Suatu malam, Ani bermimpi. Dia tersesat pada sebuah tempat yang nampak asing baginya, di mana semua hal yang ada di sana belum pernah dilihatnya. “Pokoknya gelap tempatnya, dan banyak banget gituan yang tergantung.” Gituan yang dimaksud oleh Ani adalah penis, atau dalam bahasa yang lebih sopan dan supaya tidak terkena blokir internet sehat, disebut sebagai phallus. “Ukurannya beda-beda, ada yang kecil, ada yang gede banget! Bentuknya juga beda-beda.” “Ah, tapi masa itu yang bikin latah, Mpok?” Saya bertanya, masih ragu dengan jawabannya. “Bentuk beda-beda itu, ada yang sunat, dan ada yang engga?” “Iya betul, Mas Arif.” Jawabnya sambil tertawa. “Pokoknya habis mimpi itu, sekarang saya jadi suka latah nyebut kont…eh konci.” Saya mencoba tak percaya dengan jawabannya, namun ternyata Yuli, anaknya juga mengalami mimpi…
Tagged: Bhutan, Chimi Lhakhang, Divine Madman, Drukpa Kunley, Phallus, Punakha