Dua orang pemuda bersepeda motor berhenti di samping Nissan March yang kami kendarai, saat itu pukul sebelas malam waktu Bandung, dan bisa jadi mereka adalah bagian dari gang motor yang santer diberitakan sering mengganggu keresahan warga. Pria yang memegang kendali sepeda motor mengambil telepon genggamnya, menelepon. Dan berikutnya, telepon genggam saya yang berbunyi.

“Itu mungkin orangnya.” Kata Mumun.

***

“Apa? Tur horor? Gak deh!” Jawab peserta kegiatan #NewMarchDay yang saya tanyai ketika makan malam. Kebanyakan dari mereka menolak ide saya dan Mumun untuk melakukan tur mengunjungi tempat-tempat yang dikenal horor di Bandung. Bahkan Mbak Ainun dan Mas Acel kompak menampiknya dengan alasan “Ogah, hidup gue aja udah horor banget!”

Huft.

Dan, akhirnya dari belasan peserta kegiatan, hanya tersisa saya, Mumun, dan Ipi yang berani untuk melaksanakan tur horor malam itu. Sorry guys, this activity is not for the faint hearted. Only the bravest, and the chosen one. Like me, Mumun, and Ipi.

“APA, NANTI JALAN KAKI?” Teriak Ipi di mobil. “KIRAIN PAKAI MOBIL JALAN-JALANNYA.”

Saya dan Mumun ketawa cekikikan “Iya, Pi.”

FAKKK! AKU DIJEBAAKKK!” Suara teriakan terdengar dari jok belakang yang masih lega. Teriakan yang diikuti dengan bulu kuduk yang berdiri. Bulu kuduk kami bertiga.

***

Sudah sedari siang, saya dan Mumun mengontak Mas Roni, pemilik Cheap & Go! Tour, menanyakan ketersediaan tentang tur horor kota Bandung ini. Pada kunjungan sebelumnya ke Bandung, saya juga mengontak mereka, namun mereka menjawab tidak bisa karena kuota peserta yang kurang. Namun kali ini berbeda, saya meminta tolong Mumun si Gadis Cimahi, untuk merayu Mas Roni. Dan berhasil. Kami akan berangkat tur horor Kota Bandung malam ini!

P1080228

Persiapan sebelum tur

Sepasang pria normal bermotor yang mendatangi mobil kami tadi, ternyata adalah Mas Roni dan rekannya, yang memperkenalkan diri sebagai Mas Tendi (kalau saya tak salah dengar). Merekalah yang akan membawa kami mengelilingi tempat-tempat yang memiliki cerita horor di Bandung. Dankarena waktu yang sudah mendekati tengah malam, kami batal berjalan kaki, namun diganti dengan menggunakan kendaraan bermotor ke tempat-tempat tersebut.

“Sebelumnya, apa ada yang sedang berhalangan?” Tanya Mas Roni, pada kami. Saya sudah menopause sejak lahir, sementara Mumun dan Ipi menggeleng, tanda sedang tidak berhalangan. Tidak berhalangan yang belum tentu hamil. “Jadi wisata horor ini, sebenarnya adalah mengunjungi bangunan-bangunan heritageDahulu dicetuskan pertama kali oleh Bandung Trails. Jadi kita niatkan tur kali ini adalah tur heritage, bukan tur horor.” Jelasnya.

Setelah membaca doa dan mendapat sedikit wejangan, maka berangkatlah kami ke objek wisata horor pertama.

Dan tujuan pertama kami adalah …

SMA Negeri 3/5 Bandung

“Ini adalah kisah tentang Noni Nancy.” Mas Roni memulai pembicaraan. “Dimulai tahun 1920, pada saat zaman Belanda. Dahulu kala ada seorang Noni Belanda yang jatuh cinta kepada seorang pribumi. Namun cintanya tak direstui. Dan itu adalah awal mula dari kisah SMA Negeri ini.”

Mas Roni membimbing kami menuju pintu gerbang SMA 5, sambil menceritakan kisah tentang si Noni Belanda lebih lanjut. “Karena cintanya tak mendapat restu, dia bunuh diri di sekolah ini.” Mas Roni mulai menyalakan sebatang rokok. “Dan beberapa yang bilang, dia masih menjadi penghuni tetap sekolah ini.”

