You know, I never did this before.” Dick berucap kepada saya yang duduk di dalam kokpit Cat 304E CR Hydraulic Excavator yang harus saya kendalikan sesaat lagi. Matanya tajam menatap saya, tanpa mata genit.

Hah? Saya sontak kaget. “How come?” Bagaimana bisa, Dick, yang ditugaskan menjadi trainer sehari saya dalam menjajal berbagai alat berat di Caterpillar Learning Centre, Edwards, Illinois, justru belum pernah mengemudikan mesin ini sebelumnya. Sementara bagi saya, inilah pertama kali saya yang berat, duduk di dalam kokpit sebuah alat berat.

I am retired now.” Jelasnya “They asked me to come and help them, and I never operated this machine before.”

Saya menatap tumpukan gelas-gelas plastik di hadapan saya, kali ini tugas saya adalah memungut sebuah gelas yang terdapat di puncak piramida, dan mengembalikannya lagi ke tempat semula, tanpa merusak susunannya. Kelihatannya memang mudah, kalau dilakukan dengan menggunakan tangan Dick, tapi kali ini saya harus melakukannya menggunakan excavator, seperti yang terdapat pada video Cat 301.7 CR Mini Excavator ini.

Well, let’s try this!” Seru Dick, sambil memberikan beberapa instruksi kepada saya.

Caterpillar Edwards

Pertama kali mengendalikan excavator.


Beberapa jam sebelumnya, saya telah tiba di Caterpillar Demonstration and Learning Centre bersama dengan Paulo Gustavo Gomes (blogger dari Sao Paulo, Brazil), Maxim Kredysehv (blogger dari Odenburgh, Rusia), juga Paul Strauss (blogger dari Chicago, Amerika Serikat) dalam rangka menghadiri Caterpillar Blogger Event yang dilangsungkan beberapa waktu silam di Peoria, Illinois, yang merupakan markas besar dari Caterpillar Inc. Saat itu kami didampingi juga oleh tim Caterpillar, yaitu Archie Lyons yang merupakan Creative Director, Deanna Dean selaku Brand Promotions Coordinator, dan Nicole Serena sebagai Social Media Community Manager dari Caterpillar Inc.

Dan saat itu saya masih tak percaya bahwa saya dapat pergi ke Amerika Serikat hanya karena blogging, namun ajakan Archie berikutnya menyadarkan saya bahwa saat ini kami sedang berada di sana. “Let’s have a breakfast, before we do many activities today in Edwards Demonstration and Learning Centre.“.

DEG! I’m in America baby.

Matahari pagi menyinari Edwards dengan hangatnya, ketika tur dimulai pagi itu. Marty dengan sumringahnya menjelaskan fasilitas-fasilitas apa saja yang terdapat di sana. Sesuai dengan namanya, lokasi ini diperuntukkan untuk demonstrasi alat-alat berat Caterpillar termasuk untuk pelatihan mengenai alat berat dan lain sebagainya.

Tak hanya mengajak kami berkeliling dalam bangunan, berikutnya Marty membawa kami semua masuk ke sebuah van –yang mirip seperti pada film-film gangster, hanya saja lebih imut, karena bertuliskan Caterpillar– dan mengajak kami berkeliling ke lokasi-lokasi lain di Edwards.

Saat itu adalah peralihan dari musim panas ke musim gugur, sehingga cuacanya cukup menyenangkan untuk dinikmati, sejuk dan tidak terlalu terik. Sebuah danau yang jernih menyambut kami di luar dengan hamparan hijau membentang luas di sekitarnya, di mana sesekali burung-burung turun ke tepiannya. Inilah Edwards, sebuah pedesaan hijau, yang juga dikenal sebagai tempat penyulingan anggur.

