Sebagian orang melakukan perjalanan untuk mencari cinta, sebagian lainnya untuk melupakan cinta, sementara mereka yang beruntung menempuh perjalanan untuk menikmati cinta. Singapura, 2010 Berbekal paspor yang masih perawan, — yang setelah perjalanan ini, menjadi tak perawan lagi karena perlakuan senonoh pihak imigrasi — saya memantapkan diri mengunjungi Singapura, tempat di mana seorang wanita yang saya cintai pergi dan kemudian melupakan cintanya saya kehilangan cintanya. Perjalanan tersebut berlangsung menyenangkan sekaligus menyedihkan, menyenangkan karena saya mendapat pengalaman baru bepergian ke luar negeri, namun menyedihkan karena sejauh kaki melangkah saya masih tak dapat menemukan jejak di mana cinta saya ditinggalkan — dan ditanggalkan — olehnya di Singapura. Mulai dari Serangoon Road, saya berjalan ke arah selatan, melewati Bugis Street yang ramai dengan pasarnya, berhenti sejenak untuk mengagumi…