Selamat tahun baru 2018! Apa kabar resolusi 2017 yang sudah direncanakan dari 2016? Well, sama seperti resolusi 2017 kamu yang tidak tercapai dan otomatis akan menjadi resolusi baru (tapi lama) tahun ini, maka saya akan memulai tahun baru ini dengan melanjutkan artikel yang belum selesai ditulis pada tahun lalu, yaitu menjawab hal-hal yang biasa kalian tanyakan ke travel blogger, yaitu, ehem, saya.

Sekadar intermezzo, basa-basi, terutama bagi kamu yang baru membaca blog ini, mungkin setelah mencari informasi tentang visa, akibat membaca artikel tentang museum seks yang menjadi Hot Thread di Kaskus, sekadar iseng, atau mungkin penasaran dengan saya (Masya Allah!), ini adalah tahun keenam saya menjadi travel blogger –pekerjaan yang menduduki peringkat tiga dalam Daftar Pekerjaan Terlama yang Pernah/Sedang Saya Lakukan.

Catatan: Yang menduduki peringkat pertama adalah pekerjaan menjadi anak mama, dan yang kedua adalah menjadi pekerja kantoran (Phew! Tahun ini, saya sudah sepuluh tahun lebih menjadi pegawai kantoran di bidang yang sama).

Travelers of The Year 2016

Dalam kurun waktu sejak saya memulai menulis tentang perjalanan di blog, hingga mendapatkan beberapa penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya yang saya buat, saya juga mendapatkan beberapa pertanyaan yang masuk melalui berbagai kanal, seperti melalui komentar di blog, melalui surel, melalui media sosial seperti Instagram dan Twitter, atau mungkin ditanyakan langsung ketika kebetulan berpapasan dengan saya di perjalanan.

Lalu, apa sajakah pertanyaan tersebut, mari kita jawab bersama, sembari melanjutkan artikel sebelum ini. Bismillahirohmanirohim! Semoga jawaban saya dapat memuaskan haus dan dahaga netizen terkasih. 

Baca: Hal-hal yang Biasa Ditanyakan ke Travel Blogger (Bagian Pertama)

Travel Blogger dan Perjalanan (2)

Kembali tentang perjalanan, apabila pada artikel sebelumnya saya menjawab pertanyaan yang bersifat umum, maka di artikel ini saya akan menjawab pertanyaan yang sedikit lebih personal, termasuk tentang hubungan asmara, dan cerita romansa dalam perjalanan. Tapi bohong.

Bagaimana memutuskan kapan pasangan akan diajak/tinggal?

Pasangan akan diajak apabila sedang punya uang, dan akan ditinggal apabila bokek. Jikalau pasangan merengek minta ikut, ya bayar sendiri. Xixixi.

Cerita LDR yang unik ketika solo travel dong!

Pernah berantem gara-gara liburan ke Flores selama sembilan hari, di mana saat itu saya tiba-tiba menghilang karena tidak mendapatkan sinyal seluler selama beberapa hari, dan harus menyeberang ke pulau sebelah untuk mendapat sinyal, itupun hanya dapat EDGE.

Saya jadi merasa seperti Aerosmith ketika Livin' On The Edge. Because there's somethin' wrong with the world today and I don't know what it is.

Lebih enak jalan ketika single atau sama istri?

Hmm, ini pertanyaan jebakan. Next!

Ariev & Gladies
Untuk yang belum tahu, saat ini saya sudah mempunyai satu orang istri, iya cuma satu, dan sudah menikah hampir dua tahun. Bagaimana saya bertemu dengannya? Baca di sini. Bagaimana saya menyiapkan pernikahan? Baca juga di sini.

Kalau jalan sendiri, bagaimana trik supaya istri gak ngambek ketika ditinggal traveling?

Tinggalkan uang belanja dalam jumlah yang banyak, termasuk juga di dalamnya biaya perawatan kecantikan, seperti dana untuk laser bulu ketiak, biaya ekstensi bulu mata, biaya cabut komedo, manicure pedicure, pangkas rambut Bangkalan, termasuk juga untuk membeli lipstick seharga 500.000 dan skincare History of Whoo.