Sometimes you can see deers too.” Jelas Marty, sembari menyetir. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa area di sekitar Edwards Demonstration and Learning Centre seluas 290-an hektar tersebut adalah masih natural, sehingga sering terlihat binatang-binatang liar di sana. Berikutnya, Marty membawa kami ke sebuah lokasi uji coba alat berat di mana nampak sebuah lahan kosong yang dapat diatur sesuai kebutuhan penggunanya. Mau berbentuk tanah rata, berbatu, berpasir, hingga tanah abang semua dapat diatur dengan segera dan nantinya akan dilakukan uji coba mesin-mesin Caterpillar yang memang Built For It.

Lepas dari situ, kami menuju sebuah lokasi rahasia. “Please don’t take pictures here, or write about it, or I will be in trouble.” Archie berkata dengan perlahan.


Sekembalinya di Learning Centre, telah menunggu Elijah dan beberapa orang staf Caterpillar lain yang mengajak kami masuk ke dalam ruang simulator alat-alat berat Caterpillar, di mana telah tersedia beberapa console untuk mencoba bermacam alat, secara virtual pastinya. Mirip dengan sebuah game centre, kami duduk pada sebuah jok empuk yang dilengkapi dengan joystick dan beberapa tuas kemudi sementara di hadapan kami terdapat sebuah televisi layar lebar yang menunjukkan medan yang harus dihadapi.

Di situ kami belajar bagaimana cara mengendalikan alat berat, mengemudikannya, menggerakkan arm-nya, hingga mengisi bucket-nya dengan tanah virtual.

“Ah, it’s easy! Playing video games is men’s thing.” Batin saya.

Caterpillar simulation

Mencoba alat berat secara virtual

This is just the start, before you try the real machine later.” Jelas Archie “After this, you will see a special performance from our machines.”

GLEK! The real fun is about to start.


I have a competition here!” Seru Archie sambil melambaikan kotak berwarna kuning “The winner will get this B15 smartphone.”

Wow! B15 adalah telepon genggam tahan banting dari Caterpillar yang pernah saya ceritakan di postingan ini, dan tentunya sebuah gadget yang menjadi idaman para traveler. Termasuk saya. Sekilas tentang Caterpillar B15handphone ini telah melalui uji fisik yang melebihi kasus KDRT Manohara, yaitu diuji dengan dijatuhkan dari ketinggian 10,6 meter ke dalam kolam, dikeringkan dengan cara dibanting ke tanah, sebelum kemudian digilas oleh CAT 277D Multi Terrain Loader seberat 4.000 Kg. Insane.

Dan yang paling menarik adalah, pemenangnya akan mendapat handphone yang telah melalui tes tersebut. Jadi bukan handphone baru. Namun, handphone yang telah dijatuhkan dari ketinggian 10,6 meter ke dalam kolam, dikeringkan dengan cara dibanting ke tanah, digilas oleh CAT 277D Multi Terrain Loader seberat 4.000 Kg sebelum kemudian dibersihkan dan di-packing dalam kotak kuning.

So, the rules is, you have to pick the top glass using the excavator.” Archie menjelaskan aturan permainannya, “Then put it back using the excavator again.

Saya menatap Dick, instruktur yang bertugas mendampingi saya. Dick balas menatap saya, dan kami saling menatap jantan. Kali ini saatnya saya mencoba dengan segenap kekuatan dan kemampuan sendiri untuk mengendalikan Cat 304E CR Hydraulic Excavator, guna memenangkan handphone B15, di lahan yang sama, tempat saya menyaksikan pertunjukan bermacam alat berat CAT mendemonstrasikan kelebihannya.

Caterpillar Edwards

Caterpillar 777G Truck


Kami duduk dalam sebuah auditorium berkapasitas sekitar dua ratus orang, dengan kaca-kaca transparan yang membatasi penonton dengan panggung, yang masih terlihat gelap tanpa cahaya sedikit pun. Kemudian, terdengar pengumuman bahwa acara sesungguhnya akan dimulai sesaat lagi, dan sebuah sambutan kepada semua yang hadir di situ, termasuk ke para blogger. Sekadar informasi, jumlah pengunjung rata-rata yang datang ke sini tiap tahunnya adalah sebanyak 20.000 orang, jumlah yang sangat fantastis, untuk sebuah pusat pelatihan dan demonstrasi.

