Assalamualaikum! Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Ilaahi Robbi yang telah memberikan kita beribu-ribu kenikmatan, baik nikmat Iman dan Islam, ataupun nikmat Sehat Wal’afiat, sehingga pada hari ini kamu dapat membaca artikel yang Insha Allah dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ini. Tidak lupa pula, shalawat beserta salam kita limpahkan bersama kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Mungkin ada yang bertanya, kok tumben mukadimah blog ini menggunakan bahasa-bahasa yang Islami dan seperti hasil copy paste dari Google? Well, hal tersebut tidak lain tidak bukan adalah karena pada artikel ini, saya akan membahas mengenai Suntik Vaksin Meningitis, yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi apabila kamu akan menjalankan ibadah umrah –juga bepergian ke negara-negara tertentu.

Masha Allah!

Persyaratan Vaksin untuk Umrah
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memang mewajibkan vaksin meningitis sebagai syarat melakukan ibadah umrah dan haji –juga untuk para pekerja asing di sana, karena menurut WHO (World Health Organization) Arab Saudi termasuk salah satu tempat endemik bagi penyebaran virus penyakit meningitis, di mana virus meningitis ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dan cacat yang cukup serius.
Meningitis merupakan radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut sebagai meningen.

Intinya adalah, bagi mereka yang ingin bepergian ke Saudi Arabia, baik untuk menunaikan ibadah haji, umrah, ataupun bekerja dalam jangka waktu tertentu, diminta untuk menyediakan sertifikat vaksinasi meningitis yang diambil sebelum masuk ke Saudi Arabia, tidak kurang dari sepuluh hari dan tidak lebih dari tiga tahun. Sertifikat Vaksinasi, International Certificate of Vaccination atau ICV, yang lebih dikenal di Indonesia sebagai buku kuning vaksin. Buku kuning, bukan kartu kuning seperti yang ditujukan ke Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Memangnya, bagaimana cara supaya kamu dapat disuntik vaksin meningitis dan mendapatkan buku kuning vaksin secara resmi? Simak baik-baik tahapan di bawah ini.

[DISCLAIMER: Artikel ini bukan ditujukan untuk kamu yang menganggap bahwa vaksin itu haram dan lebih berbahaya daripada tidak divaksin]

Memilih Lokasi Vaksin

Untuk lokasi pemberian vaksin, sebenarnya tersedia banyak di Indonesia, mulai dari dokter umum, pet shop, Posyandu, Rumah Sakit, hingga Kantor Kesehatan Pelabuhan, namun tidak semuanya melayani pemberian vaksin meningitis dan bisa menerbitkan ICV secara resmi.

Salah satu pilihan utama untuk mendapatkan ICV yang asli dan resmi, adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan, yang bisa disingkat menjadi KKP, sama dengan singkatan untuk kakap, atau kokop.

KKP Halim

Atas rekomendasi seorang kawan, saya memilih KKP Kelas I Soekarno Hatta Wilker Halim Perdanakusuma yang terletak di Jalan Jengki Nomor 45, RT.8/RW.2, Kebon Pala, Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13650, sebagai lokasi vaksinasi. Kata Beliau “Yang di Halim lebih sepi daripada yang di Soekarno Hatta, dan lebih dekat pula dari kantor lu.”

Iya juga sih, sebagai karyawan yang bekerja di bilangan Jakarta Pusat, wilayah Halim memang terletak lebih dekat dibandingkan Probolinggo. Sekadar informasi, kamu bisa memilih lokasi KKP yang paling dekat dari tempat tinggal kamu pada daftar yang terdapat di situs resmi KKP ini.

Setiap calon jamaah umrah wajib memiliki buku kuning ICV (International Certificate of Vaccination) yang berlaku sampai halaman buku habis.

Melakukan Pendaftaran (secara Online)

Setelah menemukan KKP yang dituju, maka langkah berikutnya adalah melakukan pendaftaran, yang sebaiknya dilakukan secara online —atau daring sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, guna menghindari panjangnya antrean pendaftaran yang mungkin kamu temui langsung di KKP.

