[RATING: NC 17 – NO ONE 17 AND UNDER ADMITTED]

Sebuah pesan singkat masuk melalui kolom Direct Messages Twitter ketika saya berada di Jepang, pesan singkat dari seorang oknum berinisial R yang isinya cukup menggugah jiwa laki-laki saya. Adapun bunyi pesan tersebut adalah: “Lagi di Jepang lu? Gue nitip bokep* dong.”

HANJIS.

***

Pornografi, bukanlah hal yang dianggap sangat tabu di Jepang. Di sana, sangat mudah mendapatkan barang-barang berbau pornografi seperti majalah, komik, hingga DVD. Cukup datang saja ke convenience store seperti Seven Eleven atau Lawson, dan kamu bisa mendapatkan hal-hal tersebut dengan mudah tanpa perlu menunjukkan KTP maupun kartu mahasiswa.

IMG-20121017-01571

Bisa didapatkan di Seven Eleven kesayangan kamu.

Siapa yang tak kenal dengan nama Miyabi, Sora Aoi, ataupun Leah Dizon? Saya. Nama-nama tersebut adalah nama yang cukup dikenal kalangan luas, sebagai pemain film porno Jepang atau yang biasa disebut dengan JAV, Japan Adult Video. Ada juga komik-komik Jepang seperti Peach, City Hunter, juga Golden Boy yang menampilkan beberapa adegan dewasa pada gambar-gambarnya. Belum lagi meluasnya video games dan anime Jepang yang berbau pornografi di Indonesia. Itu adalah sedikit contoh bagaimana industri pornografi Jepang telah menggurita ke berbagai wilayah. Dan lalu mengapa saya mengerti tentang nama-nama dan komik-komik itu? Hanya Tuhan dan hati nurani saya yang tahu.

***

“Ya udah, kalau lu mau beli bokep, sekalian aja.” timpal Osa santai “Kebetulan teman gue, si oknum S, nitip Tenga. Mumpung ke Jepang, katanya. Siapa tahu lebih murah.”

“Hah, Tenga? Apaan tuh?” Tanya saya, penuh rasa ingin tahu, dan ingin jodoh.

“Tenga itu … sigh …” Osa menghembuskan napas panjang, bukan untuk terakhir kalinya “…alat untuk masturbasi.”

WHAT? TERNYATA MASTURBASI PUN ADA ALATNYA, BUKAN SEKADAR TANGAN KOSONG BELAKA.

Saya pun mengangkat bahu, pasrah. “Err.. okay.”

DSCN8766

Adult Amusement Park – Akihabara

Langkah kaki laki-laki kami, menuntun ke salah satu toko gemerlap di sudut Akihabara. Sebuah toko yang bertuliskan Love Merci: Adult Amusement Park. Dengan pertimbangan kami adalah laki-laki dewasa yang penuh dengan cinta dan sedang butuh hiburan, kami pun memasuki taman tersebut dengan perasaan riang pria dewasa, bercampur deg-degan a la ABG yang baru pertama kali nonton bokep.

Secara umum, terdapat lima lantai pada bangunan ini, di mana tiap lantainya menyediakan barang-barang berbau pornografi — atau lebih tepatnya disebut alat pemuas kebutuhan seks — yang berbeda-beda.


LANTAI 1

Kami mencoba menjadi mainstream dengan memasuki toko tersebut melalui lantai 1. Di sini, kami menemukan busana-busana yang biasa dipakai untuk cosplay. Namun menariknya, tidak seperti cosplay pada umumnya, busana yang dijual di sini sangatlah seksi dan menggoda iman lelaki. Alih-alih menemukan kostum Doraemon, Nobita, dan Suneo, kami malah menemukan kostum wanita perawat dengan rok mininya, pawang binatang lengkap dengan cambuk dan stocking jala-jalanya, polisi dengan baju yang terbuka hingga tiga kancing atas beserta celana ketat dan borgolnya, hingga kostum Shizuka tanpa kostumnya.

GLEK. 

Boys, bayangkan jika pasangan kamu yang mengenakan kostum tersebut di depanmu, sambil menggigit-gigit kecil bibir dan memilin-milin ujung rambutnya, memasang pose ternakalnya, kemudian mendorong kamu hingga punggungmu menghempas sofa, menempelkan tubuhnya ke tubuh kamu, lalu …

… kami naik ke lantai berikutnya.


LANTAI 2

Lantai ini adalah lantainya wanita, di mana dijual alat pemuas kebutuhan seks untuk wanita. Mulai dari vibrator (mesin penggetar yang memberikan sensasi getaran pada vagina dan klitoris wanita), dildo (penis buatan yang memiliki beberapa ukuran dan bahan sesuai kebutuhan, yang digunakan untuk merangsang vagina, juga anus wanita), hingga the silver bullet (alat pemuas kebutuhan seks wanita yang berbentuk seperti telur, dan terbuat dari bahan metal. Penggunaannya adalah dengan cara dimasukkan ke dalam vagina, ditempelkan pada klitoris, sementara tekanannya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan remote yang tersedia).

Salah satu tips membeli vibrator adalah, belilah yang tidak berisik dan bebas emisi supaya ramah lingkungan dan tidak mengganggu tetangga sebelah.

(Penjelasan petunjuk pemakaian bersumber dari Wikipedia dan Google, bukan atas pengalaman pribadi. -red)


LANTAI 3

“MEN ONLY. WOMEN ARE PROHIBITED TO ENTER THIS FLOOR.”

