“Kita mau ke mana? Ini bukan ke arah Kuala Lumpur, ya?” tanya gue kepada seorang pria di samping gue. KTM (Keretapi Tanah Melayu) komuter yang kami naiki melaju dengan kencang menuju arah yang terlihat seperti pedesaan. Jantung gue mulai berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang. Rasanya darah gue mengalir lebih cepat dari ujung kaki ke ujung kepala. Keringat dingin perlahan-lahan menetes dari ujung dahi. Oke, gue panik. Gue. Panik. Beribu-ribu pikiran negatif tiba-tiba berseliweran di otak gue. Puluhan what-if scenario pun terbayang. Bagaimana kalau orang ini penjahat? Bagaimana kalau gue diculik, terus dijual kepada para cukong human trafficking asal Thailand yang seram dengan kumis menjuntai seperti di film? Lalu sesampainya di Thailand, gue akan dijual kembali pada night club kelas satu kemudian dipaksa untuk menjadi sexy dancer. *** Nukilan cerita…
Tagged: B First, Bentang Pustaka, Book, The DestinASEAN, travelogue
