“Pesan apa, Pak?” Sang pelayan melempar tanya dengan wajah malu-malu. “Mie Aceh satu, Mas.” Jawab saya, tak kalah memalukan. “Yang spesial, dengan daging dan udang.” “Rebus, atau Goreng, Pak?” Saya sempat berpikir sejenak, sebelum memutuskan bahwa saya memesan “Tumis, Mas.” Tak perlu menunggu lama, pesanan saya pun datang. Sepiring mie tumis khas Aceh, dengan kuah kaldu beraroma rempah yang kental kecoklatan, lengkap dengan daging, udang, timun, dan emping yang tersaji manis. Jika ingin lebih nikmat, tambahkan perasan jeruk nipis serta potongan bawang merah dan cabe rawit yang disajikan terpisah. Nyam! Di rumah makan yang terletak di bilangan Bendungan Hilir Jakarta Pusat ini, Mie Aceh — bersama dengan sambal ganja dan ayam tangkap — memang menjadi primadonanya. Hanya dengan dua puluh dua ribu rupiah, kita…
Tagged: Aceh, Mie Aceh. I Love Aceh, Sabang