Kami mendengarkan dengan seksama penjelasan Mas Roni, kali ini tangannya menunjuk ke jendela-jendela di ujung bangunan SMA 3 yang memang menempel dengan SMA 5. Itu adalah jendela yang tidak bisa ditutup, dan walaupun dipaksakan tertutup pasti akan terbuka kembali. Itulah mengapa jendela tersebut hingga sekarang tidak pernah ditutup lagi.

Jendela yang tak pernah tertutup. Jendela tempat penampakan si Noni Belanda.

P1080236

SMA Negeri 3/5 Bandung

“Selain jendela, Noni Nancy juga sering muncul di ruang piano SMA.” Lanjut Mas Roni. “Penampakannya kadang memakai dress  terusan outih biasa, hingga dress terusan putih yang bersimbah darah.”. Sering juga terdengar lonceng sekolah tiba-tiba berbunyi, maupun lampu yang menyala sendiri.

Salah seorang teman saya, Ifan, yang dahulu bersekolah di sini, bahkan mengatakan pernah mendengar suara piano memainkan Mozart sangat kencang sekali dari arah ruang piano pada pukul satu malam!

Rumah Kentang

Destinasi berikutnya, adalah Rumah Kentang pada perempatan Jalan Banda. Di sini adalah objek di mana ops sering tertangkap kamera. Menurut penuturan Mas Roni, di rumah yang tak terawat ini ada penghuninya seorang dosen salah satu kampus di Bandung. Si penghuni tidak pernah mengizinkan orang masuk ke dalam rumah, bahkan kru TV sekalipun, dengan alasan ada orang tuanya sakit di dalam.

Legenda horor di rumah ini bukanlah berdasarkan pengalaman seorang suami yang mengajak istrinya bercinta lalu ditolak, melainkan bermula dari seorang anak kecil yang bermain di depan rumah ini, dan mencium bau wangi dari arah dapur. Si anak menghampiri, dan tanpa sengaja tercebur ke dalam kuali. Itulah mengapa sering tercium bau kentang dari belakang rumah ini. Namun menurut si pemilik, bau kentang ini berasal dari perpaduan bau rumput dan kulit pohon kering.

Mas Roni bercerita, pernah dahulu ada saudara si dosen yang berkunjung di sini. Salah seorang anaknya menangis meraung-raung dan minta pulang, sementara ada anaknya yang lain berlarian keliling rumah dengan riang. Ketika ditanya “Lagi main sama siapa, Dik?” Si anak kecil menjawab “Sama kakak.”

Dan, kakak yang disebutkan anak kecil ini diperkirakan adalah si anak kentang yang dahulu tercebur dalam kuali.

P1080250

Rumah Kentang

Gonggongan anjing terdengar dari dalam rumah, dan membubarkan sekelompok fotografer yang sedang mengambil gambar. Nampak kilatan flash menyala, disusul panggilan dari Mas Roni untuk segera meninggalkan rumah ini.

“Yuk, kita pindah.” Ucapnya sambil membuang puntung rokok ketiganya. Dan seketika saya merinding.

Taman Maluku

Kami berhenti di sebuah pertigaan, dan menyeberang ke sebuah sudut taman. Inilah Taman Maluku, lokasi wisata horor kami berikutnya. “Di pohon-pohon besar depan Rumah Kentang tadi, ada penunggunya.” Mas Roni memberi tahu kami. Ingatan saya kembali ke pohon-pohon yang nampak subur, tak terawat di depan rumah tadi. “Seorang genderuwo berlidah panjang. Teman saya pernah terkena liurnya yang diteteskan dari atas pohon.”

Rumah Kentang, menurut Mas Roni, adalah tempat di mana banyak terjadi kasus kesurupan dan penampakan. Bahkan tukang kebun pun tak berani memotong rumput-rumputnya, karena ketika mencoba memotong, seorang wanita misterius tiba-tiba muncul dari dalam pohon.

