Saya masih ingat saat pertama kali saya ke Jakarta belasan tahun silam, untuk mengantarkan Papa ke bandara dalam rangka kunjungan dinas. Ketika itu, saya yang masih polos tanpa dosa, merengek ke Beliau supaya diantarkan mengunjungi Sea World, yang merupakan akuarium terbesar di Indonesia. Tumbuh dan dibesarkan oleh orang tua yang memiliki pekerjaan di bidang kelautan dan perikanan membuat saya mengagumi keindahan laut dan penghuninya, apalagi sebelumnya Papa bercerita bahwa Beliau telah mengunjungi Sea World dan sangat terkesan akan pesonanya.

“Ayo Pa, kita masuk.” Seru saya di pintu masuk Sea World, malam itu.

“Kamu aja ya yang masuk, sama Mama.” Jawabnya. “Papa kan sudah pernah, nanti Papa tunggu di luar saja sama Om kamu.”

Mama menggandeng jemari kecil saya, dan mengajak saya masuk ke dalam Sea World. Saat itu saya belum tahu bahwa alasan Papa tidak mau turut serta adalah karena harga tiket masuknya yang dianggap mahal untuk berempat, yaitu sebesar Rp. 20.000,- per orangnya. Sementara Beliau menunggu, saya menikmati keindahan bawah laut di Sea World bersama Mama, dan terperangah karena kecantikannya. Berbagai macam ikan lalu lalang di atas kami, ketika kami berdiri di atas belt otomatis yang mengantarkan kami dari ujung ke ujung terowongan bawah laut Sea World. Saya cuma bisa bengong sambil bilang wow! (Sorry no koprol scene is included here).

Malam penuh kenangan itu kami lalui dengan menuruti permintaan saya berikutnya, yaitu naik bus tingkat di Jakarta pada lantai atas dan bangku terdepan, yang membuat saya sukses masuk angin di hari berikutnya.

Saat itu saya berpikir bahwa Sea World adalah akuarium terindah di dunia, hingga …

IMGP0775

…akhirnya saya menemukan ini.

***

Mamacation episode Singapura hari kedua. Kami bangun cukup siang setelah menikmati –suara, bukan tubuh– Regina Spektor pada malam sebelumnya. Dan akibatnya, antrian panjang nampak di lantai 3 Vivo City, tepat di gerbang Sentosa Express –kereta yang menghubungkan Singapura dengan Pulau Sentosa– yang membuat orang-orang antri mengular hingga ke lantai 2. Tujuan kami kali itu adalah mengunjungi S.E.A. Aquarium (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Marine Life Park) yang baru saja dibuka di penghujung tahun 2012, sama seperti ribuan orang yang penasaran akan akuarium –yang katanya– terbesar di dunia.

IMGP0739

Jalan menuju S.E.A. Aquarium. (Abaikan pria berbaju ungu).

S.E.A. Aquarium –yang merupakan singkatan dari Southeast Asia Aquarium–, adalah rumah untuk ribuan ikan dan beragam kehidupan laut lainnya. Tercatat ada lebih dari 100.000 hewan laut yang berasal dari 800-an spesies hidup di akuarium yang secara total dapat menampung sekitar 42,8 juta liter air ini. Dan karena ukurannya tersebut, akuarium ini dinobatkan sebagai yang terbesar di dunia, menurut Guinness World Records.

Lalu pengalaman apa saja yang ditawarkan S.E.A Aquarium? Mari kita simak perjalanan cepiritual Mama berikut ini:

A. The Maritime Experiential Museum

Harga yang tertera pada tiket masuk S.E.A. Aquarium adalah sudah termasuk tiket masuk The Maritime Experiential Museum yang terletak satu lantai di atasnya. Di sini Mama menyaksikan replika super besar dengan skala 1:1 dari kapal Laksamana Zheng He –atau dikenal dengan nama Cheng Ho di Indonesia–, termasuk menyimak kisah perjalanannya melewati jalur sutera. Di sini juga dipajang beberapa barang-barang komoditas daerah-daerah yang dilewati jalur sutera tersebut.

