Sebelum membaca artikel ini, saya ingin menekankan –dengan perlahan dan hati-hati, tentu saja– bahwa beberapa foto yang terdapat di sini adalah sekadar ilustrasi belaka. Karena sungguh tidak mungkin nge-blog dengan asyik dan serius di tengah-tengah kolam Tirta Gangga, Karangasem, Bali, sementara membiarkan ratusan orang pengunjungnya mengantri untuk menikmati berjalan-jalan di kolam dengan berpijak pada batu-batu segi delapan yang terpasang secara simetris pada dasar kolam.

Namun, kamu masih bisa kok nge-blog dengan asyik dan serius ketika traveling. Asalkan tahu apa saja yang harus disiapkan, dan dilakukan.


Apa yang Harus Disiapkan?

A. Kemauan

Kemauan, –tanpa huruf L– adalah hal utama yang dibutuhkan dalam menulis artikel blog. Tanpa kemauan, kamu tak akan beranjak ke mana-mana. Tanpa kemauan, kamu hanyalah seorang pengangguran batiniah. Dan tanpa kemauan, tak akan ada artikel ini untuk dibaca olehmu.

B. Alat Tulis dan Buku Catatan

Tinggalkan batu, papyrus, juga daun lontar, karena sekarang zaman sudah berubah. Sebagai gantinya, sisipkan buku catatan kecil pada tas, dan bawa alat tulis yang berfungsi dengan baik. Bisa pensil, pulpen, maupun spidol. Tidak disarankan untuk menggunakan pylox, karena kamu mau traveling, bukan hura-hura lulus Ujian Nasional.

C. Smartphone

P1110666

Playing with smartphone, –taken at Taman Ujung, Karangasem, Bali.

Di era modern ini, wajib hukumnya memiliki sebuah smartphone yang dapat mempermudah berbagai aktivitas yang dilakukan ketika traveling, seperti menunjukkan arah ketika tersesat, menghibur kesendirian kamu dengan musik dan permainan, hingga menghitung berapa kalori yang terbakar setelah kamu berenang dari Bali ke Lombok.

D. Laptop

P1110246

Typing on laptop, –at Pirates Bay Restaurant, Nusa Dua, Bali.

Sebenarnya, smartphone saja sudah cukup. Namun, laptop akan membuat aktivitas blogging kamu lebih nyaman dengan layarnya yang lebar, dan adanya keyboard fisik –bukan virtual, maupun numerik– akan memudahkanmu mengetik dan meracik kata demi kata. Selain laptop, sebenarnya ada piranti lain yang juga memudahkan kegiatan blogging. Namun, demi Allah, jangan bawa desktop computer beserta monitor tabung 17 incinya! 

E. Aplikasi Pendukung

Aplikasi pendukung yang dimaksudkan di sini adalah aplikasi yang dapat mempermudah kegiatan blogging ketika traveling. Adapun pilihan saya sendiri, jatuh pada Office 365 Personal buatan Microsoft. Hal yang menarik dari Office 365 Personal yang terdiri dari tiga komponen utama ini –Microsoft Office, One Note, dan One Drive– adalah bahwa aplikasi-aplikasi ini dapat di-install pada smartphone, tablet, dan laptop, serta dapat disinkronisasi secara online dengan menggunakan akun Microsoft.

One Drive - Office 365 Personal, on my smartphone.

One Drive – Office 365 Personal, on my smartphone.

Secara singkat, One Note merupakan aplikasi pencatatan online yang akan membantu kegiatanmu, mulai dari menyiapkan itinerary, membuat to-do-list kegiatan, hingga menulis jurnal harian. One Drive, adalah media penyimpanan virtual dari Microsoft –dengan tambahan kapasitas 20 GB apabila kamu menggunakan Office 365 Personal– yang dapat membantumu menyimpan apa saja dengan tingkat keamanan yang tinggi, kecuali selingkuhan. Sementara Microsoft Office, –yang terdiri dari Word, Excel, Powerpoint– adalah aplikasi kantoran yang sudah dikenal di Indonesia selama bertahun-tahun. Penjelasan: Cukup Jelas.

