“Yo aku melu to!” Rengek Mama ketika saya memberi tahu bahwa besok saya akan mengikuti walking tour perayaan imlek di Kawasan Petak Sembilan, Jakarta. Dan saat itu, kebetulan, Mama memang akan pergi ke Jakarta untuk mengunjungi anak semata wayangnya. “Mosok aku dewekan ning omah?” “Iyo, yowes melu wae.” Jawab saya mengiyakan, sebelum dikutuk menjadi batu akik. “Acarane esuk lho.“ Terdengar jeda sejenak dari sambungan telepon di ujung sana, sebelum muncul suara yang sudah akrab di telinga selama lebih dari 20 tahun, “Jadi besok aku pakai baju merah ya? Terus kembaran, kita?” Kali ini giliran saya yang mengheningkan cipta. Petak Sembilan, sebenarnya bukan barang baru buat saya, karena saya pernah melakukan kunjungan ke sana bersama seorang panda lokal tahun lalu. Namun bagi Mama, yang tidak tinggal di…