baiknya adalah dia menceritakan kisah tersebut dengan gaya komedinya yang konyol dan terkadang sedikit garing, namun membuat pembaca penasaran akan kelanjutan ceritanya. Kabar buruknya, dia sudah bertunangan. Namun jangan kecewa, karena Dendi telah menyiapkan sebuah cerita lagi tentang kekejaman rezim Pol Pot di Kamboja.
Jika kamu merasa terhipnotis, dan ingin membaca tulisan-tulisan Dendi lainnya, bisa kunjungi www.dendiriandi.com.
Eka Situmorang-Sir
Kak @ceritaeka adalah satu-satunya penulis di buku ini yang membuat saya benar-benar iri. Bagaimana tidak? Pada dua cerita di bukunya, dia selalu mengumbar kemesraan dengan Adrian, suaminya. Sementara saya, masih gulana karena LDR. Mengambil latar Singapore dan juga Penang, Eka menceritakan kelucuan-kelucuan yang timbul selama bepergian dengan sang suami. Ceritanya sendiri, ditulis dengan gaya bahasa yang menggelitik dan dibumbui oleh qoute-quote yang manis.
Telah bergabung dalam beberapa komunitas blogger, saat ini cerita-cerita Eka lainnya dapat disimak di www.ceritaeka.com.
Marischka Prudence
Hanya ada dua kemungkinan jika ada orang yang tak kenal dengan @marischkaprue, yaitu (1) Orangnya jarang piknik, dan (2) Orangnya butuh piknik. Walaupun memulai karir sebagai anchor di salah satu televisi swasta, sekarang Prue lebih memilih jalan hidup sebagai full time traveler. Cerita yang diangkatnya di buku ini adalah cerita tentang keindahan Indonesia, tepatnya di Jailolo dan Morotai. Tak tahu di mana Jailolo dan Morotai? Makanya baca buku ini. Pssttt, pada cerita Morotai dikisahkan pula mengenai saksi Perang Dunia II yang tertidur di dasar lautnya.
Saya termasuk penyuka tulisan Prue di www.marischkaprudence.blogspot.com, namun membaca tulisan dia di buku ini –yang dipaparkan dengan sudut pandang berbeda daripada di blog–, telah membuat saya semakin menyukai tulisannya.
Oryza Irwanto
Mungkin orang-orang lebih mengenal Oryza Sativa dibandingkan dengan nama Oryza Irwanto, namun cerita yang ditulisnya di buku ini sedikit demi sedikit telah membuat nama @zavitto mencuri perhatian saya. Disangka sebagai TKI di Brunei Darussalam, dan disangka sebagai pinoy saat mengunjungi Manila, telah membuat saya berpikir jangan-jangan dia sepupuan dengan Mystique di X-Men. Berbeda dengan para pria lain di buku ini, Oryza menceritakan pengalamannya secara serius. Seserius status jomlonya sekarang.
Kisah-kisah seriusnya yang lain, bisa dibaca dengan mengunjungi www.afastar.wordpress.com.
Puti Karina
Jika mencari kisah perjalanan yang lain dari yang lain, membaca tulisan @puty di buku ini adalah tindakan yang tepat dan patut diacungi empat jempol. Lihat bagaimana dia bercerita tentang pengalamannya menonton konser di Singapura dengan bumbu sketch orisinil darinya, juga bagaimana dia bercerita tentang Ayutthaya yang dibalut dalam sajak-sajak romantis yang dibumbui foto-foto monokromatik kebanggaannya. Kabar buruknya, Puty baru saja bertunangan. Sementara kabar baiknya, dia tidak bertunangan dengan Dendi Riandi.
Cerita prosesi pertunangannya juga cerita-cerita “lain”nya bisa disimak di www.byputy.com.
Roy Saputra
Sebelum buku ini beredar, @saputraroy pernah berkolaborasi dengan Dendi dalam buku Trave(love)ing yang juga mengambil benang merah traveling. Di buku ini, dia bercerita tentang hal yang tak biasa dilakukan di Singapura yaitu … naik gunung. Juga tentang semalam di Makati, yang justru membuatnya merasa seperti di rumah. Loh kok bisa? Makanya baca bukunya. Sekadar informasi, cerita-cerita Roy di buku ini disajikan dalam bentuk komedi!
Roy adalah seseorang yang juga menjadi mentor saya dalam menulis komedi, dan tulisan-tulisan komedinya yang lain bisa dibaca di www.saputraroy.com.
Venus
Simbok @venustweets adalah seorang blogger kawakan yang ikut menyumbang kisah di buku ini. Singkat, padat, informatif, namun menggelitik adalah ciri khas yang digoreskan dalam setiap ceritanya. Mulai dari pijat di Thailand ketika badannya dilipat-lipat oleh sang pemijat, hingga masuk ke terowongan bekas perang di Vietnam yang membuatnya merinding sebadan-badan. Hiy! Pengalaman masuk ke gua panjang bekas perang, yang juga dialami oleh Susan telah membuat saya berpikir “INI CEWEK-CEWEK KOK SUKA YANG PANJANG-PANJANG DAN GELAP SIH?!”
Ratusan postingan blog Venus yang lain, dapat dibaca di blog pribadinya yang bertajuk www.venus-to-mars.com.
***
Walaupun secara de facto buku The DestinASEAN telah berada di beberapa toko buku pada minggu ketiga di bulan Juli, namun secara de jure buku tersebut baru sah turun di pasaran ketika diselenggarakan launchingnya pada tanggal 26 Juli 2013.
