Apakah kamu mengetahui tentang maskapai bernama SilkAir?

Saya menanyakan hal tersebut pada sekitar 50 orang Indonesia, dan ternyata lebih dari 60% mengetahui tentang maskapai ini, sementara sisanya mengaku baru mengetahui namanya, dan ada juga yang berpikir bahwa SilkAir adalah toko kain. Faktanya adalah, SilkAir sudah menjamah Indonesia sejak tahun 1989, walaupun pada saat itu masih menggunakan nama Tradewinds Airlines.

Kemudian saya bertanya lagi, apakah kamu pernah menggunakan maskapai SilkAir?

SilkAir

Ternyata jawabannya mengejutkan, hanya 11% yang pernah menggunakan jasa maskapai ini, sementara 75% menjawab tidak pernah, sementara sisanya mengaku tak pernah naik pesawat. Kasihan. Semoga segera ada bandara di Bekasi.

Sebenarnya, itu adalah hal yang sangat wajar, karena SilkAir tidak beroperasi dari Jakarta (sementara responden survey saya kebanyakan berdomisili di Jabodeta dan Bekasi). Lho, mengapa tidak beroperasi dari Jakarta, padahal pasar terbesar Indonesia ada di Jakarta?

Jawabannya adalah karena SilkAir berbagi rute dengan perusahaan induknya, yaitu Singapore Airlines yang memegang rute penerbangan dari Jakarta. Sungguh fakta yang menarik, bukan?

SilkAir-Singapore-Airlines-Rises-Baggage-Allowance

Berikut ini, saya beberkan lagi 10 fakta unik lainnya tentang maskapai SilkAir yang mempunyai slogan ‘Joy to Fly’ ini:

10. Awalnya SilkAir Bukanlah Maskapai Penerbangan Regional

Semua berawal pada tahun 1975, ketika sebuah perusahaan bernama Tradewinds Charters didirikan untuk melayani rute penerbangan khusus dengan pesawat yang kebanyakan milik Singapore Airlines, si perusahaan induk. Kemudian, pada awal tahun 1980-an, Tradewinds mendapat tugas baru, yaitu melayani paket liburan dengan memasarkan SIA Holiday Packages.

Pada 21 Februari 1989, Tradewinds Airlines mulai diperkenalkan kepada dunia dengan membuka rute penerbangan dengan tujuan wisata eksotik, pada masa itu. Rute tersebut meliputi penerbangan ke Bandar Seri Begawan, Pattaya, Phuket, Hat Yai, dan Kuantan dari Bandara Changi; juga melayani penerbangan ke Tioman dari Bandara Seletar yang merupakan bandara internasional pertama Singapura (Ya, bandara Singapura yang pertama go international adalah Seletar, bukan Changi, bukan pula Agnes Monica). Selanjutnya, seiring bertambahnya umur, destinasi baru seperti Jakarta, Phnom Penh, dan Yangon ikut ditambahkan ke dalam rute penerbangannya.

Perubahan yang membuat Tradewinds berubah fungsi dari sekadar pesawat untuk liburan, menjadi pesawat yang juga melayani orang-orang yang ingin berbisnis di negara lain. Business Traveler, nama kerennya.

SilkAir

Selanjutnya, sebuah perubahan besar-besaran terjadi pada 1 April 1992, di mana Tradewinds Airline berubah nama menjadi SilkAir dengan logo seekor burung camar terbang di atas tulisan SilkAir. Perubahan ini menandai evolusi Tradewinds, maaf maksud saya SilkAir, dari maskapai penerbangan spesialis liburan menjadi maskapai penerbangan regional.

Lalu bagaimana kah nasib Tradewinds? Tenang, dia tidak hilang begitu saja layaknya Edi Tansil, melainkan bertransformasi menjadi Tradewinds Tours & Travels Pte yang melayani paket wisata untuk SilkAir dan juga Singapore Airlines.

9. SilkAir Membeli Boeing 737-800 Pertamanya pada Februari 2014

Kembali ke tahun 1989, SilkAir (yang kala itu masih bernama Tradewinds Airlines) memulai penerbangannya dengan dua buah pesawat Mc Donnell Douglas MD-87 yang disewaguna dari induk perusahannya yaitu Singapore Airlines. Ini adalah tipe pesawat yang mengingatkan saya terhadap Happy Meal.

Setelah itu, SilkAir menginvestasikan dananya untuk enam buah pesawat Boeing 737-300s, yang pertama kali terbang pada tahun 1997. Selain itu, Silk Air juga sempat mengoperasikan dua buah pesawat Airbus A310-200s pada tahun 1993-1995, Fokker 70s pada tahun 1995-2000, sebelum mengistirahatkan semua pesawat Boeingnya (mungkin juga dijual ke Indonesia) dengan Airbus setahun setelah Airbus A320-200 datang pada tanggal 18 September 1998.