Apabila kamu melakukannya, maka kamu akan berpikir lebih baik mengajak istri jalan-jalan saja, dibanding jatuh miskin dan terkena stroke.

Apa respon istri ketika ditinggal traveling?

BANGSAT! Mungkin itu yang dipikirkannya apabila saya traveling dan menjumpai wanita lain, tapi saya tidak seperti itu, Aisyah. Paling-paling cuma sebal saja, karena ditinggal terus.

Apakah seorang travel blogger harus jalan-jalan ke luar kota?

Tidak, bisa juga jalan-jalan ke luar negeri.

Armenia
Boleh gak menulis artikel hanya tentang traveling di dalam kota? Karena traveling pasti perlu dana yang tidak sedikit.

Boleh dong, saya juga pernah kok menulis tentang Jakarta, seperti misalnya ketika jalan-jalan ke Pecinan Jakarta atau ketika sedang di Bandung dan mengikuti tur horor di Bandung.

Bagaimana supaya stay excited ketika sponsored trip padahal sedang tidak mood?

Fake yourself. Posisikan dirimu sebagai orang yang polos dan tidak tahu apa-apa, karena semakin kamu tidak tahu, maka kamu akan semakin mudah dibuat excited.

How do you calculate money on daily trip?

Bagi sesuai kebutuhan, karena hanya akan ada tiga komponen utama yaitu transportasi, akomodasi, dan konsumsi --sementara komponen lainnya hanyalah tambahan dan tidak penting, seperti misalnya dana untuk belanja dan membeli oleh-oleh. Cih!

Bagaimana alokasi seputar budget, dan cara cari tiket juga hotel dengan harga terjangkau? Bagaimana cara menabung dan mengatur budget? 

Baca artikel saya mengenai perihal mengatur budget ketika traveling ini, niscaya kamu akan tercerahkan. You're welcome.

Apa harus punya cukup uang untuk traveling? Bisa traveling memang duitnya banyak?

Tidak harus, treveling pun bisa gratis kalau tahu caranya. Misalnya dengan mengikuti kuis yang berhadiah jalan-jalan, mendapat endorsement, atau minta diajak jalan ke Maldives oleh Om Bakrie. Tsaaahhh.

Travel Blogger
Bagaimana cara jalan-jalan namun tagihan kartu kredit tidak membengkak? 

Jangan pakai kartu kredit, terima kasih.

Bagaimana cara melakukan komunikasi di luar negeri, menggunakan provider apa atau bagaimana?

Saya biasa menggunakan provider lokal di negara tujuan, menggunakan SIM Card Indonesia dengan fasilitas roaming internasional, ataupun menyewa Router Wi-Fi dari tanah air.

Travel Blogger dan Perkara Menulis

Tanpa sebuah tulisan, tidak akan ada yang namanya travel blogger, dan tidak akan ada kamu yang sedang membaca tulisan ini. Tulisan sama seperti pisau, akan tajam apabila sering diasah, dan akan berkarat apabila mengalami korosi dan membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Kemudian, berkaitan dengan perkara menulis, berikut adalah pertanyaan yang sering muncul.

Minta tips ngeblog dong kakak!

Untuk blogging --dan mungkin juga beberapa bidang lain, kuncinya hanya ada 2 KON, yaitu Konten dan Konsistensi. Konten yang baik akan membuat orang betah membaca artikelmu, dan konsistensi akan membuat pembaca kembali lagi ke blog kamu guna mencari artikel yang berkualitas.

Ingat selalu 2 KON, dan jangan ditambahkan KON Berikutnya. Konnichiwa misalnya.

Ajarin aku ngeblog, Bang!

Boleh, private saja, satu jamnya Rp1.000.000,-. Bisa patungan dengan 2-3 orang teman kamu. Apabila berminat bisa langsung kirim email ke saya.

Bagaimana cara menulis artikel/kisah dari pengalaman traveling?

Yang pertama, kamu harus traveling dulu.
Bagaimana cara aktif menulis blog travel?

