Berdasarkan judul di atas, ada dua hal penting yang bisa digarisbawahi yaitu (1) Cibodas, dan (2) Pasukan Semut. Abaikan kata (1) Mengoperasi, karena saya bukanlah seorang dokter atau polisi, juga kata (2) Bersama, karena sampai saat ini saya belum bersama dia. Sedih.

(1) Cibodas

Salah satu sudut Kebun Raya Cibodas

Karena luasnya cakupan wilayah Cibodas, maka cerita di sini hanya dibatasi ke Kebun Raya Cibodas saja. Sebelum ditimpuk telur, saya mengakui bahwa ulang tahun saya masih lama ini adalah kunjungan pertama saya ke Cibodas dan memang hanya mampir ke Kebun Raya Cibodas saja.

(PERINGATAN PENULIS: Karena namanya kepanjangan, maka selanjutnya Kebun Raya Cibodas akan disingkat KRC. Sekian.)

KRC terletak di kompleks hutan Gunung Gede Pangrango, dan didirikan pada tahun 1852 oleh  oleh Johannes Elias Teijsmann sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor pada lokasi di kaki Gunung Gede. KRC dimaksudkan sebagai tempat koleksi ex situ (di luar habitat) bagi tumbuh-tumbuhan tropis basah dataran tinggi. Termasuk dalam koleksinya adalah berbagai jenis pohon besar yang dilindungi seperti tusam dan tumbuhan runjung, tumbuhan paku pegunungan, hutan kaliandra, hutan alam dan terdapat pua air terjun.(source: Wikipedia)

Saat ini, KRC sering digunakan pelancong domestik untuk menghabiskan sisa hidupnya akhir pekan mereka. Menggelar tikar dan bercengkerama bersama keluarga, melakukan senam (SKJ, bukan pilates. red) rame-rame, hingga menyelenggarakan panggung dangdut dengan penyanyi-penyanyi seksinya. (Catatan: Saat saya berkunjung ke sana, belum memasuki Bulan Ramadhan) Selain pelancong domestik, kerap ditemukan juga pelancong mancanegara yang kepo dengan keindahan KRC. Waktu itu, saya bertemu dengan pelancong yang berasal dari Korea, Arab, dan Eropa. I don’t know about the country, because they all look the same (baca: BULE).

Berkumpul bersama keluarga

Tu Wa Bang Ka!

“Goyang Maaangg! Loh penontonnya mana?”

Manusia senang, belum tentu alam juga riang. Salah satu penyebab alam bersedih adalah, tumpukan sampah yang menggunung akibat ulah manusia yang membuangnya sembarangan. (Studi Kasus: Kebun Raya Cibodas)

Lalu bagaimana solusinya? Datangkan saja Pasukan Semut.

(2) Pasukan Semut

Pasukan semut yang dimaksud di sini, adalah kawan-kawan yang tergabung dalam @operasisemut bukan Semut Merah – Meggi Z, Semut Hitam – God Bless, maupun Semut-semut Kecil – Mellisa. Operasi Semut lahir atas keprihatinan warga, khususnya di kota Jakarta, akan bertambahnya jumlah sampah yang semakin mencemari lingkungan. Tercatat sekitar 6.500 ton sampah dalam setahun dihasilkan dari kota Jakarta. Jumlah ini makin bertambah dari tahun ke tahun. Adalah Umen yang melahirkan ide untuk membersihkan sampah secara massal dengan cara yang menyenangkan sekaligus berbeda. Berbekal pengalamannya di social media, Umen (@umenumen) dibantu Ifan (@ifanhere), Linda (@lindaleenk) dan Rudy (@Inirudy) sebagai Prajurit Semut merangkul massa dengan menyampaikan gerakan ini melalui Twitter dan Facebook. (source: sini).

Dan, seperti mendapat panggilan dari alam maka berangkatlah Pasukan Semut ke Kebun Raya Cibodas pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota, 15 Juli 2012.

Semut-semut penunggang burung #soundswrong

Seakan tidak mau kalah dengan Yoko yang pergi dengan menunggang rajawali, kami (pasukan semut, dan saya –pasukan semut gadungan–. -red) berangkat menuju Kebun Raya Cibodas dengan menunggangi burung-burung biru persembahan @Bluebirdgroup. Perjalanan yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam tersebut berlangsung nyaman dan menyenangkan, di kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara.

