Adaptasi, adalah salah satu kunci yang dibutuhkan oleh seorang pejalan agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru saja dikenalnya. Bukan, saya tidak menganjurkan kamu untuk mimikri, menumbuhkan cangkang, ataupun memutuskan ekor ketika berhadapan dengan orang asing, lagipula ekor saya pun sudah putus sedikit dan tak bisa tumbuh lagi sejak kelas enam SD, so saya tidak akan berbicara mengenai hal-hal tersebut.

Yang akan saya bicarakan di sini adalah tentang 18 hal-hal yang apabila dikuasai, akan membuat kamu menyesuaikan diri lebih cepat terhadap lingkungan baru tersebut, atau dalam artikel ini adalah Amerika Serikat [selanjutnya akan disebut sebagai Amerika (saja, bukan Amerika banget.)].

1. Biasakan Berbicara dengan Bahasa Inggris

American, atau penduduk Amerika dikenal sebagai penduduk yang hanya menguasai satu bahasa yaitu Bahasa Inggris. Kalau selama ini kamu hanya bisa “Oh Yes, Oh No, Oh Yes, Oh No.” maka sebelum ke sana, pastikan kalau kamu dapat berbahasa Inggris dengan baik. Well, tidak harus sebaik Obama, tapi pastikan lawan bicara mengerti apa yang kamu bicarakan. Bahasa Inggris saya juga tidak begitu lancar, namun orang-orang lokal di sana cukup terkejut mengetahui bahwa saya berasal dari Indonesia karena mereka mengira bahwa orang-orang Indonesia tidak bisa berbahasa Inggris.

Hmm, mereka saja yang tidak tahu kalau saya menguasai lebih dari lima bahasa. Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa Ngoko, Bahasa Jawa Kromo, Bahasa Jawa Ngapak, Bahasa Jawa Suroboyoan, dan seterusnya.

2. Biasakan Memakan Fastfood

McD

McD, salah satu makanan khas Amerika Serikat, yang bisa dicoba di Indonesia.

Lupakan Nasi Padang, gado-gado, ataupun pecel lele, karena kamu akan sangat susah menemukan makanan-makanan tersebut di Amerika. Sebagai gantinya, kamu akan mendapatkan McDonald’s, KFC, atau Burger King dengan mudah di sana. Sebuah proses adaptasi yang mudah, karena saya yakin kamu sudah terbiasa memakan makanan tersebut di Indonesia. Mau bukti? Tuh! Lihat saja lemak perut kamu.

Apabila bosan dengan franchise ini, di kota-kota besar seperti New York, Washington, dan Chicago terdapat banyak street food yang menjual berbagai jenis hot dog, pizza, dan kebab. Tetap, fast food sih.

3. Biasakan Makan Tanpa Sendok Garpu

Jika selama ini kamu makan dengan menggunakan sendok dan garpu, mulai saat ini, saya sarankan kamu untuk makan dengan menggunakan tangan. Maksud saya, untuk memakan hot dog, pizza, atau kebab, selain itu, biasanya hanya disediakan pisau dan garpu di sana.  Atau sumpit, jika kamu makan di Chinese Restaurant.

4. Biasakan Cebok Memakai Tisu

Setelah terbiasa makan, maka tantangan berikutnya adalah buang air besar, dan selama di Amerika, inilah hal tersusah yang mau tak mau harus saya lakukan, yaitu cebok dengan menggunakan tisu. Sampai sekarang saya masih tak tahu bagaimana cara cebok dengan tisu yang benar, karena sudah berbagai gaya cebok dengan tisu saya lakukan namun tetap saja pantat tidak dapat bersih dengan paripurna, yang ada malah tangan saya yang ikut kotor. Duh!

Selain rasa kesal karena tak berhasil menguasai jurus cebok memakai tisu dengan benar, saya pulang ke Indonesia juga bersama dengan sebuah bisul di pantat.