Lalu, buat blog, dan mulai menulis di sana. Apabila kamu menulis sendiri tanpa ghost writer maka kamu dapat disebut sebagai penulis aktif.

Blogging in Istanbul
Bagaimana cara menjaga konsistensi supaya tidak kendor ngeblog?

Harus dipaksakan, set goal dan target. Menulislah karena kamu suka dan ingin, jangan menulis karena mengharap materi. Karena kalau kamu mengharap ma teri, ke laut aja.

Pernah jenuh gak waktu menulis?

Pernah lah, sempurna-sempurna gini saya juga manusia, Bang!

Bagaimana kesan menjadi seorang travel blogger?

Biasa saja sih, kalau dapat uang dari ngeblog, baru alhamdulillah.

Cara supaya ingat detail tempat yang dikunjungi, apakah menulis notes dan merekam dengan recorder?

Kalau sekarang, saya biasa mencatat di notes pada smartphone dibandingkan dengan menulis manual di buku, maupun merekam di recorder mirip wartawan yang selalu siaga di Gedung DPR.

Bagaimana cara bangun cerita dari pengalaman traveling, karena aku baca blognya mas arif kayak punya cerita yang kuat jadi gak bosan bacanya.

Hmm, bagaimana ya? Harus rutin mengasah kemampuan menulis dan perbanyak membaca intinya, maka lama-lama kemampuan berceritamu akan meningkat hingga dapat menyusun cerita yang spesial. Sebelum menulis, biasanya saya akan memikirkan dahulu mengenai alur, premis, dan ide tulisan tersebut.

Blogging in Japan
Bagaimana cara menentukan bagian mana di perjalanan yang akan dijadikan tulisan? Apakah sudah ditentukan sebelum berangkat atau kondisional di perjalanan?

Sejujurnya, saya biasa menentukan tulisan tergantung mood, apabila sedang menulis hal A, bisa saja tiba-tiba saya berpindah menulis hal B karena ingin, juga karena saya seorang Aquarius.

Untuk tulisan perjalanan, sebenarnya ada dua macam metode, yaitu menulis hal yang saya suka selepas perjalanan, atau menentukan terlebih dahulu apakah hal yang akan diangkat untuk ditulis dalam perjalanan tersebut.
 
Apakah jadwal ngeblog rutin?

Inginnya sih rutin, seminggu sekali satu kali tayang, namun mulai bergeser tahun, kesibukan saya mulai bertambah, baik di pekerjaan kantor, bisnis, maupun di kehidupan rumah tangga. Tapi saya akan mengusahakan setidaknya akan ada artikel baru tiap bulannya.

Bagaimana cara melakukan riset untuk memperkaya tulisan?

Bisa dengan membaca buku cetak, membaca media online --namun jangan media yang suka menyebarkan hoax, wawancara dengan penduduk lokal yang ditemui dalam perjalanan, ataupun melakukan wawancara dengan pihak terkait melalui email maupun sambungan telepon. Seperti misalnya ketika saya melakukan wawancara ke Trinity untuk mengetahui kehidupan seorang travel blogger (senior) ini.

Ngeluarin buku gak?

Ada dong! Terakhir terbit dari BCA. Kalau buku perjalanan yang solo, ditunggu ya, semoga ada waktu dan tenaga untuk melakukannya. Kalau niat sih, sudah nawaitu dari 2014.

Travel Blogger dan Blog sebagai Media Sosial

Blog, pada dasarnya adalah sebuah media sosial –sama seperti Friendster dan Facebook, yang dapat digunakan untuk bersosialisasi secara daring dengan orang-orang yang mungkin tidak akan kamu temui secara langsung di dunia nyata. Sebuah media yang tepat untuk seorang introvert seperti saya.

Lalu hal-hal apa sajakah yang kerap ditanyakan sehubungan dengan blog sebagai media sosial?

Aku sudah punya blog, tapi tak tahu mau menulis apa, ada ide?

Mulailah menulis dari hal-hal yang kamu sukai, karena itu akan mempermudah pekerjaan kamu sebagai blogger. Seperti saya misalnya, menulis tentang perjalanan karena saya menyukai traveling dan hal-hal yang saya temui sepanjang perjalanan. Ya walaupun saya juga menyukai Marshanda, sih.