IMGP0746

Kendi dari Cina, komoditas perdagangan jalur sutera.

Masuk beberapa langkah lagi, Mama tercengang melihat isi replika dari kapal Zheng He tersebut, karena di dalamnya ternyata memuat replika binatang-binatang dari berbagai wilayah pengembaraannya. Dari bisikan yang saya dapat, Zheng He adalah orang pertama yang membawa jerapah masuk ke China, dengan kapalnya tersebut. Wow! Saking besarnya kapal –dan mengingatkan saya pada Noah’s Ark–, saya sempat berpikir apakah Zheng He adalah salah satu sahabat Noah.

Satu yang seharusnya tak boleh dilewatkan di sini –namun kami melewatkannya– adalah Typhoon Theatre, di mana pengunjung bisa merasakan langsung pengalaman berada di dalam kapal yang akan karam karena angin topan di lautan.

B. Shipwreck Habitat

Turun satu lantai ke bawah, terdapat pintu masuk sesungguhnya dari S.E.A. Aquarium yang dijaga oleh cici-cici unyu Singaporean. Setelah tiketnya di-scan, Mama pun masuk ke dalam lokasi pertunjukan utama hari itu. Tentunya bersama saya, sang fotografer yang setia mengikutinya.

[Tip: Foto dengan flash tidak dibutuhkan disarankan di sini, karena pencahayaan di dalam sudah memungkinkan untuk mengambil gambar terbaik. Ingat, itu adalah ikan, bukan Lady Gaga.]

Pada tikungan pertama setelah pintu masuk, terdapat panel yang menampilkan kapal karam setelah diterjang badai di lautan. Namun, hal tersebut justru menjadi menarik, karena kapal tersebut kini menjadi tempat tinggal ikan-ikan laut yang lucu dan menggemaskan. Seperti mama saya.

C. Discovery Touch Pool

DSCN0770

Lihat boleh, pegang juga boleh.

Tepat di sudut kanan berikutnya, terdapat sebuah kolam dangkal dengan air yang jernih yang di dalamnya berisi berbagai macam bintang laut beraneka warna dan rasa. Kerennya, di sini pengunjung bisa bersentuhan langsung dengan bintang laut tersebut, walau sentuhan hanya berjalan satu arah. Tak terkecuali Mama, yang ikut membelai-belai mesra si bintang laut yang ramah dan bersahaja tersebut.

D. Ocean Journey

IMGP0780

See those purple fishes? 

Pengalaman berikutnya adalah bertualang bersama penghuni-penghuni laut yang tak kalah imutnya, seperti melihat langsung lumba-lumba hidung botol di lagunanya, sekelompok ikan –yang sering disebut school of fish, walaupun gak pernah sekolah– yang berenang kesana kemari, hingga melihat betapa menakjubkannya ubur-ubur –disebut sea jellies, bukan jelly fish karena ubur-ubur bukanlah termasuk jenis ikan– dalam temaramnya lampu warna-warni. Mama menyukai mereka, dan saya juga menyukai mereka (Mama & ubur-ubur, -red).

IMGP0793

Me & My Mom love sea jellies!

E. Open Ocean

Mama mempercepat langkahnya ketika melihat cahaya yang terang di ujung jalan. Alhamdulillah. Dan di sanalah, kami melihat pemandangan yang sangat spektakuler. Panel kaca sepanjang 36 meter dan setinggi 8 meter menghadang kami di hook, di mana di dalamnya terdapat ribuan mahkluk laut yang selama ini hanya saya ketahui namanya dari cerita orang saja. Sebut saja kerapu goliath, hiu leopard, hingga pari manta yang melayang-layang di hadapan kami. Belum lagi ikan-ikan berukuran kecil lainnya yang bergerombol melintas di hadapan kami.

IMGP0797

The Largest Viewing Panel in The World.