5. Biasakan Menggunakan Transportasi Umum

NYC Subway

NYC Subway

Amerika adalah destinasi yang mahal, memang, apalagi untuk urusan transportasi. Dan salah satu solusinya adalah menggunakan transportasi umum seperti subway dan bus kota, walaupun tidak bisa dibilang murah juga. Di New York, tarif subway jauh-dekat sekali jalan adalah $2.5, sementara di Washington, tarifnya variatif tergantung jarak yang ditempuh, dengan tarif termurahnya adalah $1.75 kalau saya tidak salah ingat.

6. Biasakan Berjalan Kaki

Apabila transportasi umum masih terasa mahal, ada satu solusi lagi yang dapat dipraktikkan, yaitu berjalan kaki. Salah satu rekor berjalan kaki saya yang paling jauh adalah sekitar 30 blok [jarak 20 blok adalah sekitar 1 (satu) mil, dan 1 (satu) mil adalah 1,609344 kilometer] di New York, tepatnya dari Rockefeller Plaza di 50 St Manhattan, menuju ke Museum of Sex di 22 St yang saya lakukan dalam waktu kurang dari satu jam, termasuk berhenti beberapa kali untuk mengambil foto.

Dan karena masih sayang mengeluarkan uang untuk subway, saya kembali berjalan kaki setelah mengunjungi Museum of Sex ke Rockefeller Plaza lagi demi mengejar jam naik ke Top of The Rock malam hari itu.

7. Biasakan Diri dengan Konversi a la Amerika

Saat ini, sepertinya hanya tinggal Amerika, negara yang masih menggunakan sistem pengukuran Inggris. Dan dampaknya adalah kita harus mengkonversi pengukuran a la mereka. Contohnya adalah suhu, mereka masih mengukur dengan menggunakan Fahrenheit, bukan Celsius. Kemudian tinggi badan dengan feet dan inch, bukan meter dan centimeter. Berat badan dengan pound, bukan kilogram. Lalu ada juga jarak dengan mil, bukan kilometer; hingga volume dengan gallon bukan liter.

Solusinya adalah, install aplikasi converter di telepon genggam kamu.

8. Biasakan Menyiapkan Uang Pas

American Money

Money, that’s what I want.

Saat saya menggunakan jasa taksi (karena kepepet dan ingin mengejar jadwal kereta ke New York, bukan karena banyak uang) di Washington, Mr. Li, si pengemudi yang adalah seorang African-American dengan nama Cina, mengatakan bahwa dia tidak punya uang kembalian. Efeknya adalah saya harus merelakan kembalian sebesar $5 yang seharusnya bisa dikonversi dengan seporsi Chili Dog beserta air mineral.

Di Amerika, selain uang kertas yang sering kamu lihat bentuknya, ada juga recehan yang dikenal dengan nama Penny. Atau kalau dalam jumlah banyak disebut sebagai pennies. Tolong ucapkan dengan benar.

9. Biasakan Membawa Kartu Kredit

Lain lagi cerita waktu saya membeli tiket metro melalui vending machine di Chicago, ketika si mesin tidak menyediakan uang kembalian. Waktu itu harga tiketnya adalah $5, sementara uang paling kecil saya adalah $20. Setelah bertanya kepada petugas, dia menyarankan untuk menggunakan kartu kredit untuk membeli tiket, dan berhasil!

Di Amerika, pembayaran memang lebih lazim menggunakan kartu kredit, sehingga jarang ditemukan orang sana yang membawa banyak uang dalam dompet, atau dalam amplop seperti koruptor yang kena tangkap KPK.

Sekadar informasi, banyak merchant di Amerika yang tidak membubuhkan sales tax pada harga barang yang tertera. Jadi pastikan kamu tahu berapa tepatnya biaya yang akan dibayar di kasir nantinya.

10. Biasakan Memberi Tip

Times Square

Times Square New York

Di Amerika, memberi tip adalah sebuah hal yang umum atau jika tidak mau dibilang wajib. Ketika saya menunggu pesawat sambil makan di boarding room bandara La Guardia misalnya, gratuity atau tip tersebut dimasukkan ke dalam bon pembelian, dan kita dapat menyepakati berapa persen besarnya tip yang nanti diberikan kepada restoran tersebut, dengan rata-rata sebesar 17% dari pembelian.

