“Arif?” Sebuah suara mengagetkan saya dari belakang ketika seorang pria berkaus oblong dan bersepatu Crocs memanggil saya. Saya sempat berpikir untuk menjawab, “Bukan, saya Vanness Wu.”, namun pertanyaan berikutnya membuat saya mengurungkan niat tersebut.

“Arif anaknya Pak Mulyara, ya?” Tanya pria itu lagi.

DEG! Saya tertegun. Bagaimana bisa seorang pria yang saya tidak ingat wajahnya, dapat mengenali saya sebagai anak dari Pak Mulyara, yang merupakan ayah biologis saya. Hendak mengaku sebagai Ibas, anak dari Bapak SBY, namun saya urungkan karena kaus berlengan pendek yang saya gunakan.

“Iya, Pak, eh Om.” Jawab saya. “Kok tahu?”

“Wajahmu mirip dengan Papa kamu.” Ucapnya singkat dan spontan saya tersenyum mendengarnya. Tak menyangka kalau Papa dulunya ganteng. Berikutnya, Om Didik (nama pria itu, setelah saya bertanya dengan malu-malu) bercerita bahwa dahulu dia dan Papa adalah teman sekantor, sebelum Papa meninggal, dan Om Didik dipindahtugaskan ke kota lain. “Saya pernah ke luar kota sama Papa kamu. Tapi kalau saya sih biasanya main-main di sana setelah kerjaan selesai, sementara Papa kamu sibuk menulis terus.”.

Ya, lahir dari seorang ayah yang suka menulis (karena pekerjaannya sebagai peneliti) dan ibu yang suka jalan-jalan (bukan pekerjaan, namun memang tabiat) telah membuat saya berkembang sebagai seorang tukang makan.

“Kamu panitia di sini?” Tanya Om Didik lagi.

“Iya, Om.” Saya mengangguk, “Nanti juga ikut mengisi materinya.”.

“Kalau begitu, titip anak saya ya. Dia kemarin daftar buat ikutan TravelNBlog ini.” Ucapnya sambil memperkenalkan seorang gadis kecil berkacamata yang ditemani seorang wanita berjilbab, yang tidak lain adalah istri Om Didik.

“Alifia.” Ucap si gadis kecil.


TravelNBlog 3

Tim Sukses TravelNBlog 3

Sehari sebelumnya, bermodalkan tiket pesawat murah yang diperoleh dari EzyTravel, saya mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang dengan bahagia bersama Mumun dan Wulan yang memang sepesawat. Di sana, telah menanti jemputan dari Golden Bird yang memang telah dipesan sebelumnya.

Selamat datang kembali di Semarang, ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota yang menemani saya tumbuh besar (ke samping), dan kota di mana kenangan-kenangan masa lalu bersemayam. Mulai dari jatuh cinta, patah hati, hingga ditinggal menikah sang kekasih. Semua terjadi di Semarang.

“Ke Ibis Budget Hotel, Pak!” Seru saya, tak mengacuhkan kenangan lama yang tiba-tiba muncul.


TravelNBlog3

Pagi itu, acara TravelNBlog dimulai tepat waktu, yaitu pukul 09.00, sesuai dengan jadwal yang dibagikan panitia melalui email sebelumnya. Acara ini sendiri merupakan lanjutan dari TravelNBlog pertama yang diadakan di Jakarta, dan TravelNBlog kedua yang dihelat di Bandung.

Sama seperti episode sebelumnya, TravelNBlog ketiga ini juga berlangsung dalam dua hari, yang terbagi menjadi Blogging Workshop dan Jelajah Lawang Sewu di Hari Pertama, dilanjutkan Tur Kota Lama, Live Blogging Competition, dan Talkshow di hari kedua.

Dan inilah keseruan-keseruan yang terjadi selama TravelNBlog ketiga berlangsung:

Blogging Workshop

Bertempat di Tourism Information Center (TIC), Jalan Pemuda 147 Semarang, yang sudah dipadati peserta setengah jam sebelum acara dimulai, Mumun yang tampil dengan pakaian serba hitam langsung maju untuk membuka acara sekaligus menjadi cheerleader pada hari Sabtu yang cerah itu.