Mengambil tempat di Function Room Gramedia Matraman, launching buku The DestinASEAN tersebut dapat dibilang meriah, walaupun diadakan pada bulan puasa. Dengan dipandu MC dari pihak penerbit Bentang Pustaka –Namanya Mbak Ditta, kali-kali ada yang memendam rasa–, acara berlangsung cukup seru dengan hadirnya pengunjung yang silih berganti memberikan pertanyaan kepada para penulis, mengenai traveling di Asia Tenggara.
Acara juga menampilkan sesi bagi-bagi hadiah, baik dari pihak penerbit, penulis –termasuk dua set sketch yang dibuat dengan manis oleh Puty–, hingga pihak sponsor. Pada satu kesempatan pembagian hadiah, Adis sempat meminta salah seorang pengunjung untuk kayang di depan panggung!
***
Sekitar sebulan berikutnya, tim The DestinASEAN juga diundang untuk mengisi sesi talkshow pada acara SOSIALISASI KOMUNITAS ASEAN 2015 “Persiapan ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 (AEC 2015)” yang diprakarsai oleh Asean Blogger Community dan mengambil tempat di Gedung Caraka Loka, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri, tepatnya pada tanggal 24 Agustus 2013.
Pada acara yang dihadiri oleh pejabat-pejabat kementerian termasuk perwakilannya, kami secara malu-malu membedah buku The DestinASEAN tersebut di depan ratusan penonton. Dan sesi yang dipandu oleh Mas Wisnu sebagai moderator tersebut berlangsung seru, dengan adanya pengunjung yang juga turut memberikan tanggapannya mengenai traveling di Asia Tenggara. Sama seperti acara sebelumnya, di acara ini juga diadakan sesi bagi-bagi hadiah kepada pengunjung.
***
Ini kisah saya mengenai The DestinASEAN, kalau kamu?
***
The DestinASEAN:
Traveling kali ini bukan lagi tentang pergi ke banyak tempat dengan bujet seminim mungkin,
melainkan tentang “rasa haus yang tertawarkan”.
Tagged: B First, Bentang Pustaka, Book, The DestinASEAN, travelogue
arghhh…keren….
LikeLike
Thanks Mas 😀
LikeLike
aaaah….ada foto saia disituh…
LikeLike
aaah… amuh siapah?
LikeLike
Kalau benar seorang Ariev Rahman diculik cukong yang kumisnya menjuntai, waah pasti negeri ini kehilangan salah satu pekerja terbaik :)))
Nanti kalau aku balik ke tanah air, bakal beli buku-bukumu. Semangat menulis untuk Indonesia!
LikeLike
Kalau benar seorang Ariev Rahman diculik cukong yang kumisnya menjuntai, waah pasti negeri ini kehilangan salah satu pekerja terbaiknya :)))
Nanti kalau aku balik ke tanah air, bakal beli buku-bukumu. Semangat menulis untuk Indonesia! Tulisanmu yang English keren juga lho 😀
(Maaf yaa tulis komen 2x, yang tadi buru-buru)
LikeLike
Ahahaha, makasih kaaak! Kamu di mana siiihhh? Mbok aku diajakin ke sana jugaa 😀
Terima kasih! Semoga aku makin semangat nulis, hihi.
LikeLike
Kembali kasiiihhh…
Aku lagi syuting sama F4 (bukan ding) di Taiwan nih, tapi tiap liburan mudik sih 😉 Transportasi di sini keren, mirip Jepang! Kapan ke sini? Hihihiii… Kalau mau kartupos, dengan senang hati aku kirim…
Suka baca tulisanmu Riev, ringan, lucu & cerdas 🙂
LikeLike
Loh, kamu emang kerja/stay di sana ya?
Kemarin gimana Jelajah Rempahnya? 😀
Aku pengin sih ke Taiwan, tapiii, lagi pengin nabung tahun ini, hihi.
Eh, thanks ya sudah suka baca 😉
LikeLike
Jadi pelajar yg baik nih sampai Juli 2015 😉 Kalau kamu tahun depan ke Taiwan, pasti aku temuin, dan ku traktir deh, hihiii… Oiyaa, awal Januari – awal Maret begini bisa lihat bunga sakura di Yang Ming Shan lho 😀
Semangat nulis! Yg English dibanyakin yaa, heheee…
Jelajah Rempah seru dong…mulai dari barang titipan yg beratnya 8 kg, ngajar anak-anak SD-SMP, naik turun bukit, diPHP pemilik pulau, sampai kena palak di bandara Biak, hahaaa…
LikeLike
Wah asik masih lama! We’ll see ya, kalau aku masih ada cuti sampai akhir tahun nanti, aku pertimbangkan ke Taiwan since ada teman juga yang kuliah di sana.
HUWOOO, mana ada link cerita jelajah rempahnya gak? Mau bacaaaa 😀
PS: Tulisan English rencananya bakal ada minimal sebulan sekali.
LikeLike
Oo…datanglah selagi sempat & ada teman. Memang jumlah WNI di sini ada 300ribu jiwa…toko/warung Indonesia pun buanyak 🙂 Nanti bisa kayang juga sih Riev, di depan Chiang Kai Sek Hall atau Taipei 101, kalau perut masih mampu 😀
Waah cerita Jelajah Rempah belum selesai, saking banyaknya…jadi bingung harus bagaimana, heheee… Ada juga pengalaman yg mirip dengan 11 hal kece di Belitong 😉
Okee, aku nantikan versi English yaa, seminggu sekali juga boleh 😛
LikeLike
Hahaha, iya iya nanti diusahakan ke sana selagi ada waktu.
Akkk, ini nulis Indonesia seminggu sekali aja masih keteteran kak hihi. Aku nunggu postinganmu juga ya, ceritakan 11 hal menarik di Taiwan, buat supaya aku mau ke sana :p
LikeLike