Lima tahun sudah, sejak pertama dan terakhir kali saya menginjakkan kaki di Jepang, yang kemudian menjadi salah satu destinasi wisata favorit saya di Asia. Saat itu adalah musim gugur, dan selama kurang lebih delapan hari perjalanan, saya bersama kedua orang teman, telah menginjakkan kaki ke beberapa kota di Jepang seperti Tokyo, Kyoto, Osaka, Hiroshima, juga Toyama.

Perjalanan kala itu dimulai dengan mendarat tengah malam di Tokyo, menginap di bandara Haneda, sebelum akhirnya mengunjungi Kawaguchiko. Berikutnya, kami menggunakan bus malam ke Hiroshima, dan menyempatkan untuk mampir ke Miyajima Island, tempat floating torii berada. Setetelahnya, kami berpindah ke Osaka, dan sempat melakukan day trip ke Mie dan Nara, sebelum akhirnya bermalam di Kyoto yang kuno dan cantik. Dari Kyoto, kami kembali lagi ke Tokyo, untuk transit sebelum ke Toyama, dan kembali lagi ke Tokyo di hari berikutnya.

Padat kan? Namanya juga flashpacker.

dscn9120

Baca: 7 Cara Seru Menikmati Musim Gugur di Jepang
Download Itinerary Jepang di halaman ini

Dalam perjalanan singkat, padat, dan sangat memorable tersebut, saya mengalami banyak sekali peristiwa yang menyenangkan, sekaligus menakjubkan. Mulai dari bertemu ninja, mencicipi sushi langsung dari negara asalnya, mendapat pertolongan dari warga lokal, hingga berfoto bersama gadis-gadis Jepang yang lucu dan kawaii. Berikut ini, saya pilihkan sembilan di antara sekian banyak pengalaman tersebut.

Bertemu Ninja di Mie

Sebagai pembaca Naruto dan penonton setia anime Ninja Hattori serta Rantaro, Kirimaru, dan Shinbei, bertemu ninja adalah impian saya sejak dulu. Sebuah impian yang akhirnya terwujud ketika mengunjungi Jepang pada 2012, dan pergi ke Museum Ninja Iga-ryu di Mie. Tenang, saya tidak perlu mendaki gunung, lewati lembah untuk tiba di sana, melainkan cukup menggunakan kereta dari Osaka, melewati sungai mengalir indah ke samudera. 

Ninja Museum Mie

Di Iga-ryu, saya mendatangi sebuah rumah ninja dengan berbagai ruang rahasia, juga tempat-tempat untuk menyembunyikan senjata sekaligus menyembunyikan diri, dari musuh dan debt collector. Setelahnya, saya menyaksikan berbagai pernak-pernik ninja dipamerkan di museumnya, sebelum menutup kunjungan dengan menyaksikan pertunjukan ninja, lengkap dengan pedang dan juga shuriken-nya.

Yang kurang dari pertunjukan tersebut adalah tidak adanya kage bunshin no jutsu, atau jurus memperbanyak diri seperti yang dilakukan Naruto. Ternyata ninja Jepang masih kalah dengan Dimas Kanjeng, guys.

Mengagumi Gunung Fuji dari Kawaguchiko

Ada yang bilang, belum ke Jepang apabila belum melihat Gunung Fuji, dan karena alasan tersebut maka berangkatlah kami ke Kawaguchiko, yang dikenal sebagai salah satu lokasi view point Gunung Fuji, pada pagi pertama setelah mendarat di Tokyo.

Fuji Kawaguchiko

Dari Haneda, kami terlebih dahulu menuju Shinjuku untuk membeli tiket bus jurusan Kawaguchiko, sebelum melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dan menggunakan kereta gantung untuk menuju view point tersebut. Pada puncak view point terdapat sebuah lonceng berbingkai hati, yang konon katanya apabila sepasang kekasih membunyikan loncengnya bersamaan, maka perjalanan cintanya akan diberkati.

Saat itu, saya membunyikannya bersama dengan sepi.

Mencicipi Sushi Terenak di Tokyo

Dalam sebuah kunjungan dinasnya belasan tahun silam, Papa pernah bercerita bahwa Beliau sempat menemukan sushi terenak di Tokyo, Jepang. Katanya, sushi tersebut terdapat di sebuah restoran, dekat pasar ikan. Pada saat saya melakukan perjalanan ke Jepang, Papa sudah tiada, namun cerita tersebut masih tak lekang dari ingatan.