“Selamat Pagi!” Seru Mumun sambil cengengesan. Acara serius kok malah cengengesan. Pantas saja jomlo. Setelah pengantar dan perkenalan singkat, Mumun langsung mengoper mik ke tangan pembicara berikutnya.

TravelNBlog 3

Save Mumun, save the world.

Membuat Blog yang #NendangBokong oleh Ary Mozta

Hal pertama yang harus dilakukan seseorang untuk menjadi seorang travel blogger, adalah membuat blog. Ya, kalau kamu hanya traveling tanpa bercerita di blog, maka kamu hanya akan menjadi seorang travelerDemikian pula kalau kamu hanya punya blog tapi tidak jalan-jalan, maka kamu hanya akan menjadi blogger yang kurang piknik.

Dan, pada kesempatan pertama ini, Ary Mozta mencontohkan kepada peserta, bagaimana panduan membuat blog yang #NendangBokong. Caranya adalah dengan … rahasia. Makanya ikut TravelNBlog dong.

TravelNBlog 3

How to Make Kick Ass Blog by Ary Mozta

Enrich Your Story oleh Remy Cabella

Setelah mempunyai blog, maka yang berikutnya adalah mengisi blog kamu dengan konten. Salah satu konten yang memegang peranan penting pada sebuah travel blog adalah cerita, seperti yang ditunjukkan pada blog ini, yang diasuh oleh Remy Cabella.

Berbeda dengan TravelNBlog sebelumnya, kali ini Remy membawakan materi yang baru, namun mengandung beberapa kemiripan dengan materi sebelumnya, yaitu tentang cara memperkaya cerita. Pengin tahu caranya? Makanya ikut TravelNBlog dong.

TravelNBlog3

Enrich Your Story by Remy Cabella.

Travel Photography oleh Wira Nurmansyah

Selain cerita, unsur lain yang sepatutnya ada pada sebuah travel blog adalah foto. Foto yang dimaksud di sini adalah foto perjalanan, bukan foto Pamela Safitri. Pada kesempatan ini, Wira Nurmansyah yang memiliki kekenyalan badan seperti Pamela Safitri, mengambil alih panggung dari Remy Cabella setelah makan siang dan menjelaskan berbagai macam tip dan trik dalam fotografi.

Mau tahu apa saja tip dan triknya? Makanya ikut TravelNBlog dong.

TravelNBlog3

Travel Photography by Wira Nurmansyah

Managing Your Blog oleh Firsta Yunida dan Lucia Nancy

Setelah mempunyai travel blog yang terisi dengan cerita juga foto perjalanan, maka selanjutnya adalah ‘menjual’ blog tersebut. Ini sebenarnya sunah, boleh dijalankan, boleh tidak. Tapi alangkah baiknya apabila sebuah blog yang telah dibangun dengan darah, keringat, ketombe, dan air mata dapat menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Sebenarnya, apabila tulisan telah terasah dengan baik, maka pemilik blog juga dapat mencoba peruntungan lain, misalkan dengan menjadi kontributor Wego Indonesia.

Kali ini, muncul Firsta Yunida yang mampu mendapatkan pekerjaan sampingan dari blognya, juga Lucia Nancy yang menjabarkan berbagai macam media sosial yang mendukung perkembangan sebuah blog. Saya bersyukur karena mereka berdua tidak langsung tampil pada satu panggung, melainkan bergantian. Karena apabila maju bersama, maka saya akan bingung memilih yang mana.

Penasaran apa saja yang mereka sampaikan? Makanya ikut TravelNBlog dong.


Selain materi, acara indoor hari pertama juga mengajak para pesertanya untuk makan siang dan berpartisipasi dalam kuis-kuis singkat dengan ganjaran (hadiah atau upah, bukan Gubernur Jawa Tengah) berupa berbagai macam suvenir antara lain dari getaway! juga Gagas Media.

Berikut beberapa keceriaan yang ditangkap oleh kamera.

Ceria kan? Makanya ikut TravelNBlog dong.

Jelajah Lawang Sewu

Pukul empat sore itu, kami langsung bertolak ke Lawang Sewu dengan berjalan kaki untuk mengikuti tur yang telah disediakan oleh tim Visit Jawa Tengah. Di lokasi, telah menanti seorang mas-mas berpakaian serba putih dengan topi gaya kolonial Belanda, yang siap memandu kami menjelajahi Lawang Sewu (yang dalam bahasa Jawa berarti Pintu Seribu), salah satu landmark paling terkenal di Semarang, selain Tugu Muda dan Sunan Kuning. Yang juga dikenal sebagai salah satu tempat paling angker di Semarang.