Untuk melakukan pendaftaran vaksin secara online di KKP terkait, kamu dapat mengunjungi halaman resmi KKP ini, dan mulai mengisi formulirnya.

Vaksin Meningitis Online

Apabila kamu membutuhkan panduan pengisian, maka berikut ini adalah panduan yang dapat saya berikan. Ingat, yang wajib diisi hanyalah yang bertanda * berwarna merah, sementara sisanya bersifat sunnah.

Tanggal Permohonan: Tanggal ini akan terisi secara otomatis, menyesuaikan tanggal ketika kamu mengisi formulirnya.

Tanggal Keberangkatan (rencana): Masukkan rencana tanggal keberangkatan kamu ke tanah suci, dan ingatlah petuah di bawah ini.

Setiap calon jamaah umrah wajib divaksinasi Meningitis Meningokukos halal selambatnya dilakukan 1 bulan sebelum keberangkatan dan berlaku selama 2 tahun.

Tanggal Pelayanan: Masukkan tanggal pelayanan yang diharapkan, sebelum kamu melangkah ke isian selanjutnya. Tidak ada ketentuan harus diajukan beberapa hari sebelum kedatangan ke KKP, bahkan kamu dapat mengisi formulir online ini langsung pada hari H kedatanganmu ke KKP.

KKP: Pilih lokasi KKP yang kamu inginkan, dan untuk Halim, maka pilihlah Soekarno Hatta. Jangan protes, karena…

KKP Induk/Wilker: KKP Halim merupakan bagian Wilayah Kerja dari KKP Soekarno Hatta. Pada kolom ini kamu juga akan menemukan jumlah sisa kuota pendaftar online yang dapat dilayani pada tanggal yang dipilih. Apabila sudah habis maka pilihannya adalah tetap datang dan mendaftar secara manual, memilih tanggal lain, atau tidak jadi berangkat umrah.

Jenis Permohonan: Terdapat tiga pilihan bantuan di sini, yaitu ‘Meningitis Meningokokus’, ‘Yellow Fever’, dan ‘Polio OPV’. Kamu pasti tahu akan memilih yang mana kan, di 2019?

Tujuan Vaksinasi: Sebutkan tujuan vaksinasimu di sini, apakah untuk umrah, untuk persyaratan menjadi TKI, ataupun untuk tujuan perjalanan lainnya. Bukan, bergabung dengan ISIS bukanlah sebuah tujuan perjalanan, ya.

Vaksin Meningitis Online

File Passport: Pada kolom ini, kamu diminta mengunggah file atau foto paspor kamu dalam format .jpeg/.jpg/.png. Tidak, tidak ada format .3gp di sini.

No. Passport: Masukkan nomor paspor kamu. No. merupakan kepanjangan dari nomor, bukan Notorious B.I.G.

Nama Lengkap (Sesuai Passport): Tulislah nama lengkap kamu di sini, sesuai yang ada pada paspor kamu. Apabila kamu seorang pedantik, maka kamu akan menemukan bahwa paspor akan ditulis sebagai ‘passport’ bukan paspor.

Jenis Kelamin: Hanya ada dua jenis yang dapat kamu pilih di sini, yaitu Laki-laki dan Perempuan, tidak ada lingga, atau yoni.

Tempat Lahir: Tulislah tempat kelahiran kamu, dengan nama kotanya. Bukan ditulis ‘Rumah Sakit’, ‘Kasur’, ataupun ‘Bale bambu buah tangan bapakku’.

Tanggal Lahir: Pilihlah tanggal lahir kamu sebenar-benarnya pada tabel yang disediakan.

Alamat Rumah: Tulis alamat rumah, atau alamat tempat tinggalmu saat ini, tidak harus sesuai dengan KTP ataupun paspor. Namun jangan berikan alamat palsu, ya.

Provinsi: Pilih provinsi tempat kamu tinggal, tentunya yang masih berada di Indonesia.

Kabupaten/Kota: Setelahnya, barulah pilih kabupaten/kota tempat tinggal kamu.

No. Handphone: Masukkan nomor telepon genggam aktif yang kamu punyai saat ini.

