“So, this will be your room, here.” Ucap Nico, host airbnb kami di Venezia, sambil menunjukkan sebuah kamar mungil nan rapi yang terletak di lantai tiga bangunan tersebut. “If you want some magic, just open the window.” Setelah dia membuat kami, atau saya tepatnya, menggotong koper seberat dua puluh kilo naik ke laantai tiga tanpa adanya lift, eskalator, maupun ojek gendong, kini apa lagi yang dia tawarkan? Saya yang penasaran langsung bergegas membuka jendela kamar tersebut, dan menemukan pemandangan khas Venezia dalam satu bingkai. Gondola yang melaju melalui kanal-kanal sempit, dengan rumah-rumah beratap merah bata berjejer di sampingnya. Sepertinya pilihan saya untuk berbulan madu di Venezia cukup tepat dengan hadirnya pemandangan tersebut. “The view is fantastic.” Puji saya, yang sesaat melupakan penat di bisep kekar yang…