Angker? Ya tak mengapa. Kan masih sore, pakai pemandu pula. Di Lawang Sewu, yang memiliki pintu ratusan, kami diarahkan ke berbagai ruangan dengan kekhasannya masing-masing, namun sayang ruang bawah tanah tempat uji nyali dan ruang tempat kaca patri legendaris sedang ditutup hari itu. Tapi tak mengapa, karena saya sudah pernah melihat dan mengunjunginya bersama Mama, beberapa waktu silam. Bahkan kami sempat berfoto bersama dengan latar belakang kaca patri mozaik tersebut.

Sebuah kenangan lama, yang kembali membersit.

Lawang Sewu

Gadis-gadis penunggu Lawang Sewu

Saya yang sering dicap sebagai PLO, atau Pasukan Lali Omah, oleh Papa dan Mama, pulang ke rumah di Ungaran malam itu. Bertemu Mama.

Tur Kota Lama

Entah mengapa, sekarang apabila ada yang mengenali Mama karena pernah membaca blog ini, mereka selalu memanggil Mama dengan “Mamacation! Mamacation!”.  Sama seperti beberapa kawan yang memanggil Beliau pagi itu, ketika kami bergabung dengan para peserta TravelNBlog untuk mengikuti tur kota lama bersama Semar Jawi. Yap, another mamacation begins.

Semar Jawi, yang juga merupakan singkatan dari Semarang Jalan-jalan Wisata, adalah sebuah bus pariwisata bertingkat yang digunakan untuk melayani wisatawan berkeliling Kota Semarang. Dan kali ini, wisatawan tersebut adalah kami.

Semar Jawi

Mamacation with Semar Jawi

Dipandu oleh muda-mudi yang menceritakan tempat demi tempat yang dilewati, rute Semar Jawi pagi itu adalah keliling kota lama, yang dimulai dari Taman Sri Gunting di samping Gereja Blenduk, ke arah Tugu Muda dengan melewati Tugu Nol Kilometer Semarang yang terletak tak jauh dari Pasar Johar. Pasar tempat saya membeli sepatu ketika SMP.

Saya masih ingat waktu itu saya merengek ke Papa, meminta sepasang sepatu Nike berbantalan udara seharga Rp120.000 di salah satu sudut Pasar Johar yang dikenal sebagai PM atau Pasar Maling, bukan Petik Mangga. Sepatu kebanggaan yang selalu dipakai ke mana-mana dahulu, walaupun belum tentu asli. Bisa saja Nike Air, atau malah Nike Airdila.

Seusai tur, para peserta dikembalikan ke TIC. Dan untung saja ada aplikasi mobile Blue Bird Group di handphone, sehingga para peserta yang tidak membawa kendaraan sendiri dapat memesan taksi dengan mudah dan cepat. Tak sampai lima menit, taksi sudah tiba di Taman Sri Gunting –tempat finis tur Semar Jawi–, siap mengantarkan para peserta kembali ke alamnya.

Menyenangkan, bukan? Makanya ikut TravelNBlog dong.

Live Blogging Competition

Di TIC, para peserta sudah ditunggu dengan tantangan berikutnya, yaitu Live Blogging Competition tentang Semarang. Tentunya dengan hadiah-hadiah yang sangat menarik, seperti misalnya dompet kulit Fossil dari Urban Icon, sebagai salah satu hadiah yang akan didapat oleh sang juara bersama dengan paket hadiah lainnya.

Tantangan lainnya, adalah siapa cepat boleh makan. Siapa yang selesai lebih dahulu, dapat meninggalkan ruangan dan menikmati sajian makan siang.

TravelNBlog

Suasana Live Blogging

Kegiatan Live Blogging ini sangat terbantu dengan adanya dukungan dari Smartfren yang menyediakan beberapa Mini Router Smartfren Connex M1 sebagai sumber koneksi internet dalam ruangan. Karena bagi saya, internet adalah salah satu kebutuhan primer, setelah sandang, papan, pangan, dan pacaran.

Tertarik? Makanya ikut TravelNBlog dong.

