“Terserah kamu aja deh Beb, aku ke mana saja ikut.” Ujar Eva, di tengah malam yang panas –karena kamar saya yang tidak ber-AC–, menjawab pesan yang saya kirimkan via WhatsApp. Dibantu dengan koneksi internet yang kencang, saya yang saat itu berprofesi sebagai pemburu tiket murah pun langsung melakukan beberapa kali klik pada website maskapai negara tetangga yang didominasi warna kebanggan Bangsa Indonesia, yaitu merah putih. “Okay Beb, jadinya ke Penang bulan Maret, tiketnya lima ratus ribu PP.” Balas saya lagi via WhatsApp, yang tak dibalasnya lagi, karena sudah ketiduran. Memang, salah satu derita pencari tiket murah(an), adalah sering dititipi oleh kawan-kawan yang terkadang bahkan tidak menemaninya dalam proses booking dan payment, melainkan hanya berucap: (1) Gue titip ya. (2) Ke mana saja terserah deh, yang penting murah.…