Dan itulah saat di mana nama saya –sebagai seorang blogger— digaungkan di Amerika Serikat kepada khalayak. Ada sedikit perasaan bangga bercampur haru dan malu-malu kucing mendengarnya. Namun iya, blogging telah membawa saya sampai sejauh ini.

And now, we are ready for the show!” Seru suara dalam pengeras suara, yang sepertinya dipekikkan oleh Marty. Musik rock terdengar membahana ke seluruh ruangan, sementara beberapa pendar cahaya berkilauan dari balik kaca yang mirip akuarium.

Sempat menyangka bahwa berikutnya akan muncul beberapa orang wanita seksi dari balik kaca yang memamerkan kemolekan tubuhnya, namun ternyata saya salah, karena yang menari-nari di dalam akuarium tersebut adalah alat-alat berat Caterpillar tanpa busana. Saya melongo, kagum.

Berikutnya, secara silih berganti dan saling bekerja sama, bermacam alat berat tersebut menunjukkan keahliannya, seperti mengeruk tanah, memindahkannya ke tempat lain, dan membuat bukit dari tanah tersebut sebelum meratakannya kembali. Yang menarik adalah, beberapa manuver tersebut dilakukan delam kecepatan tinggi yang semuanya mengikuti instruksi Marty yang disampaikan melalui walkie-talkie. Tak jarang, terdengar candaan dari para operator yang sedang bekerja mengendali mesin supaya baik jalannya.

Sungguh pertunjukan ini adalah salah satu pertunjukan paling spektakuler yang pernah saya lihat, dan berikut ini beberapa alat berat yang ambil bagian dalam pertunjukan tersebut: CAT 336E Hybrid Excavator, CAT777G Off Highway Truck, juga CAT 992K Wheel Loader. Saya sebetulnya berharap ada satu adegan di mana semua alat berat tadi tiba-tiba berubah menjadi robot, namun ternyata itu hanya khayalan saya saja. Di akhir pertunjukan, seluruh mesin terdiam tanpa berubah menjadi sebuah robot gedek, dan semua penonton bertepuk tangan.


Kekerenan pertunjukan tadi masih membekas di benak saya, ketika saya diberikan kesempatan untuk mencoba sendiri alat-alat berat tersebut. Dan bukan hanya itu, kali ini saya ditantang untuk memindahkan gelas teratas piramida dan mengembalikannya ke tempat semula, dengan excavator.

To the left to the left!” Kali ini Dick menginstruksikan dari samping kemudi, seperti Beyonce. Saya memegang tuas kendali dengan hati-hati dan serius, supaya nampak keren ketika difoto oleh Jim, si fotografer Caterpillar. “Now, move the bucket closer!

Kali ini, dengan perlahan, ujung bucket saya menyentuh leher gelas. Gently and carefully. “Boom up!“.

Masih dengan CAT304E CR dan instruksi dari Dick, kali ini saya diminta untuk mengambil batu dari atas cone, yang sepertinya mudah, namun ternyata mudah juga apabila dilakukan dengan skill yang mumpuni seperti saya dan alat berat CAT yang memang built for it.

Selanjutnya, saya mencoba mengeruk tanah dengan CAT M315D Wheel Excavator, memindahkan tanah hasil kerukan secepat kilat dengan si mungil CAT 277D Multi Terrain Loader, hingga menjajal CAT 420F IT Backhoe Loader yang bermuka dua karena memiliki dua kemudi dalam satu ruang dan berfungsi untuk mengeruk tanah sekaligus meratakannya. Dan hal paling menyenangkannya, ternyata pekerjaan ini tidak terasa berat, walaupun dikerjakan menggunakan alat berat. Jok empuk yang dapat diatur ketinggiannya dan ketegakkannya, panel dalam kemudi yang luas termasuk cermin memberikan pandangan lebar, hingga tuas-tuas yang ternyata dapat dioperasikan dengan sedikit tenaga.