F. Kamera

Untuk travel blog, foto adalah hal yang esensial, karena dapat membantu pembaca membentuk imajinasi yang didapatkannya saat membaca sebuah artikel perjalanan. Walaupun ada yang bilang “a picture paints a thousand words.” namun why can’t I paint you? kehadiran kata-kata dan cerita akan membuat artikel menjadi lebih hidup. Oh iya, untuk mengambil foto, diperlukan sebuah kamera. Atau nota pembayaran, apabila klisenya sedang dicuci cetak di studio foto.


Apa yang Harus Dilakukan?

1. Ambil Foto Sebanyak-banyaknya

Setelah melakukan persiapan dengan matang, yang harus dilakukan berikutnya adalah traveling, –bukan bengong menatap langit sambil berharap Komet Halley muncul tiap 75 menit– dan mencari materi untuk artikel travel blog kamu. Ambil foto sebanyak-banyaknya dengan kamera maupun smartphone kamu, karena tiap momen berharga dan tak dapat terulang kembali. Untuk travel blog, sebaiknya kurangi foto selfie, dan perbanyak foto landscape. Pengecualian untuk artikel ini.

Apabila mengambil foto dengan menggunakan smartphone, maka kamu dapat mem-backup-nya ke One Drive Microsoft, cukup dengan klik upload begitu smartphone mendapat sinyal. Kalau saya, biasa mengandalkan wifi gratis yang tersedia pada penginapan untuk melakukan kegiatan ini.

2. Buat Catatan-catatan Kecil

Dalam perjalanan ke India, saya mencatat jurnal perjalanan pada sebuah sketch book usang seukuran kertas F4 dengan sudut-sudut kertasnya yang sudah terlipat ke luar. Perjalanan dari Agra ke Jaipur dengan kereta kelas rendah yang lambat di siang hari, membuat saya betah melakukan kegiatan tersebut. Namun ada kalanya buku tersebut terlalu besar untuk dibawa, atau lebih tepatnya lupa dibawa dalam perjalanan.

Dan saat itulah, saya mengalihkan proses pencatatan ke smartphone, –benda yang tidak pernah lupa dibawa oleh manusia kekinian.

Writing down the journal, --taken at Taman Ujung, Karangasem, Bali.

Writing down the journal, –taken at Taman Ujung, Karangasem, Bali.

Pencatatan dengan smartphone, bukan berarti tanpa cela. Pada perjalanan ke Myanmar, saya kehilangan jurnal perjalanan –termasuk kontak orang-orang yang ditemui sepanjang perjalanan– yang saya catat pada smartphone tanpa backup, karena suatu hal yang tidak saya ketahui. Sebuah kejadian yang membuat saya sedih selama tujuh menit.

Beruntungnya, sekarang telah hadir aplikasi pencatatan yang mem-backup catatan pada smartphone secara online, seperti misalnya One Note. Penggunanya, seperti saya, tidak perlu khawatir akan kehilangan data dan catatan yang dibuat, karena semuanya ter-backup secara otomatis apabila smartphone mendapatkan sinyal atau wifi gratis. Pencatatan ini penting untuk membantumu mengingat peristiwa-peristiwa yang dialami selama traveling, terlebih apabila kamu termasuk golongan pria-pria yang suka lupa dengan tanggal jadian.

3. Tentukan Topik/Judul Artikel

Relax and find the topic, --taken at The Stones Hotel, Legian, Denpasar, Bali.

Relax and find the good topic, –taken at The Stones Hotel, Legian, Denpasar, Bali.