Bertemu Fadli Zon di Georgia
Siapa yang bisa masuk kualifikasi sebagai travel blogger?

Menurut saya, ya semua yang menulis tentang perjalanan (mostly) di blog.

How to survive being travel blogger?

By writing, consistently. What else?

How to build audience?

s.d.a.

Bagaimana cara mempertahankan eksistensi diantara banyaknya travel blogger dedek-dedek gemez bermunculan?

s.d.a. 

Menulis dengan konsisten, akan membuatmu tetap bertahan di antara para travel blogger baru yang bermunculan, terlebih apabila kamu sudah mempunyai gaya penulisan yang khas, yang membuatmu stand out among others. Ingatlah, yang tidak konsisten menulis akan segera dilupakan, sama seperti yang tidak konsisten mencintai.

Bagaimana cara melakukan personal branding supaya dikenal sebagai travel blogger?

Dengan cara terus melakukan perjalanan, melakukan posting di media sosial, dan tetap menulis, jangan putus. Sebarkan, jangan berhenti di kamu!

When in Taiwan 
Bagaimana cara supaya blog bisa dibaca banyak orang? Dari judulnya atau cara promonya?

Ada tiga tipe pembaca blog. Yang pertama adalah yang datang ke blog karena mencari informasi yang bermanfaat, biasanya mereka mendapatkan link blog kita dari hasil googling. Yang kedua adalah yang datang ke blog karena menyukai tulisan/artikel yang diunggah ke blog tersebut, dan biasanya merekalah para pembaca yang loyal. Sementara yang ketiga, adalah yang datang ke blog karena iseng, atau karena tertarik dengan karisma penulisnya.Yang tipe ketiga pasti bukanlah pembaca Backpackstory.

Judul yang baik juga akan membuat pembaca datang, namun pastikan bahwa isi artikel memang berkualitas sebagaimana judulnya, jangan hanya judul Click Bait seperti: TERUNGKAP! BEGINILAH CARA TRAVEL BLOGGER KONDANG MENGHABISKAN UANGNYA!

Cara promo yang baik di kanal yang tepat juga akan menarik datangnya pengunjung ke blog, apalagi kalau promosi tersebut bisa membuat warganet penasaran. Seperti misalnya membuat tweet berikut: 7 Cara Menghabiskan Uang a la Travel Blogger, yang nomor 8 akan membuatmu tercengang! Selengkapnya di [...].

Kembali lagi ke permasalahan dapat dibaca banyak orang, intinya apabila kamu menuliskan hal yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat maka niscaya pembaca akan datang ke blog kamu. Allahu Akbar!

Cara supaya klien melirik blog kita?

Dengan membuat konten yang menarik, unik, dan mampu merepresentasikan klien dengan baik.

Bagaimana cara supaya disponsori?

Seperti jawaban atas pertanyaan sebelum-sebelumnya, jangan menulis karena kamu ingin mendapatkan materi, atau karena ingin disponsori, namun menulislah karena kamu ingin, dan memang suka menulis.

Lama kelamaan, maka materi/sponsor akan datang sendiri, apabila memang kamu memiliki konten yang bagus, dan konsisten menulis. Insha Allah.

Bagaimana sih cara kasih harga/rate card?

Rate Card Arievrahman
Untuk menentukan rate card seperti contoh di atas, ada beberapa metode yang bisa digunakan, seperti misalnya menggunakan rate berdasarkan statistik blog, dengan riset harga pasar, atau dengan menghargai waktu kamu sendiri.

Kalau saya, biasa bertanya/melakukan riset ke rekan sejawat di dunia travel blogging ini, lalu menguji kelayakan akan rate card yang saya punyai dengan statistik blog yang saya punyai.
Apabila ada pertanyaan yang belum terjawab, sila tinggalkan pertanyaan tersebut pada kolom komentar di bawah ya! Atau kalau mau lebih intim, bisa juga mengirimkan email langsung ke saya.