Sumpah, kamu tidak perlu menjadi Agung Hercules, untuk dapat mengoperasikan alat berat Caterpillar.

Dan siang hari itu, ditutup dengan pertunjukan CAT D11 Large Dozer, yang dikendalikan dengan remote control. Sekali lagi, Agung Hercules, who?


Sore harinya, kami bertolak kembali ke Peoria, untuk mengunjungi Caterpillar Visitor Centre, sebuah museum yang sekaligus menjadi pusat informasi pengunjung yang datang ke Peoria dan ingin tahu lebih lanjut mengenai Caterpillar. Kurang dari setengah jam, kami telah tiba di lokasi yang dimaksudkan.

Di sana, kami mendengarkan sejarah singkat mengenai sejarah Caterpillar, dan mengikuti cerita perkembangannya dari masa ke masa, semua disampaikan dengan apik oleh Miss Autumn, yang membuat saya seketika ingin menjadi Tom Hansen yang sudah move on dari Summer Finn.

Selain terdapat replika salah satu truk terbesar di dunia, yaitu CAT 797F Mining Truck yang mempunyai berat asli sekitar 700 ton, pada lokasi tersebut juga terdapat Merchandise Store yang menjual berbagai macam pernak-pernik Caterpillar, yang merupakan godaan besar bagi saya, setelah Miss Autumn.


Caterpillar Building

One of Caterpillar’s office building in Peoria

Sore hari itu, saya bersama dengan Maxim, Paul, dan Paulo telah siap dengan tampannya di lobi hotel Marriot Peoria Pere Marquette menantikan jemputan dari Archie dan Deanne yang akan membawa kami menikmati makan malam khas Amerika Serikat di Edge Restaurant by Chef Dustin Allen.

Di sudut restoran malam itu, kami saling berbincang tentang apa saja. Tentang komentar saya terhadap Amerika, juga tentang kesan-kesan selama kunjungan ke Peoria. Sepanjang perjalanan saya, orang-orang Amerika bagian midwest, biasanya lebih ramah dan humoris jika dibandingkan dengan yang tinggal di west side, seperti New York. Mereka selalu berebut membukakan pintu untuk yang lain, menegur sapa dengan menanyakan kabar apabila bertemu kawan, hingga hampir senantiasa membalas pertanyaan dengan pujian.

Misalnya:

“How are you today?” | “Excellent, thanks, and you?”

“Do you like the food, Deanna?” | “Yes, it’s perfect.”

“Am I handsome, Archie?” | “…”

Enam orang, dari empat negara berbeda, menikmati hangatnya malam. Archie dan Deanne yang ramah sebagai perwakilan Caterpillar, Paul si pengelola empat website yang humoris, Paulo si manajer hotel yang selalu tampil dandy, Maxim si pengelola online shop kecantikan yang masih terbata-bata berbahasa Inggris, dan saya yang tampan sebagai Hamba Allah yang tidak sombong. Kami saling meninggalkan atribut masing-masing dengan pakaian yang masih menempel. Namun sayang, Nicole tak dapat hadir malam itu karena suatu keperluan.


Keesokan harinya, kami telah berkumpul kembali di Caterpillar Building SS di East Peoria, untuk melakukan factory tour. Dan kali ini kami akan menyusup ke pabrik pembuatan mesin-mesin raksasa Caterpillar dan melihat langsung bagaimana mereka dilahirkan.

But sorry, no photography here.” Jelas Ryan, yang bertugas memandu kami pagi hari itu. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, dan saya ikhlas mengikuti peraturan di pabrik tersebut.

