Nama saya adalah Muhammad Arif Rahman, dan saya bukan seorang teroris. Kata orang, nama adalah doa, dan itulah doa Papa ketika menamai saya delapan belas tahun (lebih beberapa tahun) silam. Doanya adalah menjadi seorang anak yang dapat berperilaku seperti sang rasul, yang memiliki sifat bijaksana, dan penuh kasih sayang. Bukan seorang anak yang akan dipersulit nasibnya ketika hendak memasuki Amerika Serikat. “Mr. Muhammad Arif Rahman?” Seru si petugas sebelum saya memasuki ruang tunggu keberangkatan Dubai International Airport, saya mengangguk. “From Indonesia?“ “Yes.” Jawab saya tegas, seperti orang tua si wanita pada video klip band Kanada MAGIC! yang berjudul ‘Rude’. Saya memberikan boarding pass beserta paspor yang telah ditempeli Visa Amerika padanya. Tangannya menunjuk ke sebuah sudut ruangan, tempat beberapa alat pemindai berada. “That way, Sir.” Sementara para…