Bagi saya, menentukan topik itu lebih mudah daripada memikirkan apa judul yang tepat untuk sebuah artikel di blog. Kuncinya adalah, pilih topik menarik yang jarang diulas travel blogger kebanyakan. Misalkan tentang, bagaimana beda perilaku komodo betina dan komodo jantan di Pulau Komodo dilihat dari cara makannya. Sementara untuk judulnya sendiri, pilih yang menggugah minat seseorang untuk membaca. Misalnya: Seekor Babi Hutan Menjadi Korban Keganasan Empat Ekor Komodo Betina. Orang Tua Babi Hutan Datang ke Keluarga Pelaku. Eh, Malah Dimakan Juga!

4. Pilih-pilih Foto/Video

Photos on One Drive, synchronised!

Photos on One Drive, synchronized!

Setelah menemukan topik dan judul yang diinginkan, maka langkah selanjutnya adalah memilih foto-foto untuk ditampilkan di blog. Fungsi foto-foto ini adalah membantumu mengambangkan cerita. Apabila sebelumnya foto telah di-backup ke One Drive, maka kamu tinggal mengunduhnya ketika terkoneksi dengan internet. Pilih foto-foto yang berhubungan dengan topik yang telah ditentukan sebelumnya. Jangan sampai salah pilih foto, contohnya untuk artikel komodo betina, jangan malah masukkan foto pacar kamu, walaupun keduanya sama-sama buas.

Sebelum meng-upload foto ke blog, pastikan ukurannya telah diperkecil atau bahasa kerennya di-resize. Hal ini dilakukan karena storage blog yang terbatas, sehingga harus digunakan dengan lebih bijaksana.

5. Kembangkan Menjadi Sebuah Artikel

Journal on One Note, synchronized!

Journal on One Note, synchronized!

Bagian terpenting dan (biasanya merupakan yang) terlama dalam menulis artikel blog adalah, mengembangkan ide dan foto-foto menjadi sebuah artikel yang berkualitas. Apabila kamu adalah pengguna One Note, dan telah mencatat jurnal perjalananmu menggunakan aplikasi tersebut pada smartphone, maka kamu tinggal membuka aplikasi yang sama dengan laptop yang telah terhubung dengan internet, dan login dengan akun Microsoftmu. Voila! Semua jurnalmu telah berpindah ke laptop, –tanpa harus memindahkannya secara manual, dan kamu bisa mulai menuliskan ceritamu berdasarkan foto-foto dan jurnal tersebut.

Saya, biasanya menulis langsung artikel perjalanan secara online pada template yang disediakan oleh WordPress. Satu saran dari saya, supaya artikel perjalananmu terlihat lebih hidup, libatkan percakapan-percakapan yang terjadi selama perjalanan. Entah percakapan dengan sesama turis, dengan warga lokal, dengan hati nurani atau bahkan dengan Tuhan.

Develop your ideas into article, --taken at Ngurah Rai International Airport, Denpasar, Bali.

Develop your ideas into article, –taken at Ngurah Rai International Airport, Denpasar, Bali. [Dear Grandma, you’ve been backpackstorized!]

Kadang kala, ketika ide sedang deras-derasnya mengalir dan keinginan menulis sedang tinggi-tingginya, saya malah tidak terkoneksi dengan internet. Dan hal yang saya lakukan adalah, memindahkan ide tersebut ke dalam sebuah aplikasi yang bernama Microsoft Word yang dapat dikerjakan secara offline. Seperti yang saya lakukan pada perjalanan udara dari Jakarta ke Manado beberapa bulan silam, alih-alih tidur bersama penumpang yang lain, saya justru menyalakan laptop, membuka Microsoft Word, dan mengetik draft artikel perjalanan saya ke Nusa Lembongan beberapa minggu sebelumnya.

Sekadar informasi, di versi terbaru Microsoft Word saat ini, kamu bisa langsung mem-publish hasil ketikan kamu sebagai Blog Post! Menarik, dan mudah, bukan?

P1110243

Lalu, kata siapa kita tidak bisa ngeblog dengan asyik dan serius ketika traveling? Asalkan tahu caranya, semua pasti bisa dilakukan. Karena sesungguhnya tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini.

I’m here for you, Marshanda!