Email: Ini adalah hal krusial yang penting untuk diisi, karena nantinya tanda terima pendaftaran vaksinasi, termasuk formulir pendaftaran, akan dikirimkan langsung ke email kamu. Oleh karena itu jangan asal isi alamat email  seperti misalnya gmail@arievrahman.com.

Vaksin Meningitis Online

Kebangsaan: Pilihlah kebangsaan, atau kewarganegaraan kamu pada kolom yang tersedia. Sebagai seorang nasionalis, tentu saya memilih Indonesia.

No. KTP: Tulis juga nomor KTP kamu di sini. Apabila belum tahu, KTP merupakan kepanjangan dari Kartu Tanda Penduduk, bukan yang lain.

Pekerjaan: Tulislah pekerjaan kamu di sini, walaupun sebenarnya tidak wajib diisi, namun sebagai seorang pria, bekerja itu hukumnya wajib.

No. Travel: Saya masih tidak paham nomor apakah yang dimaksud pada isian ini, mungkin nomor registrasi resmi travel umrah yang dimaksud. Apabila bingung, kolom ini dapat dikosongkan, kan tidak wajib diisi.

Nama Travel: Apabila mau, kamu dapat juga menulis nama biro travel yang kamu gunakan untuk umrah, dan semoga saja bukan Travel Pertama.

No Telepon Travel: Tulis pula nomor telepon biro travel yang kamu pilih, apabila ada … sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi.

Masukkan huruf/angka berikut: Terakhir, masukkan huruf dan/atau angka yang terdapat pada kolom isian. Pada contoh di atas tulislah ‘yymca’ dan jangan dinyanyikan “YMCA it’s fun to stay at the Y.M.C.A.”.

Setelah semuanya diisi lengkap, pastikan juga bahwa tidak ada kesalahan pengisian, sebelum kamu mengklik tombol ‘Kirim’. Nantinya sistem akan mengirimkan dua buah file ke email yang telah kamu daftarkan, yaitu Tanda Terima Pendaftaran Online dan Formulir Pendaftaran Online Vaksinasi Internasional.

Jangan lupa, cetaklah kedua formulir ini, karena akan digunakan ketika melakukan proses registrasi ulang di KKP yang diinginkan.

Menyiapkan Dokumen Persyaratan Vaksinasi

Setelah mendaftar, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai persyaratan pembuatan buku kuning vaksinasi. Seperti yang dikutip dari berbagai sumber termasuk poster resmi yang terdapat di KKP, dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah:

Formulir Pendaftaran (dan Tanda Terima Pendaftaran Online)

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, formulir pendaftaran dan tanda terima pendaftaran yang kamu dapatkan secara online merupakan dokumen wajib yang harus dicetak dan ditunjukkan di meja registrasi KKP. Atau kalau kamu tidak sempat mendaftar secara online, berarti kamu diharuskan mengisi formulir pendaftaran dengan tulisan yang terbaca dengan jelas, bukan dengan tulisan dokter.

Formulir Pendaftaran Vaksinasi

Fotokopi Paspor

Berikutnya, kamu juga harus menyiapkan fotokopi paspor, cukup halaman depan saja yang berisikan identitas diri, tidak perlu memamerkan semua stempel dan visa negara-negara yang telah kamu kunjungi. Be humble, kan mau umrah.

Pas Foto Berwarna 1 lembar ukuran 4×6 cm

Siapkan juga pas foto berwarna dengan pose resmi terbaikmu, bukan seperti yang terdapat pada SIM, yang kadang-kadang menunjukkan muka jelek kamu. Tidak ada ketentuan mengenai latar belakang foto, yang penting polos, bukan pemandangan Pantai Parang Tritis.

Surat Persetujuan Izin Tindakan Vaksinasi

Surat ini dapat kamu dapatkan langsung di KKP, letaknya ada di dekat pintu masuk, dan apabila bingung mengisinya, kamu dapat meminta bantuan kepada petugas yang berjaga di sana, tanpa tambahan biaya. Intinya, surat ini akan memuat beberapa daftar pertanyaan untuk skrining kontra indikasi tubuh kamu terhadap proses vaksinasi.

agi wanita usia subur yang akan divaksin meningitis, wajib melakukan pemeriksaan kehamilan (HCG Test) di laboratorium.