Tsukiji Sushi

Adalah Tsukiji Fish Market, sebuah pasar ikan terluas dan terlengkap di dunia, yang dikatakan memiliki semboyan “If they can swim, so you can find them here”. Sebuah semboyan yang sedikit berlebihan tentunya, karena saya tidak menemukan Richard Sam Bera dan Ian Thorpe di sana.

But hey, I found the sushi restaurant that my father used to tell me when I was a kid. Sebuah restoran sushi terenak di dunia, karena citarasa yang berbaur dengan kepingan kenangan akan Papa. (Cerita lengkap mengenai sushi terenak di dunia, dapat kamu baca di buku The Journeys 3, kalau masih ada bukunya)

People are not dead, they just move, from reality to memory.

Berendam dalam Onsen Tertinggi Dunia di Toyama

Sebagai orang yang menyukai hal-hal baru, kesempatan untuk mandi dalam onsen adalah hal yang tidak boleh saya lewatkan ketika mengunjungi Jepang. Terlebih apabila onsen tersebut dikatakan sebagai onsen tertinggi yang ada di dunia.

Terletak pada ketinggian 2.450 meter di atas permukaan laut, tidak salah rasanya apabila menobatkan Mikurigaike Onsen di puncak Gunung Murodo pada Tateyama Kurobe Alpine Route (Toyama) sebagai onsen yang tertinggi di dunia, di mana untuk mencapainya, kita harus menggunakan 7 macam moda transportasi unik di Jepang.

Toyama Onsen

Ketika di sana, saya diharuskan untuk membayar ¥ 600 untuk tiket masuk onsen dan ¥ 300 untuk selembar handuk kecil penutup aurat. Untuk yang belum tahu, onsen adalah sebuah pemandian umum yang banyak ditemukan di Jepang, di mana untuk memasukinya, kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, sebelum akhirnya bercampur dengan banyak orang. Ya, dalam keadaan telanjang, tanpa sehelai benang pun.

Harapan saya, tentu saja ini adalah onsen campur pria dan wanita, apakah harapan tersebut menjadi kenyataan? Baca kisahnya di sini.

Menyaksikan Sisa-sisa Perang Dunia Kedua di Hiroshima

Pada hari kedua di Jepang, kami bertolak ke Hiroshima, yang merupakan kota di selatan Pulau Honshu –pulau terbesar di Jepang. Ada dua agenda yang ingin kami lakukan di Hiroshima, yaitu menyaksikan sisa-sisa perang dunia kedua, serta mengunjungi Miyajima Island yang terkenal karena floating torii dan pernah dikunjungi Kogoro Mouri di komik Detective Conan.

 

Sebagai orang Indonesia, ada dua hal bertolak belakang yang saya rasakan ketika menyaksikan puing-puing bangunan bekas bom uranium yang dijatuhkan pihak sekutu di Jepang pada tanggal 6 Agustus 1945. Hal pertama adalah kesedihan yang timbul akibat perang yang memusnahkan nyawa jutaan manusia di seluruh dunia, sementara hal kedua adalah perasaan lega karena perang akhirnya selesai, yang juga mengakibatkan penjajahan Jepang atas Indonesia berakhir pada 17 Agustus 1945, ketika Indonesia mengumumkan kemerdekaannya.

Bukankah kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa?

Mencicipi Kuliner Malam di Osaka

Walaupun cuma semalam di Osaka, kami sempat menjelajah seputar area Dotonbori yang terkenal dengan kehidupan malamnya. Bukan, bukan kehidupan malam yang negatif, melainkan kehidupan malam berupa kuliner dan belanja yang tersebar sepanjang Kanal Dotonburi mulai dari Jembatan Dotonboribashi hingga Jembatan Nipponbashi.

Yang menarik dari area ini, adalah adanya patung maskot super besar yang menempel pada tiap toko yang mencirikan isi dari toko tersebut. Misalkan, sebuah restoran memasang muka chef-nya yang galak sebagai maskot, kemudian restoran kepiting memasang sebuah kepiting raksasa sebagai penanda tokonya, sementara yang lainnya memasang sesosok ikan buntal sebagai simbol restoran seafood-nya.

Baca: Lima Bangunan Unik di Osaka
Dotonbori Osaka

Kami, sebagai flashpacker irit, tentunya sempat mencoba salah satu makanan di sana, yaitu okonomiyaki yang dijual di pinggir jalannya, bukan di restoran. Rasanya? Jangan ditanya, pasti enak!