Pada tanggal 20 Desember 2006, SilkAir menandatangani perjanjian untuk membeli 11 buah pesawat Airbus A320-200 yang kemudian dikirimkan selama tahun 2009-2012. Selanjutnya, pada 3 Agustus 2012, SilkAir menandatangani surat perjanjian untuk membeli 68 buah pesawat Boeing (23 buah pesawat Boeing 737-800s dan 31 buah pesawat Boeing 737 MAX 8). Sungguh, membeli pesawat sudah seperti membeli kacang.

Boeing 737-800

Rencananya, pesawat Boeing (yang pertama kali datang pada 4 Februari 2014) tersebut akan digunakan untuk menggantikan para Airbus yang sudah menua juga untuk ekspansi rute maskapai SilkAir.

8. Standar Bagasi untuk Penumpang Kelas Ekonomi adalah 30kg

Menurut saya, angka 30kg ini sudah di atas rata-rata maskapai yang lain. Saya pernah bepergian dengan pesawat dari negara Eropa saja hanya diberikan jatah bagasi 23kg. Jadi, jatah 30kg ini sangat cukup untuk memuat peralatan traveling selama sebulan, asalkan tidak untuk membawa mirasantika, maupun membawa bom rakitan.

Kalau jam rakitan bagaimana? Tentu boleh dong, Ahmed.

Storage

Sementara itu, untuk bagasi kelas bisnis adalah 40kg, dengan tambahan 10kg bagasi untuk bayi beserta stroller yang mungkin harganya selangit itu. Catatan: Yang di bagasi adalah stroller-nya, bukan bayinya.

7. Pemegang Boarding Pass Silk Air Bisa Mendapatkan Penawaran Eksklusif di Singapura

Ini adalah salah satu hal yang menarik, di mana penumpang SilkAir dapat memperoleh berbagai macam penawaran untuk akomodasi dan restoran, potongan harga di berbagai pusat perbelanjaan dan tempat wisata, hingga special deal untuk bermacam layanan transportasi di Singapura.

Boarding Pass SilkAir

Caranya, cukup dengan menunjukkan boarding pass SilkAir yang masih dalam periode satu bukan sejak kedatangan di Singapura. Tenang, tidak perlu sampai meninggalkan KTP dan mencuci piring, kok.

6. SilkAir Memiliki Codeshare Agreements dengan Garuda Indonesia

Selain dengan Singapore Airlines, SilkAir yang memiliki kode penerbangan SLK (ICAO) atau MI (IATA) ini juga menjalin kerjasama berupa codeshare agreements dengan Garuda Indonesia, dan 5 maskapai premium lain. Hal ini berarti bahwa SilkAir akan berbagi penerbangan dengan maskapai yang lain. Berbagi di sini, maksudnya adalah tiap maskapai akan menjual sendiri tiketnya, namun apabila memiliki kesamaan rute, maka bukan tidak mungkin penerbangan tersebut akan dijalankan oleh maskapai yang lain, sebagai rekannya, sebagai ‘Operating Carrier’.

Hal ini akan mempermudah dan memperlancar kerja SilkAir yang mengoperasikan lebih dari 350 penerbangan tiap minggunya, menuju 49 destinasi di 12 negara. Sekadar informasi, penerbangan yang dioperasikan oleh SilkAir ini berjarak hingga lima jam penerbangan dari Singapura, dengan Cairns di Australia sebagai destinasi terjauhnya.

SilkAir route

Sekadar informasi, apabila jaringan penerbangan Singapore Airlines dan SilkAir digabungkan, maka rutenya akan mencakup 100 destinasi di 38 negara!

5. SilkAir Baru Mempekerjakan Awak Kabin Pria pada Maret 2015 dan Memperkenalkan Seragam Barunya pada April 2015, setelah 26 Tahun! 

Di tahun 2015 ini, terjadi sebuah hal yang sedikit menyedihkan bagi seorang penumpang pria seperti saya, karena SilkAir mulai mempekerjakan awak kabin pria, menemani awak kabin wanitanya. Menyedihkan karena berarti saya mendapatkan saingan dalam mendapatkan perhatian pramugari SilkAir yang terkenal aduhai tersebut.

Untuk menjadi awak kabin SilkAir, dibutuhkan pelatihan selama 14 minggu yang meliputi prosedur keselamatan, pelayanan kabin, pelayanan pelanggan dan penanganan penumpang, hingga bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Semuanya untuk memastikan bahwa awak kabin SilkAir telah berada pada standar terbaiknya. Saat ini, SilkAir memiliki lebih dari 500 awak kabin, di mana mayoritas adalah warga negara Singapura, sementara sisanya berasal dari negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, dan Thailand.

Pada bulan April 2015, SilkAir mengenalkan seragam terbarunya, yaitu dress one-piece berwarna aqua-blue untuk awak kabin junior dan berwarna plum-red untuk awak kabin senior dengan pin berbentuk burung camar, yang dipadukan dengan rok berwarna biru gelap.