Dan sesampainya di Kebun Raya Cibodas, hal pertama yang dilakukan para Pasukan Semut Keren (tolong jangan disingkat) adalah … MAKAN. Karena tidak akan ada energi tanpa makan, dan tidak akan ada makan saat itu, kalau tidak ada Ibunya Umen yang masak. Thanks Tante, masakannya enak tapi sayang anaknya cowok.

Sambil menanti peserta selesai makan, para panitia memberikan brief (penjelasan mengenai acara hari itu, bukan celana dalam pria yang menonjol. -red) juga membagikan beberapa hadiah yang bisa didapatkan peserta dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan panitia.

Setelah makan (bagi yang lapar), solat (bagi yang menjalankan), dan beristirahat  sejenak (bagi yang pengin) maka dimulailah acara utama hari itu, yaitu membersihkan sampah-sampah yang berserakan di Kebun Raya Cibodas!

Rombongan dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 3-4 orang per tim, lalu masing-masing orang dipersenjatai dengan sarung tangan plastik untuk memungut sampah dan tiap tim dibekali dengan kantong plastik hitam yang menjadi tempat untuk mengumpulkan sampah-sampah tersebut. Dan perjalanan pun dimulai.

Rute yang kami tempuh saat itu, dimulai dari meeting point dekat pintu masuk dan diakhiri di Air Terjun Ciismun. Metode yang digunakan cukup mudah, kita berjalan menuju tujuan akhir, dan apabila melihat sampah di jalan yang dilewati maka (1) diambil, lalu (2) dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam –pelan-pelan, supaya tidak robek. Karena perjalanan yang ditempuh cukup jauh (kurang lebih 2 kilometer, kayaknya) maka kami memutuskan beristirahat (dan berfoto) di sebuah padang rumput luas yang juga dikenal dengan nama Taman … Teletubbies.

Penampakan @pitra, dengan sampah buruannya.

Beristirahat di Taman Teletubbies *berpelukan*

Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan kecil, menuju ke arah air terjun Ciismun. Dengan (dosa dan) kantong sampah yang semakin berat, tingkat kesulitan perjalanan ini pun semakin meningkat. Setelah menuruni puluhan anak tangga, melewati jalan setapak, menyeberangi parit kecil, sambil memunguti sampah yang berceceran di jalan yang dilewati; sampailah kami di air terjun yang fenomenal (di wilayah Cibodas, bukan di Ontario. -red) tersebut. Dan pemandangan pertama yang kami saksikan adalah … tubuh molek tanpa busana berikut ini:

Tubuh molek tanpa busana :”>

Air Terjun Ciismun ini mempunyai ketinggian sekitar 20 meter, dan sering digunakan pengunjung yang tergoda untuk mandi dan membasuh diri (dari dosa). Saat itu, saya tidak menemukan pelancong yang mencuci baju, piring, dan surfing di sini. Ingin tahu penampakan air terjunnya? Cekidot!

Pasukan Semut Keren Gadungan!

Saya Umen! Saya Ifan! Saya Arif! Kami para … #QuizHunter!

Setelah mensucikan hati dan pikiran di air terjun, kami mengumpulkan kantong-kantong plastik berisikan sampah-sampah Cibodas tersebut di tempat pembuangan sampah yang berada di dekat kaki air terjun tersebut. Selanjutnya sampah-sampah tersebut akan dibinasakan dengan cara dibakar. Ciyan!

Pasukan Semut berpose bersama sampah kesayangannya.

Perjalanan pulang ke Jakarta sendiri berlangsung cukup khidmat, karena banyak peserta yang kecapekan dan tidur.

Jika kamu ingin bergabung sebagai anggota Pasukan Semut dan berpartisipasi di acara-acara selanjutnya, bisa cek terus timeline @operasisemut di Twitter atau hubungi hotlinenya di 021 – @umenumen.

***

“Kebersihan adalah sebagian dari iman, namun tidak perlu jadi orang beriman untuk menjaga kebersihan.”