P1080268

Patung Pastor Belanda Taman Maluku

Lain lagi cerita tentang Patung Pastor Belanda Taman Maluku. Alkisah dahulu ada seorang pastor berkebangsaan Belanda yang bertugas di Bandung meninggal karena kecelakaan pesawat, dan dibuat patungnya. Anehnya, patung ini dikabarkan sering menghilang pada hari Minggu atau malam paskah. Dan ketika patung ini menghilang, lonceng katedral berbunyi secara misterius. Patung ini juga dikabarkan, jika tangannya bisa bergerak-gerak sendiri, kepalanya menoleh ke arah yang berbeda, bahkan bukunya bisa berpindah tempat.

Dan benar saja, ketika saya mengambil gambarnya beberapa kali dari satu lokasi yang sama, nampak perubahan pada posisi tangan si pastor. Hiii!

SMA Aloysius

Tempat berikutnya, sekilas tak nampak seperti tempat yang seram. Hanya sebuah lapangan basket yang disorot lampu dari kejauhan. Lapangan basket SMA Aloysius Trunojoyo. Mas Roni berkisah bahwa ada ruang bawah tanah tersembunyi di bawah lapangan, yang sekarang sudah terkunci rapat.

Ruang tersebut dahulunya adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat penyiksaan tawanan perang. Ketika tentara Belanda menyiksa bangsa kita, tentara Jepang menyiksa tentara Belanda dan bangsa kita, juga tempat tentara PETA menawan tahanan perangnya.

Di atas lapangan basket, pernah dilaporkan penampakan sekelompok tentara sedang berlatih militer, sementara dari bawahnya terdengar jeritan menyayat para tahanan perang.

P1080272

SMA Aloysius

Selain itu, penampakan juga dikabarkan pernah terlihat pada kapel kecil yang terdapat dalam bangunan sekolah ini.

Rumah Ambulans

Tak jauh dari SMA Aloysius, yang juga merupakan daerah penuh distro, terdapat sebuah rumah tua yang masih berpenghuni. Di samping rumah, terdapat sebuah distro yang masih berjualan pada siang harinya. Yang menarik, di halaman rumah ini terletak sebuah mobil tua, yang nampak menyerupai ambulans zaman dahulu.

“Nah itu dia ambulansnya.” Jelas Mas Roni. “Ambulans ini dahulu digunakan untuk mengangkut korban kecelakaan, namun dalam perjalanan pulang ke rumah sakit, ambulans ini mengalami kecelakaan lagi di depan rumah ini yang mengakibatkan si supir meninggal dunia.” Dijelaskan juga, ambulans ini pernah beberapa kali dipindahkan, namun selalu kembali lagi ke tempat ini.bahkan beberapa orang pernah mendapati si ambulans berjalan-jalan sendiri.

P1080274

Rumah Ambulans Baurekso

Sekitar tahun 2004-an, ambulans ini sering terdengar meraung sendiri. Namun ada yang bilang, raungannya itu adalah sebagai alibi untuk menutupi apa yang terdapat di dalam rumah ini. Ya, menurut Mas Roni, dahulu rumah ini dipakai sebagai rumah bordil, dan keberadaan ambulans ini adalah sebagai pengalihnya. Pada tahun 2010, ambulans ini dirawat dan dibersihkan, dan ketika dibersihkan, ada yang mengatakan ditemukan ceceran darah di dalamnya!

Saking ramainya kabar tentang tempat ini, banyak yang menyewa rumah ini sebagai tempat usaha seperti distro. Namun setiap yang membuka usaha di sini selalu mati dan tak berkembang.

***

“Omong-omong, tadi ada yang dengar suara anjing di Rumah Kentang gak sih?” Tanya saya di penghujung tur. Mumun dan Ipi menggeleng, sementara Mas Roni dan Mas Tendi saling berpandangan sebelum mengatakan tidak mendengar apa-apa.

Kemudian bulu kuduk saya semakin merinding. Atas dan bawah. Tak ada yang tahu suara apakah itu.

Wallahualam bishawab.

P1080284

Mas Roni dan Mas Tendi, Cheap and Go! Tour.

Sebelum berpisah, Mas Tendi memanggil saya, dan mengatakan suatu hal yang membuat saya merinding sepanjang perjalanan pulang ke hotel dan tak berani menatap ke cermin.

Tabik.