Awalnya, Ryan menjelaskan tentang sejarah berdirinya Caterpillar, yang diinisiasi oleh dua orang pria matang bernama Benjamin Holt dan Clarence Leo Best (yang pada awalnya merupakan kompetitor, di mana yang satu menguasai teknologi dan satunya menguasai pasar) pada awal tahun 1900-an.

Sementara nama Caterpillar sendiri, diambil pada saat sesi pemotretan, di mana sang fotografer, Charles Clements beranggapan bahwa traktornya merayap seperti seekor ulat. “Caterpillar it is. That’s the name for it!” Seru Holt, girang. Saya bersyukur bahwa saat itu yang terlintas dalam pikiran adalah ulat, bukan biawak, kadal, atau Sadako. Dan bersyukur juga bahwa yang melihat adalah seorang fotografer, bukan Carolus Linneaus, atau imbasnya kamu akan mengenal produk Caterpillar sekarang sebagai Agrius convolvuli.

Caterpillar Factory

Ryan, our guide today.

Now wear your glasses, helmet, and put on your audio receiver.” Ryan berkata sambil membetulkan letak microphone di kerahnya sambil membuka sebuah pintu yang di depannya “We are moving to the factory.”

Ketika pintu dibuka, saya melongo.

Sejauh mata memandang, nampak seksi-seksi yang didominasi warna kuning khas Caterpillar, mulai dari penyiapan bahan, perakitan, pengecetan, hingga pengetesan alat. Semuanya dilakukan pada satu atap. Pada beberapa titik, Ryan sempat kami untuk berhenti sejenak, dikarenakan CAT D7E Medium Dozer sedang melintas.

Yang menarik adalah, semua hal yang dilakukan di sini sangat rapi dan terorganisir, saya dapat mengetahui berapa banyak target mesin yang dirakit pada satu hari, berapa banyak yang masih dalam status menunggu, dan berapa yang telah selesai hari ini. Semua terpampang nyata tanpa buaian pada panel yang tertera.

Caterpillar Building SS

Me at Caterpillar Building SS

I promise you, that you’ll be yellow blooded after seeing this factory.” Celoteh Ryan.

“Ha ha ha!” Celetuk saya dalam hati. Bagus deh, jadi saya bisa langsung mendaftar jadi kader Golkar sekembalinya saya di Jakarta.

Siang itu, saya berpamitan dengan semua peserta, termasuk ke Nicole yang semalam tidak hadir pada acara makan malam. “Nicole, thanks for the surprise. I really like it.” Oh iya, saya belum bilang ya, kalau pada malam sebelumnya ternyata Nicole diam-diam datang ke hotel pada saat kami makan malam, dan menyisipkan hadiah kejutan untuk saya.

Surprise gifts from Caterpillar

Surprise gifts from Caterpillar

Dan saya juga belum bilang ya, kalau sayalah salah satu dari dua orang beruntung yang mendapatkan handphone CAT B15 itu? Kalau kata Paolo Coelho di The Alchemist, ini namanya Beginner’s Luck.


Dan karena saya tidak mau menjadi orang yang beruntung sendiri, maka saya punya sedikit hadiah untuk kamu yang telah membaca artikel ini sampai akhir, dan hadiahnya adalah:
TADAAAA!
Gifts for you

Gifts for you

Ada tiga buah CAT Mini Machines, untuk tiga orang serious reader yang beruntung.
Caranya adalah:
1. Baca artikel ini hingga akhir.
2. Berikan komentarmu tentang Caterpillar, boleh apa saja, misalkan tentang kekerenan produknya, kecantikan Miss Autumn, atau kepolosan penulisnya.
3. Cantumkan juga ID Twitter kamu di kolom komentar, supaya saya juga bisa mengontakmu apabila kamulah yang beruntung.
4. Apabila ingin beramal, bisa juga share mengenai giveaway ini di kanal media sosial kamu, atau dengan cara menyantuni anak yatim.
5. Kontes ditutup pada tanggal 9 Desember 2014, pada hari ulang tahun Papa.
6. Selamat mengerjakan!