Selain kuliner, hal lain yang tak boleh dilewatkan di sini adalah berfoto dengan salah satu landmark, yaitu papan neon Glico Man di ujung jalan Dotonburi, yang menggambarkan seorang pelari sedang mengangkat kedua tangannya yang telah bebas bulu ketiak. Glico adalah sebuah merk yang dikenal sebagai produsen snack Pocky dan Pretz.

Melihat Patung Buddha Terbesar di Nara

Dalam salah satu bab komik Kamen Rider Black (Indonesia: Ksatria Baja Hitam), dikisahkan tentang kuil Buddha Todai-ji yang menjadi setting awal kebangkitan Nobuhiko sebagai salah satu raja masa depan bersama Kotaro Minami. Dalam komik tersebut, Nobuhiko dan Kotaro dijebak oleh Gorgom supaya datang ke Nara untuk menyelamatkan Kyoko yang ditawan. Namun ternyata, Gorgom mempunyai agenda lain, yaitu untuk membangkitkan Nobuhiko di di bawah Daibutsu, yang merupakan patung Buddha Vairocana perunggu terbesar di dunia.

Big Buddha Nara

Ketika berkunjung ke Nara, kami disambut oleh puluhan rusa-rusa ramah yang berjaga di depan kuil, sebelum akhirnya kami menemukan Daibutsu ini di ruang utama kuil. Sebuah patung Buddha raksasa setinggi hampir 15 meter dengan berat yang mencapai 500 ton.

Yang membuat patung ini menakjubkan adalah ketenangan luar biasa yang dipancarkan kepada siapa saja yang memandangnya. Termasuk saya, kamu, juga Kotaro Minami.

Berburu Geisha di Gion

Geisha, pada umumnya adalah merupakan wanita penghibur khas Jepang yang dibekali dengan berbagai keahlian seperti menyanyi, memainkan alat musik, menari, menyajikan teh khas Jepang, hingga memerankan film Memoirs of a Geisha. Sejak abad ke-18, Geisha telah dikenal sebagai penghibur –walaupun, profesi Geisha pada awalnya diperankan oleh lelaki– untuk melayani para klien dengan berbagai keahlian yang mereka miliki.

Kemudian Gion, adalah sebuah distrik di Kyoto yang terkenal dengan Geisha-nya.

Geisha Gion

Untuk bertemu dengan geisha, sebenarnya gampang-gampang susah. Apabila kamu memiliki uang, kamu bisa datang ke salah satu restoran atau ochaya di Gion dan meminta mereka untuk menemani malam kamu. Namun apabila untuk bertemu mereka di jalanan Gion ketika malam dan memfoto mereka, maka kamu membutuhkan lebih dari sekadar keberuntungan.

Apakah saya beruntung malam itu? Baca ceritanya di sini.

Berpose Bersama Gadis-gadis Jepang di Kyoto

Yang ini adalah hal yang tidak boleh kamu lewatkan ketika berlibur di Jepang, berfoto dengan gadis-gadis lokal yang ramah dan kawaii. Di berbagai lokasi wisata di Kyoto, seperti misalnya Kinkaku-ji (Golden Temple), kamu akan dengan mudah menemukan mereka. Apabila beruntung, maka kamu akan menemukan mereka dengan yukata-nya, namun apabila kurang beruntung, seragam sekolah pun tak mengapa.

Apabila ingin berfoto bersama mereka, memintalah dengan sopan, jangan seperti King Joffrey Baratheon di Game of Thrones yang tidak memerlakukan wanita dengan hormat, hanya karena dia seorang raja.

Gold Temple Kyoto
Catatan: Walaupun jari-jari mereka membentuk angka 2, namun mereka belum tentu mendukung Ahok.

Ingin liburan ke Jepang gratis? Coba ceritakan tentang betapa menakjubkannya Jepang bagi kamu kepada HIS Travel Indonesia dalam Blogger Competition bertemakan “Amazing Sakura” di periode 31 Januari 2017 hingga 28 Februari 2017, pemenangnya, akan mendapat hadiah utama berupa liburan ke Jepang, gratis!

Ceritakan segera betapa menakjubkannya Jepang bagi kamu, supaya dapat menginspirasi orang-orang untuk berkunjung ke Jepang, karena Jepang memiliki berbagai macam daya tarik yang dapat membuat kita semua takjub. Untuk keterangan lengkap mengenai kompetisi ini, bisa kamu baca di http://bit.ly/HISAmazingSakura!

HIS Travel Amazing Sakura Blogger Competition
H.I.S.TravelIndonesia is a travel agent that provides holiday tour packages in Japan and booking online include hotel, airticket, activities, car rental, wifi rental, etc.