Demikianlah bunyi pengumuman yang tertempel pada lantai tiga, karena di lantai ini, dijual alat pemuas kebutuhan seks untuk pria sementara wanita dilarang untuk melihatnya. Dan salah satunya adalah barang yang kami Osa cari, Tenga. Setelah mendapat penjelasan dari si penjaga toko, saya akhirnya mengetahui wujud dari Tenga tersebut.

Tenga, pada dasarnya adalah salah satu brand alat-alat masturbasi di Jepang. Namun, Tenga yang dimaksudkan oknum S adalah alat masturbasi yang berbentuk kubus atau silinder, berbahan karet sintesis yang kenyal. Penggunaannya adalah, penis dimasukkan pada alat tersebut, sehingga pengguna bisa memulai proses masturbasinya. Apabila dirasa sudah seret, maka pengguna bisa menambah lubricant ke dalam Tenga tersebut.

(Penjelasan petunjuk pemakaian Tenga bersumber dari Instructions of Use pada kemasan belakang Tenga, bukan praktik yang dilakukan si penjaga toko terhadap saya. -red)

“Gimana bro, jadi beli?” Tanya saya ke Osa.

“Gak tahu nih, kayaknya gue takut bawa barangnya ke dalam pesawat. Ntar dikira aneh-aneh lagi.”

“Emang teman lu gimana? Udah ngabarin lagi?”

“Belum, terakhir dia bilang sih kalau harganya murah beli aja.”

“Terus harganya gimana?”

“Hampir sama kayak di Kaskus sih.”

“YEEEE!”


LANTAI 4

“Emang teman lu, nitip bokep apaan?” Tanya Osa penasaran, ketika kami naik menuju lantai berikutnya.

“Katanya sih majalah, yang dapat bonus DVD bokep gitu deh.” Jawab saya.

“Oohhh.”

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Lantai ini merupakan surganya barang-barang koleksi yang berbau pornografi. It’s funny how we found heaven in hell. Mulai dari buku porno, majalah porno, DVD porno, hingga yang paling mengejutkan bagi saya adalah: kotak bergambar foto seorang wanita di depannya, yang berisikan pakaian dalam bekas, yang diklaim adalah milik si wanita yang fotonya terpampang di kotak tersebut.

YAIKS.

Hal ini menunjukkan bahwa profesi maling jemuran masih eksis di Jepang.

DSCN8763

DVD porno dalam vending machine

“Jadi beli lu?”

“Ntar dulu deh, gue mikir-mikir dulu.”

“Mikir apa lagi?”

“Mikir enaknya gue beliin temen gue, apa gue beli buat gue aja.”

“…”

“Yuk, ke lantai lima dulu.”

LANTAI 5

Sebuah pemandangan mengejutkan menyambut kami di lantai 5, karena di sana beberapa wanita duduk menyambut kami tanpa busana. Sesaat kami tertegun, sebelum menyadari bahwa mereka adalah boneka yang berukuran sangat besar, seperti layaknya seorang wanita. Inilah yang sering disebut dengan sex doll, atau boneka yang biasa digunakan lelaki untuk berfantasi sekaligus bercinta.

Ciyan.

DSCN8764

Minat? PM aja gan. PM yang punya toko di Jepang.

Karena harganya yang mencapai jutaan rupiah, maka hanya segelintir orang yang berminat membelinya. Dan salah satu berita terheboh yang pernah saya dengar adalah, ketika seorang pria Jepang menikahi boneka miliknya. Sinting.

Yang membuatnya menarik adalah, boneka tersebut bisa di-customize sesuai keinginan pembeli. Misalkan kamu ingin membeli boneka dengan wajah Katy Perry, badan Megan Fox, payudara Pamela Anderson, pantat J-Lo, dan kumis Iis Dahlia, bisa diatur, tinggal order saja ke sini. Selain itu, jika kamu tak mampu membeli satu boneka secara utuh, kamu juga bisa membeli bagian tertentu dari tubuh seorang wanita, misalnya payudara — yang bisa disesuaikan ukuran dan warna kulit serta warna putingnya –, pantat — yang bisa dibuatkan diameternya sesuai selera –, hingga vagina — yang bisa diatur tingkat kerapatannya –. Semua benda tersebut, tentunya telah dibuat dengan bahan sedemikian rupa hingga feel-nya mirip dengan aslinya.

Minat?

***

“Jadi beli gak sih?” Tanya Osa lagi.

“Iya, jadi kok, jadi.” Jawab saya. “Yuk, ke lantai empat lagi.”

Di lantai empat, saya memilih beberapa majalah yang berhadiah DVD porno. Semuanya titipan teman, Insha Allah. Cara memilihnya cukup mudah, hanya dengan berdasarkan beberapa kriteria: (1) Pilih harga yang paling murah (2) Pilih majalah yang paling tebal (3) Pilih model di cover majalah yang paling cantik (4) Kombinasikan.

Setelah puas memilih, saya pun membawa majalah-majalah tersebut ke kasir. Dan sebelum menyelesaikan pembayaran, saya bertanya lirih ke arah si kasir dalam Bahasa Inggris, yang kurang lebih seperti ini artinya:

“Aman gak, Bro? Gue mau bawa ke Indonesia nih.”

“Aman, soooob! Tenang aja.”

“Alhamdulillah.” Seru saya lega.

***

Meanwhile…

“Co, gak beli apa-apa nih?” Tanya saya ke Rico, yang dari tadi belum muncul di cerita ini.

Dan dia pun hanya menjawab singkat “Astaghfirullah, Mas. Tobat tobat.”

***

*)bokep, biasa ditujukan Anak Gaul Jakarta untuk film/gambar porno. Bukan suaminya nyokep.