Talkshow

Sembari para juri kehormatan menilai tulisan dari para peserta, acara masih berlanjut dengan penjelasan singkat mengenai rencana pengembangan Kota Lama dari Pak Albertus Kriswandono selaku Anggota Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L) yang menceritakan perkembangan pengelolaan Kota Lama dari masa ke masa termasuk bagaimana rencana ke depannya.

Selanjutnya, Firsta Yunida kembali muncul di depan dan memoderasi Talkshow yang menghadirkan Vira Tanka dan Fahmi Anhar dengan tema destinasi wisata lokal, yang bisa diartikan kota, provinsi, atau negara tertentu. Vira (dan juga Mumun, yang bukan merupakan pasangan) konsisten menulis tentang Indonesia dalam Bahasa Inggris untuk memberikan informasi ke seluruh penjuru dunia. Sementara Fahmi Anhar tidak membatasi destinasi perjalanan yang dituliskan dalam blognya, namun dia banyak menulis tentang daya tarik wisata di Jawa Tengah. Semuanya dilakukan demi kemajuan pariwisata Indonesia. Salut!

TravelNBlog3

Tiga orang yang sudah menikah di atas panggung.

Berikutnya, saat yang paling ditunggu para peserta tiba, yaitu pengumuman pemenang termasuk pembagian sertifikat TravelNBlog. Sertifikat? Ya, ini adalah pertama kalinya tim TravelNBlog membagikan sertifikat workshop, tidak kalah dengan para motivator, maupun Jonru.

Dan inilah mereka-mereka yang memenangkan Live Blogging Competition.

TravelNBlog 3

Para pemenang Live Blogging Competition.

  1. Albert Ghana Pratama – http://lostinparadise.web.id/post/114908382256/jelajah-semarang-sehari-dengan-semarjawi
  2. Rifqy Faiza Rahman –  http://papanpelangi.co/2015/03/29/kota-lama-tentang-geliat-pagi-dan-semar-jawi/
  3. Slamet Riyadi –  http://www.slamsr.com/2015/03/semarjawi-bus-wisata-semarang.html
  4. Indri Juwono –  http://tindaktandukarsitek.com/2015/03/29/semarang-dalam-cerita-semarjawi/
  5. Alifia Afflatus – http://www.afflatuzz.blogspot.com/2015/03/traverse-in-kota-lama-with-semarjawi.html

Iya, si gadis kecil bernama Alifia keluar sebagai pemenang kelima pada kompetisi ini. Alifia yang baru berusia 13 tahun ini, hadir sebagai satu-satunya peserta yang menulis dalam Bahasa Inggris. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa.

Lalu, bagaimanakah dengan mereka-mereka yang kurang beruntung? Tentu saja mereka tetap senang dan gembira seperti yang ditunjukkan oleh foto berikut ini.

TravelNBlog 3

Para peserta TravelNBlog 3 beserta sertifikat yang diterima.

Bagaimana dengan para panitia dan semua pihak yang telah berpartisipasi pada acara ini? Tentu saja kami lebih senang dan bahagia, karena dapat berbagi bersama di TravelNBlog 3 ini.

Seru dan sangat menyenangkan, bukan? Makanya ikut TravelNBlog dong.


 Coincidence: Sebuah Penutup

“Arif?” Tanya pria di balik kemudi mobil jemputan Golden Bird, ketika saya bersama Wulan dan Mumun melaju meninggalkan Ibis Budget Hotel menuju Bandara Ahmad Yani Semarang sebelum bertolak kembali ke kehidupan nyata, di Jakarta.

“Hah?” Saya terkejut. Setelah pertemuan dengan Om Didik, kali ini siapa lagi yang mengenali saya. Dari jok belakang, saya menatap wajah si pria tersebut malu-malu, mencoba mengenali wajah yang mirip dengan seseorang yang saya kenal di masa kecil saya.

“Arif anaknya Pak Mulyara, kan?” Tanyanya lagi, meninggalkan saya yang bengong di jok belakang mobil, masih menebak-nebak siapakah pria di balik kemudi tersebut.

Malam itu, saya meninggalkan Semarang, kota yang selalu mempunyai kejutan dan kenangan istimewa untuk saya. Omong-omong, ada ide di manakah kami dapat mengadakan TravelNBlog berikutnya?