Ada juga cerita lepas saya mengikuti The Gangster Tour di Chinatown Manhattan, ketika si guide menyalami saya sampai dua kali seusai tur, hanya gara-gara saya tidak memberikan tip seperti yang lain. Dia bilang “I have change if you want.” dan saya seketika pura-pura tidak bisa berbahasa Inggris.

Lalu ketika di Times Square, di mana saya digamit seseorang yang berkostum Spiderman, walaupun di situ tertera pengumuman, bahwa berfoto dengan orang-orang yang mengenakan kostum tidak perlu membayar, namun kenyataannya si Peter Parker gadungan ini tetap membisikkan beberapa kata “It’s not free, you know. You have to give me small tip.“. Dan ketika saya terpaksa berfoto, tiba-tiba muncul Mickey Mouse dan Chewbacca gadungan di kanan kiri saya, yang juga mendambakan tip. Akhirnya saya pun memberikan masing-masing $1, yang diterima sambil menggerutu. Saya cuma bilang “I came from poor country, you know.”.

11. Biasakan Langsung Memanggil Nama

Ini mungkin terdengar kurang sopan, apalagi untuk orang Jawa seperti saya yang terbiasa dengan tata krama sedari kecil. Namun di Amerika, adalah hal yang lumrah untuk memanggil langsung nama orang –tanpa embel-embel Pak atau Bu atau Tante atau Seus atau Jeung atau Cyin–,  tanpa memandang umur. Beberapa kenalan baru saya, misalnya Archie yang kira-kira hampir berumur dua kali lipat dari saya pun saya panggil langsung nama, tanpa tambahan seperti Mas Archie.

Tip: Walaupun ini harus dibiasakan di Amerika, namun jangan berlatih dengan cara memanggil orang tuamu hanya dengan namanya saja.

12. Biasakan Berjalan di Sebelah Kanan

US Highway

US Highway from New York to Chicago

Walaupun kamu bukanlah seorang wanita (who’s always right), namun tolong dibiasakan untuk berjalan pada sisi kanan di Amerika, karena merupakan sebuah hal yang berlawanan dengan kebiasaan di Indonesia di mana semuanya berjalan pada sisi kiri. Di sini, mobil-mobil memiliki kemudi pada sebelah kiri, yang juga berlawanan dengan Indonesia, namun sama dengan Myanmar (walaupun di Myanmar, semua berjalan pada sisi kanan).

13. Biasakan Membukakan Pintu Untuk Orang Lain

Sebelum berangkat ke Amerika, teman saya Vira sempat berkata “Jangan lupa nanti di sana latihan bukain pintu buat orang lain.” yang tak saya acuhkan karena masih tak paham apa maksudnya. Namun semua berubah di Amerika, ketika orang-orang yang saya temui di Peoria, seperti Deanne dan Nicole yang notabene adalah wanita, malah berlomba-lomba membukakan pintu untuk saya dan teman-teman lain. Sebagai pria,  saya merasa harga diri saya runtuh.

Usut punya usut, ternyata membukakan pintu untuk orang lain adalah sebuah hal yang lumrah dilakukan di Amerika dengan tidak memandang gender. Bayangkan kalau hal tersebut merupakan kebiasaan di Indonesia, pasti banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi petugas pembuka pintu toilet Blitz Megaplex. “Silakan toiletnya, kakaaaak!“.

14. Biasakan Antre

Art Institute of Chicago

Antrian masuk Art Institute of Chicago

Antre dengan tertib, adalah salah satu hal menyenangkan yang saya lihat di Amerika. Pada loket tiket Top of The Rock, dermaga feri Liberty Island, juga sebelum masuk Art Institute of Chicago, semua orang antre pada jalur dengan tidak berdesak-desakan dan tidak menyerobot satu sama lain. Sebuah hal yang agak langka disaksikan di Indonesia, terutama pada saat pembagian jatah kurban idul adha.