Silk Air Stewardess

❤️❤️❤️❤️❤️

Pergantian busana ini, menggambarkan bagaimana maskapai ini berkembang selama bertahun-tahun, di mana pergantian terakhir ini juga melambangkan bagaimana kondisi SilkAir saat ini, yang telah menjadi sebuah sayap regional dari Singapore Airlines yang menghubungkan bermacam destinasi wisata dan bisnis pada kawasan Asia Pasifik.

4. Kamu Dapat Menemukan Nasi di Dalam Pesawat SilkAir, juga Makanan Halal*

Ya, kamu dapat menemukan nasi di dalam pesawat SilkAir, bukan, bukan di bibir pramugarinya melainkan pada menu makanan yang mereka sajikan sepanjang penerbangan. Ada bermacam pilihan menu masakan khas Asia yang ditawarkan oleh SilkAir, seperti Roti Jala dan Mee Siam, namun bagi orang Indonesia yang harus makan nasi, dua menu ini pastilah menjadi idola:

  1. Nasi Lemak, yang dimasak dengan santan, daun pandan, dan jahe, yang disajikan bersama berbagai macam lauk seperti ikan, telur, sayuran, dan saus sambal yang menggelitik lidah.
  2. Hainanese Chicken Rice, dengan aroma pandan dan jahe, yang disajikan dengan potongan ayam dan irisan timun di atasnya, sebelum kemudian dibanjur dengan saus tiram premium.
BusinessClass - Chicken rice

Bagi penumpang kelas ekonomi, menu makanan yang disajikan biasanya terdiri dari main coursedessert, dan minuman. Sementara untuk penumpang kelas bisnis, menunya bertambah menjadi appetizerchoice of bread rollsmain coursedessert, dan juga berbagai pilihan minuman, termasuk minuman beralkohol.

*Penumpang juga dapat memesan menu makanan secara online dalam jangka waktu 24 jam sebelum penerbangan, apabila mereka menginginkan menu makanan halal, ataupun makanan khusus lain yang diinginkan.

3. SilkAir Adalah Maskapai Pertama yang Menyediakan Fasilitas Handheld Portable Video on Demand di Pesawat

Semuanya berawal di pertengahan tahun 1990-an, di mana dua pesawat Airbus A310-200 milik SilkAir melebarkan sayapnya ke India dan mainland China dengan menawarkan in flight entertainment berupa handheld portable video-on-demand (VOD) dalam penerbangannya. Saat itu, piranti yang digunakan adalah DigEplayer 5500, sebuah VOD berbasis hard-disk.

Kebayang kan, sebuah piranti video dengan layar dan hard-disk di tahun itu akan seperti apa bentuknya.

SilkAir Studio - 2

SilkAir Studio

Tapi itu dulu, karena sekarang sudah ada SilkAir Studio di dalam pesawat SilkAir. Piranti in flight entertainment berbasis wireless (bukan lagi menggunakan hard-disk) yang diluncurkan pada bulan Mei 2014 ini akan memanjakan penumpang SilkAir dengan sajian film box office, program televisi yang menarik, hingga musik-musik masa kini. Yang lebih keren lagi, untuk penumpang kelas bisnis malah akan mendapatkan tablet (gadget, bukan obat-obatan) untuk penerbangan di atas dua jam. 

Tenang, cuma dipinjamkan kok, bukan untuk dibawa pulang dan dijual di Kaskus.

2. Barang-barang Bebas Pajak Bisa Kamu Dapatkan Selama Penerbangan

Bagi saya, hal yang paling menggoda dalam penerbangan (selain para pramugari) adalah katalog belanja yang diselipkan pada bangku di depan saya. Pun demikian dengan SkyShop Catalogue yang ditawarkan oleh SilkAir, di mana di dalamnya terdapat berbagai macam godaan mulai dari kosmetik bermerk, jam tangan mewah, perhiasan hingga suvenir lucu SilkAir.

Skyshop

Menariknya, semua barang-barang ini bebas pajak, dan dapat kamu dapatkan langsung di dalam pesawat, selama persediaan masih ada. Tidak perlu repot ke Pasar Uler, kan?

1. SilkAir dikenal sebagai ‘Asia’s Most Awarded Regional Airline’

Ya, hal ini benar, karena sejak tahun 2004 SilkAir tidak pernah absen memperoleh penghargaan, ya walaupun bukan Oscar atau Grammy, sih. Seperti misalnya ketika tahun 2014, di mana SilkAir memperoleh penghargaan sebagai berikut:

  • Awarded Regional Airline of the Year by AirlineRatings.com
  • Voted in the Top 10 List of ‘Best Airlines Worldwide for Cabin Service by Hong Kong – based online travel magazine, Smart Travel Asia.
  • “Excellence in Airline Services” award by Business Deepika Awards 2014 (Kochi)
  • Five-star Airline in the eye of Sichuan Travellers- Golden Wing (Chengdu)

Keren, kan?

Jadi pengin naik SilkAir, kan?

Sama.