Inilah pusat dari akuarium terbesar di dunia, dan dengan ukuran seluas itu –dan ketebalan 70 cm– telah membuat viewing panel ini dianugerahi Guinness World Records sebagai The Largest Viewing Panel in The World. Namun kabarnya, China juga telah menyiapkan tandingannya yang akan segera meluncur, yaitu viewing panel dengan ukuran yang lebih besar. Penasaran, apa yang tak bisa dibuat oleh China? Jawabannya ada di sini.

F. Ocean Dome

Di ujung kanan Open Ocean, terdapat ruangan berbentuk lingkaran, di mana Mama bisa melihat panorama habitat Open Ocean sebanyak 180° mata memandang. Ruangan ini juga diklaim sebagai The World’s Largest Underwater Acrylic Dome dengan diameter yang mencapai 9 meter.

Tak jauh dari sana, saya melihat panel menyeramkan yang menggambarkan sepasang Deep Sea Anglerfish. Hal ini mengingatkan saya ketika Mama marah karena saya bolos ekstrakurikuler marching band waktu SD –dan malah main ding dong— atau ketika pasangan saya sedang PMS, seram!

DSCN0807

How men see PMS women

G. Moray Eel

Menyelam lebih dalam lagi ke dalam S.E.A. Aquarium, maka kita bisa mendapatkan ruangan yang berisi belut-belut laut beraneka jenis dan warna. Bagi sebagian pengunjung, melihat belut bisa menimbulkan reaksi yang beragam, seperti geli, jijik, atau justru lapar –jika kamu adalah penggemar unagi sushi–. Di sini belut ditampilkan dalam akuarium lengkap dengan gua-gua tempat tinggal mereka.

DSCN0836

Eeeewww!

Selain gua untuk para belut, di sini pengunjung juga dapat menyusup ke lorong-lorong buatan yang mengarah ke akuarium para belut. Nantinya pengunjung bisa melihat belut dengan jarak yang lebih dekat. Walaupun di brosur tertulis “This built-in clear dome lets your kids crawl and pop their heads up for an up-close view.” tapi Mama saya tetap mencobanya. FYI: Brosurnya gak saya tunjukin ke Mama.

H. Shark Seas

Sudah mau keluar dari S.E.A. Aquarium? eits! Tak semudah itu, karena lorong-lorong penuh hiu telah menantimu tepat sebelum pintu keluar. Di sini Mama melihat lebih dari 200 ikan hiu dari 12 spesies termasuk hiu perawat, hiu terumbu ber-tip hitam, hiu bambu, hingga hiu terumbu abu-abu yang hidup secara rukun dan penuh rasa kekeluargaan.

I. Gift Shop

DSCN0842

Mama, what are you doing, Mama?

Untuk membawa pulang kenangan setelah mengunjungi The Maritime Experiential Museum dan S.E.A. Aquarium, telah disediakan juga tempat untuk berbelanja suvenir khas, mulai dari boneka, mainan, hingga pakaian bertuliskan S.E.A Aquarium. Dan karena saat itu tanggal tua, kami memutuskan untuk membeli/hanya berfoto* bersama suvenir yang dijual di situ.

*) Coret yang tidak perlu

***

Dalam perjalanan pulang dengan Sentosa Express saya mengingat kepingan kenangan-kenangan lama. Sea World yang tergantikan oleh S.E.A Aquarium, bus tingkat Jakarta yang tergantikan oleh Sentosa Express, dan tiadanya Papa yang tak tergantikan. Semuanya adalah kenangan yang membekas di hati.

Laut, sama seperti kenangan manis. Hendaknya dilestarikan dan jangan dijejali dengan hal-hal yang kotor. Selamat berlibur, dan sampai berjumpa di Mamacation berikutnya!

IMGP0740

Save our oceans!

GENERAL ENQUIRIES

Resorts World Sentosa

8 Sentosa Gateway, Singapore 098269

Tel: (65) 6577 8888

Email: enquiries@rwsentosa.com

www.rwsentosa.com