15. Biasakan Meminum Air Keran

Satu lagi hal menyenangkan yang dapat memangkas budget perjalanan di Amerika adalah, kita dapat meminum air dari kerannya langsung. Sebuah hal yang tidak bisa dilakukan di Indonesia, di mana air sumber yang sehat letaknya jauh dari kota, dan kalaupun dekat, sumbernya hanya berasal dari air susu ibu.

Nah, jika ingin irit, bawa saja tumbler dan isi ulang dengan air keran yang ditemui di manapun selama masih masuk di wilayah Amerika Serikat.

16. Biasakan Menyeberang Jalan dengan Baik

Joker

Joker berkeliaran di kota.

Di Washington, menyeberang sembarangan tanpa mematuhi lampu lalu lintas dapat didenda hingga $250, dan di Peoria yang notabene sebuah kota yang mungkin lebih kecil dari Wonogiri, penduduknya tetap menyeberang dengan tertib sesuai lampu lalu lintas walaupun tidak ada tanda peringatan denda karena menyeberang sembarangan. Namun tidak demikian di New York, di mana semua orang dapat menyeberang sesuka hati asalkan jalan kosong, atau mau latihan ketangkasan untuk Takeshi Castle. Hal yang sangat mudah dilakukan penduduk Jakarta.

Karena lalu lintas berjalan pada sisi kanan, maka pastikan kamu menengok ke sisi kiri sebelum menyeberang. Sebuah petunjuk yang tidak berlaku di Jakarta, karena kamu harus tetap menengok ke sisi kiri dan kanan walaupun menyeberang pada jalan satu arah.

17. Biasakan Mendengar Logat dalam Film Hollywood

Selama ini saya menyangka bahwa logat-logat bule yang saya tonton di film-film box office Hollywood itu cuma ada di film saja, namun ternyata saya salah. Terlebih ketika saya tinggal di daerah Harlem di mana terdapat banyak sekali warga African-American, tak jarang saya mendengar kata-kata yang seharusnya disensor keluar. Seperti misalnya ketika tas selempang saya tak sengaja menyenggol pantat bahenol seorang bapak-bapak African-American yang bertubuh gemuk, ketika sedang mengantre untuk membeli tiket subway pada vending machine.

Dalam sekejap dia menoleh ke saya, dan berkata dengan sedikit lantang dengan kecepatan yang melebihi si rapper Twista “Hey, watch my fat ass, you motherfucker! Don’t you see that I am currently using this fucking machine? Fuck off!” Kurang lebihnya demikian.

18. Biasakan Meminta Maaf

Sorry.” Ucap saya reflek ketika mendengar si bapak memaki saya dalam bahasa premannya, dan saya langsung memindahkan tas saya ke belakang, dan kembali mengenai orang di belakang saya. Dengan sedikit menggerutu, si bapak melanjutkan kembali aktivitasnya membeli tiket kereta, sementara saya masih tak habis pikir kalau dia bisa tersinggung hanya karena colekan tas saya, apalagi kalau saya mencoleknya dengan yang lain, raket nyamuk misalnya.

“Nah iya, di Amerika lu harus sering-sering minta maaf kalau ketemu yang begituan.” Kata Mumun, ketika saya menceritakan kisah ini “Orang sana bisa tersinggung kalau disentuh seperti itu.”.

Saya pun hanya menganggut tanda setuju. “Oh, ya maaf, gue gak ngerti.” Dan karena meminta maaf merupakan hal yang penting, bukan hanya di Amerika saja, maka sebaiknya kamu membiasakan meminta maaf. Tidak peduli bahwa kamu adalah seorang wanita yang biasanya selalu merasa benar.

Selfie at The Capitol

Selfie at The Capitol

Itulah 18 Hal Yang Harus Dibiasakan di Amerika versi saya, saya kembali meminta maaf apabila foto selfie saya mengganggu ada kesalahan, dan jika kamu ingin menambahkan, bisa lakukan secara perlahan di kolom komentar di bawah.

Akhir kata, ada satu kebiasaan bagus lagi yang harus ditularkan, yaitu biasakan meninggalkan komentar setelah membaca postingan blog. Wassalamualaikum.