Berangkat ke Kantor Kesehatan Pelabuhan

Setelah mendaftar (secara online) dan menyiapkan syarat-syarat yang diperlukan, maka berikutnya adalah berangkat ke KKP sesuai dengan jadwal yang telah dipilih sebelumnya. Sekadar informasi, pendaftaran juga pemberian nomor antrean dimulai pukul 07.30 dan ditutup pukul 14.00, sementara pelayanan vaksinasi dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00.

KKP Halim

Pagi itu, saya dan Neng tiba sekitar pukul setengah delapan, dan KKP sudah penuh dengan mobil-mobil yang parkir di halaman –entah milik para pencari vaksin, atau pegawai KKP, sementara sebuah gerobak Indomie dan penjaja minuman nampak berjualan dengan asyik di depan KKP.

Masuk ke dalam, suasana pun tak kalah ricuh, ketika lobi KKP sudah dipenuhi para pencari vaksin. Kami bergegas menuju meja pendaftaran, untuk menyerahkan kelengkapan dokumen yang telah kami bawa, namun petugas menolak kelengkapan kami, karena saat itu kami lupa mencetak Tanda Terima Pendaftaran Online dan Formulir Pendaftaran Online Vaksinasi Internasional.

Sebagai kids zaman now saya sedih, karena tidak bisa mendaftar hanya dengan menunjukkan email yang berisikan Tanda Terima Pendaftaran Online dan Formulir Pendaftaran Online Vaksinasi Internasional yang sudah saya dapatkan sebelumnya.

Untungnya, ada petugas parkir yang baik hati dan bersedia membantu kami, “Bapak tunggu di sini saja, nanti kirim ke WA saya formulirnya, biar saya cetak.” Ucapnya “Bisa sarapan nasi kuning dulu, Pak.” Tambahnya sambil menunjuk ke penjual nasi kuning di lobi KKP. Tapi saya kan sedang diet.

Registrasi Ulang di Meja Pendaftaran

Setelah dokumen lengkap, saya kembali ke arah meja pendaftaran untuk menyerahkan semua yang saya miliki, dan salah satu privilege sebagai pendaftar online adalah jalur pendaftaran yang berbeda. Apabila pendaftar manual harus menyerahkan dokumen dan kelengkapan kepada petugas untuk diproses secara manual, maka pendaftar online hanya perlu…

“Masukkan saja ke dalam kotak, Pak.”

KKP Halim

Ya, cukup masukkan semua berkas ke dalam kotak bertuliskan ‘Online’ maka kamu sudah dianggap melakukan registrasi di KKP Halim, cukup simpel kan? Oh iya, pendaftaran ini harus dilakukan sendiri oleh calon jamaah yang bersangkutan dan tidak dapat dilakukan secara kolektif.

Tak lama kemudian, saya dipanggil untuk diberikan nomor antrean, dan diminta untuk membayar biaya vaksinasi ke loket bank yang tersedia di sudut ruangan. Apabila saat dipanggil tidak ada, maka kamu akan dilewatkan dan akan diberikan nomor baru setalah nomor pendaftaran terakhir. Nantinya vaksinasi akan dilakukan sesuai nomor antrean yang didapat.

Namun sebelumnya, saya harus…

Membayar Biaya Vaksinasi

Pembayaran biaya vaksinasi ini dilakukan di loket khusus yang bekerja sama dengan salah satu bank BUMN tanah air, sebut saja BRI, yang hanya melani pembayaran secara tunai, kalau saya tidak salah ingat.

Lalu apabila tidak membawa uang tunai bagaimana? Tenang, ada ATM kok di lobi KKP. Iya, ATM BRI juga.

Oleh ibu-ibu penjaga loket, saya diminta membayar biaya vaksinasi, sebesar Rp305.000,- per orangnya, atau Rp610.000,- berdua, Rp3.050.000,- bersepuluh, dan banyak apabila kamu mendaftar sekampung. Biaya-biaya tersebut meliputi:

  • Biaya Pendaftaran Rp5.000,-
  • Biaya Pemeriksaan Rp15.000,-
  • Biaya Vaksinasi Meningitis Rp260.000,-
  • Biaya Penerbitan Buku Kuning ICV Rp25.000,-
Pembayaran Vaksinasi

Setelah membayar, saya mendapatkan tanda bukti penyetoran, yang dicetak dengan menggunakan printer berjenis dot matrix. Hari gini dot matrix? Wallahualam Bishawab.

Menunggu Panggilan Masuk Ruang Periksa

Sebagai pendaftar online, beberapa kemudahan saya dapatkan, selain tidak perlu mengisi formulir pendaftaran secara manual, ternyata antrean yang saya dapatkan pun terpisah dari para pendaftar manual. Belum lagi, fasilitas ruang vaksin khusus yang disediakan untuk para pendaftar online.

Saat itu, saya mendapatkan nomor antrean online 22, sementara saya tidak mengetahui apa jadinya apabila saya tidak mendaftar secara online, karena ramainya pendaftar manual hari itu. Kurang lebih seperti ini penampakannya.

Tak lama menunggu, sebuah panggilan ditujukan untuk pendaftar online nomor punggung 22, yang kurang lebih seperti ini panggilannya. “Pendaftar Online Nomor 22, dipersilakan masuk Ruang Vaksinasi nomor tiga.” tanpa adanya suara ting tung ting tung seperti di stasiun kereta.

DHEG!

Ruang Vaksinasi KKP Halim

Proses Vaksinasi

Tiga orang petugas menyambut kami di dalam ruangan berukuran sekitar 2×2 meter itu, ada Dokter Iis yang mengecek kontra indikasi dan kondisi tubuh kami, Ibu Nety yang bertugas membuat buku kuning ICV, dan ada seorang suster yang mendapatkan kehormatan untuk melakukan proses suntik-menyuntik ini.

“Kalau sakit, tarik napas panjang ya!” Begitulan instruksi yang Neng dapatkan ketika dia akan disuntik. Maklum, anaknya takut dengan jarum, yang tidak tumpul. “Pokoknya, tangan jangan dikakuin.”

Lemesin aja shaaaay~

Ruang Vaksinasi KKP Halim

Awwww~

Suntik vaksinasi meningitis ini umumnya dilakukan pada lengan kiri, sedikit di bawah bahu, dan diantara bisep dan trisep yang kekar. Prosesnya sendiri tidak sakit, karena menggunakan jarum berukuran kecil, bukan jarum neraka. Jauh lebih sakit ketika saya akan disunat 20 tahun lalu.

“Nanti kalau demam minum paracetamol.” Dokter Iis menyarankan “Lalu kalau bengkak, tinggal dikompres air hangat.”

Gak sekalian mandi air hangat dan sauna nih, Dok?

Tanda Tangan dan Penyerahan International Certificate of Vaccination

Kartu Kuning Vaksinasi

“Sekarang, tanda tangan di sini.” Pinta Ibu Nety, sambil menunjukkan buku kuning ICV yang akan dibuat khusus untuk saya. Pada centerfold buku itu terdapat identitas dan tanggal lahir saya, dengan kolom yang menunjukkan proses vaksin yang telah saya lakukan beserta tanggal dan stempel resmi dari KKP, pertanda buku kuning vaksinasi ini telah siap digunakan untuk umrah.

Well, terima kasih KKP, sebagai pendaftar online saya sungguh dimudahkan dalam proses mendapatkan buku kuning ini. Dari mulai tiba di lokasi pukul delapan pagi, melakukan pembayaran pukul 08.36, disuntik pukul 08.45, hingga pulang kembali ke kantor pada pukul sembilan kurang.

Syukran!


KKP Halim
KKP Soekarno Hatta

Email: kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id

Telepon kantor: (021) 5506068, 5507989

Untuk Wilayah Kerja Halim Perdana Kusuma: drg. Doria 085-7714-797733